Analisis Proses Penegakan Hukum Tindak Pidana Pemalsuan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) (Studi di Wilayah Hukum Polres Malang Kota).

(1)

1 A. Latar Belakang Masalah

Pada saat ini kejahatan semakin beragam dan terus berkembang di dalam kehidupan masyarakat anehnya kejahatan ini tidak hanya terjadi pada masyarakat berkembang akan tetapi masyarakat majupun tidak luput dari persoalan pelanggaran hukum, hal ini diakibatkan dari Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang cukup pesat, sekarang ini sudah menjadi realita sehari-hari bahkan merupakan tuntutan masyarakat yang tidak dapat ditawar lagi. Tujuan utama perkembangan IPTEK adalah perubahan kehidupan masa depan manusia yang lebih baik, mudah, murah, cepat, aman dan tentram.

Seiring dengan perkembangan IPTEK itu sendiri ternyata tidak hanya membawa pada dampak positif akan tetapi ternyata menimbulkan dampak negatif yakni semakin beragamnya kejahatan yang akan menuntut kemampuan hukum, baik perangkat perundang-undangan maupun aparat penegak hukum. Kejahatan timbul sejak manusia ada dan akan selalu ada selama manusia hidup di muka bumi ini. Masalah kejahatan bukan hanya menyangkut masalah pelanggaran norma hukum saja, tetapi juga melanggar norma-norma yang lain, misalnya norma agama, norma susila, dan lain sebagainya. Dalam realita


(2)

kehidupan manusia kejahatan merupakan suatu permasalahan yang tidak akan pernah ada habisnya.1

Hal ini juga di perparah seiring dengan merosotnya perekonomian Negara kita yang akan memberikan dampak terhadap pertumbuhan jumlah pengangguran, hal ini membuat timbulnya niat seseorang untuk melakukan kejahatan karena mereka terhimpit oleh kebutuhan hidup sehingga mereka melakukan aksi kejahatan. Masalah pengangguran dinilai menjadi faktor utama pemicu terjadinya tindak kejahatan di Kota Malang, Bahkan banyak kasus dimana Pemalsuan STNK dilakukan oleh warga yang berstatus pengangguran.2

Kejahatan konvensional seperti pencurian, penipuan, pemalsuan kualitasnya terbilang meningkat, karena modus operandinya terbilang terselubung dan canggih serta kerap kali menggunakan dan memanfaatkan teknologi dalam melalukan kejahatan seperti pemalsuan STNK, pembobolan Bank melalui kecanggihan komputer dan kejahatan terselubung lainnya yang memanfaatkan kecanggihan teknologi.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan membawa pada implikasi berbagai hal dan salah satunya yakni terhadap pelaku pencurian kendaraan bermotor akan memberikan kemudahan dalam melakukan aksinya maupun dalam melakukan pemalsuan terhadap dokumen-dokumen yang berkaitan dengan kendaraan bermotor dari hasil kejahatannya. Kehadiran polisi memang sangatlah dibutuhkan dalam mengungkap berbagai kejahatan yang kerap terjadi dan meresahkan masyarakat.

Satjipto Raharjo dalam tulisannya yang terdapat dalam buku yang berjudul Polisi pelaku dan pemikir, pernah mengungkapkan polisi pada

1

Bunga Madu Sari, 2007. Peran Samsat dalam Upaya Pencegahan dan Penanggulangan terhadap Pemalsuan Surat-surat Kendaraan Bermoror. Skripsi: Universitas Brawijaya

2

Berdasarkan wawancara dengan Brigadir Ariyanto (Kaur Bin Ops Reskrim Polres Malang Kota) pada hari Jum’at tanggal 04 Oktober 2013.


(3)

hakekatnya adalah hukum yang hidup, karena ditangan polisilah hukum mengalami perwujudannya, melalui polisilah janji-janji hukum dan tujuan hukum seperti melayani dan melindungi (service and protect) diharapkan dapat menjadi kenyataan.3

Kendaraan bermotor merupakan sarana transportasi yang sangat diperlukan manusia bahkan menjadi kebutuhan primer untuk membantu dalam melakukan aktivitas sehari hari untuk memenuhi kebutuhannya, kebutuhan tersebut dapat dikatagorikan pada dua hal, yaitu kebutuhan Rohani dan kebutuhan Jasmani. kebutuhan Jasmani berupa kebutuhan, Sandang, Pangan, Papan dan lain sebagainya. Sedangkan kebutuhan Rohani dapat berupa: Pendidikan, Rasa Keadilan, Rasa Aman dan lain sebagainya.

Dalam usaha mewujudkan kebutuhan tersebut terkadang terjdai melakukan perbuatan melawan hukum, sehingga hal tersebut seringkali menimbulkan perselisihan diantara masyarakat yang akhirnya akan menimbulkan keresahan dan ketidaktentraman dalam kehidupan masyarakat. Salah satu bentuk kejahatan adalah pemalsuan dalam hal ini pemalsuan tidak lagi melihat kalangan masyarakat tertentu saja, akan tetapi sudah menjamur kemana-mana yaitu pada setiap ada kesempatan dan tersedianya objek maka kejahatan pemalsuan akan terjadi. Pemalsuan merupakan kejahatan yang dapat dikatagorikan kejahatan harta benda, harta seseorang telah dijamin oleh undang-undang dan setiap pelanggaran yang dilakukan terhadap hak-hak tersebut akan dikenai sanksi pidana.

Pada saat ini maraknya pelaku Pemalsuan Dokumen berupa Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (STNK) dan Bukti Kepemilikan

3

Satjopto Raharjo dan Anton Tabah.1993. Polisi pelaku dan pemikir, Jakarta. Penerbit Gramedia. Hal 95.


(4)

Kendaraan Bermotor (BPKB) tidak saja menarik perhatian akan tetapi juga mengusik rasa aman dan ketentraman masyarakat, Tindak Pidana Pemalsuan tersebut yang semakin marak terjadi, ternyata memiliki jaringan yang terorganisir, secara umum kejahatan ini dapat dikatagorikan dalam tiga hal bentuk pelanggaran seperti: pelaku, penadah dan pemalsu identitas kendaraan dari hasil kejahatan. Pada kenyataannya kejahatan tersebut akan mudah kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, kejahatan ini tidak selalu sama antara kejahatan di daerah satu dengan daerah lainnya. Bahkan kejahatan itu tidak hanya terjadi di kota-kota besar saja seperti; Jakarta, Bandung, jogyakarta, semarang, dan Surabaya, akan tetapi di kota-kota yang memang memiliki basic kota pendidikan seperti: kota Malang sering terjadi kejahatan.

Salah satu bentuk kejahatan yang terjadi di Kota Malang adalah kejahatan curanmor yang kaitannya sangat erat dengan pemalsuan dokumen surat- surat kendaraan bermotor. Pada saat ini kejahatan curanmor sudah tertata rapi dan juga memiliki jaringan yang sangat rapi dan terorganisir, misalnya ada pelaku yang memeng memiliki peran masing-masing yakni; ada pelaku yang melakukan pencurian ada juga penadah dari hasil pencurian tersebut. Dengan demikian terorganisirnya kejahatan tersebut, tidak hanya terbatas pada tahap pencurian kendaraan bermotornya saja, melainkan sampai pada tahap Pemalsuan Dokumen Kendaraan Bermotor juga seperti; Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) dan Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) yang memiliki bentuk menyerupai aslinya, yang seolah olah barang tersebut bukan merupakan hasil dari kejahatan.


(5)

Berdasarkan data yang diperoleh penulis dari Kaur Bin Ops Satreskrim Polres Malang Kota pada penelitian pendahuluan,4 tentang Tindak

Pidana Pemalsuan STNK dikota Malang dari tahun 2010 hingga september 2013 telah terjadi 25 kasus Tindak Pidana Pemalsuan STNK, dengan modus operandi yang berbeda yaitu berupa; Pertama Pemalsuan Dokumen asli tapi data-datanya yang palsu atau fisik kendaraan yang palsu, dengan kata lain Asli tapi palsu. Kedua pemalsuan Dokumen palsu tapi data-datanya asli, hal ini terjadi terhadap orang yang pernah kehilangan kendaraannya, maksud terkait memakai STNK asli tapi fisik kendaraan yang dirubah dan disesuaikan dengan STNK. Ini terjadi apabila pemilik kendaraan bermotor kehilangan kendaraannya sehingga dia membeli kendaraan bermotor hasil curian yang mirip hkan atau sama dengan kendaraannya yang hilang yang pernah dimiliki dahulu.

Dalam proses penegakan hukum terhadap Tindak Pidana Pemalsuan STNK, tidaklah mudah dan selalu terkendala dalam melakukan penyidikan terhadap pelaku Tindak Pidana Pemalsuan STNK, hal ini tercermin dari banyaknya perkara tidak yang dapat diselesaikan secara tuntas oleh penyidik Kasatreskrim Polres Malang Kota, berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan penyidik bahwasannya dari 25 kasus pemalsuan STNK yang ditangani Kasatreskrim Polres Malang Kota hanya menyelesaikan 3 kasus pemalsuan STNK pada Tahap Pengadilan.

4

Berdasarkan wawancara dengan Brigadir Ariyanto (Kaur Bin Ops Reskrim Polres Malang Kota) pada hari Jum’at tanggal 04 Oktober 2013.


(6)

Kejahatan mengenai pemalsuan atau disingkat menjadi kejahatan pemalsuan adalah berupa kejahatan yang didalamnya mengandung unsur keadaan ketidak benaran atau palsu atas sesuatu (obyek), yang sesuatunya itu tampak dari luar seolah-olah benar adanya padahal sesungguhnya bertentangan dengan sebenarnya.5

Kejahatan pemalsuan yang dimuat dalam buku II KUHP dikelompokan dalam empat golongan, yaitu:

1. Kejahatan sumpah palsu (Bab IX) 2. Kejahatan pemalsuan uang (Bab X)

3. Kejahatan pemalsuan meterai dan merek (Bab XI) 4. Kejahatan pemalsuan surat (Bab XII)

Penggolongan tersebut didasarkan atas obyek dari pemalsuan, yang jika dirinci lebih lanjut ada 6 obyek kejahatan, yaitu: (1) keterangan di atas sumpah, (2)mata uang, (3) uang kertas (4) meterai, (5) merek, (6) surat.6

Dalam kehidupan sehari hari, baik sebagai orang perorangan, sebagai anggota masyarakat maupun anggota kehidupan bernegara, sering bahkan selalu berhubungan dengan obyek-obyek tersebut diatas, terutama dengan uang dan surat-surat. Masyarakat menaruh suatu kepercayaan atas kebenaran obyek-obyek itu, oleh karena itu diatas kebenaran obyek-obyek-obyek-obyek harus dijamin. Jika tidak, dapat menimbulkan akibat buruk bagi masyarakat. Penyerangan terhadap kepercayaan atas kebenarannya adalah berupa suatu perbuatan yang dapat dipidana, yang oleh UU (undang-undang) ditentukan sebagai suatu

5

Adami Chazawi, 2002 ed.1, cet.2, Kejahatan Mengenai Pemalsuan, Jakarta. Raja Grafindo Hal 5.

6


(7)

kejahatan. Memberikan atau menempatkan sifat terlarangnya bagi perbuatan-perbuatan berupa penyerangan terhadap kepercayaan itu dalam undang-undang adalah berupa suatu perlindungan hukum terhadap kepercayaan akan kebenaran dari obyek-obyek itu.

Kitab undang-undang Hukum Acara Pidana mebahas terkait Pemalsuan surat ( valschheid in gaschripten), yang diatur dalam Bab XII Buku II KUHP, dari pasal 263 s/d 276, yang dapat di bedakan menjadi 7 macam kejahatan pemalsuan surat, yakni:

1 Pemalsuan surat pada umumnya: bentuk pokok pemalsuan surat pasal 263.

2 Pemalsuan surat yang diperberat pasal 264.

3 Menyuruh memasukan keterangan palsu kedalam akta otentik pasal266.

4 Pemalsuan surat keterangan dokter pasal 267, 268. 5 Pemalsuan surat-surat tertentu pasal 269, 270 dan 271.

6 Pemalsuan suarat keterangan pejabat tentang hak milik pasal 274. 7 Menyimpan bahan atau benda untuk pemalsuan surat pasal 275.

Surat (geschrift) adalah suatu lembaran kertas yang diatasnya terdapat tulisan yang terdiri dari kalimat dan huruf termasuk angka yang mengandung/ berisi buah pikiran atau makna tertentu, yang dapat berupa tulisan dengan tangan, dengan mesin ketik, printer computer, dengan mesin cetakan dan dengan alat dan cara apapun.7 Membuat surat palsu (membuat palsu vaselijk

opmaaken sebuah surat) adalah membuat sebuah surat yang seluruh atau sebagian isinya palsu.

Menurut penulis berpendapat bahwa pemalsuan surat ini memiliki ketidakbenaran atau proses pembuatannya bukan oleh lembaga yang memiliki

7


(8)

kewenangan yang dalam pembuatan surat tersebut sehingga dalam isinya mengandung ketidakbenaran, dengan kata lain pendapat adami chazawi mengungkapkan Palsu artinya tidak benar dan bertentangan dengan sebenarnya.

Dalam proses pembuatan pemalsuan surat ini ternyata tidak hanya mncangkup keseluruhan isi surat akan tetapi pemalsuan surat yang notabenya hanya sebagian juga dapat dikatagrikan sebagai pemalsuan. Hal ini sesuai yang disampaikan adami chazawi, Membuat surat palsu ini dapat berupa:

1. Membuat sebuah surat yang sebagian atau seluruh isi surat tidak sesuai atau betentangan dengan kebenaran. Membuat surat palsu yang demikian disebut dengan pemalsuan intelektual(intelectuele valschheid);

2. Membuat sebuah surat yang seolah-olah surat itu berasal dari orang lain selain si pembuat surat. Membuat surat palsu yang demikian ini disebut dengan pemalsuan materiil (materiele Valschheid). Palsunya surat atau tidak benarnya surat terletak pada asalnya si pembuatsurat.8

Pernyataan tersebut ternyata bukan tanpa dasar hal ini diperjelas terkait pelasuan surat yang termuadalam pasal 263 KUHP yang terdiri dari 2 ayat yaitu:

(1) Barang siapa membuat surat palsu atau memalsukan surat yang dapat menimbulkan sesuatu hak, perikatan atau pembebasan hutang atau yang diperuntukan sebagai bukti daripada sesuatu hal dengan maksud untuk memakai atau untuk menyuruh orang lain memakai surat tersebut seolah-olah isinya benar dan tidak di palsu, diancam jika pemakaian tersebut dapat menimbulkan kerugian, karena pemalsuan surat, dengan pidana penjara paling lama enam tahun.

8


(9)

(2) Diancam dengan pidana yang sama, barang siapa dengan sengaja memakan surat palsu atau yang dipalsukan seolah-olah sejati, jika pemakaian surat itu menimbulkan kerugian.9

Pasal tersebut diatas cukup memudahkan penulis dalam memberian pendapat bahwa Membuat surat palsu diartikan sebagai membuat isinya yang bukan semestinya yang mengandung ketidakbenaran, pembuatan surat tersebut menunjukan ketidak benaran atau dengan kata lain asal surat menunjukan ketidakbenaran. Memalsu surat artinya mengubah surat baik sebagian maupun keseluruhan isi surat, sehingga surat itu menjadi lain dari yang asli.

Berdasarkan pemaparan di atas, menurut penulis sangatlah penting untuk mengadakan penelitian guna memperdalam secara pribadi dan sumbangsih dunia akademisi juga pada pihak polisi di Polres Malang Kota “khususnya” sehingga terdorong keinginan peneulis untuk melakukan penelitian dengan judul, ”ANALISIS PROSES PENEGAKAN HUKUM

TINDAK PIDANA PEMALSUAN SURAT TANDA NOMOR

KENDARAAN (STNK) (Studi di Wilayah Hukum Polres Malang Kota)”.

Dengan lebih mengarahkan pada kenyataan- kenyataan (empiris) yang terjadi lapangan sebagai bahan analisis. Tekanan pada penelitian ini adalah pada hal-hal yang dialami oleh responden (polisi) dalam proses penegakan hukum Tindak Pidana Pemalsuan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK).

9


(10)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, terdapat pokok permasalahan dalam penulisan ini, yaitu:

1. Bagaimanakah Proses Penegakan Hukum yang dilakukan oleh Polres Malang Kota dalam mengungkap pelaku Tindak Pidana Pemalsuan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) ?

2. Bagaimanakah Kendala Proses Penegakan Hukum yang dilakukan oleh Polres Malang Kota dalam mengungkap pelaku Tindak Pidana Pemalsuan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) ?

3. Bagaimanakah Upaya untuk mengatasi kendala Proses Penegakan Hukum yang dilakukan oleh Polres Malang Kota dalam mengungkap pelaku Tindak Pidana Pemalsuan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) ?

C. Tujuan Penelitian

Bertitik tolak dari latar belakang serta rumusan masalah yang telah diuraikan, tujuan penulisan ini

1. Untuk mengetahui dan menganalisa Proses Penegakan Hukum yang dilakukan oleh Polres Malang Kota dalam mengungkap pelaku Tindak Pidana Pemalsuan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK).

2. Untuk mengetahui dan menganalisa Kendala Proses Penegakan Hukum yang dilakukan oleh Polres Malang Kota dalam mengungkap pelaku Tindak Pidana Pemalsuan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK).


(11)

3. Upaya Proses untuk mengatasi kendala Penegakan Hukum yang dilakukan oleh Polres Malang Kota dalam mengungkap pelaku Tindak Pidana Pemalsuan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK).

D. Manfaat Penelitian

Adapun beberapa manfaat dari penulisan ini yang secara sederhana akan penulis klasifikasikan sebagaimana berikut:

1. Secara Teoritis

Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk mengembangkan Ilmu Hukum secara Umum dan Khususnya pemahaman teoritis tentang Proses Penegakan Hukum yang dilakukan oleh Polres Malang Kota dalam mengungkap pelaku Tindak Pidana Pemalsuan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK)

2. Secara Praktis a. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam rangka menunjang pengembangan ilmu bagi penulis sendiri pada khusunya dan Mahasiswa Fakultas Hukum pada umumnya.

b. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi terhadap masyarakat mengenai maraknya Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor yang palsu yang beredar di masyarakat. Sehingga dalam melakukan transaksi jual-beli kendaraan bermotor harus lebih


(12)

berhati-hati serta memperhatikan cara yang efektif serta mekanisme melakukan pengecekan dikantor polisi.

c. Bagi Pemerintah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan serta sumbangan pemikiran serta konstribusi dan solusi konkrit bagi pemerintah yang berkaitan dengan Proses Penegakan Hukum yang dilakukan oleh Polres Malang Kota dalam mengungkap pelaku Tindak Pidana Pemalsuan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK)

E. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah merupakan salah satu bentuk dalam pengungkapan kebenran bahan penelitian. Di samping itu juga metode penelitian merupakan salah satu cara untuk mempermudah dan mensistematis karya-karya ilmyah (skripsi) sebagai hasil akhir dari sebuah penelitian.

1. Metode pendekatan

Dalam penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis sosiologis, yaitu pendekatan yang menitik beratkan pada aturan hukum yang dipadukan dengan menelaah fakta-fakta sosial terkait dalam penelitian.10 Uraian serta masalah akan ditelusuri dengan menggunakan

pendekatan yuridis sosiologis. Yuridis yaitu pendekatan dari aspek Hukum. Sedangkan Sosiologis merupakan pendekatan dengan kejadian atau kenyataan yang terjadi pada masyarakat. Yuridis sosiologis ini

10

Muslan Abdurrahman, 2009. Sosiologi Dan Metode Penelitian Hukum, Malang: UMM Press, Hal. 103.


(13)

merupakan Metode dengan cara langsung turun ke masyarakat untuk mendapatkan data primer yaitu menyangkut persoalan-persoalan hukum yang dianalisis dalam hubungannya dengan realitas empiris yang berupa hubungan timbal balik dengan realita Proses Penegakan Hukum terhadap Tindak Pidana Pemalsuan Surat Tanda Nomor Kendaraan.11

Menurut penulis inti dari pendekatan yuridis sosiologis dalam penelitian ini bertujuan untuk mengambarkan sebenar-benarnya tentang apa yang terjadi di masyarakat terkait Proses Penegakan Hukum yang dilakukan oleh Polres Malang Kota dalam mengungkap pelaku Tindak Pidana Pemalsuan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK).

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) khusunya Polres Malang Kota beralamat dijalan Jaksa Agung Suprapto nomor 19 Malang, sebab berdasarkan survey pendahuluan yang penulis lakukan dengan Brigadir Ariyanto, 12 di Polres

Malang Kota maka penulis dapat dengan mudah memperoleh data yang terkait dengan masalah yang diteliti yaitu Proses Penegakan Hukum yang dilakukan oleh Polres Malang Kota dalam mengungkap pelaku Tindak Pidana Pemalsuan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK).

3. Jenis Data

Adapun jenis dan sumber data penelitian diperoleh berdasarkan data primer dan data sekunder sebagai berikut:

11

Roni Haritijosoemitro. 1999. Metodologi Penelitian. Jakarta. Penerbit Juri Metri. Hal. 20

12

Berdasarkan wawancara dengan Brigadir Ariyanto (Kaur Bin Ops Reskrim Polres Malang Kota) pada hari Jum’at tanggal 28 Juni 2013.


(14)

a. Data Primer

Bahan hukum yang diperoleh adalah hasil dari penelitian dilapangan yang diperoleh dari wawancara/interview dengan pihak kepolisian, dalam hal ini adalah di Satuan Reserse Kriminal Polres Malang Kota. yang pernah melakukan Proses Penegakan Hukum yang dilakukan oleh Polres Malang Kota dalam mengungkap pelaku Tindak Pidana Pemalsuan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK).

b. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan dengan mempelajari undang-undang, buku-buku, dan hasil penelitian terdahulu yang dapat digunakan sebagai acuan bagi penulis dalam penelitian mengenai Proses Penegakan Hukum yang dilakukan oleh Polres Malang Kota dalam mengungkap pelaku Tindak Pidana Pemalsuan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) Dalam hal ini, sumber data sekunder yang terkait dengan masalah proses penegakan hukum, hambatan dan upaya dalam penegakan hukum Tindak Pidana Pemalsuan Surat Tanda Nomor Kendaraan.

c. Data Tersier

Data tersier ini merupakan data pelengkap yang diperoleh dari Ensikklopedia, Kamus, internet dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah masalah Proses Penegakan Hukum Tindak Pidana Pemalsuan Surat Tanda Nomor Kendaraan.


(15)

4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang sesuai dengan masalah Proses Penegakan Hukum terhadap Tindak Pidana Pemalsuan surat tanda kendaraan Maka teknik pengumpulan data dari responden berasal dari di Satuan Reserse Kriminal Polres Malang Kota yang menangani perkara dan melakukan penegakan hukum terhadap pelaku tindak pidana Pemalsuan Surat Tanda Nomor Kendaraan, serta berbagai buku-buku yang menunjang dalam penelitian hukum ini. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah sebagai berikut:

a. Studi Wawancara

Wawancara dalam penelitian hukum ini dilakukan dengan polisi di Satuan Reserse Kriminal Polres Malang Kota yang pernah menagani Proses Penegakan Hukum Tindak Pidana Pemalsuan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK). serta kendala dalam pelaksanaan dalam melakukan identifikasi terhadap Tindak Pidana Pemalsuan Surat Tanda Nomor Kendaraan. Adapun pihak yang dijadikan subyek wawancara dalam penelitian ini adalah:

1. Kaur Bin Ops Kasatreskrim Polres Malang Kota Brigadir Ariyanto 2. Anggota Unit Operasional Lapangan Brigadir Ahmad Nuryani 3. Anggota Unit Operasional Lapangan Aiptu Andik Puji. K. SH b. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi diperoleh dengan mengumpulkan data berupa: catatan, laporan atau arsip-arsip yang diperoleh dari lokasi penelitian


(16)

yaitu di Satuan Reserse Kriminal Polres Malang Kota yang berkaitan dengan proses Penegakan Hukum, Kendala dan upaya dalam mengungkap pelaku Tindak Pidana Pemalsuan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK)

c. Studi Pustakaan

Studi kepustakaan yang dilakukan penulis dalam penelitian ini adalah dengan mempelajari literatur yang berkaitan dengan proses Penegakan Hukum, Kendala dan upaya dalam mengungkap pelaku Tindak Pidana Pemalsuan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK).Perundang-undangan seperti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Undang-Undang-Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP). Serta Undang-Undang yang menunjang dan sumber- sumber lain yang berhubungan dengan objek penulisan hukum yang diteliti.

5. Teknik Analisa Data

Dalam tahapan ini data dan dokumen yang berhasil didapatkan kemudian akan dianalisis dan disusun secara sistematis sehingga dari data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu: dengan cara mennggambarkan hasil studi lapangan yaitu, di Satuan Reserse Kriminal Polres Malang Kota. Hasil dokumentasi dan hasil studi kepustakaan. Kemudian dari data yang diperoleh akan dianalisa dan ditarik kesimpulan untuk menjawab permasalahan yang berkaitan


(17)

dengan proses Penegakan Hukum, Kendala dan upaya dalam mengungkap pelaku Tindak Pidana Pemalsuan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK).

F. Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan rangkaian penulisan ini, maka penulis akan membuat sistematika penuisan dengan tujuan untuk memberikan landasan yang dapat ditelusuri serta dapat dipertanggung jawabkan secara hukum, selain itu juga untuk mempermudah dipahami oleh pembaca maka penulisan peelitian ini disusun secara sistematis dan berurutan. Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN,

Dalam pedoman penulisan hukum “pendahuluan” terdiri dalam beberapa sub bab pokok bahasan yang terdiri dari latar belakang, perumusan masalah, tujuan penulisan, kegunaan penulisan, metode penulisan, sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA,

Bab ini penulis akan memaparkan teori-teori maupun kaidah-kaidah yang bersumber dari undang-undang, buku atau literature yang berkaitan dengan permasalahan maupun dari internet, yaitu tinjauan tentang Tinjauan Tentang Konsep Penegakan Hukum, Tinjauan Tentang Tugas dan Wewenang Polri, Tinjauan Tentang Kendaraan dan Surat Tanda Nomor Kendaraan, dan Tinjauan Tentang Tindak Pidana Pemalsuan Surat Tanda Nomor Kendaraan


(18)

BAB III : PEMBAHASA,

Dalam bab ini peneliti akan melakukan pembahasan secara spesifik dan substantive mengenai permasalahan yang telah ada dalam penelitian ini, yakni mengenai, Pertama Bagaimanakah Proses Penegakan Hukum yang dilakukan oleh Polres Malang Kota dalam mengungkap pelaku Tindak Pidana Pemalsuan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK), Kedua Bagaimanakah Kendala Proses Penegakan Hukum yang dilakukan oleh Polres Malang Kota dalam mengungkap pelaku Tindak Pidana Pemalsuan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK)., Ketiga Bagaimanakah Upaya Proses Penegakan Hukum yang dilakukan oleh Polres Malang Kota dalam mengungkap pelaku Tindak Pidana Pemalsuan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) ?

BAB IV : PENUTUP,

Dalam bab ini adalah bab terakhir yang berisikan dengan dua sub bab yaitu kesimpulan dan saran atau rekomendasi. Apa yang disimpulkan oleh peneliti, pada dasarnya adalah hasil analisa pada bab III, kesimpulan ini harus disesuaikan dengan permasalahan. Kesimpulan juga dapat diartikan sebagai ringkasan jawaban atas permasalahan yang yang telah dirumuskan dan dibahas sebelumnya dalam bab II. Dari kesimpulan yang sudah dikemukakan, kemudian timbul hal-hal yang perlu disarankan, sebagai rekomendasi terhadap pihak-pihak yang berhubungan dengan masalah yang sudah diteliti.


(19)

i

PENULISAN HUKUM

ANALISIS PROSES PENEGAKAN HUKUM TINDAK PIDANA PEMALSUAN SURAT TANDA NOMOR KENDARAAN (STNK)

(Studi di Wilayah Hukum Polres Malang Kota)

Disususn dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dalam bidang Ilmu Hukum

Oleh :

RAHMAT HIDAYAT 09400238

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS HUKUM


(20)

(21)

(22)

iv

SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Rahmat Hidayat

NIM : 09400238

Program Studi : Ilmu Hukum

Fakultas : Hukum

Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa :

1. Tugas Akhir Penulisan Hukum dengan Judul: ANALISIS PROSES PENEGAKAN HUKUM TINDAK PIDANA PEMALSUAN SURAT TANDA NOMOR KENDARAAN (STNK) (Studi di Wilayah Hukum Polres Malang Kota) adalah hasil karya saya, dan dalam naskah Tugas Akhir Penulisan Hukum ini terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, baik sebagian atau keseluruhan, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

2. Apabila ternyata di dalam Tugas Akhir Penulisan Hukum ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur PLAGIASI, saya bersedia Tugas Akhir Penulisan Hukum ini DIGUGURKAN dan GELAR AKADEMIK YANG TELAH SAYA PEROLEH DIBATALKAN, serta diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

3. Tugas Akhir Penulisan Hukum ini dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan HAK BEBAS ROYALTI NON EKSKLUSIF.

Demikian surat perrnyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Malang, 26 Desember 2013 yang menyatakan,


(23)

v

Ungkapan Pribadi:

A l l a h t i d a k m em ber i a p a y a n g k a u i n gi n k a n , t a p i m em ber i a p a y a n g k a u bu t u h k a n . (j u j u r , k er j a k er a s, d a n d o’a seba ga i k i n ci su k ses)

M OT I VASI :

، ْﻌْﺎﺑ ﮫْﯿ ﻌﻓﺎ ھدارأ ْ و ْﻌ ﺎﺑﮫْﯿ ﻌﻓ هﺮﺧﻵا دارأ ْ و ْﻌ ﺎﺑ ﮫْﯿ ﻌﻓﺎﯿْﱡﺪ ا دارأ ْ

“ B a r a n gsi a p a y a n g m en gi n gi n k a n d u n i a m a k a h en d a k l a h ber i l m u .B a r a n gsi a p a y a n g m en gi n gi n k a n a k h i r a t , m a k a h en d a k l a h d en ga n i l m u .B a r a n gsi a p a y a n g m en gi n gi n k a n

k ed u a n y a (d u n i a d a n a k h i r a t ), m a k a h en d a k l a h d en ga n i l m u .”

Motto :

H i d u p U n t u k ber ba gi d a n M em ber i Ber m a n f a a t B a gi Or a n g L a i n


(24)

vi

KATA PENGANTAR Alhamdulillahi Robbi ’alamin

Puji syukur Penulis panjatkan kepada ALLAH S.W.T atas berkat dan rahmat-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang. Adapun judul Skripsi ini adalah: ANALISIS PROSES PENEGAKAN HUKUM TINDAK PIDANA PEMALSUAN SURAT TANDA NOMOR KENDARAAN (STNK) (Studi di Wilayah Hukum Polres Malang Kota)

Dalam penyusunan skripsi ini Penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada :

1. Allah S.W.T dan Nabi Muhammad S.A.W

2. Bapak dan Ibu, H. Maksum dan Hj. Rosidah serta kakak dan adik penulis, Asep Saripudin, ST., Dede Supriatin, S.Pdi. M.Pdi., Euis Sumiyati, Muhammad Muktafi Bifadillah,yang tidak pernah terputus kasih sayangnya dan dalam setiap detiknya senantiasa memberikan curahan do’a serta dengan tulus memberikan dukungan moril dan materiil kepada penulis yang begitu berharga dan tak terkira.

3. Bapak Dr.Muhadjir Effendy, M.AP selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang

4. Bapak Dr. Sulardi, SH., M.Si. selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang.


(25)

vii

5. Bapak Dr. Tongat, SH., M.H, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang.

6. Ibu Fifik Wiryani, SH., M.Si., M.Hum, selaku Pembantu Dekan II Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang.

7. Bapak Sofyan Arief, SH., M.Kn, selaku Pembantu Dekan III Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang.

8. Bapak Mokh. Najih, SH., MH, selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan petunjuk dan bimbingan dengan penuh kesabaran sehingga skripsi ini dapat selesai.

9. Ibu Cekli Setya Pratiwi, SH., LL.M, selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan petunjuk dan bimbingan dengan penuh kesabaran sehingga skripsi ini dapat selesai.

10. Bapak Wasis SP SH., M.Hum, selaku dosen wali penulis selama mengikuti perkuliahan di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang.

11. Bapak dan Ibu dosen, serta para pegawai Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang yang turut mendukung segala urusan perkuliahan dan administrasi penulis selama mengikuti perkuliahan.

12. Bapak pimpinan Kasatreskrim Polres Malang Kota AKP Arief Kristanto, SH., S.I.K, Bapak Brigadir Ariyanto Kaur Bin Ops dan Bapak Brigadir Ahmad Nuryani, Aiptu Andi Puji.K dan Mujianto, selaku penyidik Kasatreskrim Polres Malang Kota yang telah memberikan petunjuk dan bimbingan dengan penuh kesabaran selama penulis melakukan penelitian sehingga skripsi ini dapat selesai,


(26)

viii

13. Rekan-rekan penulis di kelas PRAKTISI HUKUM angkatan 2009 dan keseluruhan kawan-kawan dalam lingkup Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang yang tidak pernah segan mengkritik dan memberi masukan cerdas serta mengobarkan api semangat yang tak kunjung padam terhadap penulis untuk segera menyelesaikan tugas akhir ini.

14. Laskar HMI ’47 Komisariat Hukum Universitas Muhammadiyah Malang sebagai sumber tungku api semangat penulis dan wadah sharing selama proses penyelesaian tugas akhir ini.

15. Teman-teman seperjuangan di Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum (BEM-FH 2011-2012) Universitas Muhammadiyah Malang, Keluarga Mahasiswa dan Pelajar Jawa Barat (KAMAPA JABAR-MALANG), Ikatan Warga Pasundan (IWARPAS) Malang Raya, Kawulo Warga Alumni Tebuireng (KWAT) Malang Raya. Keluarga Besar KKN ‘46 Kebobang.

Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, hal ini disebabkan karena keterbatasan yang dimiliki oleh penulis. Maka saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sekalian demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermafaat untuk semua pihak. Akhir kata, penulis tetap berharap kelak skripsi ini dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan bagi kita semua. Terima Kasih.

Malang, 26 Desember 2013

Rahmat Hidayat


(27)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

UNGKAPAN PRIBADI / MOTTO ... v

ABSTRAKSI ... vi

ABSTRACT ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR DIAGRAM ... xv

DAFTAR BAGAN ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 10

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Manfaat Penelitian ... 11

E. Metode Penelitian ... 12

F. Sistematika Penulisan ... 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Konsep Penegakan Hukum ... 19

1. Definisi Penegakan Hukum ... 19

2. Aparatur Penegak Huku ... 21

3. Teori Efektifas Hukum ... 23

B. Tinjauan Tentang Tugas dan Wewenang Polri ... 28

C. Tinjauan Umum Tentang Penyidikan ... 32


(28)

x

2. Pejabat Penyidik ... 33

D. Tinjauan Tentang Kendaraan dan Surat Tanda Nomor Kendaraan 42 1. Pengertian Kendaraan ... 42

2. Pengertian Istilah Dokumen Kendaraan Bermotor ... 44

3. Fungsi dan Peranan Surat Tanda Nomor Kendaraan ... 46

4. Masa berlaku Surat Tanda Nomor Kendaraan ... 48

E. Tinjauan Tentang Tindak Pidana Pemalsuan Surat Tanda Nomor Kendaraan ... 49

1. Definisi Tindak Pidana ... 50

2. Definisi Tindak Pidana Pemalsuan ... 52

3. Unsur-Unsur Tindak Pidana Pemalsuan... 53

4. Bentuk Kejahatan Pemalsuan Surat ... 55

5. Unsur-Unsur yang Terkandung dalam Kejahatan Pemalsuan Surat ... 56

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Lokasi Penelitian ... 70

1. Lokasi Penelitian ... 70

2. Gambaran Umum Sat Reskrim Polres Malang Kota ... 71

3. Struktur Organisasi Kasat reskrim ... 72

4. Kekuatan Personil Kasatreskrim Polres Malang Kota ... 75

B. Proses Penegakan Hukum yang dilakukan oleh Polres Malang Kota dalam mengungkap pelaku Tindak Pidana Pemalsuan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) ... 76

C. Kendala Proses Penegakan Hukum yang dilakukan oleh Polres Malang Kota dalam mengungkap pelaku Tindak Pidana Pemalsuan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) ... 107

1. Kendala dalam penyidikan. ... 108

2. Kendala dalam perundang-undangan. ... 115


(29)

xi

D.Upaya Proses Penegakan Hukum yang dilakukan oleh Polres Malang Kota dalam mengungkap pelaku Tindak Pidana

Pemalsuan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) ... 120

1. Pencarian Saksi Baru ... 120

2. Mengadakan Gelar Perkara ... 121

3. Memberikan Pelatihan pada Penyidik ... 122

4. Mengadakan Patroli Gabungan ... 123

5. Melakukan Koordinasi dengan Instansi terkait ... 123

6. Melakukan Pendekatan Pada Masyarakat ... 126

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 128

B. Saran ... 135

DAFTAR PUSTAKA ... 137

INDEKS ... 140


(30)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Jumlah Personil Kasatreskrim Polres Malang Kota ... 75 Tabel 2: Data Tindak Pidana Pemalsuan STNK yang ditangani Kasatreskrim

Polres Malang Kota ... 100 Tabel 3: Data Tindak pidana pemalsuan STNK yang ditangani Kasatreskrim


(31)

xiii

DAFTAR BAGAN

Bagan 1 : Struktur Organisasi Kasatreskrim Polres Malang Kota ... 72 Bagan 2 : Alur Proses penindakan tindak pidana Kasatreskrim Polres


(32)

xiv

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1: Penyelesaian Tindak Pidana Pemalsuan STNK sampai pada


(33)

xv

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Surat Observasi/ Mencari Data

Lampiran 2 : Surat Tugas Akhir Lampiran 3 : Berita Acara Seminar Lampiran 4 : Kartu Kendali

Lampiran 5 : Surat Keterangan dari Polres Malang Kota

Lampiran 6 : Foto Observasi Penulis dengan Penyidik Polres Malang Kota


(34)

xvi

DAFTAR PUSTAKA

Adami Chazawi, 2002. Ed. 1. Cet. 2. Kejahatan Mengenai Pemalsuan, Jakarta: Raja Grafindo.

Achmad Ali, 2012. Cet. 4. Menguak teori hukum(legal theory) & teori peradilan

(judicial prudence): termasuk interprestasi undang-undang

(legisprudence). Jakarta: Kencana.

Adami Chazawi, 2008, Pelajaran Hukum Pidana, Jakarta: Raja Grafindo Persada. Adami Chazawi ,2002,Pengantar Hukum Pidana Bag 1, Jakarta: Raja Grafindo. EY. Kanter & Sianturi, 2002, Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia dan

Penerapanya, Jakarta: Storia Grafika.

Harun M. Husein, 1991. Penyidikan dan Penuntutan dalam Proses Pidana, Jakarta: Rineka Cipta.

HMA Kuffal, 2011. Cet. 12 . Penerapan KUHAP dalam Praktik Hukum. Malang: UMM Press.

Hartono, 2012. Ed. 1. Cet 2. Penyidikan dan Penegakan Hukum Pidana Melalui Pendekatan Hukum Progresif. Jakarta: Penerbit Sinar Grafika.

Leden Marpaung,. 2011 ed.2.Cet 3 .Proses Penanganan Perkara Pidana (penyelidikan & penyidikan).jakarta Sinar Grafika. Hal 8

Moch. Faisal Salam, 2001. Hukum Acara Pidana Dalam Teori dan Praktek, Bandung: Mandar Maju,

Moch. Faisal Salam, 1996. Hukum Acara Pidana Militer Indonesia. Bandung: Mandar Maju.

Moeljatno, 2008, Asas-Asas Hukum Pidana, Jakarta: Rineka Cipta.

Muslan Abdurrahman, 2009. Sosiologi Dan Metode Penelitian Hukum, Malang: UMM Press.

Pudi Rahardi, 2007, Hukum Kepolisian (Profesionalisme dan Reformas Polri) Surabaya: Laksbang Mediatama.

Roni Hariti josoemitro. 1999. Metodologi Penelitian. Jakarta: Penerbit Juri Metri. Satjopto Raharjo dan Anton Tabah.1993. Polisi pelaku dan pemikir. Jakarta:


(35)

xvii

Soerjono Soekanto, 2011, cet. 10. Faktor–faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum. Jakarta: Raja Grafindo

Sadjijono, 2006. Hukum Kepolisian (Perspektif Kedudukan Dan Hubungannya Dalam Hukum Administrasi). Yogyakarta: Laksbang Pressindo

M.Yaya Harahap.2012. ed. 2. Cet. 14. Pembahasan dan penerapan KUHAP, Jakarta: Sinar Grafika

Hasil Penelitian :

Bunga Madu Sari, 2007. Peran Samsat dalam Upaya Pencegahan dan Penanggulangan terhadap Pemalsuan Surat-surat Kendaraan Bermoror. Skripsi: Fakultas Hukum Universitas Brawijaya. Malang

Internet :

Andi Nurseila.2013. Hubungan Perilaku Kejahatan dengan Pemerintah. http://andinurseila.wordpress.com. diakses pada tanggal 20 Oktober 2013. Henny Mono. 2011. Memalsukan Surat atau Membuat Surat. http:/h

monokonsultasihukum. blogspot.com. diakses Pada Tanggal 20 September 2013.

Iin Pratama, 2012. Efektifitas Hukum. http://pratamaiin.blogspot.com. diakses Pada Tanggal 20 September 2013

Jimly Asshiddiqie, 2013, Penegakan Hukum. http/www.jimly.com.makalah. diakses Pada Tanggal 2 September 2013

Metha. 2013. Pembuktian dalam hukum acara Pidana. http://lawmetha. wordpress.co.id. diakses pada tanggal 20 Oktober 2013.

Nandi Kurniawan 2011. Profil Kota Malang .http://georegionalindonesia. blogspot.com diakses pada tanggal 8 Oktober 2013

Orinton, 2013. Perdebatan Teori Hukum Friedman. http://orintononline.blogspot. com, Diakses Pada Tanggal 20 September 2013

Satlantas polres berau. 2013. Pendaftaran Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor STNK-B. http://satlantaspolresberau.blogdetik.com. diakses tanggal 19 September 2013.

Nandi Kurniawan. 2012. Profil Kota Malang. http:// Georegionalindonesia. blogspot,com . Diakses Pada Tanggal 20 September 2013.

Wikipedia. 2013. sistem administrasi manunggal satu atap. http://id.wikipedia. org. diakses pada hari minggu 20 Oktober 2013.


(36)

xviii Perundang-Undangan :

Tim Permata Press, 2007. KUHP & KUHAP. Jakarta: penerbit Permata Press Undang–Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum

Acara Pidana (KUHAP)

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.


(1)

xiii

DAFTAR BAGAN

Bagan 1 : Struktur Organisasi Kasatreskrim Polres Malang Kota ... 72 Bagan 2 : Alur Proses penindakan tindak pidana Kasatreskrim Polres


(2)

xiv

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1: Penyelesaian Tindak Pidana Pemalsuan STNK sampai pada


(3)

xv

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Surat Observasi/ Mencari Data

Lampiran 2 : Surat Tugas Akhir Lampiran 3 : Berita Acara Seminar Lampiran 4 : Kartu Kendali

Lampiran 5 : Surat Keterangan dari Polres Malang Kota

Lampiran 6 : Foto Observasi Penulis dengan Penyidik Polres Malang Kota


(4)

xvi

DAFTAR PUSTAKA

Adami Chazawi, 2002. Ed. 1. Cet. 2. Kejahatan Mengenai Pemalsuan, Jakarta: Raja Grafindo.

Achmad Ali, 2012. Cet. 4. Menguak teori hukum(legal theory) & teori peradilan

(judicial prudence): termasuk interprestasi undang-undang

(legisprudence). Jakarta: Kencana.

Adami Chazawi, 2008, Pelajaran Hukum Pidana, Jakarta: Raja Grafindo Persada. Adami Chazawi ,2002,Pengantar Hukum Pidana Bag 1, Jakarta: Raja Grafindo. EY. Kanter & Sianturi, 2002, Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia dan

Penerapanya, Jakarta: Storia Grafika.

Harun M. Husein, 1991. Penyidikan dan Penuntutan dalam Proses Pidana, Jakarta: Rineka Cipta.

HMA Kuffal, 2011. Cet. 12 . Penerapan KUHAP dalam Praktik Hukum. Malang:

UMM Press.

Hartono, 2012. Ed. 1. Cet 2. Penyidikan dan Penegakan Hukum Pidana Melalui Pendekatan Hukum Progresif. Jakarta: Penerbit Sinar Grafika.

Leden Marpaung,. 2011 ed.2.Cet 3 .Proses Penanganan Perkara Pidana

(penyelidikan & penyidikan).jakarta Sinar Grafika. Hal 8

Moch. Faisal Salam, 2001. Hukum Acara Pidana Dalam Teori dan Praktek, Bandung: Mandar Maju,

Moch. Faisal Salam, 1996. Hukum Acara Pidana Militer Indonesia. Bandung: Mandar Maju.

Moeljatno, 2008,Asas-Asas Hukum Pidana, Jakarta: Rineka Cipta.

Muslan Abdurrahman, 2009. Sosiologi Dan Metode Penelitian Hukum, Malang: UMM Press.

Pudi Rahardi, 2007, Hukum Kepolisian (Profesionalisme dan Reformas Polri)

Surabaya: Laksbang Mediatama.

Roni Hariti josoemitro. 1999. Metodologi Penelitian. Jakarta: Penerbit Juri Metri. Satjopto Raharjo dan Anton Tabah.1993. Polisi pelaku dan pemikir. Jakarta:


(5)

xvii

Soerjono Soekanto, 2011, cet. 10. Faktor–faktor yang Mempengaruhi Penegakan

Hukum. Jakarta: Raja Grafindo

Sadjijono, 2006. Hukum Kepolisian (Perspektif Kedudukan Dan Hubungannya

Dalam Hukum Administrasi). Yogyakarta: Laksbang Pressindo

M.Yaya Harahap.2012. ed. 2. Cet. 14. Pembahasan dan penerapan KUHAP,

Jakarta: Sinar Grafika Hasil Penelitian :

Bunga Madu Sari, 2007. Peran Samsat dalam Upaya Pencegahan dan

Penanggulangan terhadap Pemalsuan Surat-surat Kendaraan Bermoror. Skripsi: Fakultas Hukum Universitas Brawijaya. Malang

Internet :

Andi Nurseila.2013. Hubungan Perilaku Kejahatan dengan Pemerintah. http://andinurseila.wordpress.com. diakses pada tanggal 20 Oktober 2013. Henny Mono. 2011. Memalsukan Surat atau Membuat Surat. http:/h

monokonsultasihukum. blogspot.com. diakses Pada Tanggal 20 September 2013.

Iin Pratama, 2012. Efektifitas Hukum. http://pratamaiin.blogspot.com. diakses Pada Tanggal 20 September 2013

Jimly Asshiddiqie, 2013, Penegakan Hukum. http/www.jimly.com.makalah. diakses Pada Tanggal 2 September 2013

Metha. 2013. Pembuktian dalam hukum acara Pidana. http://lawmetha. wordpress.co.id. diakses pada tanggal 20 Oktober 2013.

Nandi Kurniawan 2011. Profil Kota Malang .http://georegionalindonesia. blogspot.com diakses pada tanggal 8 Oktober 2013

Orinton, 2013. Perdebatan Teori Hukum Friedman. http://orintononline.blogspot. com, Diakses Pada Tanggal 20 September 2013

Satlantas polres berau. 2013. Pendaftaran Surat Tanda Nomor Kendaraan

Bermotor STNK-B. http://satlantaspolresberau.blogdetik.com. diakses

tanggal 19 September 2013.

Nandi Kurniawan. 2012. Profil Kota Malang. http:// Georegionalindonesia. blogspot,com . Diakses Pada Tanggal 20 September 2013.

Wikipedia. 2013. sistem administrasi manunggal satu atap. http://id.wikipedia. org. diakses pada hari minggu 20 Oktober 2013.


(6)

xviii Perundang-Undangan :

Tim Permata Press, 2007. KUHP & KUHAP. Jakarta: penerbit Permata Press Undang–Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum

Acara Pidana (KUHAP)

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.