Risa Haelani, 2015 Studi Realitas Penguasaan Teori D an Praktek
Tajwīd Di Kalangan MahasiswaMahasiswi Prodi IPAI FPIPS UPI Angkatan 2012-2014
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
pada hal-hal yang penting dalam data tersebut. Bidang Statistik deskriptif meliputi :
a Menyajikan Data
Data bisa disajikan dalam bentuk Tabel dan Grafik b
Meringkas dan Menjelaskan Data. Data bisa diringkas dan disajikan dalam tiga hal utama untuk
menggambarkan distribusi data: Letak Data
Variasi Data Bentuk Data
Lebih jauh lagi Sugiyono 2011, hlm. 207 mengungkapkan bahwa dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan dari seluruh responden
atau sumber data lain terkumpul. Sugiyono 2011, hlm. 207 mengungkapkan bahwa statistik deskriptif
adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan
atau menggambarkan
data yang
telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum atau
generalisasi. Dalam
penelitian ini,
peneliti akan
menganalisis data yang telah dikumpulkan se lāma proses penelitian untuk
kemudian ditafsirkan dan dideskripsikan. Untuk menemukan jawaban serta simpulan dari penelitian yang telah
dilakukan ini melalui angket dan tes,Prasetyo Jannah, 2010, hal. 170 mengungkapkan bahwa terdapat proses dengan beberapa tahap yang
sebaiknya dilakukan, namun tahapan ini tidak baku dan tergantung pada kepentingan
peneliti. Tahapan-tahapan
ini memudahkan peneliti dalam melakukan analisis terhadap data yang telah dikumpulkan dari angket
penguasaan teori dan praktek tajwīd beserta latar belakang responden. Analisis
terhadap data yang terkumpul dilakukan beberapa tahapan. Tahapan tersebut digambarkan sebagai berikut:
Data Koding
Ada Kesalahan Tidak Ada Kesalahan
Risa Haelani, 2015 Studi Realitas Penguasaan Teori D an Praktek
Tajwīd Di Kalangan MahasiswaMahasiswi Prodi IPAI FPIPS UPI Angkatan 2012-2014
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Bagan 3.2 Tahapan Dalam Analisis Data Kuantitatif Prasetyo Jannah, 2010, hal 171
1. Pengkodean data Data Coding.Prasetyo Jannah, 2010, hal. 171 menyatakan bahwa data coding merupakan suatu proses penyusunan
secara sistematis data mentah yang ada di dalam angket ke dalam bentuk yang mudah dibaca selain itu memudahkan peneliti pula dalam
pengolah data seperti komputer. Selain itu, Silalahi 2009, hal 322- 333
mengungkapkan bahwa
pengkodean data
data codingmerupakan kegiatan memberi kode berupa angka terhadap
data, sebagaimana tampak dalam kategori respons menurut macamnya. Memberi kpde berarti mengubah respons ke dalam kode numerik.
Pemberian kode untuk kategori dimaksdukan untuk memudahkan analisis data dengan menggunakan statistik dan komputer. Karena
dalam penelitian ini, terdapat beberapa rumusan masalah yang di analisi oleh komputer. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
kode angka dalam jawaban latar belakang responden beserta angket. 2. Pembersihan Data Data Cleaning, yaitu yaitu memastikan bahwa
seluruh data yang telah dimasukkan ke dalam mesin pengolah data DATA
CLEANING DATA
OUTPUT NUMERIK
DATA ANALYZING
UNIVARIAT BIVARIAT
MULTIVARIAT
Risa Haelani, 2015 Studi Realitas Penguasaan Teori D an Praktek
Tajwīd Di Kalangan MahasiswaMahasiswi Prodi IPAI FPIPS UPI Angkatan 2012-2014
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
sudah sesuai dengan yang sebenarnya. Prasetyo Jannah, 2010, hal. 173. Pada tahapan ini peneliti melakukan meriksa kembali data yang
telah dipindah ke dalam komputer apakah sesuai atau tidak. Karena dalam penelitian ini ada beberapa item yang diharuskan untuk
dianalisis di komputer. 3. Penyajian Data Data Output, yaitu hasil pengolahan data. Bentuk
hasil pengolahan data dapat berupa numerik dalam bentuk angka yang disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan tabel silang, bentuk
lain adalah grafik atau dalam bentuk gambar Prasetyo Jannah, 2010, hal. 177-178. Dalam penelitian ini, peneliti menyajikan data
Dalam bentuk tabel frekuensi. 4. Penganalisisan Data Data Analyzing proses lanjutan dari proses
pengolahan data untuk melihat bagaimana menginterpretasikan data, kemudian menganalisis data dari hasil yang sudah ada pada tahap hasil
pengolahan data. Prasetyo Jannah, 2010, hal. 184. Dalam penelitian ini digunakan analisis univerat, yakni analisis terhadap satu
variabel Prasetyo Jannah, 2010, hal. 184. Analisi Dalam penelitian ini dengan memberikan interpretasi hasil sebaran angket kepada 148
responden penelitian sebagai berikut: Kategori persentase menurut Arikunto 1998:246, yang digunakan
untuk menginterpretasi hasil sebaran angket berdasarkan skor yang diperoleh responden.
Tabel 3.2 Kategori Persentase menurut Arikunto Baik
76-100 Cukup
56-75 Kurang baik
40-55 Tidak baik
Kurang dari 40 Selain itu, untuk membaca persentase pelaksanaan aspek-aspek
penelitian peneliti menggunakan acuan umum yang dijelaskan oleh Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jendral Peningkatan Mutu
Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional 2008, hlm 36 yaitu :
Risa Haelani, 2015 Studi Realitas Penguasaan Teori D an Praktek
Tajwīd Di Kalangan MahasiswaMahasiswi Prodi IPAI FPIPS UPI Angkatan 2012-2014
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.3 interpretasi Persentase No. Persentase
InterpretasiPenafsiran 1.
Tidak ada sama sekali 2.
1 – 9
Sedikit sekali 3.
10 – 39
Sebagian kecil 4.
40 – 49
Hampir setengahnya 5.
50 Setengahnya
6. 51
– 59 Lebih dari setengahnya
7. 60
– 89 Sebagian besar
8. 90
– 99 Hampir seluruhnya
9. 100
Seluruhnya
a. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk menguji hipotesis atau jawaban sementara dari suatu penelitian Riduwan, 2012, hal. 229.
Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan SPSS V.21 dengan langkah : Analyze Regression Linear.
Diketahui : Ho : Tidak adanya pengaruh yang signifikan antara latar belakang
pendidikan terhadap penguasaan teori maupun praktek tajwīd.
Ha : Adanya pengaruh yang signifikan antara latar belakang pendidikan terhadap penguasaan teori maupun praktek
tajwīd. Dan kriteria keputusan sebagai berikut : apabila nilai Sig, 0,05 maka
Ho diterima. Kemudian, untuk mengetahui signifikansi hasil penilaian berdasarkan
latar belakang responden dan perbandingan tiap angkatan, digunakan hitungan dengan menggunakan SPSS Versi 21 dengan menggunakan one
way anova, yaitu analisis satu variabel independent digunakan untuk meguji pengaruh satu variabel independent terhadap satu variabel
dependent dan perbandingan. Selain itu, peneliti menggunakan analisis data dengan menggunakan regresi linear sederhana. Sunyoto 2010, hal.
29 mengungkapkan bahwa analisi regresi adalah suatu analisis yang mengukur pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam
analsis regresi maka selain mencari ada atau tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat juga mencari hubungan antara kedua
Risa Haelani, 2015 Studi Realitas Penguasaan Teori D an Praktek
Tajwīd Di Kalangan MahasiswaMahasiswi Prodi IPAI FPIPS UPI Angkatan 2012-2014
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
variabel tersebut. Analisis regresi dan hubungan antar variabel tersebut dilakukan dengan menggunakan SPSS Versi 21 dengan langkah sebagai
berikut Sunyoto, 2010, hal. 284 .
b. Uji koefisien Kolerasi dan Regresi Linier sederhana
Uji koefisien Kolerasi dan Regresi Linier sederhana yang mana uji ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar tingkat hubungan yang terjadi
antara pengaruh latar belakang pendidikan terhadap peenguasaan teori dan praktek
tajwīd. Tingkat signifikansi diketahui dengan melihat angka Sig 0,05 maka Ho diterima artinya tidak ada hubungan antara latar belakang
mahasiswa dengan penguasaan teori dan praktek tajwīd dan apabila 0,05
maka Ho ditolak artinya terdapat hubungan yang signifikansi antara latar belakang mahasiswa dengan penguasaan teori dan praktej
tajwīd. Sedangkan
analsis regresi
linier sederhana
dilakukan dengan
menggunakan SPSS V.21 dengan langkah Analyze Regression Linier, masukan masing- masing variabel lalu tekan OK.
Adapun kriteria kolerasi sebagai berikut : Tabel 3.4 Interpretasi Koefisien Kolerasi Nilai R
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,80 - 1,00 Sangat Kuat
0,60 - 0,799 Kuat
0,40 – 0,599
Cukup Kuat 0,20
– 0,399 Rendah
0,00 – 0,199
Sangat Rendah Arikunto, 2012, hal. 89
c. Koefisien Determinasi
Untuk menyatakan besar atau kecilnya sumbangan Variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisiensi determinasi sebagai
berikut Riduwan, 2012, hal. 139:
Keterangan : KP : nilai koefisien determinan
Risa Haelani, 2015 Studi Realitas Penguasaan Teori D an Praktek
Tajwīd Di Kalangan MahasiswaMahasiswi Prodi IPAI FPIPS UPI Angkatan 2012-2014
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
r : nilai koefisiensi kolerasi Kemudian tahapan terakhir adalah pendeskripsian. Maksud dari
pendeskripsian ini adalah penjabaran dari gambar hasil sebaran angket dan juga tes yang telah peneliti lakukan. Penjabaran tersebut dilakukan sesuai
dengan apa yang didapatkan dan juga sesuai pada kemampuan penelitian untuk menjabarakan hasil penelitiannya tersebut. Adapun untuk lebih
lengkap dan jelas. Mengenai penjabaran dari hasil penelitian ini akan dibahas pada bab selanjutnya.
Risa Haelani, 2015 Studi Realitas Penguasaan Teori D an Praktek
Tajwīd Di Kalangan MahasiswaMahasiswi Prodi IPAI FPIPS UPI Angkatan 2012-2014
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disampaikan pada bab IV, berikut ini akan dikemukakan beberapa kesimpulan yang dapat
diambil mengenai studi realitas penguasaan teori dan praktek tajwīd
dikalangan mahasiswamahasiswi prodi IPAI angkatan 2012-2014. Secara umum realitas penguasaan teori dan
tajwīd dikalangan mahasiswa IPAI FPIPS UPI Angkatan 2012-2014 ini belum sepenuhnya menguasai. Hal ini ditandai
dengan adanya beberapa variabel yang dibawah kategori pada umumnya.Akan tetapi di dalam praktek
tajwīd bisa disimpukan responden berada dalam kategori baik.
Pada ranah penguasaan teori tajwīd, rata-rata sebagian besar responden
angkatan 2012 teori tajwīd tersebut dikuasai, dengan jumlah prosentase 79.
Untuk sifat huruf memperoleh hasil sebesar 36 dengan kategori sebagian kecil menguasai hukum tersebut, untuk hukum
nūn mati dan tanwīn, sebesar 82 sebagian besar hukum tersebut dikuasai, untuk hukum
ighām ṣagīr 69 dengan kategori sebagian besar menguasai tersebut dikuasai, untuk hukum
gunnaħ sebesar 88 dengan kategori sebagian besar hukum tersebut dikuasai, untuk hukum mad
ṭobi’i seebsar 93 dengan kategori hampir seluruhnya hukum tersebut dikuasai, untuk mad f
ar’i sebesar 67 sebagian besar hukum tersebut dikuasai, untuk hukum
mīm mati sebesar 81 dengan kategori sebagian besar kategori tersebut dikuasai, untuk hukum
Qalqalaħ sebesar 89 dengan kategori sebagian besar hukum tersebut dikuasai, untuk hukum alif
l ām sebanyak 92 dengan kategori hampir seluruhnya hukum tersebut
dikuasai, untuk hukum Tafkhīm dan tarqīq sebanyak 83 dengan kategori
sebagian besar hukum tersebut dikuasai, untuk hukum bacaan musykīlat
dengan persentase sebesar 71 dengan kategori sebagian besar hukum tersebut dikuasai, dan yang terakhir untuk hukum tanda waqaf sebesar 35
dengan kategori sebagian kecil hukum tersebut dikuasai. Selanjutnya, pada rahan pemahaman atau penguasaan teori taj
wīd, rata- rata sebagian besar responden angkatan 2013 menguasai teori
tajwīd tersebut,
Risa Haelani, 2015 Studi Realitas Penguasaan Teori D an Praktek
Tajwīd Di Kalangan MahasiswaMahasiswi Prodi IPAI FPIPS UPI Angkatan 2012-2014
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
dengan jumlah prosentase 74. Untuk sifat huruf, sebanyak 41 dengan kategori hampir setengahnya hukum tersebut dikuasai. Untuk hukum
nūn mati dan tanwīn, sebesar 74 dengan kategori sebagian besar hukum tersebut
dikuasai, untuk hukum idgham ṣagīr , sebanyak 63 dengan kategori
sebagian besar hukum tersebut dikuasai. Untuk hukum gunnaħ , sebesar 88
dengan kategori sebagian besar hukum tersebut dikuasai. Untuk hukum mad ṭobi’i, sebesar 94 dengan kategori hampir seluruhnya hukum tersebut
dikuasai. Untuk hukum mad far’i, sebesar 68 dengan kategori sebagian
besar hukum tersebut dikuasai. Untuk hukum mīm mati, sebesar 76 dengan
kategori sebagian besar hukum tersebut dikuasai. Untuk hukum qolqolaħ,
sebesar 87 dengan kategori sebagian besar hukum tersebut dikuasai. Untuk hukum
alif lām, sebesar 91 dengan kategori hampir seluruhnya hukum tersebut dikuasai. Hukum
Tafkhīm dan tarqīq , sebanyak 82 dengan kategori sebagian besar dikuasai. Untuk hukum bacaan
musykīlat, sebanyak 73 dengan kategori sebagian besar hukum tersebut dikuasai. Dan terakhir, untuk
tanda waqaf sebanyak 80 dengan kategori sebagian besar tana waqaf dikuasai oleh responden angkatan 2013.
Terakhir, untuk angkatan 2014, dengan jumlah responden sebanyak 56 responden, pada ranah pemahaman atau penguasaan teori
tajwīd, rata-rata sebagian besar responden angkatan 2014 menguasai teori
tajwīd tersebut, dengan jumlah prosentase 83. Untuk sifat huruf, sebanyak 34 dengan
kategori sebagian kecil hukum tersebut dikuasai. Untuk hukum nūn mati dan
tanwīn, sebesar 71 dengan kategori sebagian besar hukum tersebut dikuasai, untuk hukum idgham
ṣagīr , sebanyak 57 dengan kategori sebagian besar hukum tersebut dikuasai. Untuk hukum
gunnaħ , sebesar 85 dengan kategori sebagian besar hukum tersebut dikuasai. Untuk hukum mad
ṭobi’i, sebesar 88 dengan kategori sebagian besar hukum tersebut dikuasai. Untuk hukum
mad far’i, sebesar 63 dengan kategori sebagian besar hukum tersebut
dikuasai. Untuk hukum mīm mati, sebesar 73 dengan kategori sebagian
besar hukum tersebut dikuasai. Untuk hukum qolqolaħ, sebesar 85 dengan
kategori sebagian besar hukum tersebut dikuasai. Untuk hukum alif l ām,
sebesar 87 dengan kategori sebagian besar hukum tersebut dikuasai. Hukum