Efektivitas Pelaksanaan Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan Dalam Menyelesaikan Perkara Perdata

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Manusia selain merupakan makhluk individu, juga berperan sebagai makhluk
sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia dituntut untuk dapat melakukan kerjasama
dengan orang lain agar tercipta sebuah kehidupan yang selaras dan damai. Agar
hubungan manusia dapat berjalan dengan selaras diperlukan aturan untuk mengatur
masyarakat, maka dibuatlah aturan yang disebut norma. Norma merupakan aturan
yang berlaku dimasyarakat.
Namun dengan adanya norma, tidak menutup kemungkinan timbul
perselisihan di masyarakat. Salah satu perselisihan yang terjadi dimasyarakat adalah
perkara perdata. Yang dimaksud dengan perkara perdata ialah suatu perkara perdata
yang terjadi antara pihak yang satu dengan pihak lainnya dalam hubungan
keperdataan. Dalam hubungan keperdataan antara pihak yang sedang berperkara
umumnya diselesaikan melalui pengadilan untuk mendapat keadilan yang seadiladilnya.1
Penyelesaian perkara perdata melalui jalur litigasi diharapkan menjadi solusi
terbaik bagi masyarakat untuk memperoleh kepastian hukum, dengan berdasarkan
asas sederhana, cepat dan murah. Namun dalam praktik tidak demikian, karena

penyelesaian perkara di pengadilan dapat berlarut-larut dengan proses yang sulit dan
1

Sarwono. 2012. Hukum Acara Perdata Teori dan Praktik. Jakarta. Kencana. Hal 7.

2

membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Untuk itu perlu adanya mediasi sebagaimana
yang diatur dalam Pasal 130 HIR dan Pasal 154 RBG yang menyebutkan bahwa
hakim mewajibkan mendamaikan para pihak terlebih dahulu sebelum proses
persidangan. Hakim yang mengabaikan Pasal tersebut dan langsung memasuki tahap
pemeriksaan jawab-menjawab, dianggap telah melakukan pelanggaran terhadap tata
tertib beracara sehingga putusan hakim dianggap tidak sah dan pemeriksaan harus
dinyatakan batal demi hukum.
Akhir-akhir ini banyak masyarakat yang terlibat di dalam perkara perdata
memilih jalan mediasi, baik yang diupayakan oleh hakim, pengacara maupun
kehendak dari para pihak yang berperkara itu sendiri. Hal ini merupakan suatu gejala
positif yang patut kita perhatikan secara seksama.
Mediasi sebagai salah satu penyelesain alternatif sengketa yang belum lama
ini diketahui dan dikenal oleh masyarakat pada umumnya dan juga belum dikenal

dalam suatu wacana hukum di Indonesia. Tidak semua Pengadilan yang menerapkan
atau menggunakan medasi.Inti dari mediasi adalah mediasi sudah menjadi budaya
masyarakat Indonesia. Mediasi harus banyak memerlukan adaptasi soialisasi baik
bagi masyarakat Indonesia, birokasi pemerintah, maupun para penegak hukum.
Dengan demikian Mahkamah Agung (MA) menerbitkan Peraturan Mahkamah
Agung (Perma), yaitu Perma Nomor 1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di
Pengadilan. Hal ini sebagai dasar untuk mentaati pasal 130 HIR dan 154 RBG, yang
dapat dijadikan pedoman tata tertib bagi para hakim di pengadilan tingkat pertama

3

guna memediasi para pihak yang berperkara. Dengan pertimbangan pada Perma poin
(b) yang menjelaskan :
“Bahwa pengintegrasian mediasi ke dalam proses beracara di pengadilan
dapat menjadi salah satu instrumen efektif mengatasi masalah penumpukan
perkara di pengadilan serta memperkuat dan memaksimalkan fungsi lembaga
pengadilan dalam penyelesaian sengketa di samping proses pengadilan yang
bersifat memutus (ajudikatif).”
Dalam Perma tersebut diatur bahwa sebelum diadakannya proses sidang,
terlebih dahulu para pihak wajib mengikuti mediasi. Dimana pihak-pihak

dipertemukan diruang mediasi yang disediakan oleh Pengadilan.Tidak menempuh
prosedur mediasi berdasarkan peraturan ini merupakan pelanggaran terhadap
ketentuan Pasal 130 HIR dan/atau Pasal 154 Rbg yang mengakibatkan putusan batal
demi hukum.2
Apabila tidak tercapai kesepakatan mengenai mediator tersebut maka
wajibmenunjuk mediator dari daftar yang disediakan oleh Pengadilan saja. Apabila
hal tersebut tidak juga berhasil, dalam jangka satu hari kerja berdasarkan penetapan,
Ketua majelis berwenang menunjuk seorang mediator.
Proses mediasi harus selesai dalam jangka waktu paling lama 40 hari kerja
sejak pemilihan atau penetapan penunjukan mediator. Seandainya mediator berasal
dari luar lingkungan pengadilan jangka waktu tersebut diperpanjang menjadi 30 hari.
Apabila mediasi berhasil, kesepakatan lengkap dengan klausula pencabutan
perkara atau pernyataan perkara telah selesai disampaikan dalam sidang. Majelis
2

Ketentuan Pasal 2 ayat (3) Perma Nomor 1 Tahun 2008.

4

Hakim kemudian akan mengkukuhkan kesepakatan itu sebagai akta perdamaian.

Tetapi apabila gagal adalah tugas mediator untuk melaporkannya secara tertulis
kepada Majelis Hakim. Konsekuensi kegagalan tersebut memaksa Majelis Hakim
melanjutkan proses perkara.3
Perma ini merupakan penyempurnaan dari Perma sebelumnya, yakni Perma
No. 2 Tahun 2003 karena ditemukan beberapa masalah, sehingga tidak efektif
penerapannya di pengadilan. Mahkamah Agung mengeluarkan Perma No. 1 Tahun
2008 sebagai upaya mempercepat, mempermurah, dan mempermudah penyelesaian
perkara serta memberikan akses yang lebih besar kepada pencari keadilan.4
Keberadaan Perma dimaksudkan untuk memberikan kepastian, ketertiban,
kelancaran dalam proses mendamaikan para pihak untuk menyelesaikan suatu perkara
perdata. Hal ini dapat dilakukan dengan mengintensifkan dan mengintegrasikan
proses mediasi ke dalam prosedur berperkara di pengadilan. Mediasi mendapat
kedudukan penting dalam Perma, karena proses mediasi merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari proses berperkara di pengadilan. Hakim wajib mengikuti
prosedur penyelesaian perkara melalui mediasi. Bila hakim melanggar atau enggan
menerapkan prosedur mediasi, maka putusan hakim tersebut batal demi hukum (Pasal
2 ayat (3) Perma). Oleh karenanya, hakim dalam pertimbangan putusannya wajib
menyebutkan bahwa perkara yang bersangkutan telah diupayakan perdamaian

3


Krisna Harahap. 2008. Hukum Acara Perdata. Bandung. PT Grafiti Budi Utami. Hal. 62.
Syahrizal Abbas. 2011. Mediasi dalam Hukum Syariah, Hukum Adat dan Hukum Nasional. Jakarta.
Kencana. Hal 310.

4

5

melalui mediasi dengan menyebutkan nama mediator untuk perkara yang
bersangkutan.5
Berdasarkan Pasal 4 Perma, jenis perkara yang dimediasi adalah semua
perkara perdata kecuali perkara yang diselesaikan melalui prosedur Pengadilan
Niaga, Pengadilan Hubungan Industrial, keberatan atas putusan Badan Penyelesaian
Sengketa Konsumen, dan keberatan atas putusan Komisi Pengawas Persaingan
Usaha.
Hal tersebut diatas menjadi latar belakang penulis untuk melihat Pelaksanaan
Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2008 Tentang
Prosedur Mediasi di Pengadilan dalam Menyelesaikan Perkara Perdata di Pengadilan
Negeri Blitar.


B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka penulis
merumuskan permasalahannya sebagai berikut:
1.

Bagaimanakah pelaksanaanmediasi dalam menyelesaikan perkara perdata
menurut Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor. 1 Tahun
2008 di Pengadilan Negeri Blitar?

2.

Apa hambatan pelaksanaan Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Nomor 1 Tahun 2008 dalam menyelesaikan perkara perdata di Pengadilan
Negeri Blitar?

5

Ibid. Hal 311.


6

C. Tujuan Penelitian
Sehubungan dengan kedua pokok permasalahan yang terangkum dalam 2
(dua) rumusan masalah tersebut, maka penelitian ini bertujuan:
1.

Untuk mengetahui pelaksanaanmediasi dalam menyelesaikan perkara perdata
menurut Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor. 1 Tahun
2008 di Pengadilan Negeri Blitar.

2.

Untuk mengetahui hambatan pelaksanaan Peraturan Mahkamah Agung
Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2008 dalam menyelesaikan perkara
perdatadi Pengadilan Negeri Blitar.

D. Kegunaan Penelitian
Selanjutnya hasil penelitian diharapkan mempunyai kegunaan sebagai berikut:
1. Kegunaan Teoritis

a.

Menghasilkan suatu penjelasan tentang penyelesaian perkara perdata
dengan cara mediasi di Pengadilan Negeri Blitar;

b.

Menghasilkan suatu penjelasan tentang kendala dalam pelaksanaan
mediasi di Pengadilan Negeri Blitar.

2. Kegunaan Praktis
a.

Mengembangkan pola pikir, penalaran dan pengetahuan bagi penulis
dalam menyusun suatu penulisan hukum;

7

b.


Sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Hukum pada
Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang.

E. Metode Penulisan
Dalam rangka menganalisa permasalahan yang dikemukakan sebelumnya,
maka penulis menggunakan metode sebagai berikut:
1.

Metode Pendekatan
Di dalam penelitian inipenulis memilih menggunakan metode
pendekatan Yuridis Sosiologis, yaitu pembahasan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan juga berkaitan dengan teoriteori hukum (Das Sollen), serta dibenturkan dengan kenyataan di masyarakat
(Das Sein). Penelitian ini dilakukan dengan cara mengolah dan menganalisis
peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan masalah prosedur
mediasi di pengadilan dalam menyelesaikan perkara perdata yang kemudian
diakitkan dengan apa yang terjadi di masyarakat.

2.

Lokasi Penelitian

Untuk melengkapi data penelitian, penulis mengambil lokasi penelitian di
Pengadilan Negeri Blitar. Penulis mengambil lokasi penelitian di Pengadilan
Negeri Blitar karena tempat dan lokasi mudah terjangkau oleh kendaraan dan
merupakan suatu Pengadilan Negeri yang terdapat perkara tentang mediasi
yang saat ini sedang diteliti oleh penulis.

8

3.

Sumber Data
Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini dapat dibagi
menjadi tiga kategori, yaitu:
a.

Sumber Data Primer
Merupakan jenis data yang diperoleh dari dokumen terulis, file,
informasi, pendapat dan lain-lain yang diperoleh dari sumber yang utama
berupa:
1) Hasil Wawancara

Dalam penelitian ini yaitu data yang diperoleh melalui wanancara
dengan hakim Pengadilan Negeri Blitar. Penelitian dilakukan mulai
tanggal 15 Desember 2014 hingga 8 Januari 2015.
2) Dokumen
Dokumen yang dimaksudkan adalah data dokumen terkait dengan
prosedur mediasi di pengadilan dalam menyelesaikan perkara perdata
yang didapatkan dari Pengadilan Negeri Blitar. Data yang penulis
teliti merupakan data tahun 2013.

b. Sumber Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari bahan-bahan kepustakaan
yang dalam penelitian ini meliputi peraturan perundang-undangan,
artikel, jurnal, buku dan data resmi dari instansi yang terkait.

9

c.

Sumber Data Tersier
Data tersier adalah jenis data mengenai pengertian baku, istilah baku yang
diperoleh dari ensiklopedia, kamus, internet dan lain-lain sehingga
nantinya berguna untuk mempermudah penulis untuk melengkapi data
primer maupun sekunder.

4.

Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a.

Wawancara
Yang dimaksud wawancara adalah penulis melakukan tanya jawab
dengan Bapak Rais Torodji, SH, jabatanHakim Pengadilan Negeri Blitar,
Ibu Isrin Surya Kurniasih, SH, jabatan Hakim Pengadilan Negeri Blitar
serta Musnaam, SH., M.Hum, sebagai salah satu advokat yang terdaftar di
Pengadilan

Negeri

Blitar

yang berkompetensi

untuk

menjawab

permasalahan ini untuk melengkapi data yang diperlukan dalam
penelitian ini. Dalam hal pengumpulan data yang dilakukan dengan
teknik wawancara ini tidak hanya terbatas pada pokok permasalahannya
saja, tetapi juga hal-hal lain yang dianggap perlu dan berhubungan
dengan permasalahan yang diteliti.
b. Studi Dokumentasi
Disamping melakukan teknik wawancara dan studi kepustakaan,
penelitian ini juga dilakukan dengan teknik studi dokumentasi, yaitu

10

pengumpulan data-data atau dokumen-dokumen yang dimiliki oleh
Pengadilan Negeri Blitar yang berhubungan dengan permasalahan yang
diteliti.
c.

Studi Kepustakaan
Pengumpulan data sekunder yang dilakukan dengan studi kepustakaan
yang telah dipilih berdasarkan permasalahan yang diteliti oleh penulis
guna memperoleh data-data, keterangan-keterangan, teori-teori, pendapat
ahli serta peraturan dari literatur-literatur yang terdapat dalam buku,
majalah, surat kabar dan internet yang membahas mengenai permasalahan
yang diteliti dalam tugas akhir yang akan disusun dan dianalisa untuk
dikelola lenih lanjut.

5.

Teknik Analisa Data
Data yang penulis peroleh dari hasil penelitian tersebut akan dianalisa
dengan metode analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu analisis berdasarkan
data yang diperoleh dan diolah seteliti mungkin secara obyektif mengenai
prosedur mediasi di pengadilan dalam menyelesaikan perkara perdata.

PELAKSANAAN PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR MEDIASI
DI PENGADILAN DALAM MENYELESAIKAN PERKARA PERDATA
(Studi di Pengadilan Negeri Blitar)
PENULISAN HUKUM

Oleh:
TONI NUGRAHA
09400189

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS HUKUM
2015

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan
judul: Pelaksanaan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2008 Tentang
Prosedur Mediasi di Pengadilan Dalam Menyelesaikan Perkara Perdatasebagai
tugas akhir dari rangkaian proses pendidikan yang Penulis jalani untuk
memperoleh gelar Sarjana Hukum pada program studi Ilmu Hukum Universitas
Muhammadiyah Malang.
Kehadiran karya tulis ini tentu tidak lepas dari bantuan berbagai pihak
baik materil maupun moril. Sebagai bentuk penghargaan Penulis, melalui
pengantar skripsi ini secara khusus Penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada Ibu Herwastoeti, SH., M.Si dan Bapak Mohammad Isrok, SH., CN., MH
yang senantiasa meluangkan waktunya untuk membimbing Penulis hingga
selesainya penulisan skripsi ini.
Dari lubuk hati yang paling dalam, Penulismengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Ibundaku tercinta, Reki Ani dan Ayahanda Hardjito atas doa,
dukungan, keikhlasan, dan kasih sayang yang tiada hentinya, yang
akan mengantarkan Penulis pada kesuksesan. Semua kesuksesan
yang telah kuraih dan insya Allah akan kuraih kupersembahkan
untuk kalian.

2. Rektor Universitas Muhammadiyah Malang, Bapak Dr. Muhadjir
Effendi, MAP atas segala perhatian yang diberikan kepada Penulis
selama

menjadi

mahasiswa

pada

almamater

Universitas

Muhammadiyah Malang;
3. Dekan Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang,
Bapak Dr. Sulardi, SH., M.Si dan para Pembantu Dekan atas
segala perhatian dan bimbingannya;
4. Segenap Dosen Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah
Malang yang telah banyak berjasa mendidik Penulis sehingga
berhasil menyelesaikan studi di Fakultas Hukum Universitas
Muhammadiyah Malang;
5. Para staf administrasi di lingkungan akademik Fakultas Hukum
Universitas Muhammadiyah Malang yang banyak membantu
Penulis selama menempuh pendidikan di Fakultas Hukum
Universitas Muhammadiyah Malang;
6. Segenap keluarga besar mahasiswa Fakultas Hukum Universitas
Muhammadiyah Malang angkatan 2009;
7. Ketua Pengadilan Negeri Blitar beserta staf dan jajarannya.
8. Saudara Penulis Ade Estri Eni yang telah menjadi pelipur lara
Penulis selama Penulisan skripsi;
9. Rinaningfitri Puspitasari, I’m so lucky to have you.

Dengan segala keterbatasan, Penulis sadar bahwa skripsi ini masih jauh
dari kesempurnaan. Dengan segala kerendahan hati tegur sapa yang konstruktif
Penulis sambut demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga
kehadiran skripsi ini dapat berguna bagi pembaca dan menambah literatur kajian
ilmu hukum perdata.
Akhir kata, Alhamdulillahi Rabbil Alamin.

Malang, 5 Februari 2015

Toni Nugraha

Daftar Isi
Lembar Cover/Sampul Dalam..................................................................................i
Lembar Pengesahan.................................................................................................ii
Lembar Pengesahan................................................................................................iii
Surat Pernyataan Penulisan Bukan Hasil Plagiat....................................................iv
Ungkapan Pribadi/Motto..........................................................................................v
Abstraksi.................................................................................................................vi
Abstract..................................................................................................................vii
Kata Pengantar......................................................................................................viii
Daftar Isi.................................................................................................................xi
Daftar Tabel..........................................................................................................xiii
Daftar Bagan.........................................................................................................xiv
Daftar Lampiran.....................................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.

Latar Belakang Masalah...............................................................................1
Rumusan Masalah........................................................................................5
Tujuan Penelitian.........................................................................................5
Kegunaan Penelitian.....................................................................................6
Kegunaan Penulisan.....................................................................................7
Metode Penulisan.........................................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Mediasi
1. Pengertian Mediasi.........................................................................11
2. Dasar Hukum Penerapan Mediasi di Indonesia.............................15
3. Prinsip-prinsip Mediasi..................................................................18
4. Tujuan dan Keuntungan Mediasi...................................................20
5. Peranan dan Fungsi Mediator.........................................................22
6. Peran Advokat Dalam Proses Mediasi...........................................26
B. Tinjauan Umum Tentang Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun
2008 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan
1. Tahap Pra Mediasi..........................................................................33
2. Tahap-tahap Proses Mediasi..........................................................34
3. Mediasi Mencapai Kesepakatan.....................................................36
4. Mediasi Tidak Mencapai Kesepakatan..........................................37
C. Tinjauan Tentang Ruang Lingkup Peraturan ahkamah Agung Nomor 1
Tahun 2008 Tentang Prsedur Mediasi di Pengadilan................................38
D. Tinjuan Tentang Efektivitas Hukum..........................................................39

BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Lokasi Penelitian......................................................................46
B. Pelaksanaan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2008
Tentang Proedur Mediasi di Pengadilan Dalam Menyelesaikan Perkara
Perdata........................................................................................................47
C. Hambatan Pelaksanaan Peraturan Mahkamah Agung
Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Proedur Mediasi di Pengadilan Dalam
Menyelesaikan
PerkaraPerdata............................................................................................72
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................79
B. Saran..........................................................................................................79
Daftar Pustaka........................................................................................................81
Indeks.....................................................................................................................82
Lampiran................................................................................................................83

Daftar Lampiran

Lampiran 1. Surat Tugas Dosen Pembimbing…………………………………...83
Lampiran 2.Berita Acara Seminar Proposal Tugas Akhir….……………………86
Lampiran 3.Kartu Kendali Bimbingan Tugas Akhir……….…………………….88
Lampiran 4.Surat Izin Observasi…………………………….…………………...89
Lampiran 5.Surat Keterangan Telah Melakukan Observasi….………………….90
Lampiran 6.Akta Perdamaian Perkara Nomor 58/Pdt.G/2013/PN.Blt…….…….91

Daftar Pustaka

Buku:
Achmad Ali. 2009. Menguak Teori Hukum (Legal Theory) & Teori Peradilan
(Judicialprunce) Vol 1. Jakarta. Kencana.

Agung Kurniawan. 2005. Transformasi Pelayanan Publik. Yogyakarta.
Pembaruan.
Edi As’adi. 2012. Hukum Perdata dalam Perspektif Mediasi (ADR) di Indonesia.
Yogyakarta. Graha Ilmu.

Gary Godpaster. 2004. Negoisasi dan Mediasi: Sebuah Pedoman Negosiasi dan
Penyelesaian Sengekta Melalui Mediasi. Jakarta. Elips Project.

Gatot Sumarto. 2006. Undang-undang tentang Arbitrase dan Mediasi di
Indonesia. Jakarta. Gramedia.

Krisna Harahap. 2008. Hukum Acara Perdata. Bandung. PT Grafiti Budi Utami.

Nazarkhan Yasin. 2004. Mengenal Klaim Konstruksi dan Penyelesaian Sengketa
Konstruksi. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.

Nurnaningsih Amriah. 2011. Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di
Pengadilan. Jakarta. Rajawali Pers.

Sarwono. 2012. Hukum Acara Perdata Teori dan Praktik. Jakarta. Kencana.

Soerjono Soekanto. 2006. Sosiologi:Suatu Pengantar. Bandung. Rajawali Pers:
Bandung.

Soewarno Handayaningrat. 2004. Pengantar Ilmu Administrasi dan Manajemen.
Jakarta. CV Haji Masagung.

Susanti Adi Nugroho. 2009. Mediasi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa.
Jakarta. Telaga Ilmu Indonesia.

Syahrizal Abbas. 2011. Mediasi dalam Hukum Syariah, Hukum Adat dan Hukum
Nasional. Jakarta. Kencana.

Internet:
Bani Arbitration Center. Advokat Dan Peranannya Dalam Menyelesaikan
Sengketa Melalui ADR. http://www.bani-arb.org/pdf/BANINL-7.pdf.
Diakses tanggal 24 Januari 2014.

Nurul Hakim. Efektivitas Pelaksanaan Sistem Arbitrase dan Alternatif
Penyelesaian Sengketa Dalam Hubungannya Dengan Lembaga Peradilan.
www.badilag.net. Diakses Tanggal 19 Desember 2014.

Rendra M. Mediasi. http://www.pta-bandung.go.id/uploads/arsip/515EPROSEDUR_MEDIASI.pdf. Diakses tanggal 19 Desember 2014.

Sugiri Permana. Mediasi dan Hakam dalam Tinjauan Hukum Acara Peradilan
Agama. http://badilag.net/artikel/2729-mediasi-dan-hakam-dalamtinjauan-hukum-acara-peradilan-agama-oleh-sugiri-permana-sag-mh.html.
Diakses tanggal 19 Desember 2014.

Dokumen yang terkait

Analisis Putusan Mahkamah Agung Nomor 101/K.Pdt.Sus/Bpsk/2013 Tentang Penolakan Klaim Asuransi Kendaraan Bermotor

22 248 119

Pemberdayaan Mediasi Di Pengadilan Negeri Dalam Penyelesaian Sengketa Perdata Menurut Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2008.

4 122 94

Efektivitas peraturan mahkamah agung republik indonesia nomor 02 tahun 2003 tentang prosedur mediasi di pengadilan dalam menyelesaikan sengketa perdata di pengadilan negeri surakarta

0 1 87

IMPLEMENTASI PERATURAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI BOYOLALI)

0 4 102

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PELEMBAGAAN MEDIASI DALAM PROSES PERADILAN MELALUI PERATURAN MAHKAMAH AGUNG RI NOMOR 01 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN DALAM MENYELESAIKAN SENGKETA MELALUI LEMBAGA MEDIASI

0 9 106

EFEKTIFITAS MEDIASI DALAM PERKARA PERDATA BERDASARKAN PERATURAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 01 TAHUN 2008 (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Boyolali).

0 2 17

IMPLEMENTASI PERATURAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 1 TAHUN 2008 DENGAN PERATURAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PROSEDUR MEDIASI PADA PERKARA PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA TUBAN.

0 2 87

PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN AGAMA BANGKALAN DITINJAU DARI PERATURAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PROSEDUR MEDIASI.

0 1 69

Perma No. 1 tahun 2008 tentang Mediasi

0 0 15

Tinjauan terhadap peraturan mahkamah agung nomor 1 tahun 2008 tentang prosedur mediasi di pengadilan dalam menyelesaikan sengketa perdata pada pengadilan negeri kelas 1a khusus makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 82