Pertimbangan ergonomi terutama yang berkaitan dengan getaran enjin, kebisingan, efek gas buang, beban traktor terhadap operator dan bentuk
rancangan menjadi hal penting dalam pemilihan suatu tipe traktor tangan. Sebagai contoh adanya gangguan pada persendian pinggang dan tangan,
pusing-pusing dan rasa mual serta gangguan pada telinga mendengung. Hal ini menunjukkan bahwa pada kondisi dan waktu tertentu ternyata penggunaan
traktor tangan ada dampak negatifnya pada fisik operator. Dengan demikian sangat penting bila pemakaian traktor tangan berdasarkan pengalaman lebih
mementingkan faktor keamanan dan kenyamanan dalam bekerja. Kastaman 1999 menuliskan bahwa pemakaian traktor roda dua di Jawa
Barat yang bekerja di lahan sawah rata-rata selam 8 hingga 10 jam per hari dan apabila dilihat dari tingkat kelelahan yang ditimbulkan saat bekerja dengan
traktor roda dua menunjukkan bahwa aktifitas pengolahan tanah dengan traktor roda dua tersebut termasuk aktifitas dengan tingkat kelelahan antara ringan
hingga sedang. Artinya traktor roda dua tersebut tidak sampai membebani operator atau pemakainya. Namun bila dilihat dari tingkat kebisingan yang
ditimbulkan enjin dengan lama waktu operasi 9 hingga 10 jam. Getaran yang ditimbulkan oleh enjin penggerak. Dimana efek samping yang terjadi dari getaran
ini berdasarkan pangalaman pemakai bahwa terjadi pegal-pegal terutama pada daerah pergelangan tangan dan pinggang. Pengaruh getaran yang berlebihan
terhadap tubuh adalah adanya gangguan pada jaringan pembuluh darah dan sistim saraf atau yang dikenal dengan istilah
vibration white finger VWB
2.3 Enjin Diesel
Tenaga penggerak yang diperlukan untuk mengoperasikan traktor roda dua berasal dari pembakaran solar di dalam ruang pembakaran enjin, sehingga
dapat menggerakkan piston. Pinsip kerja enjin diesel torak piston yang bergerak translasi bolak-balik di dalam silinder dihubungkan dengan pena
engkol dari poros engkol yang berputar pada bantalannya dengan perantaraan batang penghubung. Campuran bahan bakar dan udara yang dibakar dalam
ruang bakar, yaitu ruangan yang dibatasi oleh dinding silinder, kepala silinder dan kepala torak. Gas pembakaran yang terjadi tersebut mampu menggerakkan
torak yang selanjutnya menggerakkan poros engkol. Pengaturan pemasukan dan pengeluaran udara diatur oleh masing-masing katup.
Pengaruh gerakan mekanis dan gesekan antara komponen-komponen enjin selama proses pembakaran berlangsung dalam ruang bakar,
mengakibatkan terjadinya getaran. Selanjutnya getaran tersebut merambat kesemua arah berupa energi melalui rangka traktor hingga ke stang kemudi.
2.4 Getaran Mekanis
Getaran mekanis yang terjadi pada traktor tangan terpusat pada engine yang merupakan sumber tenaga penggerak. Kerja dari engine ini menimbulkan
getaran mekanis dan bunyi suara. Hal ini terjadi karena adanya perubahan frekuensi atau tekanan udara maupun suara akibat dari adanya gesekan antara
komponen-komponen enjin. Sehingga menghasilkan tenaga secara keseluruhan dan perubahan bentuk energi yang terjadi dalam engine, misalnya perubahan
dari energi kimia menjadi energi kinetik atau menjadi gerak translasi lainnya Getaran pada umumnya terjadi akibat efek dinamis dan toleransi
pembuatan, ketegangan, kontak dengan bagian yang berputar dan bergesek antara elemen-elemen enjin serta adanya gaya yang menimbulkan suatu momen
yang tidak seimbang pada bagian-bagian yang berputar. Osilasi kecil dapat memicu frekuensi resonansi dari beberapa bagian struktur dan diperkuat menjadi
sumber-sumber kebisingan noise dan getaran yang utama James 1994.
Getaran sinusoidal berupa gerakan harmonis sederhana dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2 Getaran sinusoidal James 1994
Getaran yang terjadi pada benda yang bergerak dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain gaya akibat tumbukan, gaya yang tidak konstan,
gaya gesek yang tidak konstan, gaya cairan yang tidak stabil, gaya magnetik yang berfluktuasi dan interaksi gaya mekanis yang tidak stabil.
Titik proyeksi penyebab getaran berupa satu garis lurus yang panjangnya menunjukkan amplitudo getaran. Persamaan gerak dari titik hasil proyeksi
tersebut adalah:
sin θ
ω + ⋅
= t
A x
………………….1 dimana :
x = jarak perpindahan titik m A = amplitudo
ω
= kecepatan sudut radiandetik t = waktu detik
θ
= sudut awal radian Persamaan kecepatan getaran adalah turunan pertama dari persamaan gerak:
cos θ
ω ω
+ ×
× =
t A
v
………………….2 dimana :
v = kecepatan mdetik
Persamaan percepatan adalah turunan kedua persamaan gerak
sin
2
θ ω
ω +
× ×
= t
A a
………………….3 dimana :
a = percepatan mdetik
2
Getaran adalah gerakan dari benda atau sistem yang berulang dengan selang waktu tertentu yang disebut sebagai perioda. Jumlah siklus gerakan tiap
satuan waktu tertentu disebut frekuensi. Amplitudo adalah jarak terjauh dari titik equilibrium, sehingga jarak total yang dilalui adalah dua kali amplitudo. Benda
yang bergetar pada frekuensi yang sama dapat saling mempengaruhi dan disebut dalam keadaan beresonansi.
Berdasarkan keteraturannya, getaran dibagi menjadi getaran beraturan dan getaran tidak beraturan. Getaran beraturan adalah getaran yang gerakannya
diulang dalam selang waktu yang persis sama tiap siklus memiliki perioda. Pada getaran tidak beraturan, gerakan terjadi secara tidak beraturan dan terjadi
kembali pada waktu yang tidak tertentu. Dalam pemakaian alat atau saat berada dalam sebuah ruangan
adakalanya getaran yang timbul disekitar bisa nyaman atau tidak nyaman dirasakan oleh tubuh manusia. Getaran dengan frekuensi rendah bisa
menyebabkan gangguan pada tubuh manusia. Ada tiga katagori yang dapat menyebabkan gangguan tersebut, yaitu :
a. Penyebab getaran pada seluruh tubuh manusia terjadi apabila tubuh
berhubungan langsung dengan alat yang bergetar. b.
Getaran yang membuat rasa tidak nyaman dapat terjadi apabila getaran tersebut kontak langsung dengan tubuh manusia. Dan ini biasanya
berfrekuensi dibawah 1 Hz. c.
Getaran melalui tangan yang disebabkan oleh beberapa proses pada kegiatan industri, pertanian, konstruksi, pertambangan dan transportasi
dimana alat yang bergetar tersebut kontak langsung dengan tangan Griffin 2006.
Getaran yang terjadi pada lingkungan kerja berpengaruh pada tubuh manusia. Hal tersebut seperti dikemukakan oleh Griffin 2006 yaitu beberapa
pengaruh yang berbeda dari getaran terhadap tubuh manusia dan banyak variabel peubah yang mempengaruhi dari efek tersebut dan dapat dikatagorikan
sebagai variabel luar ektrinsik variabel dan variabel dalam intrisik variabel,
diantaranya adalah : Tabel 1 Variabel pengaruh tubuh terhadap kecepatan getaran
Menurut Griffin 2006 untuk melakukan pengukuran getaran dan arah gerakannya meliputi tiga hal, yaitu kecepatan, percepatan yang merupakan
perubahan rata-rata percepatan dan perpindahan getaran yang meliputi : a. Besaran dari getaran itu dapat dihitung dengan perpindahan, kecepatan dan
percepatannya. b. Frekuensi getaran merupakan jumlah atau siklus getarandet
2
Hz. Frekuensi getaran ini menyebabkan getaran dapat ditransmisikan ke seluruh
permukaan tubuh. c. Arah getaran, biasanya getaran diukur pada permukaan antara tubuh dan
permukaan yang sedang bergetar pada 3 arah ortogonal yaitu pada sumbu x, y dan sumbu z.
d. Lama getaran yang terjadi merupakan jumlah waktu getaran yang dirasakan pada tubuh tergantung atas besaran kecepatan. Percepatan yang terjadi
dapat menunjukkan ketidaknyamanan atau gangguan apabila percepatan berubah-ubah dari waktu kewaktu.
Ambang batas persepsi getaran mekanis pada selang frekuensi 1 – 100 Hz terhadap tubuh manusia secara umum dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini :
Tabel 2 Skala ambang persepsi getaran ketidaknyamanan Percepatan mdet
2
Katagori ambang
10 ambang sangat berbahaya
1 ambang nyaman
0,1 ambang rasa
0,01 ambang persepsi
a. Pengaruh frekuensi dan arah getaran. Secara fisiologi maupun phisikologi menunjukkan bahwa reaksi tubuh
terhadap frekuensi getaran dan arah getaran sangat berpengaruh. Peningkatan kecepatan getaran dapat menyebabkan pengaruh yang lebih
besar atau lebih kecil terhadap tubuh. Pada frekuensi yang berbeda ditunjukkan dalam besaran frekuensi
frequency weighting. Yaitu frekuensi yang dapat menyebabkan pengaruh besar yang diakibatkan oleh besar
frekuensi yang terjadi. Ada beberapa faktor yang erat kaitannya dengan besaran frekuensi yang dapat diterima oleh tubuh manusia diantaranya
ditentukan oleh equevalent comfort countours. Untuk mengurangi jumlah
besar frekuensi faktor multiplaying yang berbeda dapat menyebabkan
perbedaan kepekaan antara sumbu getaran. Besaran frekuensi tadi rms kadang-kadang disebut
compount ride value. Getaran yang terjadi pada beberapa sumbu sangat tidak nyaman apabila terjadi pada satu sumbu saja.
Untuk mendapatkan overal ride value dihitung dengan menjumlahkan akar
kuadrat ride value tersebut. Bagian yang memiliki overal ride value yang
tertinggi merupakan bagian yang paling tidak nyaman yang diakibatkan oleh getaran tersebut.
Overal ride value dapat juga dibandingkan dengan skala ketidaknyamanan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 3.
Tabel 3 Skala getaran ketidaknyaman
b. Pengaruh lama getaran Ketidaknyamanan akibat getaran cendrung meningkat dengan meningkatnya
periode getaran yang diterima tubuh. Laju peningkatan tersebut dapat dipengaruhi beberapa faktor tetapi yang paling menentukan adalah faktor
percepatan pangkat 4 empat dan lama getaran yang dapat diterima tubuh. 2.4.1 Sumber getaran
Getaran yang terjadi pada traktor roda dua bersumber dari enjin penggerak. Besarnya getaran pada traktor tangan dipengaruhi oleh beberapa hal
diantaranya getaran enjin penggerak, konstruksi komponen traktor tangan,
ukuran komponen traktor tangan, bahan komponen traktor tangan, keadaan dan jenis tanah serta kondisi operator.
Berdasarkan arah gerakannya, getaran dibagi menjadi getaran rektiliniear dan gerakan torsional. Getaran rektilinear digolongkan dalam dua bentuk, yaitu
bentuk longitudinal dimana ekstensi dan kompresi terjadi secara aksial pada batang dan kawat, dan tranversal dimana gerakannya tegak lurus terhadap
sumbunya. Amplitudo pada getaran rektilinear adalah dalam satuan jarak. Sedangkan getaran torsional, gerakannya memuntir dan satuan yang digunakan
untuk amplitudo adalah satuan sudut. Benda yang bergetar pada frekuensi yang sama dapat saling
mempengaruhi, dan disebut dalam keadaan beresonansi. Berdasarkan kontinuitas, getaran dapat dibedakan antara getaran alami dan getaran paksa.
Perbedaan dan prinsip antara keduanya adalah mengenai gaya luar yang turut berpengaruh pada sistem yang bergetar.
Apabila tidak ada peredaman damping, getaran alami yang terjadi akan
terus berlanjut. Dalam kenyataannya, energi gerak yang ada tidak dapat dipertahankan terus, akan tetapi mengalami kehilangan akibat friksi.
2.4.2 Rambatan Getaran Getaran mekanis dapat mencapai operator melalui beberapa cara
hantaran. Cara pertama, getaran dihantarkan pada seluruh tubuh pekerja melalui dasar atau badan enjin yang bergetar, yang disebut sebagai
whole-body vibration. Dalam banyak hal, getaran dihantarkan ke tubuh secara lokal melalui
tangan, sehingga getaran jenis ini disebut sebagai segmental vibration Heryanto
1988. Benda bergetar yang dipasangkan pada tumpuan dengan kaku akan
menyampaikan getaran secara maksimum pada benda yang kontak langsung. Material yang keras dan padat pejal mempunyai nilai besar dalam meneruskan
getaran yang terjadi. Berdasarkan pengetahuan ini, tanpa mempertimbangkan faktor lain, dapat disimpulkan bahwa penggunaan material logam akan dapat
menimbulkan getaran yang lebih besar pada stang kemudi apabila dibandingkan dengan penggunaan material yang lebih lunak elastis, misalnya karet, plastik
atau fiber. Mengingat beban kerja traktor roda dua di lahan yang berbagai ragam dan bentuk, maka pemilihan dan penggunaan material untuk komponen traktor
roda dua harus disesuaikan dengan pekerjaan dan lingkungan, dengan kata lain
perlu optimasi dan kombinasi dimensi, bentuk serta pemakaian material yang sesuai.
Getaran yang dirasakan oleh tangan dapat menyebabkan bebarapa gejala gangguan. Hubungan gejala tersebut masih belum banyak diketahui, tetapi ada
lima jenis gangguan yang sudah terindentifikasi. Antara lain berupa gangguan sirkulasi, gangguan persendian, gangguan saraf, gangguan otot dan gangguan
sistem sirkulasi lainnya. Dimana masing-masing gangguan tersebut dipengaruhi beberapa aspek lingkungan yang lain. Gangguan-gangguan tersebut juga
diistilahkan dengan vibration syndrom atau band arm vibration syndrom. Yaitu
getaran yang ditransmisikan lewat tangan. Getaran dari alat yang digunakan bervariasi dan sangat tergantung atas disain atau metode penggunaan dari alat
tersebut. Oleh sebab itu tidak mungkin digolongkan setiap jenis alat apakah nyaman atau berbahaya Griffin 2006.
2.4.3 Peredam Peredam memiliki karakteristik yang lebih lunak dan tidak mudah
dipengaruhi oleh energi akibat rambatan getaran kebagian berikutnya. Tujuan utama dari peredam getaran adalah untuk mengurangi efek dari getaran. Dalam
berbagai aplikasi, peredam harus bersifat lunak, mampu menyangga beban yang diberikan dan dapat bertahan terhadap keadaan lingkungan sekitarnya. Adapun
karakteristik dari karet peredam adalah : 2.4.4 Bahan peredam
Cara yang paling efektif mengurangi getaran adalah apabila pemasangan bahan peredam dilakukan pada lokasi yang dekat dengan sumber getaran dan
permukaan yang diukur. Bahan isolator yang berasal dari karet dapat ditemukan dalam bentuk yang
bervariasi, didisain dengan kekakuan untuk beberapa arah. Bahan isolator ini dapat mengisolasi getaran dengan frekuensi pengusik serendah 10 Hz dan
amplitudo kecil. Dengan dikembangkannya karet sintetis yang tahan minyak dan tahan panas serta kemajuan dalam teknik pengelasan karet pada permukaan
logam, maka kini telah dapat dihasilkan karet pencegah getaran untuk tumpuan enjin. Karet sangat baik untuk menghambat laju getaran dan bunyi dari
sumbernya. Namun karet mempunyai kelemahan karena menjadi lapuk dalam waktu yang relatif pendek dibandingkan dengan logam, dan kurang tahan
terhadap minyak, panas dan asam Sularso dan Suga 1987.
Lembaran karet busa dapat ditemukan dalam berbagai bentuk dan kekakuan. Tingkat kekakuan bahan tersebut bertambah sangat cepat dengan
penambahan beban dan peningkatan frekuensi. Karet busa yang berupa sel terbuka cenderung menyerap cairan sehingga untuk penggunaannya perlu
ditambahkan material berupa sel yang tertutup. Bahan ini relatif kuat, ringan dan tidak mahal, akan tetapi nilai kekakuannya bervariasi dengan perubahan suhu
permukaan Spotts 1985. Pada kasus-kasus di atas, perhitungan didasarkan pada asumsi bahwa
gaya yang bekerja tidak mengalami pengurangan. Pada kenyataannya menurut Mabie dan Ocvirk 1977, gerakan benda akan selalu berkurang, yang umumnya
akibat adanya gesekan. Keadaan ini mendorong terjadinya peredaman getaran. Friksi dapat terjadi dalam bentuk tahanan akibat viskositas cairan, geseran dari
permukaan benda yang bergerak, atau dapat juga akibat tahanan geser internal dari benda. Karet peredam yang banyak terdapat dipasaran adalah berupa dari
bahan karet, gabus dan fiber yang mempunyai nilai friksi internal yang besar. 2.4.5 Sifat karet dan shore
Bahan karet memiliki beberapa sifat, salah satunya adalah sifat kekerasan atau merupakan sifat perlawanan karet terhadap pengaruh akibat
pembebaban maupun beban kompres. Pengujian kekerasan hanya dilakukan pada karet yang divulkanisasi. Kekerasan karet tergantung pada jumlah dan jenis
bahan pelunak yang digunakan dalam penyusunan campuran komponen. Dengan demikian kekerasan suatu vulkanisasian dapat diatur menurut kehendak.
Pengujian kekerasan ada dua metode, yaitu dengan metode Durometer dan metode IRHD
International Rubber Hardness Degrees. a Metode dengan menggunakan durometer, dimana metode ini pada durometer
memiliki jarum dengan ujung berbentuk tumpul dan pada saat pembebanan dilakukan, jarum keluar dari sebuah lubang bagian bawah dimana
specimen uji diletakkan. Sebuah skala pembacaan 0 - 100 untuk menunjukkan uji
kekerasan yang diukur oleh pegas. Skala ini dikalibrasi menurut sebuah kurva linier dengan pembacaan 0 pada beban 56 gram BS 2119, 1956.
b Metode IRHD ASTM 1415 – 56 T, BS 903 : Part A 20 : 1959, pengujian kekerasan karet dengan alat ini lebih peka dibanding dengan shore
durometer. Kekerasan hasil pengukuran dinyatakan dengan IRHD International Rubber Hardness Degrees. Prinsip kerja metode ini hampir
sama dengan metode shore durometer. Perbedaannya terletak pada bentuk jarum dan kaki penekan dengan beban tetap diatas
specimen uji. Selanjutnya sebuah penggetar listrik
vibrator digunakan untuk menghilangkan gesekan antara karet dengan jarum selama proses pembebanan uji dilakukan.
Kekerasan material yang memiliki sifat elastis dan plastis dinyatakan dengan shore. Tingkatan
level kekerasan shore berbeda-beda. Berdasarkan penggunaannya menurut ASTM 2006, secara umum tingkatan atau level
degrees kekerasan shore dapat digolongkan dalam beberapa tingkatan seperti pada Tabel 4 berikut ini :
Tabel 4 Menentukan kekerasan shore menurut penggunaan
Type scale
Typical Examples of Materials Tested Durometer
Hardness typical Uses
A Soft vulcanized rubber, natural rabber, nitriles, thermoplastic
elastomers, flexible polyacrylics and thermosets, wax, felt, and leathers
20 – 90 A B
Moderately hard rubber, thermoplastic elastomers, paper products, and fibrous materials
Above 90 A C
Medium hard rubber, thermoplastic elastomers, medium-hard plastic, and thermoplastics
Below 20 D D
Hard rubber, thermoplastic elastomers, harder plastics, and rigid thermoplastics
Above 90 B DO
Moderately hard rubber, thermoplastic elastomers, and very dense textile windings
Above 90 C Below 20 D
M Thin, irregularly shaped rubber, thermoplastic elastomers, and
plastic specimens 20 – 85 A
O Soft-rubber, thermoplastic elastomers, very solf plastics and
thermoplastics, medium-density textile windings Below 20 DO
OO Extremely soft rubber, thermoplastic elastomers, sponge,
extremely soft plastics and thermoplastics, foams, low-density textile windings, human and animal tissue
Below 20 O CF
Composite foam materials, such as amusement ride safety cushions, vehicle seats, dashboards, headrests, armrests, and
door panels See Test
Method F1957
Annual Book of ASTM Standards 2006, section nine rubber [ASTM 2240-05] Selanjutnya secara khusus pada Tabel 5 memperlihatkan aplikasi dari
beberapa material menurut tingkatan kekerasan shore serta pada Tabel 6 menunjukkan hasil perkiraan perbandingan antara tiga kekerasan shore
berdasarkan level masing-masing, yaitu shore A, shore D dan shore OO.
Tabel 5 Kekerasan shore berdasarkan tingkatan degrees
Durometer Type Shore Applicable to these types of materials
Type A Shore Soft rubber plastics
Type D Shore Hard rubber plastics
Type 00 Shore Sponge foam
Tabel 6 Perkiraan hasil perbandingan kekerasan dengan durometer
Jenis kekerasan shore Shore A
Shore D Shore OO
100 58 95 46
90 39 85 33
80 29 98
75 25 97
70 22 95
65 19 94
60 16 93
55 14 91
50 12 90
45 10 88
40 8 86
35 7 83
30 6 80
25 76
20 70
15 62
10 55
5 45
2.4.6 Metode peredam getaran Untuk mengurangi efek negatif dari getaran enjin, perlu dilakukan
modifikasi pada peralatan. Pengurangan getaran menurutnya dapat dilakukan dengan mengadakan perubahan-perubahan yaitu :
a. Mengurangi getaran yang terjadi pada sumbernya. b. Mengurangi transmisi dari sumber getaran sampai permukaan yang
diukur. c. Mengurangi amplitudo getaran pada permukaan yang meradiasikan
getaran tersebut.
Bahan isolator yang berasal dari karet dapat ditemukan dalam bentuk yang bervariasi, didisain dengan kekakuan untuk beberapa arah. Bahan isolator
ini dapat mengisolasi getaran dengan frekuensi pengusik serendah 10 Hz dan amplitudo kecil. Dengan dikembangkannya karet sintetis yang tahan minyak dan
tahan panas serta kemajuan dalam teknik pengelasan karet pada permukaan logam, maka kini telah dapat dihasilkan karet pencegah getaran untuk tumpuan
enjin. Karet sangat baik untuk menghambat laju getaran dan bunyi dari sumbernya. Namun karet mempunyai kelemahan karena menjadi lapuk dalam
waktu yang relatif pendek dibandingkan dengan logam, dan kurang tahan terhadap minyak, panas dan asam Sularso dan Suga 1987.
Lembaran karet busa dapat ditemukan dalam berbagai bentuk dan kekakuan. Tingkat kekakuan bahan tersebut bertambah sangat cepat dengan
penambahan beban dan peningkatan frekuensi. Karet busa yang berupa sel terbuka cenderung menyerap cairan sehingga untuk penggunaannya perlu
ditambahkan material berupa sel yang tertutup. Bahan ini relatif kuat, ringan dan tidak mahal, akan tetapi nilai kekakuannya bervariasi dengan perubahan suhu
permukaan Spotts 1985. Pada kasus-kasus di atas, perhitungan didasarkan pada asumsi bahwa
gaya yang bekerja tidak mengalami pengurangan. Pada kenyataannya menurut Mabie dan Ocvirk 1977, gerakan benda akan selalu berkurang, yang umumnya
akibat adanya gesekan. Keadaan ini mendorong terjadinya peredaman getaran. Friksi dapat terjadi dalam bentuk tahanan akibat viskositas cairan, geseran dari
permukaan benda yang bergerak, atau dapat juga akibat tahanan geser internal dari benda. Karet peredam yang banyak terdapat dipasaran adalah berupa dari
bahan karet, gabus dan fiber yang mempunyai nilai friksi internal yang besar. Cara yang paling efektif mengurangi getaran adalah apabila pemasangan
bahan peredam dilakukan pada lokasi yang dekat dengan sumber getaran dan permukaan yang diukur.
2.4.7 Pertimbangan dalam pemilihan peredam getaran Bahan peredam untuk meredam getaran bersifat lunak yang
pemasangannya bertujuan untuk mengurangi efek dari getaran yang sifatnya stabil. Untuk berbagai aplikasi, sifat yang harus dimiliki oleh bahan peredam
getaran di antaranya adalah
- Cukup lunak agar sesuai dengan tingkat isolasi yang diinginkan - Mampu menyangga beban yang diberikan
- Dapat bertahan terhadap keadaan lingkungan sekitar, seperti suhu, kelembaban, uap bahan bakar dan korosi.
Secara umum pegas logam akan mengalami defleksi yang besarnya berbanding lurus linear dengan gaya yang bekerja padanya. Hal ini tidak sesuai
dengan kebutuhan. Karena untuk enjin penggerak diperlukan tahanan dari pegas yang akan bertambah besar sebanding dengan gaya yang bekerja. Dalam hal ini
sekalipun terjadi tarikan dari sabuk belt yang menghubungkan transmisi dengan
enjin penggerak, maka kedudukan enjin penggerak tetap stabil dan tidak terjadi slip yang terlalu besar. Dengan demikian, akibat pemasangan peredam getaran
tidak akan banyak mempengaruhi kemampuan kerja dari traktor roda dua. 2.4.8 Pegas Karet dan
Neoprene Pengetahuan tentang sifat karet untuk pembebanan belum banyak
terungkap, dan perhitungan yang dilakukan hanya dapat berupa pendekatan saja. Menurut Spotts 1985, modulus elastisitas karet bergantung pada angka
kekerasan durometer, sebagaimana ditampilkan pada Gambar 3.
Gambar 3 Hubungan antara angka kekerasan durometer dengan modulus elastisitas karet Spotts, 1985
Karet tidak mengikuti Hukum Hooke, akan tetapi kekakuannya akan terus bertambah dengan penambahan deformasi. Pada pembebanan geser,
karet akan mengalami deformasi berbanding terbalik dengan berat beban yang
lebih besar bila dibandingkan dengan kompresi dan tarikan Black dan Adams 1981, sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4 Kerakteristik defleksi pegas karet terhadap berbagai pembebanan Black dan Adams 1981
Bahan isolator yang berasal dari karet dan neoprene elastomer dapat
ditemukan dalam bentuk yang bervariasi, didisain dengan kekakuan untuk beberapa arah. Bahan isolator ini dapat mengisolasi getaran dengan frekuensi
pengusik serendah 10 Hz Spotts 1985 dan amplitudo yang kecil Sularso dan Suga 1987. Bahan ini relatif kuat, ringan dan tidak mahal, akan tetapi nilai
kekakuannya bervariasi dengan perubahan suhu Spotts 1985. Selain itu, sifatnya adalah tidak cenderung memperbesar getaran seperti pada pegas logam
pada frekuensi pribadinya Sularso dan Suga 1987. Karet alam mempunyai beberapa kelemahan dan kelebihan bila
dibandingkan dengan karet sintetis. Menurut Black dan Adams 1981 bahwa karet alam mempunyai sifat meredam getaran. Karet alam lebih kuat dan murah,
akan tetapi mudah rusak akibat hidrokarbon, ozon serta suhu tinggi Spotts 1985 dan asam Sularso dan Suga 1987.
Neoprene dan karet sintetis lainnya mempunyai ketahanan yang lebih besar terhadap keadaan di atas, karet silicon secara kimia dan dapat
dipergunakan pada suhu antara -75 C sampai 200
C. Semua jenis elastomer mempunyai kecenderungan mengkerut, yaitu mengalami deformasi permanen
secara perlahan tetapi berlangsung terus-menerus dengan pembebanan yang besar, khususnya pada suhu yang tinggi Spotts 1985.
Karet peredam yang digunakan, sebaiknya adalah yang tahan terhadap beban lingkungan kerja, akan tetapi karet tersebut lebih mahal dari karet alam
yang tanpa perlakuan. Hal ini karena karet tersebut perlu perlakuan khusus dengan bahan kimia berupa
Neoprene, EPDM, Chlorobutyl, Silicon, Viton dan lain-lain. Karet seperti ini lebih dikenal dengan nama karet sintetis.
2.5 Jaringan Syaraf Tiruan Artificial Neural Network