Pemodelan dengan Jaringan Syaraf Tiruan JST

berdasarkan nilai kisaran yang tercatat pada alat ukur kecepatan tachometer. Putaran enjin penggerak rpm yang digunakan bervariasi yaitu putaran 800 rpm, 1000 rpm, 1200 rpm, 1400 rpm, 1600 rpm, 1800 rpm, 2000 rpm, 2200 rpm dan 2400 rpm. Sedangkan untuk traktor merek Huanghai spesifikasi yang tersedia hanya pada putaran 2000 rpm. Pengukuran dilakukan pada stang kemudi. Karena stang kemudi bagian yang langsung berhubungan dengan operator. Pada saat pengukuran laju getaran, traktor selalu berada pada posisi horizontal terhadap lantai semen dan tidak memasang implemen bajak. Untuk menyeimbangkan traktor pada posisi horizontal, digunakan penyangga standar dan dibantu dengan penyangga lain dari besi yang bersifat keras seperti terlihat pada Gambar 17. Gambar 17 Penyangga besi dan alas kayu keras

3.4 Pemodelan dengan Jaringan Syaraf Tiruan JST

Untuk melihat pengaruh pemodelan peredam getaran pada traktor roda dua dengan jaringan syaraf tiruan JST. Dari model berdasarkan penggunaan karet peredam yang digunakan, maka model JST yang dikembangkan akan menghasilkan formulasi lapisan keluaran output yang terdiri dari 3 tiga dimensi arah, yaitu : a Getaran yang terjadi pada sumbu x b Getaran yang terjadi pada sumbu y c Getaran yang terjadi pada sumbu z 3.4.1 Skema aliran kerja Jaringan Syaraf Tiruan Gambaran diagram alir Jaringan Syaraf Tiruan yang digunakan dalam penelitian ini disajikan pada Gambar 18. Gambar 18 Aliran proses Jaringan Syaraf Tiruan JST 3.4.2 Model I Jaringan Syaraf Tiruan Pada model I ini sebagai data yang akan dijadikan sebagai masukan seperti pada Gambar 19 Jaringan Syaraf Tiruan adalah sebagai berikut : a Lapisan masukan dengan menggunakan parameter yaitu; merek traktor, putaran enjin penggerak rpm, berat rangka kg, berat enjin kg dan tipe roda. b Lapisan tersembunyi, sebagai lapisan pemrosesan atau pembanding antara masukan dan lapisan keluaran yang menghasilkan nilai pembobot diantara lapisan-lapisan tersebut. c Lapisan keluaran yaitu getaran yang terjadi berdasarkan masing-masing sumbu yaitu sumbu x, sumbu y dan sumbu z pada traktor roda dua. Gambar 19 Model I Jaringan Syaraf Tiruan JST 3.4.3 Model II Jaringan Syaraf Tiruan Pada model II sebagai data yang akan di masukkan seperti terlihat pada Gambar 20 Jaringan Syaraf Tiruan adalah sebagai berikut: a Lapisan masukan dengan menggunakan parameter yaitu; merek traktor, berat rangka kg, berat enjin kg, putaran enjin penggerak rpm, tipe roda, kekerasan karet peredam shore A, ketebalan karet peredam mounting, dan ketebalan karet ring. b Lapisan tersembunyi, merupakan lapisan pemrosesan atau pembanding antara masukan dan lapisan keluaran yang menghasilkan nilai pembobot diantara lapisan-lapisan tersebut. c Lapisan keluaran yaitu getaran yang terjadi berdasarkan masing-masing sumbu yaitu sumbu x, sumbu y dan sumbu z pada traktor roda dua. Dari model yang dikembangkan yaitu model II memungkinkan untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh masing-masing parameter input terhadap besarnya getaran yang timbul pada masing-masing sumbu. Pada Gambar 20 berikut ini memperlihatkan Jaringan Syaraf Tiruan model II serta parameter yang diinputkan untuk proses. Gambar 20 Model II Jaringan Syaraf Tiruan JST

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Metode Pengambilan Data

Pengambilan data getaran digunakan tiga unit traktor roda dua dengan kondisi lengkap dan jam operasional traktor yang berbeda. Batasan selama pengambilan data sebagai berikut: o Pengujian dilakukan di dalam gudang traktor dengan aliran udara bebas. o Lantai gudang terdiri dari komposisi coran semen padat dengan ketebalan coran lebih kurang 15 cm. Dinding terdiri dari batu-bata merah yang diplester dengan komposisi campuran semen dan pasir dengan ketebalan dinding 14 cm. o Rangka atap gudang terdiri dari rangka besi dengan atap terdiri dari bahan Asbes dengan kontur bergelombang. o Dua set roda traktor kontak langsung dengan lantai dasar gudang dan pada bagian depan digunakan penopang penyangga standar traktor roda dua, atau dibantu dengan besi penyangga, agar posisi traktor berada pada level horizontal. o Selama pengambilan data Gambar 21, rangka dan enjin traktor berada pada posisi horizontal dan tidak memasang implemen bajak. Gambar 21 Kondisi dan posisi traktor selama pengambilan data

4.2 Penyusunan Model

4.2.1 Batasan Model Model yang digunakan terdiri dari model sebelum memakai karet peredam dan setelah memakai karet peredam. Model yang akan dijadikan sebagai input adalah sebagai berikut.