KONTRIBUSI MOTIVASI TERHADAP KEMAMPUAN METAKOGNITIF MAHASISWA DEPARTEMEN PENDIDIKAN GEOGRAFI FPIPS UPI.

(1)

No. Daftar FPIPS: 4378/UN. 40. 2. 4/PL/2014

KONTRIBUSI MOTIVASI TERHADAP KEMAMPUAN METAKOGNITIF MAHASISWA DEPARTEMEN PENDIDIKAN

GEOGRAFI FPIPS UPI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Departemen Pendidikan Geografi

Oleh: Ninit Novitasari

1006209

DEPARTEMEN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2015


(2)

KONTRIBUSI MOTIVASI TERHADAP KEMAMPUAN METAKOGNITIF MAHASISWA DEPARTEMEN PENDIDIKAN

GEOGRAFI FPIPS UPI

Oleh : Ninit Novitasari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Ninit Novitasari 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

SKRIPSI INI DIUJI PADA TANGGAL 30 JANUARI 2015

Panitia ujian sidang terdiri dari :

Ketua : Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si. NIP . 19700814 199402 1 001

Sekretaris : Dr. Hj. Epon Ningrum, M.Pd. NIP . 19620304 198704 2 001

Penguji : 1. Prof. Dr. R. Gurniwan Kamil P., M.Si. NIP . 19610323 198603 1 002

2. Dr. Mamat Ruhimat, M.Pd. NIP. 19610501 198601 1 002 3. Dr. Lili Somantri, S.Pd., M.Si.


(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “KONTRIBUSI MOTIVASI TERHADAP KEMAMPUAN METAKOGNITIF MAHASISWA DEPARTEMEN PENDIDIKAN GEOGRAFI FPIPS UPI” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Januari 2015 Yang membuat pernyataan,

Ninit Novitasari 1006209


(6)

Ninit Novitasari, 2015

Kontribusi motivasi terhadap kemampuan metakognitif mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Kontribusi Motivasi terhadap Kemampuan Metakognitif Mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI

Oleh:

Ninit Novitasari (1006209)

Pembimbing I: Prof. Dr. Hj. Enok Maryani, MS. Pembimbing II: Dr. Hj. Epon Ningrum, M.Pd.

Kompetensi lulusan pada jenjang perguruan tinggi diharapkan memiliki kemampuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif. Kemampuan metakognitif merupakan kemapuan tingkat tinggi yang melibatkan pengontrolan proses kognitif dalam belajar. Hasil studi pendahuluan menunjukkan, peserta didik pada tingkat perguruan tinggi khususnya mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI belum mengembangkan kemampuan metakognitif dalam kegiatan belajarnya. Sedangkan mahasiswa dituntut untuk memiliki kemampuan metakognitif agar menjadi lulusan yang berkompeten. Motivasi merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kemampuan metakognitif mahasiswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui motivasi dan kemampuan metakognitif mahasiswa, serta mengetahui besarnya kontribusi motivasi terhadap kemampuan metakognitif mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 157 mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI tahun angkatan 2012 dan 2013. Jumlah sampel penelitian sebanyak 108 responden. Penelitian ini memiliki dua variabel yaitu motivasi dan kemampuan metakognitif. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan studi dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif dan analisis regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan (1) motivasai mahasiswa termasuk dalam kategori tinggi yaitu sebesar 59,26% (2) kemampuan metakognitif mahasiswa termasuk dalam kategori sedang dengan persentase sebesar 64,81% (3) besarnya kontribusi motivasi terhadap kemampuan metakognitif sebesar 12,1%, artinya selain motivasi terdapat variabel lain di luar variabel penelitian yang mempengaruhi kemampuan metakognitif mahasiswa. Rekomendasi yang diajukan yaitu untuk meningkatkan kemampuan metakognitif mahasiswa pada aspek regulasi metakognitif agar terdapat keseimbangan antara pengetahuan metakognitif dengan regulasi metakognitif.


(7)

Ninit Novitasari, 2015

Kontribusi motivasi terhadap kemampuan metakognitif mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Rumusan Masalah ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Motivasi ... 9

1. Definisi ... 9

2. Tipe Motivasi ... 12

3. Indikator Motivasi ... 14

B. Metakognitif ... 16

1. Definisi ... 16

2. Komponen Metakognitif ... 18 3. Strategi Mengembangkan Metakognitif dalam Belajar . 22


(8)

Ninit Novitasari, 2015

Kontribusi motivasi terhadap kemampuan metakognitif mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Hubungan Motivasi Belajar dengan Kemampuan Metakognitif 26

D. Kerangka Pemikiran ... 28

E. Hipotesis Penelitian ... 29

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ... 30

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 30

1. Populasi ... 29

2. Sampel ... 31

C. Desain Penelitian ... 31

D. Metode Penelitian ... 32

E. Variabel Penelitian ... 32

F. Definisi Operasional ... 33

1. Motivasi ... 33

2. Metakognitif ... 35

G. Instrumen Penelitian ... 36

H. Proses Pengembangan Instrumen ... 39

1. Uji Validitas ... 39

2. Uji Reliabilitas ... 40

I. Teknik Pengumpulan Data ... 41

1. Kuesioner atau Angket ... 41

2. Studi Kepustakaan ... 41

3. Studi Dokumentasi ... 41

J. Analisis Data ... 42

BAB IV HASIL PENELITIANDAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 46

1. Profil Departemen Pendidikan Geografi ... 46


(9)

Ninit Novitasari, 2015

Kontribusi motivasi terhadap kemampuan metakognitif mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Kemampuan Metakognitif Mahasiswa Departemen Pendidikan

Geografi ... 53

B. Uji Persyaratan Analisis ... 56

1. Uji Normalitas ... 56

2. Uji Homogenitas ... 57

3. Uji Linearitas ... 58

C. Korelasi antara Motivasi dengan Kemampuan Metakognitif Mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi ... 58

D. Uji Hipotesis ... 60

E. Pembahasan ... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 69

B. Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 72


(10)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Jumlah Mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi ... 30

3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 38

3.3 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Instrumen ... 40

3.4 Pedoman Interprestasi Koefisien Korelasi ... 45

4.1 Indikator Komonen Nilai (Value Component) Mahasiswa ... 50

4.2 Indikator Komponen Harapan (Expentancy Component) Mahasiswa 51 4.3 Tes Kecemasan (Test Anxiety) Mahasiswa ... 52

4.4 Aspek Motivasi Mahasiswa ... 52

4.5 Tingkat Motivasi Mahasiswa ... 53

4.6 Indikator Pengetahuan Metakognitif (Metacognitive Knowledge) Mahasiswa ... 54

4.7 Indikator Regulasi Metakognitif (Metacognitive Regulation) Mahasiswa55 4.8 Aspek Kemampuan Metakognitif Mahasiswa ... 56

4.9 Tingkat Kemampuan Metakognitif Mahasiswa ... 56

4.10 Uji Normalitas ... 57

4.11 Uji Homogenitas Motivasi terhadap Kemampuan Metakognitif ... 57

4.12 Uji Linearitas ... 58

4.13 Korelasi antara Motivasi dan Kemampuan Metakognitif ... 59

4.14 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 60

4.15 Koefisien Determinasi ... 61


(11)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Ruang Lingkup Standar Kompetensi Lulusan ... 2

2.1 Hierarki Kebutuhan Maslow ... 10

2.2 Kerangka Pemikiran ... 28

3.1 Desain Penelitian ... 31


(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Surat Keputusan Pembimbing ... 76

2 Data Populasi Penelitian ... 79

3 Peta Area Kampus Universitas Pendidikan Indonesia ... 80

4 Hasil Uji Validitas Instrumen ... 81

5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 83

6 Sebaran Mata Kuliah Departemen Pendidikan geografi FPIPS UPI 85

7 Data Penelitian Hasil Penelitian ... 89


(13)

Ninit Novitasari, 2015

Kontribusi motivasi terhadap kemampuan metakognitif mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Istilah “pendidikan untuk peradaban” telah dibuktikan oleh negara Jepang. Melalui pendidikan, negara Jepang mampu membangun kembali peradaban yang maju setelah bangsanya mengalami kehancuran pada tahun 1945 yang disebabkan oleh bom atom Nagasaki dan Hirosima. Pendidikan dikatakan mampu membangun peradaban suatu bangsa, karena melalui pendidikan seseorang akan dibentuk menjadi manusia dewasa yang mampu mewujudkan pelbagai potensinya secara optimal. Sebagaimana dijelaskan oleh Syaripudin dan Kurniasih (2012, hlm. 6-7) “…pendidikan baru dapat terlaksana ketika anak sudah mengenal kewibawaan, adapun akhir dari pendidikan adalah ketika anak mencapai kedewasaan”. Berawal dari manusia-manusia dewasalah tonggak peradaban suatu bangsa, sehingga mengapa pendidikan itu menjadi penting. Pernyataan yang sama tertuang dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3 terkait fungsi dan tujuan pendidikan nasional, yaitu sebagai berikut:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Fungsi dan tujuan pendidikan nasional tersebut kemudian dijadikan dasar dalam perumusan kurikulum yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan itu sendiri. Pada tahun 2013 sistem pendidikan di Indonesia mulai menerapkan kurikulum baru yaitu Kurikulum 2013. Terdapat beberapa perbedaan antara Kurikulum 2013 dengan


(14)

2

Ninit Novitasari, 2015

Kontribusi motivasi terhadap kemampuan metakognitif mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kurikulum-kurikum sebelumnya. Salah satu perbedaan tersebut terdapat pada ruang lingkup standar kompetensi lulusan.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 “standar kompetensi lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan”. Masing-masing ranah atau domain yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan memiliki kualifikasi kemampuan yang harus dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran.

Gambar 1.1 Ruang Lingkup Standar Kompetensi Lulusan (Sumber: Bahan Uji Publik Kurikulum 2013)

Berdasarkan gambar 1.1, kualifikasi kemampuan peserta didik pada domain pengetahuan diharapkan memiliki kemampuan faktual dan konseptual untuk tingkat sekolah dasar (SD), kemampuan faktual, konseptual, dan prosedural untuk tingkat sekolah menengah pertama (SMP), dan untuk tingkat sekolah menengah atas (SMA) serta perguruan tinggi diharapkan memiliki kemampuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif. Ketika peserta didik mampu


(15)

3

Ninit Novitasari, 2015

Kontribusi motivasi terhadap kemampuan metakognitif mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mencapai level tertinggi dalam domain pengetahuan, yaitu metakognitif serta diiringi dengan pencapaian sikap dan keterampilan, maka tujuan pendidikan nasional yang dicita-citakan akan tercapai sehingga sumber daya manusia Indonesia mampu bersaing secara global.

Pintrich dalam Riyadi (2012, hlm. 58) mengemukakan “bahwa lebih banyak mahasiswa yang pertama kali masuk perguruan tinggi hanya sedikit sekali mengusai pengetahuan metakognisi, pengetahuan tentang berbagai macam strategi, berbagai tugas kognitif, dan mereka tidak memiliki pengetahuan pada diri mereka sendiri secara khusus”. Hal serupa ditemukan pula oleh peneliti ketika melakukan studi pendahuluan. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti terhadap mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia menunjukkan, 18,42% mahasiswa memiliki kemampuan metakognitif rendah, 57,90% mahasiswa memiliki kemampuan metakognitif sedang, dan 23,68% mahasiswa memiliki kemampuan metakognitif tinggi. Artinya, mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI belum mengembangkan kemampuan metakognitif dalam kegiatan belajarnya.

Livingston (1997) menyebutkan bahwasanya metakognitif memungkinkan seseorang untuk menjadi pelajar yang berhasil, dan berkaitan dengan kecerdasan seseorang. Lebih lanjut Livingston menjelaskan kemampuan metakognitif merupakan kemampuan tingkat tinggi yang melibatkan pengontrolan proses kognitif dalam belajar. Kegiatan yang melibatkan kemampuan metakognitif dalam kehidupan sehari-hari meliputi, merencanakan bagaimana menyelesaikan tugas, memonitor pemahaman, dan mengevaluasi perkembangan penyelesaian tugas. Oleh sebab itu, pengetahuan metakognitif memiliki peran penting dalam keberhasilan belajar. Hal serupa dijelaskan pula oleh Metcalfe dan Shimamura dalam Woolfolk (2009, hlm. 35) “metakognitif merupakan kognisi tingkat tinggi yang digunakan untuk memonitor dan meregulasi proses-proses kognitif seperti


(16)

4

Ninit Novitasari, 2015

Kontribusi motivasi terhadap kemampuan metakognitif mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penalaran, komprehensi (pemahaman) mengatasi masalah, belajar, dan sebagainya”.

Kaitannya kemampuan metakognitif dengan bidang studi geografi yaitu dalam hal pemahaman dan pemecahan masalah. Sebagaimana pernyataan Garrett dalam Kusnadi (2012, hlm. 41-42) bahwa kemampuan metakognitif dipengaruhi oleh tiga variabel, salah satunya adalah jenis tugas yang bersifat identifikasi masalah atau pemecahan masalah. Dalam bidang studi geografi, mahasiswa dituntut untuk memiliki kemampuan analisis dalam memahami ataupun memecahkan masalah yang berhubungan dengan fenomena geosfer. Tentunya dengan memiliki kemampuan metakognitif yang baik akan membantu proses atau kegiatan belajar mahasiswa khususnya mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI.

Kemampuan metakognitif pada dasarnya sudah dimiliki setiap individu. Pada saat-saat tertentu seseorang akan merefleksikan kemampuan dirinya dalam hal belajar dan memikirkan serta melakukan strategi-strategi untuk menyelesaikan tugas atau memecahkan masalah yang ia hadapi dalam proses belajarnya. Akan tetapi, seseorang tidak menyadari bahwa yang ia lakukan merupakan kegiatan metakognitif. Sehingga, tidak ada usaha yang sungguh-sungguh dari seseorang itu untuk mengembangkan kemampuan metakognitif. Tingkat kemampuan metakognitif yang dimiliki individu yang satu dengan yang lainnya akan berbeda-beda tergantung dari aktivitas belajar yang ia lakukan.

Definisi metakognitif itu sendiri menurut Desmita (2012, hlm. 133), yaitu “sebagai suatu kemampuan di mana individu berdiri di luar kepalanya dan mencoba untuk memahami cara ia berpikir atau memahami proses kognitif yang dilakukannya dengan melibatkan komponen-komponen perencanaan (functional

planning), pengontrolan (self-monitoring), dan evaluasi (self-evaluation)”. Pendapat yang sama dikemukakan pula oleh Kusnadi (2012, hlm. 13) bahwa:


(17)

5

Ninit Novitasari, 2015

Kontribusi motivasi terhadap kemampuan metakognitif mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kemampuan metakognitif adalah kemampuan seseorang dalam mengontrol proses belajarnya, mulai dari tahap perencanaan, memilih strategi yang tepat sesuai masalah yang dihadapi, kemudian memonitor kemajuan dalam belajar dan secara bersamaan mengoreksi jika ada kesalahan yang terjadi selama memahami konsep, menganalisis keefektifan dari strategi yang dipilih.

Berdasarkan definisi tersebut dapat dikatakan bahwansanya metakognitif merupakan suatu strategi dalam kegiatan belajar. Zohar dan David dalam Riyadi (2012, hlm. 26) menyatakan “sub komponen yang terdapat dalam metakogitif merupakan pengetahuan meta strategi (meta-strategic knowledge), di mana sub komponen dari metakognitif yang didefinisikan dalam berbagai penelitian sebagai strategi berpikir tingkat tinggi”.

Variabel metakognitif menurut Schraw dan Moshman (1995, hlm. 351) terdiri dari pengetahuan metakognitif (metacognitive knowledge) dan regulasi metakognitif (metacognitive regulation). Schraw dan Moshman (1995, hlm. 352) menyatakan “pengetahuan metakognitif mengacu pada apa yang mereka tahu tentang kognisisnya sendiri ataupun tentang kognisi secara umum”. Sedangkan “regulasi metakognitif mengacu pada kegiatan metakognitif yang membantu seseorang dalam mengontrol proses berpikir atau proses belajar” (Scharaw dan Moshman, 1995, hlm. 354).

Penelitian menemukan bahwa pendekatan metakognisi mampu meningkatkan kemandirian belajar peserta didik (Sapari, 2013). Kemandirian peserta didik dalam belajar salah satunya terdorong oleh motivasi. Zimmerman dalam Schunk et al. (2012, hlm. 7) mengemukakan:

Peserta didik yang termotivasi akan melibatkan dirinya dalam berbagai aktivitas yang akan membantu dirinya dalam belajar, seperti memperhatikan pelajaran secara saksama, mengorganisasikan dan menghafal materi pelajaran, membuat catatan untuk memfasilitasi kegiatan belajar berikutnya, memeriksa level pemahamannya, dan meminta bantuan kepada orang lain ketika dirinya tidak memahami materi yang tengah dijalani.


(18)

6

Ninit Novitasari, 2015

Kontribusi motivasi terhadap kemampuan metakognitif mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Secara tidak langsung seseorang yang termotivasi akan melakukan kegiatan regulasi metakognitif (metacognitive regulation) yang meliputi perencanaan (planning), strategi manajemen informasi (information management strategies), pemantauan pemahaman (comprehension monitoring), perbaikan (debugging

strategies), dan evaluasi (evaluation). Di samping itu, kemampuan metakognitif

juga dipengaruhi oleh variabel intrinsik yang berkaitan dengan motivasi seseorang, sehingga lebih mudah untuk melakukan pemantauan pemahaman informasi (Garrett dalam Kusnadi, 2012, hlm. 41).

Sama halnya dengan kemampuan metakognitif, motivasi merupakan faktor penting dalam belajar. Motivasi merupakan “bahan bakar” yang akan mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan sehingga apa yang menjadi tujuan belajarnya akan tercapai dengan baik. Menurut Surya (2004, hlm. 62) “motivasi dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan dorongan untuk mewujudkan perilaku tertentu yang terarah kepada pencapaian suatu tujuan tertentu”. Motivasi itu sendiri muncul karena adanya dorongan dari dalam individu (instrinsik) maupun dari luar individu (ekstrinsik).

Berdasakan uraian di atas, motivasi mampu mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan metakognitif, sehingga kemampuan metakognitif yang dimiliki akan terus meningkat. Oleh sebab itu, penelitian mengenai “Kontribusi Motivasi terhadap Kemampuan Metakognitif Mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI” penting untuk dilakukan karena kedua variabel tersebut berpengaruh terhadap kinerja mahasiswa dalam proses belajar. Sehingga kompetensi lulusan sesuai dengan yang diharapkan.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Perkembangan kurikulum dalam dunia pendidikan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Sehingga dalam penyusunannya


(19)

7

Ninit Novitasari, 2015

Kontribusi motivasi terhadap kemampuan metakognitif mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengacu pada tujuan pendidikan nasional dengan kompetensi lulusan yang diharapkan mampu menjawab tantangan global. Pada peserta didik tingkat perguruan tinggi diharuskan memiliki kualifikasi kemampuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif. Namun, hasil studi pendahuluan menunjukkan, peserta didik pada tingkat perguruan tinggi khususnya mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia belum mengembangkan kemampuan metakognitif dalam kegiatan belajarnya. Sedangkan mahasiswa dituntut untuk memiliki kemampuan metakognitif agar menjadi lulusan yang berkompeten sesuai dengan yang diharapkan.

Livingston (1997) menyebutkan bahwasanya metakognitif memungkinkan seseorang untuk menjadi pelajar yang berhasil, dan berkaitan dengan kecerdasan seseorang. Motivasi mampu menggerakkan seseorang untuk melakukan kegiatan metakognitif dalam membantu kegiatan belajar, sehingga kemampuan metakognitif yang dimiliki akan terus meningkat. Dalam hal ini peneliti bermaksud untuk menganalisis kontribusi motivasi terhadap kemampuan metakognitif karena kedua variabel tersebut merupakan faktor penting dalam belajar.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan sebelumnya, maka dapat dirumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana motivasi mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI? 2. Bagaimana kemampuan metakognitif mahasiswa Departemen Pendidikan

Geografi FPIPS UPI?

3. Apakah motivasi berkontribusi terhadap kemampuan metakognitif mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI?


(20)

8

Ninit Novitasari, 2015

Kontribusi motivasi terhadap kemampuan metakognitif mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Memperoleh gambaran motivasi mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI.

2. Memperoleh gambaran kemampuan metakognitif mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI.

3. Memperoleh hasil analisis kontribusi motivasi terhadap kemampuan metakognitif mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Secara Teoritis

a. Memperluas khasanah ilmu pengetahuan bagi Departemen Pendidikan Geografi khususnya terkait kemampuan metakognitif.

b. Sebagai informasi dan referensi untuk pengembangan penelitian selanjutnya.

2. Secara Praktis

a. Sebagai bahan rujukkan bagi Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI untuk meningkatkan kemampuan metakognitif mahasiswa yang memberikan dampak positif pada kesuksesan akademik melalui motivasi belajar.

b. Mahasiswa yang memiliki kemampuan metakognitif diharapkan mampu menjadi lulusan yang berkompeten sesuai dengan yang diharapkan.

F. Struktur Organisasi Skripsi


(21)

9

Ninit Novitasari, 2015

Kontribusi motivasi terhadap kemampuan metakognitif mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab I merupakan pendahuluan yang memaparkan latar belakang penelitian, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

Bab II berisikan kajian pustaka, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. Dalam kajian pustaka, menguraikan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian yang dikaji. Selain itu, terdapat pula kerangka pemikiran yang akan digunakan untuk merumuskan hipotesis penelitian. Hipotesis itu sendiri merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dirumuskan dalam penelitian.

Bab III tentang metode penelitian yang menjelaskan cara-cara yang ditempuh dalam penelitian. Isi dari bab ini meliputi lokasi dan subjek populasi atau sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis data.

Bab IV hasil dan pembahasan, menjelaskan hasil yang diperoleh di lapangan yang berkaitan dengan masalah penelitian dan hasil penelitian berdasarkan analisis data dan dikaitkan dengan dasar teoritis yang terdapat dalam Bab II.

Bab V simpulan dan saran, menyimpulkan hasil analisis berdasarkan rumusan masalah dan memberikan saran atau rekomendasi kepada instansi-instansi terkait atau kepada para pengguna hasil penelitian yang bersangkutan.


(22)

Ninit Novitasari, 2015

Kontribusi motivasi terhadap kemampuan metakognitif mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang berada di Jalan Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung. Secara administratif Universita Pendidikan Indoneesia (UPI) terletak di Kelurahan Isola, Kecamatan Sukasari, Kota Bandung. Kampus UPI berada pada ketinggian 930-967,5 m dpal dan berlokasi di bagian utara Kota Bandung pada koordinat 107o 35’ 15,15” BT- 107o 35’ 46,12” BT dan 6o 51’ 26,81” LS – 6o 51’ 53,23” LS dengan luas area mencapai 37,3574 ha.

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) tahun angkatan 2012 dan 2013. Penentuan mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi tahun angkatan 2012 dan 2013 sebagai populasi penelitian karena mahasiswa tahun angkatan 2012 dan 2013 masih aktif dalam perkuliahan. Sedangkan mahasiswa tahun angkatan 2011 sedang melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di sekolah-sekolah sehingga sulit untuk ditemui dan mahasiswa tahun angkatan 2007 sampai dengan 2010 sudah tidak aktif lagi dalam perkuliahan. Dengan demikian, jumlah populasi menjadi 157 mahasiswa. Rincian jumlah populasi berdasarkan tahun angkatan dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini:

Tabel 3.1 Jumlah Mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi

No. Angkatan Jumlah


(23)

31

Ninit Novitasari, 2015

Kontribusi motivasi terhadap kemampuan metakognitif mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 2012 74

2 2013 83

Total 157

Sumber: Divisi Akademik dan Kemahasiswaan FPIPS UPI, 2014

2. Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel jenuh, artinya “penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel” (Sugiyono, 2011, hlm. 68). Hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan atau mengetahui gambaran yang sebenarnya dari populasi dengan tingkat kesalahan yang sangat kecil. Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 157 mahasiswa.

C. Desain Penelitian

Studi Literatur:

1. Berdasarkan teori

2. Kajian hasil penelitian terdahulu

Identifikasi masalah

Perumusan masalah:

1. Kemampuan metakognitif mahasiswa

2. Motivasi mahasiswa

3. Kontribusi motivasi terhadap kemampuan

metakognitif mahasiswa

Metodologi penelitian

Variabel Sumber data

Pembuatan instrumen

Uji coba instrumen

Pelaksanaan penelitian

Hipotesis

Analisis data + pembahasan

Kesimpulan dan rekomendasi


(24)

32

Ninit Novitasari, 2015

Kontribusi motivasi terhadap kemampuan metakognitif mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1 Desain Penelitian

D. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Penggunaan metode survei dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebenaran suatu hipotesis dan mengetahui hubungan antarvariabel dalam penelitian. Sehingga mampu menunjukan hasil analisis kontribusi motivasi terhadap kemampuan metakognitif mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI. Menurut Noor (2013, hlm. 39) “melalui metode ini dapat diungkapkan masalah aktual atau mendeskripsikannya, mempelajari hubungan dua variabel atau lebih, membandingkan kondisi yang ada dengan kriteria yang ditentukan, atau menilai efektivitas suatu program”. Metode survei juga digunakan untuk pengambilan kesimpulan secara umum dari jumlah populasi yang banyak. Dalam metode survei biasanya menggunakan teknik wawancara, kuesioner, angket, dan observasi langsung ke lapangan.

E. Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan segala sesuatu yang ditetapkan oleh peneliti dan memiliki variasi masing-masing sehingga dapat diperoleh kesimpulan. Penelitian ini memiliki dua variabel, sehingga terdapat hubungan antara variabel yang satu dengan yang lainnya. Kedua veriabel tersebut yaitu variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen). Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Sedangkan variabel terikat merupakan


(25)

33

Ninit Novitasari, 2015

Kontribusi motivasi terhadap kemampuan metakognitif mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan metakognitif mahasiswa, salah satunya adalah motivasi mahasiswa. Aspek yang akan diukur pada variabel motivasi terdiri dari komponen nilai (value component), komponen harapan (expectancy component), dan komponen afektif (affective component). Variabel bebas biasanya disimbolkan dengan huruf “X”. Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan metakognitif. Adapun aspek yang akan diukur pada kemampuan metakognitif, yaitu pengetahuan metakognitif (metacognitive

knowledge) dan regulasi metakognitif (metacognitive regulation). Variabel bebas disimbolkan dengan huruf “Y”. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dapat dilihat pada gambar 3.2 berikut ini:

Motivasi (X)

1. Komponen nilai (value component)

a. Orientasi tujuan intrinsik (intrinsic goal orientation) b. Orientansi tujuan ekstrinsik

(extrinsic goal orientation) c. Nilai atau kegunaan tugas

(task value)

2. Komponen harapan (expectancy component) a. Kontrol keyakinan belajar

(control of learning beliefs)

b. Efikasi diri untuk belajar dan kinerja (self-efficacy

for learning and

performance)

3. Komponen afektif (affective component)

Kemampuan Metakognitif (Y)

1. Pengetahuan metakognitif (metacognitive knowledge) a. Pengetahuan deklaratif

(declarative knowledge) b. Pengetahuan prosedural

(procedural knowledge) c. Pengetahuan kondisional

(conditional knowledge) 2. Regulasi metakognitif

(metacognitive regulation) a. Perencanaan (planning) b. Strategi manajemen

informasi (information management strategies) c. Pemantauan pemahaman

(comprehension monitoring)

d. Perbaikan (debugging strategies)


(26)

34

Ninit Novitasari, 2015

Kontribusi motivasi terhadap kemampuan metakognitif mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.2 Hubungan antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat

F. Definisi Operasional

Judul penelitian ini adalah “Kontribusi Motivasi terhadap Kemampuan Metakognitif Mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI”. Untuk mendalami maksud yang ingin dicapai dan supaya tidak menimbulkan penafsiran lain, maka penulis perlu memberikan batasan dalam definisi operasional sebagai berikut:

1. Motivasi

Menurut Surya (2004, hlm. 62) “motivasi dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan dorongan untuk mewujudkan perilaku tertentu yang terarah kepada pencapaian suatu tujuan tertentu”. Motivasi yang dimaksuda dalam penelitian ini adalah motivasi belajar, yang mana menurut Pintrich et al. (1991) terdiri dari 3 komponen, yaitu:

a. Komponen nilai (value component)

1) Orientasi tujuan intrinsik (intrinsic goal orientation), menyangkut sejauh mana peserta didik merasakan dirinya untuk berpartisipasi dalam tugas belajar untuk alasan seperti tantangan, rasa ingin tahu, dan penguasaan. 2) Orientansi tujuan ekstrinsik (extrinsic goal orientation), berkaitan dengan

kekhawatiran sejauh mana peserta didik merasakan dirinya untuk berpartisipasi dalam tugas untuk alasan nilai, penghargaan, kinerja, evaluasi dari orang lain, dan persaingan.

3) Nilai atau kegunaan tugas (task value), mengacu pada evaluasi peserta didik dari seberapa menarik, seberapa penting, dan bagaimana kegunaan tugas belajar.


(27)

35

Ninit Novitasari, 2015

Kontribusi motivasi terhadap kemampuan metakognitif mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Komponen harapan (expectancy component) menjelaskan tentang keyakinan atau kepercayaan peserta didik terhadap kemampuan dirinya untuk melakukan tugas belajar, penilaian tentang efikasi diri, dan kontrol keyakinan untuk sukses dalam tugas belajar.

1) Kontrol keyakinan belajar (control of learning beliefs), mengacu pada keyakinan peserta didik bahwa upaya mereka untuk belajar akan menghasilkan hasil yang positif.

2) Efikasi diri untuk belajar dan kinerja (self-efficacy for learning and

performance), berkaitan dengan keyakinan individu tentang kemampuan

kinerjanya dalam menguasai tugas belajar. c. Komponen afektif (affective component)

Komponen afektif (affective component) disebut juga dengan tes kecemasan (test anxiety) meliputi reaksi emosional peserta didik dalam melakukan tugas dan kinerja mereka (yaitu kecemasan, kebanggaan, rasa malu) dan komponen emosional mereka akan kebutuhan dalam hal harga diri dan aktualisasi diri.

2. Metakognitif

Menurut Flavell dalam Santrock (2007, hlm. 340) “metakognisi adalah kognisi tentang kognisi atau mengetahui tentang mengetahui”. Pada dasarnya metakognitif merupakan sebuah proses perenungan akan aktivitas yang dilakukan oleh diri sendiri. Adapun komponen metakognisi Schraw dan Moshman (1995, hlm. 351), yaitu:

1. Pengetahuan metakognitif (metacognitive knowledge)

1) Pengetahuan deklaratif (declarative knowledge), pengetahuan tentang diri sendiri dan strategi. Dalam hal ini peserta didik mampu memahami kelebihan dan kekurangan yang dia miliki dalam hal belajar.


(28)

36

Ninit Novitasari, 2015

Kontribusi motivasi terhadap kemampuan metakognitif mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Pengetahuan prosedural (procedural knowledge), pengetahuan tentang bagaimana menggunakan strategi. Peserta didik mampu menentuka tujuan dan langkah-langkah belajar secara mandiri.

3) Pengetahuan kondisional (conditional knowledge), pengetahuan tentang kapan dan mengapa menggunakan strategi. Peserta didik mengetahui waktu yang tepat bagi dirinya untuk belajar dan mampu menghadapi situasi-situasi yang tidak menentu dalam belajar.

2. Regulasi metakognitif (metacognitive regulation)

1) Perencanaan (planning), merupakan pemilihan strategi belajar yang tepat dan alokasi semua komponen yang mempengaruhi proses belajar seperti waktu mengerjakan tugas dan persiapan sebelum mengerjakan tugas. Kemampuan perencanaan meliputi kemampuan membuat berbagai macam langkah-langkah dalam belajar, menentukan tujuan belajar, membuat alokasi waktu untuk mengerjakan tugas, membaca materi, dan mencari informasi terkait materi atau pengayaan.

2) Strategi manajemen informasi (information management strategies), merupakan keterampilan seseorang dalam mengatur strategi belajar yang digunakan secara otomatis untuk memperoleh informasi yang telah didapat. Peserta didik mampu memilah informasi penting, mengolah informasi yang dia peroleh dengan memperlambat langkah belajar, dan membahasakan informasi yang dia peroleh dengan kata-kata sendiri atau menuangkannya dalam bentuk gambar supaya lebih mudah dipahami. 3) Pemantauan pemahaman (comprehension monitoring), adalah proses

penilaian terhadap strategi belajar yang digunakan oleh diri sendiri. Dalam hal ini peserta didik mampu memahami kemampuan yang dia miliki dalam penguasaan materi, membuat alternatif jawaban dalam mengerjakan soal atau tugas, dan menganalisis langkah-langkah belajar yang telah digunakan.


(29)

37

Ninit Novitasari, 2015

Kontribusi motivasi terhadap kemampuan metakognitif mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4) Perbaikan (debugging strategies), merupakan strategi yang digunakan untuk memperbaiki pemahaman dan kesalahan yang terjadi saat belajar. Peserta didik mampu membuat keputusan ketika belum memahami materi yang dia pelajari seperti bertanya kepada orang lain, membuat langkah-langkah baru dalam belajar, dan mengulang-ngulang materi.

5) Evaluasi (evaluation), adalah penilaian kinerja dan efektivitas strategi yang digunakan dalam belajar setelah melakukan serangkaian proses belajar. Kemampuan evaluasi meliputi kemampua menilai langkah-langkah belajar yang dilakukan, merangkum kembali materi yang telah dipelajari, dan menilai kinerjanya dalam mengerjakan tugas atau menjawab soal.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan alat ukur yang digunakan dalam penelitian untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan. Sebagaimana dijelaskan oleh Arikunto (2006, hlm. 160) “instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”. Selain itu, Riduwan (2010, hlm. 78) menambahkan “instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang akan diteliti”. Berdasarkan penyataan tersebut, maka variabel yang akan diukur dalam penelitian ini adalah kemampuan metakognitif dan motivasi mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI.

Instrumen penelitian yang berkenaan dengan motivasi berupa kuesioner yang dikembangkan oleh Paul R. Pintrich et al. yang dikenal dengan MSLQ (Motivated Strategies for Learning Questionnaire). Pada kuesioner tersebut terdapat 81 pertanyaan yang terdiri dari 31 pertanyaan untuk motivasi dan 50 pertanyaan untuk strategi belajar. Peneliti hanya menggunakan instrumen yang


(30)

38

Ninit Novitasari, 2015

Kontribusi motivasi terhadap kemampuan metakognitif mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berkaitan dengan motivasi yang berjumlah 31 pertanyaan. Aspek yang akan diukur meliputi komponen nilai (value component), komponen harapan (expectancy component), dan komponen afektif (affective component).

Kuesioner motivasi menggunakan skala Likert yang terdiri dari lima poin. Poin satu untuk pernyataan yang tidak sesuai dengan keadaan mahasiswa. Sedangkan poin lima untuk pernyataan yang sesuai dengan keadaan mahasiswa. Dalam pengisiannya mahasiswa harus memberikan tanda check list (√) pada angka atau poin yang sesuai dengan keadaan dirinya.

Sedangkan untuk mengukur kemampuan metakognitif peneliti menggunakan Metacognitive Awareness Inventory (MAI) yang terdiri dari 52 pertanyaan. Alat ukur tersebut dibuat oleh Schraw dan Dennison (1994). Instrumen tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan penelitian. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner dalam bentuk skala perilaku yang mengharuskan mahasiswa memilih satu dari empat pilihan jawaban yaitu, tidak pernah, jarang, sering, dan selalu. Di mana, dalam pengisiannya mahasiswa harus memberikan tanda check

list (√) pada pilihan yang sesuai dengan keadaan dirinya.

Aspek yang akan diukur dalam kemampuan metakognitif meliputi pengetahuan metakognisi (metacognitive knowledge) dan regulasi metakognitif (metacognitive regulation). Indikator pengetahuan metakognitif (metacognitive

knowledge) terdiri atas (1) pengetahuan deklaratif (declarative knowledge) (2)

pengetahuan procedural (procedural knowledge) (3) pengetahuan kondisional (conditional knowledge). Sedangkan regulasi metakognitif (metacognitive

regulation) terdiri dari (1) perencanaan (palnning) (2) strategi manajemen

informasi (information management strategies) (3) pemantauan pemahaman (comprehension monitoring) (4) perbaikan (debugging strategies) (5) evaluasi (evaluation).


(31)

39

Ninit Novitasari, 2015

Kontribusi motivasi terhadap kemampuan metakognitif mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Variabel Sub Variabel Indikator Jumlah

Item

Motivasi

1. Komponen nilai (value

component)

a. Orientasi tujuan intrinsik (intrinsic goal

orientation)

4 b. Orientansi tujuan

ekstrinsik (extrinsic goal

orientation)

4 c. Nilai atau kegunaan

tugas (task value) 6

2. Komponen harapan (expectancy

component)

a. Kontrol keyakinan belajar (control of

learning beliefs)

4 b. Efikasi diri untuk belajar

dan kinerja (self-efficacy

for learning and performance)

8

3. Komponen afektif (affective

component)

Reaksi emosional peserat didik dalam melakukan tugas dan kinerja serta komponen emosional akan kebutuhan dalam hal harga diri dan aktualisasi diri.

5 Metakognitif 1. Pengetahuan metakognitif (metacognitive knowledge)

a. Pengetahuan deklaratif

(declarative knowledge) 8 b. Pengetahuan prosedural

(procedural knowledge) 4 c. Pengetahuan kondisional

(conditional knowledge) 5

2. Regulasi metakognitif (metacognitive

regulation)

a. Perencanaan (palnning) 7 b. Strategi manajemen

informasi (information

management strategies)

10 c. Pemantauan pemahaman

(comprehension

monitoring)

7 d. Perbaikan (debugging

strategies) 5

e. Evaluasi (evaluation) 6 Sumber: Hasil Penelitian 2014


(32)

40

Ninit Novitasari, 2015

Kontribusi motivasi terhadap kemampuan metakognitif mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H. Proses Pengembangan Instrumen

Sebelum instrumen digunakan dalam kegiatan penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen terhadap mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi yang bukan bagian dari sampel. Uji coba instrumen tersebut dimaksudkan untuk mengetahui apakah instrumen yang akan digunakan dalam kegiatan penelitian sudah layak atau belum. Uji coba instrumen dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:

1. Uji Validitas

Uji validitas instrumen dilakukan dengan bantuan software Microsoft

Excel dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment yang

dikemukakan oleh Pearson.

∑ ∑ ∑

Keterangan:

rhitung : Koefisien korelasi

X : Jumlah skor item Y : Jumlah skor total n : Jumlah responden

Sumber: Riduwan (2010, hlm. 98) Kemudian untuk menguji hasil korelasi menggunakan uji-t. Adapun kriteria pengambilan keputusan yaitu dengan membandingkan nilai t-hitung dengan t-tabel. Jika t-hitung > t-tabel dengan taraf signifikan α= 0,05 untuk uji dua pihak maka dapat disimpulkan bahwa item tersebut valid. Untuk mencari t-hitung menggunakan rumus berikut:


(33)

41

Ninit Novitasari, 2015

Kontribusi motivasi terhadap kemampuan metakognitif mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

thitung : Nilai thitung

r : Koefisieen korelasi hasil rhitung

n : Jumlah responden

Sumber: Riduwan (2010, hlm. 98) Berdasarkan hasil penghitungan menunjukkan, 1 dari 31 item pada instrumen Motivated Strategies for Learning Questionnaire (MSLQ) dinyatakan tidak valid. Sedangkan pada instrumen instrumen Metacognition

Awareness Inventory (MAI) item yang dinyatakan tidak valid sebanyak 13

dari 52 item. Item yang tidak valid kemudian diperbaiki kembali sampai dengan dinyatakan valid. Rekapitulasi hasil uji validitas disajikan pada tabel 3.3 berikut:

Tabel 3.3 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Instrumen

No. Instrumen No Item Tidak Valid

1 Motivated Strategies for Learning

Questionnaire (MSLQ) 27

2 Metacognition Awareness Inventory (MAI)

1, 6, 8, 9, 21, 24, 25, 29, 31, 32, 35, 37, 38

Sumber: Hasil Penelitian 2014

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dalam penelitian dimaksudkan untuk mengetahu tingkat kekonsistenan atau keajegan dari instrumen penelitian sehingga instrumen tersebut dapat digunakan berkali-kali. Uji reliabilitas Alpha Cronbach’s dalam penelitian ini menggunakan software IBM SPSS Statistics 21.0. Dasar


(34)

42

Ninit Novitasari, 2015

Kontribusi motivasi terhadap kemampuan metakognitif mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengambilan keputusan dalam uji reliabilitas yaitu apabila nilai alpha lebih besar dari nilai r-tabel dengan taraf signifikan 1% maka, dapat disimpulkan semua item yang terdapat dalam instrumen dinyatakan reliabel.

Berdasarkan hasil penghitungan uji reliabilitas nilai Alpha Cronbach’s pada instrumen Motivated Strategies for Learning Questionnaire (MSLQ) sebesar 0,928, dengan demikian semua item dinyatakan reliabel karena 0,928 > 0,413. Sedangkan pada instrumen Metacognitive Awareness Inventory (MAI) sebesar 0,906 sehingga dapat disimpulkan semua item yang terdapat dalam instrumen Metacognition Awareness Inventory (MAI) dinyatakan reliabel. Hal tersebut dikarenakan nilai r-hitung (Alpha Cronbach’s) lebih besar dari r-tabel yaitu 0,906 > 0,413.

I. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang lengkap dan relevan dengan objek yang dikaji dan diteliti, penulis menggunakan teknik-teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Kuesioner atau Angket

Menurut Riduwan (2010, hlm. 71) “angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respon (responden) sesuai dengan permintaan pengguna”. Penggunaan angket dalam penelitian ini bertujuan untuk mengukur motivasi mahasiswa dengan menggunakan alat ukur MSLQ (Motivated Strategies for Learning Questionnaire) yang dikembangkan oleh Paul R. Pintrich et al. dan terdiri dari 31 pertanyaan. Sedangkan untuk mengukur kemampuan metakognitif mahasiswa dengan menggunakan alat ukur

Metacognitive Awareness Inventory (MAI) dari Schraw dan Dennison (1994)

yang terdiri dari 52 pertanyaan.


(35)

43

Ninit Novitasari, 2015

Kontribusi motivasi terhadap kemampuan metakognitif mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Studi kepustakaan bertujuan untuk memperoleh konsep, teori, informasi, atau pendapat dari para ahli yang relevan dengan hal yang dikaji untuk dijadikan pertimbangan-pertimbangan dalam pengambilan kesimpulan.

3. Studi Dokumentasi

Menurut Arikunto (2006, hlm. 158) “dokumentasi, dari asal kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya”. Studi dokumentasi dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mencari informasi terkait dengan penelitian. Adapun informasi yang dikumpulkan melalui studi dokumentasi, yaitu data mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi yang Membayar SPP pada Semester Genap Tahun 2013/2014 data tersebut bersumber dari Divisi Akademik dan Kemahasiswaan FPIPS UPI, informasi mengenai struktur kurikulum Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI, dan silabus Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI.

J. Analisis Data

Data yang sudah terkumpul kemudian diolah dan dianalisis. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu statistik deskriptif dan regresi linear sederhana. Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran terkait dengan motivasi dan kemampuan metakognitif mahasiswa. Sedangkan regresi linear sederhana digunakan untuk menganalisis kontribusi motivasi terhadap kemampuan metakognitif.

Adapun penjelasan menurut Sugiyono (2011, hlm. 29) “statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk


(36)

44

Ninit Novitasari, 2015

Kontribusi motivasi terhadap kemampuan metakognitif mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

umum.” Dalam penelitian ini, data terkait dengan motivasi dan kemampuan metakognitif mahasiswa akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi yang kemudian akan dipaparkan dalam bentuk kata-kata secara terperinci. Tujuan dari pembuatan tabel distribusi frekuensi itu sendiri adalah agar data hasil penelitian yang cukup banyak disajikan dengan tampilan yang lebih komunikatif dan karakteristik kemampuan metakognitif dan motivasi mahasiswa secara umum dapat langsung diketahui melalui tebel tersebut. Adapun langkah-langkah dalam membuat tabel distribusi frekuensi menurut Sugiyono (2011, hlm. 36-38), yaitu: 1. Lakukan skoring untuk setiap jawaban yang diberikan oleh responden pada

setiap item.

2. Masukkan data hasil penelitian ke dalam tabel.

3. Jumlahkan data tersebut untuk mengetahui total skor dari setiap responden. 4. Agar lebih mudah dalam penghitungan, susunlah data dari skor terendah ke

skor tertinggi.

5. Setelah skor terendah dan tertinggi diketahui, hitunglah rentang data dengan cara skor tertinggi dikurangi dengan skor terendah ditambah 1.

6. Menentukan jumlah kelas interval atau kategori yang diinginkan. Dalam penelitian ini, peneliti membuat tiga kelas interval atau tiga kategori yaitu rendah, sedang, tinggi.

7. Menghitung panjang kelas, yaitu dengan membagi rentang data dengan jumlah kelas interval atau kategori yang diinginkan.

8. Menyusun interval kelas yang dimulai dengan skor terkecil.

9. Hitunglah data yang termasuk ke dalam kategori rendah, sedang, dan tinggi sesuai dengn kelas interval untuk mengetahui frekuensi setiap kelasnya. 10.Jika sudah diketahui frekuensi setiap kelasnya kemudian ubah ke dalam

presentase dengan menggunakan rumus sebagai berikut:


(37)

45

Ninit Novitasari, 2015

Kontribusi motivasi terhadap kemampuan metakognitif mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Analisis regresi linier sederhana digunakan untuk mencari besarnya kontribusi motivasi terhadap kemampuan metakognitif. Menurut Sugiyono (2011, hlm. 261) “regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen”. Dalam menganalisis besarnya kontribusi motivasi terhadap kemampuan metakognitif mahasiswa dilakukan penghitungan dengan menggunakan persamaan umum regresi linier sederhana yaitu sebagai berikut:

Keterangan:

Y : Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan. a : Harga Y ketika harga X = 0 (harga konstan).

b : Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada perubahan variabel independen. Bila (+) arah garis naik, dan bila (-) maka arah garis turun.

X : Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.

Sumber: Sugiyono (2011, hlm. 261)

Untuk menghitung harga a dan b dapat menggunakan rumus berikut:


(38)

46

Ninit Novitasari, 2015

Kontribusi motivasi terhadap kemampuan metakognitif mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumber: Sugiyono (2011, hlm. 262)

Untuk menghitung korelasi antarvariabel dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

∑ ∑ ∑

Keterangan:

r : Korelasi anatara variabel X dengan Y X : Variabel bebas

Y : Variabel terikat

Sumber: Sugiyono (2011, hlm. 274) Hubungan antarvariabel dinyatakan dengan koefisien korelasi. Hubungan antarvariabel dinyatakan sempurna apabila mempunyai koefisien korelasi 1 atau -1. Dan apabila tidak terdapat hubungan maka koefisien korelasi menunjukan angka 0. Penafsiran terhadap koefisien korelasi dapat diketahui besar kecilnya melalui pedoman interprestasi hubungan anatarvariabel. Adapun pedoman untuk memeberikan interprestasi terhadap koefisien korelasi yaitu terdapat pada tabel 3.4 berikut ini:

Tabel 3.4 Pedoman Interprestasi Koefisien Korelasi

No. Intervasl Koefisien Tingkat Hubungan

1 0,00 - 0,199 Sangat rendah

2 0,20 - 0,399 Rendah

3 0,40 - 0,599 Sedang

4 0,60 - 0,799 Kuat

5 0,80 - 1,000 Sangat kuat


(39)

47

Ninit Novitasari, 2015

Kontribusi motivasi terhadap kemampuan metakognitif mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah mengetahui hubungan antarvariabel, besarnya kontribusi motivasi (X) terhadap kemampuan metakognitif mahasiswa (Y) dapat diketahui melalui penghitungan koefisien determinasi. Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan koefisien determinasi yaitu:

Keterangan:

Kp : Nilai Koefisien determinasi r : Nilai koefisien korelasi


(40)

Ninit Novitasari, 2015

Kontribusi motivasi terhadap kemampuan metakognitif mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penulis dapat mengambil beberapa simpulan sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan dalam rumusan masalah, yaitu sebagai berikut:

1. Motivasi terdiri sub variabel komponen nilai (value component), komponen harapan (expectancy component), dan komponen afektif (affective component). Motivasi mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI termasuk dalam kategori tinggi. Artinya, mahasiswa menyadari pentingnya nilai atau kegunaan tugas belajar, memiliki kemampuan atau keterampilan untuk mengerjakan tugas, dan memiliki kontrol perasaan tentang diri atau reaksi emosional dalam melaksanakan tugas belajar yang baik. Motivasi mahasiswa sebagian besar muncul untuk alasan komponen harapan (expentancy

component). Artinya, mahasiswa memiliki keyakinan atau kepercayaan akan

kemampuan dirinya dalam melakukan tugas belajar, penilaian tentang efikasi diri, dan kontrol keyakinan untuk sukses dalam tugas belajar.

2. Sub variabel kemampuan metakognitif terdiri dari pengetahuan metakognitif (metacognitive knowledge) dan regulasi metakognitif (metacognitive

regulation). Kemampuan metakognitif mahasiswa Departemen Pendidikan

Geografi FPIPS UPI secara umum termasuk ke dalam kategori sedang. Sub variabel pengetahuan metakognitif (metacognitive knowledge) memiliki skor rata-rata lebih tinggi dibandingkan dengan regulasi metakognitif (metacognitive regulation). Artinya, mahasiswa cenderung mengetahui tetanng kognisinya secara umum, seperti memahami kelebihan dan kekurangan yang dia miliki dalam hal belajar, mampu menentuka tujuan belajar, mampu menentukan langkah-langkah belajar secara mandiri,


(41)

70

Ninit Novitasari, 2015

Kontribusi motivasi terhadap kemampuan metakognitif mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengetahui waktu yang tepat bagi dirinya untuk belajar, dan mampu menghadapi situasi-situasi yang tidak menentu dalam belajar.

3. Hasil analisis menunjukkan motivasi memiliki hubungan yang signifikan dengan kemampuan metakognitif mahasiswa. Besarnya kontribusi motivasi terhadap kemampuan metakognitif mahasiswa yaitu 12,1%. Artinya, terdapat faktor atau variabel selain motivasi di luar variabel dalam penelitian ini yang mempengaruhi kemampuan metakognitif mahasiswa dengan kontribusi yang lebih besar. Hal tersebut disebabkan motivasi hanya sebagai penggerak atau pendorong aktivitas belajar. Motivasi mahasiswa yang tinggi belum mampu menggerakkan mahasiswa untuk melakukan kegiatan metakognitif baik dalam hal pengetahuan metakognitif (metacognitive knowledge) maupun regulasi metakognitif (metacognitive regulation) secara maksimal. Terbukti dari hasil penelitian skor rata-rata pengetahuan metakognitif (metacognitive knowledge) dan regulasi metakognitif (metacognitive regulation) yang menunjukkan mahasiswa masih jarang melakukan kegiatan metakognitif.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penulis menyampaikan beberapa saran sebagai masukkan yang diharapkan bermanfaat. Adapun saran yang ingin penulis sampaikan antara lain sebagai berikut:

1. Kemampuan metakognitif merupakan faktor penting yang menentukan kesuksesan akademik peserta didik. Kemampuan metakognitif terdiri dari pengetahuan metakognitif (metacognitive knowledge) dan regulasi metakognitif (metacognitive regulation). Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan metakognitif (metacognitive knowledge) mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI memiliki skor rata-rata lebih tinggi dibandingkan dengan regulasi metakognitif (metacognitive regulation). Untuk itu diharapkan Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI mampu


(42)

71

Ninit Novitasari, 2015

Kontribusi motivasi terhadap kemampuan metakognitif mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mempertahankan pengetahuan metakognitif (metacognitive knowledge) mahasiswa dan meningkatkan regulasi metakognitif (metacognitive regulation) mahasiswa.

2. Bagi peneliti selanjutnya, berdasarkan hasil penelitian terdapat 87,9% variabel lain yang mempengaruhi kemampuan metakognitif mahasiswa selain motivasi. Variabel lain tersebut dapat berupa jenis tugas yang bersifat pemecahan masalah atau strategi pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar. Hal tersebut merupakan peluang bagi peneliti selanjutnya dalam meneliti variabel-variabel lain yang mempengaruhi kemampuan metakognitif.


(43)

Ninit Novitasari, 2015

Kontribusi motivasi terhadap kemampuan metakognitif mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Atkinson, R. T., Atkinson, R. C., dan Hilgard, E. R. (1983). Pengantar Psikologi

Edisi Kedelapan Jilid Dua. Jakarta: Erlangga.

Desmita. (2012). Psikologi Perkembangan Peserta Didik Panduan bagi Orang

Tua dan Guru dalam Memahami Psikologi Anak Usia SD, SMP, dan SMA.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Noor, J. (2013). Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya

Ilmiah. Jakarta: Kencana.

Pintrich, P. R. et al. (1991). A Manual for The Use of The Motivated Strategies for

Learning Questionnaire (MSLQ). Michigan: The Regents of The

University of Michigan.

Prayitno, E. (1989). Motivasi dalam Belajar. Jakarta: P2LPTK.

Purwanto, M. N. (2011). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Reid, G. (2009). Memotivasi Siswa di Kelas: Gagasan dan Strategi. Jakarta Barat:

PT Indeks.

Riduwan. (2010). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti

Pemula. Bandung: Alfabeta.

Santrock, J. W. (2007). Psikologi Pendidikan Edisi Kedua. Jakarta: Kencana. Sardiman. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT

Rajagrafindo Persada.

Schunk, D. H., Pintrich, P. R., dan Meece, J. I. (2012). Motivasi dalam

Pendidikan: Teori, Pendidikan, dan Aplikasi Edisi Ketiga. Jakarta Barat:


(44)

73

Ninit Novitasari, 2015

Kontribusi motivasi terhadap kemampuan metakognitif mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sudjana, N. (2001). Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2011). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sumaatmadja, N. (1988). Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa

Keruangan. Bandung: Alumni.

Surya, M. (2004). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bina Quraisy.

Syah, M. (2011). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Syamsuddin, M. A. (2007). Psikologi Kependidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Syaripudin, T. dan Kurniasih. (2012). Pedagogik Teoritis Sistematis. Bandung: Percikan Ilmu.

Tika, M. P. (2005). Metode Penelitian Geografi. Jakarta: PT Bumi Aksara. Uno, H. B. (2008). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara. Usman, M. U. (2009). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Woolfolk, A. (2009). Educational Psychology Active Learning Edition. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Jurnal

Flavell, J. H., (1979). Metacognition and Cognitive Monitoring: A New Area of

Cognitive-Developmental Inquiry, 34 (10), hlm. 906-911.

Pintrich, P. R. (2002). The role of Metacognitive Knowledge in Learning,

Teaching, and Assessing. Theory into Practice, 41(4), hlm. 219-225.

Schraw, G. dan Dennison, R. S. (1994). Assessing metacognitive awareness.


(45)

74

Ninit Novitasari, 2015

Kontribusi motivasi terhadap kemampuan metakognitif mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Schraw, G. dan Moshman D. (1995). Metacognitive Theories. Educational

Psychology Review, 7 (4), hlm. 351-371.

Dokumen

Anonim. (2014). Pedoman Akademik Universitas Pendidikan Indonesia.

Anonim. (2014). Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Universitas Pendidikan

Indonesia.

Anonim. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013.

Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Anonim. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. Tentang

Sistem Pendidikan Nasional.

Kusnadi, K. N. (2012). Pengruh Gaya dan Motivasi Belajar terhadap

Kemampuan Metakognitif Siswa dalam Pembelajaran IPS di SMKN Kelompok Bisnis dan Manajemen Se-Kota Bandung. (Tesis) Sekolah

Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Riyadi, I. (2012). Pembelajaran Berbasis Metakognisi untuk Peningkatan

Kompetensis Siswa pada Mata Pelajaran IPS (Studi Pengembangan Model Pembelajaran di SMP Klaten Jawa Tengah). (Disertasi). Sekolah

Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Sapari, H. B. (2013). Efektivitas Pendekatan Metakognisi Strategi KWL (Know,

Want, Learned) dalam Upaya Maningkatkan Kemandirian Belajar (Studi Eksperimen Mata Pelajaran IPS pada Siswa MTs Syafi’iyah Cisambeng Kab. Majalengka). (Tesis) Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan

Indonesia, Bandung.


(46)

75

Ninit Novitasari, 2015

Kontribusi motivasi terhadap kemampuan metakognitif mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Livingston, J. A. (1997). Metacognition: An Overview. [Online]. Tersedia di: http://gse.buffalo.edu/fas/shuell/cep564/metacog.htm. [Diakses 03 Mei 2014].


(1)

Ninit Novitasari, 2015

Kontribusi motivasi terhadap kemampuan metakognitif mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengetahui waktu yang tepat bagi dirinya untuk belajar, dan mampu menghadapi situasi-situasi yang tidak menentu dalam belajar.

3. Hasil analisis menunjukkan motivasi memiliki hubungan yang signifikan dengan kemampuan metakognitif mahasiswa. Besarnya kontribusi motivasi terhadap kemampuan metakognitif mahasiswa yaitu 12,1%. Artinya, terdapat faktor atau variabel selain motivasi di luar variabel dalam penelitian ini yang mempengaruhi kemampuan metakognitif mahasiswa dengan kontribusi yang lebih besar. Hal tersebut disebabkan motivasi hanya sebagai penggerak atau pendorong aktivitas belajar. Motivasi mahasiswa yang tinggi belum mampu menggerakkan mahasiswa untuk melakukan kegiatan metakognitif baik dalam hal pengetahuan metakognitif (metacognitive knowledge) maupun regulasi metakognitif (metacognitive regulation) secara maksimal. Terbukti dari hasil penelitian skor rata-rata pengetahuan metakognitif (metacognitive knowledge) dan regulasi metakognitif (metacognitive regulation) yang menunjukkan mahasiswa masih jarang melakukan kegiatan metakognitif.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penulis menyampaikan beberapa saran sebagai masukkan yang diharapkan bermanfaat. Adapun saran yang ingin penulis sampaikan antara lain sebagai berikut:

1. Kemampuan metakognitif merupakan faktor penting yang menentukan kesuksesan akademik peserta didik. Kemampuan metakognitif terdiri dari pengetahuan metakognitif (metacognitive knowledge) dan regulasi metakognitif (metacognitive regulation). Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan metakognitif (metacognitive knowledge) mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI memiliki skor rata-rata lebih tinggi dibandingkan dengan regulasi metakognitif (metacognitive regulation). Untuk itu diharapkan Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI mampu


(2)

71

Ninit Novitasari, 2015

Kontribusi motivasi terhadap kemampuan metakognitif mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mempertahankan pengetahuan metakognitif (metacognitive knowledge) mahasiswa dan meningkatkan regulasi metakognitif (metacognitive regulation) mahasiswa.

2. Bagi peneliti selanjutnya, berdasarkan hasil penelitian terdapat 87,9% variabel lain yang mempengaruhi kemampuan metakognitif mahasiswa selain motivasi. Variabel lain tersebut dapat berupa jenis tugas yang bersifat pemecahan masalah atau strategi pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar. Hal tersebut merupakan peluang bagi peneliti selanjutnya dalam meneliti variabel-variabel lain yang mempengaruhi kemampuan metakognitif.


(3)

Ninit Novitasari, 2015

Kontribusi motivasi terhadap kemampuan metakognitif mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Atkinson, R. T., Atkinson, R. C., dan Hilgard, E. R. (1983). Pengantar Psikologi

Edisi Kedelapan Jilid Dua. Jakarta: Erlangga.

Desmita. (2012). Psikologi Perkembangan Peserta Didik Panduan bagi Orang

Tua dan Guru dalam Memahami Psikologi Anak Usia SD, SMP, dan SMA.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Noor, J. (2013). Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya

Ilmiah. Jakarta: Kencana.

Pintrich, P. R. et al. (1991). A Manual for The Use of The Motivated Strategies for

Learning Questionnaire (MSLQ). Michigan: The Regents of The

University of Michigan.

Prayitno, E. (1989). Motivasi dalam Belajar. Jakarta: P2LPTK.

Purwanto, M. N. (2011). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Reid, G. (2009). Memotivasi Siswa di Kelas: Gagasan dan Strategi. Jakarta Barat:

PT Indeks.

Riduwan. (2010). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti

Pemula. Bandung: Alfabeta.

Santrock, J. W. (2007). Psikologi Pendidikan Edisi Kedua. Jakarta: Kencana. Sardiman. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT

Rajagrafindo Persada.

Schunk, D. H., Pintrich, P. R., dan Meece, J. I. (2012). Motivasi dalam

Pendidikan: Teori, Pendidikan, dan Aplikasi Edisi Ketiga. Jakarta Barat:


(4)

73

Ninit Novitasari, 2015

Kontribusi motivasi terhadap kemampuan metakognitif mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sudjana, N. (2001). Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2011). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sumaatmadja, N. (1988). Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa

Keruangan. Bandung: Alumni.

Surya, M. (2004). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bina Quraisy.

Syah, M. (2011). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Syamsuddin, M. A. (2007). Psikologi Kependidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Syaripudin, T. dan Kurniasih. (2012). Pedagogik Teoritis Sistematis. Bandung: Percikan Ilmu.

Tika, M. P. (2005). Metode Penelitian Geografi. Jakarta: PT Bumi Aksara. Uno, H. B. (2008). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara. Usman, M. U. (2009). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Woolfolk, A. (2009). Educational Psychology Active Learning Edition. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Jurnal

Flavell, J. H., (1979). Metacognition and Cognitive Monitoring: A New Area of

Cognitive-Developmental Inquiry, 34 (10), hlm. 906-911.

Pintrich, P. R. (2002). The role of Metacognitive Knowledge in Learning,

Teaching, and Assessing. Theory into Practice, 41(4), hlm. 219-225.

Schraw, G. dan Dennison, R. S. (1994). Assessing metacognitive awareness.


(5)

Ninit Novitasari, 2015

Kontribusi motivasi terhadap kemampuan metakognitif mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Schraw, G. dan Moshman D. (1995). Metacognitive Theories. Educational

Psychology Review, 7 (4), hlm. 351-371.

Dokumen

Anonim. (2014). Pedoman Akademik Universitas Pendidikan Indonesia.

Anonim. (2014). Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Universitas Pendidikan

Indonesia.

Anonim. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013.

Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Anonim. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. Tentang

Sistem Pendidikan Nasional.

Kusnadi, K. N. (2012). Pengruh Gaya dan Motivasi Belajar terhadap

Kemampuan Metakognitif Siswa dalam Pembelajaran IPS di SMKN Kelompok Bisnis dan Manajemen Se-Kota Bandung. (Tesis) Sekolah

Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Riyadi, I. (2012). Pembelajaran Berbasis Metakognisi untuk Peningkatan

Kompetensis Siswa pada Mata Pelajaran IPS (Studi Pengembangan Model Pembelajaran di SMP Klaten Jawa Tengah). (Disertasi). Sekolah

Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Sapari, H. B. (2013). Efektivitas Pendekatan Metakognisi Strategi KWL (Know,

Want, Learned) dalam Upaya Maningkatkan Kemandirian Belajar (Studi

Eksperimen Mata Pelajaran IPS pada Siswa MTs Syafi’iyah Cisambeng

Kab. Majalengka). (Tesis) Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan

Indonesia, Bandung.


(6)

75

Ninit Novitasari, 2015

Kontribusi motivasi terhadap kemampuan metakognitif mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi FPIPS UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Livingston, J. A. (1997). Metacognition: An Overview. [Online]. Tersedia di: http://gse.buffalo.edu/fas/shuell/cep564/metacog.htm. [Diakses 03 Mei 2014].