189 ekor, dengan 7 ekor untuk setiap ulangan ditimbang. Hasil timbangan setiap minggunya kemudian dicatat dan dihitung rata-ratanya.
3.2 Pembuatan Tepung Koro Benguk dan Koro Pedang
3.3 Pembuatan Pellet Tikus
Hasil analisis bahan pakan ternak dan ransum yang digunakana yaitu: BK
Abu Lemak
PK SK
Kacang koro benguk 93,28
4,18 1,79
24,71 6,86
Kacang koro pedang 89,25
3,33 2,58
28,51 5,76
Kontrol 88,54
4,25 5,42
18,40 2,35
Kontrol +10koro benguk 89,68
4,00 5,25
17,33 2,60
Kontrol +20koro benguk 89,10
3,60 5,23
20,19 2,62
Kontrol +30koro benguk 90,18
3,62 5,34
19,76 2,52
Kontrol +10koro pedang 90,41
3,79 5,58
19,16 2,95
Kontrol +20koro pedang 89,68
3,89 5,41
18,01 3,20
Kontrol +30koro pedang 90,67
3,42 5,12
20,29 3,57
Perendaman biji kacang koro selama 1 hari
Penggilingan menjadi tepung Pengovenan biji kacang koro benguk dan pedang
selama 3 hari Perebusanpengukusan biji koro selama 30 menit
Persiapan kacang koro benguk dan koro pedang
Bahan pakan dicampur
Pisahkan ransum masing-masing 10 kg
Tepung koro benguk dan pedang ditambahkan
sesuai perlakuan
Masukkan dalam karung sesuai
perlakuan Pellet yang sudah
jadi dibiarkan sampai dingin
Ransum dicetak menjadi pellet menggunakan
mesin pelleter
Gambar 1. Pellet ransum basal
Gambar 2. Pellet dengan penambahan tepung koro
pedang Gambar 3. Pellet dengan
penambahan tepung koro benguk
3.4 Pemeliharaan
Pemeliharaan tikus dilakukan selama 1 bulan, dengan 1 minggu tahap penyesuaian dan 3 minggu perlakuan. Pemeliharaan dilakukan di sekitar kandang C. Selama pemeliharaan
tikus diberi pakan dua kali, pagi dan siang sebanyak 20 gramekorhari dan pemberian air secara ad libitum.
3.5 Parameter yang Diukur
Parameter yang telah diukur yaitu: 1.
Pertambahan bobot badan harian
Pertambahan bobot badan ini diketahui dengan mengukur bobot badan awal dan bobot badan akhir.
2. Bobot karkas
Bobot karkas dihitung dengan cara menimbang berat karkas yaitu daging dan tulang tanpa darah, jeroan viscera, kulit, kepala, kaki, dan ekor. Untuk persentase
karkas didapatkan dari berat karkas dibagi dengan bobot hidup ternak sebelum dipotong dikali 100
3. Analisis Proksimat Daging Tikus
Analisis proksimat daging tikus diketahui dengan melakukan analisis BK, kandungan protein dan lemak pada bagian daging dada.
3.6 Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok dengan 9 perlakuan dan 3 ulangan. Tikus jantan fase pertumbuhan sebanyak 189 ekor dibagi menjadi 9
perlakuan dengan masing –masing perlakuan terdiri dari 7 ekor tikus. Perlakuannya yaitu:
P1 : kontrol negatif ransum basal P6 : P1+10 tepung koro pedang
P2 : kontrol positif Ransum + GH1000 P7 : P1+20 tepung koro pedang P3 : P1+10 tepung koro benguk
P8 : P1+30 tepung koro pedang P4 : P1+20 tepung koro benguk
P9 : P1+5 tepung koro benguk dan pedang
P5 : P1+30 tepung koro benguk Tikus jantan fase pertumbuhan dikelompokkan secara acak. Model matematik dari rancangan
percobaan yang digunakan adalah :
Yij = + i +
j
+ ij
Keterangan : Yij
: respon percobaan dari perlakuan 1,2,3,4 dan kelompok 1,2
: nilai rataan umum dari pengamatan i
: efek perlakuan 1,2,3,4
j
: efek pengelompokan 1,2 ij
: pengaruh error perlakuan 1,2,3,4 dan kelompok 1,2
BAB 4 PELAKSANAAN PROGRAM 4.1 Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dibeberapa tempat yaitu Laboratorium Nutrisi Perah untuk pengovenan bahan, Laboratorium Industri Pakan untuk Penggilingan koro pedang dan koro
benguk serta pembuatan pellet, dan daerah sekitar Kandang C untuk proses pemeliharaan. Waktu Pelaksanaan penelitian yaitu bulan April- Juni 2014.
4.2 Tahapan Pelaksanaan No Kegiatan
Bulan ke- Maret
April Mei
Juni 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
Konsultasi dengan
dosen pembimbing
2 Survei tempat pemeliharaan
tikus 3
Survei pembelian kacang koro dan tikus
4 Pembuatan kandang tikus dan
persiapan kandang 5
Perebusan dan
pengovenan kacang koro
6 Pembuatan tepung koro
7 Pembuatan pellet tikus
8 Pengujian pada tikus
9 Pemanenan Tikus
10 Analisis Laboratorium
11 Pengolahan dan analisis data