Perumusan Masalah Tujuan Luaran yang Diharapkan Kegunaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Daging merupakan salah satu sumber protein hewani yang mengandung nilai gizi baik dan bagus untuk dikonsumsi. Seiring dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi dan peningkatan jumlah penduduk, tingkat konsumsi daging pun mengalami peningkatan. Dewasa ini jumlah produksi daging dalam negeri tidak mencukupi kebutuhan daging seluruh masyarakat Indonesia. Hal ini menyebabkan peningkatan impor daging beku semakin marak. Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan polong-polongan seperti komak, kratok, koro wedus, koro benguk, dan koro pedang. Tanaman koro-koroan sangat mudah dibudidayakan dan produktivitasnya tinggi. Biji koro benguk misalnya mengandung protein yang tinggi sekitar 26,49 dan TDN 72,55 PPSHB 2013. Jika dilihat dari kandungan fitokimianya koro-koroan mengandung flavonoid dan tanin yang kuat, sehingga kandungan proteinnya akan lolos dari degradasi oleh mikroba rumen dan bisa dimanfaatkan pasca rumen untuk peningkatan produktivitas ternak. Senyawa lain yang disinyalir terdapat dalam koro benguk salah satunya adalah kandungan L-Dopa L-3,4-dihidroksi fenilalanin 3-7 Haryoto, 2002. L-Dopa ini merupakan pendukung terlepasnya hormon pertumbuhan growth hormone. Penelitian sebelumnya yang telah dilakukan pada tikus yang diinjeksi L- Dopa menunjukkan terdeteksinya konsentrasi yang tinggi dalam otot Romero et al.1973. Hal ini menunjukkan bahwa L-Dopa yang diberikan pada hewan akan memacu peningkatan massa otot berupa protein. Begitu pula dengan kacang koro pedang yang memiliki kandungan protein yang tinggi sehingga diduga dapat meningkatkan kualitas daging. Berdasarkan beberapa hasil penelitian tersebut, dalam penelitian ini akan diekplorasi sejauhmana Mucuna pruriens dan Canavalia gladiate dapat berperan dalam meningkatkan pertumbuhan dan kuantitas daging. Penelitian ini tidak menggunakan sapi pedaging tetapi menggunakan tikus sebagai hewan model untuk melihat dampak dari pemberian kedua jenis koro secara langsung melalui pertumbuhan dan massa ototnya. Penggunaan tikus juga dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran mengenai kecernaan pasca rumen dari kedua jenis koro tersebut jika nantinya diberikan pada ternak pedaging.

1.2 Perumusan Masalah

Penambahan growth promotor sintesis sering digunakan untuk mengatasi permasalahan impor daging yang terus meningkat, namun penambahan ini ternyata dapat menimbulkan dampak negatif pada konsumen karena residunya yang tidak dapat dimetabolisme. Oleh karena itu perlu adanya pakan imbuhan alami yang mengandung L-Dopa sebagai pemicu growth promotor. L-Dopa mampu memacu peningkatan massa otot daging berupa protein. Koro benguk dan koro pedang memiliki kandungan protein tinggi dan berpotensi sebagai antioksidan. Koro benguk dan koro pedang diharapkan dapat berfungsi sebagai pakan imbuhan alami yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan massa otot.

1.3 Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung koro benguk dan koro pedang di dalam ransum tikus terhadap peningkatan pertumbuhan dan kuantitas daging. Selain itu, untuk mengetahui rasio antara kandungan protein dan lemak dalam daging yang dihasilkan.

1.4 Luaran yang Diharapkan

Luaran yang diharapkan dari kegiatan penelitian ini adalah menghasilkan imbuhan pakan herbal dari koro benguk Mucuna pruriens dan koro pedang Canavalia gladiate yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan kuantitas daging.

1.5 Kegunaan

Secara ekonomi, penelitian ini dapat menghasilkan pakan imbuhan alami yang digunakan untuk ternak pedaging. Pakan imbuhan ini dapat meningkatkan pertumbuhan dan kuantitas daging. Sehingga dengan menggunakan pakan imbuhan ini, peternak terutama sapi pedaging lokal diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan dan kuanitas daging serta memperoleh keuntungan yang lebih tinggi dan dapat meningkatakan kesejahteraan peternak. Secara ipteks, penelitian ini dapat menyumbangkan teknologi sederhana dengan memanfaatkan tanaman tropik sebagai pakan imbuhan alami, yang sangat diperlukan oleh peternak ternak pedaging dan mudah diaplikasikan di masyarakat.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tikus

Dokumen yang terkait

PENGARUH TEKNIK PEMANASAN TERHADAP KADAR ASAM FITAT DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KORO BENGUK (Mucuna pruriens), KORO GLINDING (Phaseolus lunatus), DAN KORO PEDANG (Canavalia ensiformis)

0 7 80

KAJIAN PENGGUNAAN TEMPE KORO BENGUK DAN TEMPE KORO PEDANG DENGAN PERLAKUAN VARIASI PENGECILAN UKURAN TERHADAP KARAKTERISTIK KIMIA DAN SENSORIS NUGGET TEMPE KORO

5 30 76

KADAR PROTEIN DAN KUALITAS TEMPE KORO PEDANG DENGAN PENAMBAHAN BEKATUL DAN KONSENTRASI Kadar Protein Dan Kualitas Tempe Koro Pedang Dengan Penambahan Bekatul Dan Konsentrasi Ragi Tempe Yang Berbeda.

0 5 10

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG KORO PEDANG (Canavalia Pengaruh Substitusi Tepung Koro Pedang (Canavalia Ensiformis L) Terhadap Tingkat Pengembangan DanDaya Terima Donat.

0 2 17

PEMANFAATAN KORO PEDANG (Canavalia ensiformis) SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBUATAN TEMPE DENGAN PENAMBAHAN Pemanfaatan Koro Pedang (Canavalia ensiformis) Sebagai Bahan Dasar Pembuatan Tempe Dengan Penambahan Konsentrasi Bahan Isi Dari Jagung Dan Bekat

0 2 15

PEMANFAATAN KORO PEDANG (Canavalia ensiformis) SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBUATAN TEMPE DENGAN PENAMBAHAN Pemanfaatan Koro Pedang (Canavalia ensiformis) Sebagai Bahan Dasar Pembuatan Tempe Dengan Penambahan Konsentrasi Bahan Isi Dari Jagung Dan Bekatul Yang B

0 1 14

kandungan nutrisi dan potensi pemanfaatan koro benguk

0 2 6

View of KAJIAN PERBANDINGAN TEPUNG KACANG KORO PEDANG (Canavalia ensiformis) DENGAN TEPUNG TAPIOKA DAN KONSENTRASI KUNING TELUR TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES KORO

0 1 8

Tepung Kacang Koro Pedang

0 0 18

Tepung Kacang Koro Pedang

0 0 18