F11 merupakan jumlah citra dari  kelas 1 yang benar diklasifikasikan sebagai kelas 1,  F00 merupakan jumlah citra dari kelas 1 yang benar diklasifikasikan sebagai
kelas 0, adapun F01 merupakan jumlah citra dari kelas 0 yang salah diklasifikasikan sebagai kelas 1,  F10 merupakan jumlah citra dari kelas 1 yang benar diklasifikasikan
sebagai kelas 0.
2.7  Tumbuhan Obat
Tumbuhan  obat  memiliki    khasiat  untuk  menyembuhkan  berbagai  penyakit. Kemajuan  dari  ilmu  pengetahuan  dan  teknologi  yang  semakin  modern  dan
berkembang  secara  pesat  tidak  dapat  menggeser  obat-obatan  tradisional  yang  telah ada  sejak  nenek  moyang,  obat-obatan  tradisional  mampu  saling  berdampingan  dan
saling melengkapi dengan obat-obatan yang terbuat secara kimiawi Thomas 1993. Informasi  yang  dapat  digali  dari  tanaman  obat  diantaranya  nama  botani,  nama
lokal,  familia,  daerah  asal  tumbuhan,  spesifikasi  tumbuhan,  komposisi  kandungan kimia, khasiat, dan cara menggunakannya.
3  METODE PENELITIAN
3.1 Tahapan Penelitian
Penelitian  ini  dilakukan  dalam  beberapa  tahap.  Tahap-tahap  tersebut  disajikan pada Gambar 8.
Ekstraksi Fitur dengan  Fuzzy
LBP
Model Klasifikasi SVM  PNN
PRAPROSES DATA CITRA
TANAMAN OBAT
Evaluasi Perbandingan
Hasil Klasifikasi SVM PNN
Data  daun Tumbuhan Obat
Hasil Klasifikasi SVM  PNN
Citra Queri Tanaman  Hias
Fokus Penelitian Ekstraksi Fitur
dengan  Fuzzy LBP
Data Tanaman Hias
Citra Queri daun Tumbuhan obat
Klasifikasi SVM  PNN
Gambar 8  Tahapan penelitian.
3.1.1 Pengumpulan  Citra dan Praposes
Penelitian ini menggunakan citra tumbuhan obat dan tanaman hias yang diperoleh dari pemotretan. Citra tumbuhan obat   terdiri  dari tiga puluh species  yang terdapat
di  kebun  Biofarmaka  IPB  Cikabayan  dan  rumah  kaca  Pusat  Konservasi  Ex-situ Tumbuhan  Obat  Hutan  Tropika  Indonesia,  Fahutan  IPB.  Masing-  masing  species
terdiri 48 citra, dimana setiap species  daun terdiri atas 24 pose citra bagian depan dan 24 pose citra bagian belakang, sehingga total 1.440 citra daun tumbuhan obat .
Citra tanaman  hias terdiri    dari  tiga  puluh  species    citra  dari  Kebun  Raya  Bogor, yang digunakan oleh Kulsum 2010. Data citra tumbuhan obat tidak  memiliki latar
belakang dan data citra tanaman hias memiliki latar belakang hal  ini bertujuan untuk menganalisis  kinerja  FLBP.  Setelah  dilakukan  pengumpulan  data  citra  tahap
selanjutnya adalah tahap praproses, dimana dalam tahap ini dilakukan perbaikan pada citra  tumbuhan  obat  dan  citra  tanaman  hias.  Selanjutnya,  citra  tersebut  diubah
menjadi mode grayscale untuk diproses pada tahap ekstraksi.
3.1.2 Ekstraksi Fitur Tekstur dengan Metode FLBP
P,R
Proses  yang  dilakukan  pada  ekstraksi  tekstur  dalam  penelitian  ini menggunakan metode
. Citra akan dibagi kedalam beberapa blok local region sesuai  dengan  operator  circular  neighborhood  sampling  points  dan    radius  yang
digunakan.  Penelitian  ini  menggunakan  dua  ukuran  circular  neighborhood    yaitu 8,1  dan  8,2.    Nilai  LBP  akan  direpresentasikan  melalui  histogram  FLBP  yang
merupakan  gambaran  frekuensi  dari  kontribusi  nilai  LBP  yang  muncul  pada  sebuah citra. Masing-masing blok diektraksi menggunakan metode
. Ekstraksi tekstur
dilakukan dengan mengolah setiap untuk mencari selisih dari  piksel  tetangga  dengan  piksel  pusat.  Dari  setiap  blok
yang  didapat,  akan menghasilkan satu atau lebih nilai LBP dan nilai kontribusinya. Blok yang berisikan
nilai ,  selanjutnya  akan  melalui  proses  fuzzy  tresholding  berdasarkan  rule  R
dan rule R
1.
Parameter  fuzzifikasi  F    yang  digunakan  berdasarkan  penelitian  yang  dilakukan Valerina  2012.  Citra  tumbuhan  obat  dan  tanaman  hias  memiliki  nilai  parameter  F
berbeda  .  Citra  tanaman  hias    0  sampai  40  dan    untuk  citra  tumbuhan  obat  berkisar antara  0  sampai  20.  Penggunaan  parameter  F0  sebagai  hasil  dari  metode  FLBP,
proses fuzzy tresholding akan dihasilkan nilai LBP sebanyak 2
n
, dimana n merupakan banyaknya nilai piksel
yang berada direntang fuzzy antara –F sampai F,  contoh
proses fuzzy tresholding dengan nilai fuzzy 4 disajikan pada Gambar 9.
Gambar 9 Proses Fuzzy thresholding.
Hasil yang diperoleh dari ilustrasi pada Gambar 8 terdapat tiga  nilai yang
berada diantara rentang  fuzzy  -4 4, sehingga diperoleh kombinasi sebanyak
2
3
=  8,  nilai  biner  yang  diperoleh  dari  masing-masing  kombinasi  adalah    00111111, 00111101,  00111011,  00111001,  00110111,  00110101,  00110011,  dan  00110001.
Kedelapan  nilai  biner  ini  akan  menghasilkan  nilai  LBP  sebagai  dasar    untuk menentukan perhitungan masuknya nilai
ke membership function.
3.1.3    Klasifikasi Support Vector Machine SVM
61 137  168
168  163  168 163  165  160
-102  -26  5 5
5 2
-3 -102
-26 5
5 -3
2 5
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1
Setelah  proses  ekstraksi  citra  selesai  dilakukan,  diperoleh  hasil  vektor histogram  untuk  setiap  ukuran  circular  neighborhood,  untuk  tumbuhan  obat
diperoleh 1.440 vektor histogram dan tanaman hias diperoleh 300 vektor histogram. Tahap  selanjutnya  adalah  menglasifikasi  vektor-vektor  histogram  tersebut  dengan
SVM. Klasifikasi baik untuk data tumbuhan obat dan tanaman hias dilakukan dengan membagi data latih dan data uji masing-masing 70 dan 30.
SVM pada penelitian ini  menggunakan  fungsi Kernel , yang berfungsi untuk mengatasi  kesulitan  yang  timbul  karena  tidak  diketahuinya  suatu  fungsi  non  linear
dan cara memilih fungsi yang tepat  dalam  mencari hyperplane yang terbaik. Fungsi kernel  yang  digunakan  yaitu  fungsi  kernel  Linear,  Polynomial  dan  RBF.  Fungsi
kernel  terbaik  akan  digunakan  sebagai  pembanding    dengan  klasifikasi  PNN,  yang bertujuan  untuk  menganalisa  model  klasifikasi  masing-masing  klasifikasi  tersebut.
Pada  penggabungan  ukuran  circular  neighborhood    maupun  tanpa  penggabungan ukuran  circular  neighborhood    harus  diekstraksi  terlebih  dahulu.  Hasil  identifikasi
citra tumbuhan obat menggunakan FLBP akan dibandingkan dengan hasil identifikasi citra tanaman hias.
3.1.4 Klasifikasi Probabilistic Neural Network PNN
Sama  seperti  klasifikasi  SVM,  setelah  proses  ekstraksi  citra  selesai  dilakukan, diperoleh  hasil  vektor  histogram  untuk  setiap  ukuran  circular  neighborhood,  untuk
tumbuhan  obat  diperoleh  1.440  vektor  histogram  dan  tanaman  hias  diperoleh  300 vektor  histogram.  Tahap  selanjutnya  adalah  menglasifikasi  vektor-vektor  histogram
tersebut  dengan  PNN.  Klasifikasi  baik  untuk  data  tumbuhan  obat  dan  tanaman  hias dilakukan dengan membagi data latih dan data uji masing-masing 70 dan 30.
Klasifikasi  dengan  menggunakan  PNN  dengan  menerapkan  bias  yang  berbeda- beda  untuk  setiap  ukuran  circular  neighborhood    karena  dimensi  vektor  histogram
setiap ukuran circular neighborhood  berbeda-beda.
3.1.5 Pengujian dengan Sistem
Pengujian  data  dilakukan  oleh  sistem,  yaitu  dengan  penilaian  tingat  keberhasilan klasifikasi  terhadap  citra  kueri.  Evaluasi  dari  kinerja  model  klasifikasi  didasarkan
pada banyaknya data uji yang diprediksi secara benar dan tidak benar oleh model. Hal ini dapat dihitung menggunakan akurasi yang didefinisikan sebagai berikut:
3.1.6 Evaluasi Hasil  Klasifikasi SVM dan PNN
Evaluasi kinerja yang dilakukan adalah : 1  Menganalisa  model  klasifikasi  yang  disajikan  dalam  bentuk  Confusion
Matrix. 2  Menganalisa  akurasi  hasil  identifikasi  klasifikasi  setiap  kelas  citra
tumbuhan obat dan  tanaman hias yang disajikan dalam bentuk grafik.
3.2 Kebutuhan Alat dan Bahan Penelitian
Perangkat lunak yang digunakan  MS Window XP  Professional Version 2002 SP2  dan  Microsoft  Visual  Studio  2010  adapun  perangkat  keras    yang  digunakan:
Processor  intel® core  ™  2  duo  CPU  T57550,    memori  DDR2,  RAM  2,99  GB,
Library OpenCv 2.1, dan Visual C++.
3.3 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan
di Laboratorium
Computational Intelligence
Pascasarjana Departemen Ilmu Komputer IPB di mulai bulan Januari 2011 . 24
4  HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1  Hasil Praposes dan Ekstraksi Tekstur
Perbaikan  data  citra  tumbuhan  obat  pada  tahap  praproses  dilakukan  dengan menyeleksi  objek  satu  daun  dan  memperkecil  ukuran  citra  menjadi  270x240  piksel.
Pada data citra pohon, Kulsum 2010 melakukan tahap praproses dengan memotong citra  untuk  mendapatkan  objek  tanaman hias  dan  memperkecil  ukuran  citra  menjadi
270x210  piksel.  Mode  warna  citra  pohon  dan  citra  daun  kemudian  diubah  menjadi grayscale  untuk  proses  ekstraksi  selanjutnya.  Hasil  praproses  data  bertujuan  untuk
mengurangi waktu pemrosesan data running time. Berdasarkan  penelitian  yang  dilakukan  Valerina  2012,  pada  citra  tumbuhan
obat  dihasilkan  20  fitur  FLBP  yang  diekstrak  menggunakan  rentang  F   [0,20]. Sedangkan,  pada  citra  tanaman  hias  dihasilkan  40  fitur  FLBP  yang  diekstrak
menggunakan  rentang  F   [0,40].  Besarnya  rentang  parameter  fuzzifikasi  yang digunakan  untuk  menghasilkan  fitur  dan  identifikasi  terbaik,  dipengaruhi  oleh
sebaran distribusi  p
i
yang dihasilkan. Nilai F=4 digunakan untuk tumbuhan obat dan nilai F=19 digunakan untuk tanaman hias.
4.2 Hasil Klasifikasi Support Vector Mechine SVM