HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PRESTASI KERJA PADA SALES

(1)

HUBUNGAN ANTARA

SELF ESTEEM

DENGAN PRESTASI KERJA PADA SALES

SKRIPSI

Oleh : Afriansyah 201110230312380


(2)

HUBUNGAN ANTARA

SELF ESTEEM

DENGAN PRESTASI KERJA PADA SALES

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi

Oleh : Afriansyah 201110230312380

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2012


(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

1. Judul Skripsi : Hubungan Antara Self Esteem dengan Prestasi Kerja Pada Sales.

2. Nama Peneliti : Afriansyah

3. NIM : 201110230312380

4. Fakultas : Psikologi

5. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang 6. Waktu Penelitian : 13 - 16 Juli 2012

7. Tanggal Ujian : 14 Agustus 2012

Malang, 29 Agustus 2012

Pembimbing I Pembimbing II


(4)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini telah diuji oleh Dewan Penguji Pada tanggal 14 Agustus 2012

Dewan Penguji

Ketua Penguji : Hudaniah, S.Psi, M.Si, Psi ( ____________) Anggota Penguji : 1. Ari Firmanto, S.Psi, M.Si ( ____________) 2. Dra. Siti Suminarti Fasikhah, M.Si ( ____________) 3. Zainul Anwar, S.Psi, M.Psi ( ____________)

Mengesahkan, Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang


(5)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Afriansyah

Nim : 201110230312380

Fakultas / Jurusan : Psikologi

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang Menyatakan bahwa skripsi/karya ilmiah yang berjudul:

Hubungan Antara Self Esteem dengan Prestasi Kerja Pada Sales.

1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam bentuk kutipan yang digunakan dalam naskah ini dan telah disebutkan sumbernya.

2. Hasil tulisan skripsi/karya ilmiah dari penelitian yang saya lakukan merupakan Hak Bebas Royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka.

Demikian surat penyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia skripsi ini untuk ditarik dari peredarannya dan tidak dipublikasikan kembali.

Mengetahui, Malang, 29 Agustus 2012

Ketua Program Studi Yang menyatakan


(6)

KATA PENGANTAR

Bismillaahi rahmaanirrahiim

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT untuk segala hidayah yang telah dilimpahkan sehingga mendapatkan kekuatan dan kesempatan untuk menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Self Esteem dengan Prestasi Kerja Pada Sales. Tidak lupa sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang yaitu Diin Al Islam.

Penulisan skripsi ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang. Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan beberapa pihak. Oleh karena itu atas terwujudnya skripsi ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si. selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Bapak M. Salis Yuniardi, S.Psi, M.Psi. selaku ketua jurusan Fakultas Psikologi dan Dosen wali atas segala waktu, dukungan dan pengarahan yang diberikan selama ini.

3. Ibu Dra. Djudiyah, M.Si. selaku Dosen wali yang dengan sabar telah banyak meluangkan waktu untuk memotivasi, memberikan wejangan dan spirit sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

4. Ibu Hudaniah, S.Psi, M.Si, Psi. selaku pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan motivasi dan bimbingan serta arahan selama proses penulisan skripsi, sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

5. Bapak Ari Firmanto, S.Psi, M.Si. Selaku pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan petuah dan arahan selama proses penulisan skripsi ini, sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik.


(7)

6. Bapak dan ibu Shop Manager, Supervisor Sales dan Sales Yamaha Motor dari berbagai dealer di Kota Malang, Kabupaten Malang, Kota Batu, Kota Pasuruan, Kabupaten Pasuruan, Kota Probolinggo, Kabupaten Probolinggo dan Kabupaten Lumajang yang telah meluangkan waktunya dan bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini.

7. Papa, Mama, ayuk Iin Oktaviana, Dessy Efriyani dan adik Dian Oktarina, Fitri Arsalina, M. Angga Agustian serta keluarga besarku terutama kepada Ibuku yang selalu memberikan doa serta dukungan semangat motivasi kepada penulis, untuk tetap berjuang dan terus berjuang di kehidupan ini dalam meraih apa yang dicita-citakan.

8. Teman-teman di Psikologi 2003, temanku Baiq Maya, Sakinah, Aam, Awal, Shinta, Sanny, Putri, Angga, Ilham dan Slamet yang telah berjuang bersama melewati waktu yang tersisa untuk menyelesaikan skripsi dan atas semangat yang diberikan.

9. Sahabatku Yuni Marlinda, Frans Taufik, Catur Wahyu dan Cahyo yang selalu memberikan dorongan, semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

10. Bapak Cahya Sunjaya, Bapak Wib, Bapak Agus Widodo dan sahabat– sahabatku di PT. RodaSakti SuryaRaya Malang. Terimakasih atas semua kebaikan yang tulus.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak memberikan bantuan dalam proses penulisan hingga penyelesaian skripsi ini.

Akhir kata, semoga segala bantuan dan dukungan yang telah diberikan, mendapat pahala dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa tidak ada satupun karya yang sempurna, untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan karya skripsi ini. meski demikian penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya. Amin.

Malang, 29 Agustus 2012 Penulis


(8)

Afriansyah INTISARI

Afriansyah. 201110230312380 (2012). Hubungan Antara Self Esteem dengan Prestasi Kerja Pada Sales. Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang : (1) Hudaniah, S.Psi, M.Si, Psi. (2) Ari Firmanto, S.Psi, M.Si.

Kata Kunci : Self Esteem, Prestasi Kerja.

Self esteem (Harga diri) adalah suatu penilaian subjektif yang dibuat individu mengenai dirinya sendiri yang dipengaruhi oleh dukungan keluarga, kompetisi, penampilan fisik, anugerah Tuhan, kompetensi akademik, nilai moral, penghargaan dari orang lain, daya tarik terhadap lawan jenis, hubungan persahabatan dan perilaku secara umum. Prestasi kerja adalah merupakan hasil keseluruhan pekerjaan secara kualitas yang telah dilakukan seorang dalam mencapai apa yang menjadi tujuan suatu lembaga, perusahaan atau instansi. Beberapa sales memiliki self esteem rendah karena adanya ketidakpuasan akan profesinya, dan merupakan hal yang wajar bila akhirnya berpengaruh pada prestasi kerjanya yang rendah. Akan tetapi ada juga sales yang memiliki self esteem yang tinggi sehingga sales seperti ini memiliki kualitas jati diri yang baik, sukses kariernya, dan tetap semangat walau banyak penolakan dari calon konsumen. Dari wacana di atas disimpulkan bahwa self esteem yang dimiliki sales mempunyai arti besar terhadap prestasi kerjaya sebagai sales. Maka peneliti tertarik untuk meneliti secara empirik mengenai “Hubungan Antara Self Esteem dengan Prestasi Kerja Pada Sales”.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang di gunakan adalah teknik probability sampling, dengan sampel gabungan dari 2 teknik yaitu proporsi dan acak maka teknik pengambilan sampel seperti ini disebut teknik proportionate stratified random sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah 600 orang sales Yamaha Motor Keresidenan Malang (wilayah unit kerja Malang Raya, Pasuruan, Probolinggo dan Lumajang), Anggota sampel penelitian adalah 60 orang sales Yamaha Motor dari 12 dealer Yamaha Motor. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah instrumen skala self esteem dan form penilaian prestasi kerja sales. Teknik analisa yang digunakan adalah analisa korelasi Product Moment.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif dan sangat signifikan antara self esteem dengan prestasi kerja (dengan nilai r = 0,987). Hal ini menunjukkan bahwa dari 60 responden terdapat hubungan positif dan sangat signifikan antara self esteem dengan prestasi kerja pada sales. Yang artinya semakin tinggi self esteem sales maka semakin tinggi pula prestasi kerja sales, dan sebaliknya apabila self esteem sales rendah maka rendah pula prestasi kerja sales.


(9)

ABSTRACT

Afriansyah. 201110230312380 (2012). Self Esteem with the ability Job Performance For Sales. Thesis, Psychology Faculty, University of Muhammadiyah Malang : (1) Hudaniah, S.Psi, M.Si, Psi. (2) Ari Firmanto, S.Psi, M.Si.

Keywords: Self Esteem, Job Performance.

Self esteem is a term in psychology to reflect a person’s overall evaluation or appraisal of his or her own worth which influence by family supporting, competition, physically performance, God grace, academic competence, moral value, appreciation from others, human appeal relationship and general behavior. Work performance is the result of whole job as quality which is done by someone to achieve the purpose of institute and company. Some sales have low self esteem because they unsatisfied with their profession and normally will influence in low performance in working. However, some sales have good self esteem; these sales have many qualities in performance, success carrier, and have good spirit in facing rejection from customers. Of some discourse on the conclusion that self esteem own by each sales has importance value of sales performance in working. Researchers interested in studying it empirically on “The relationship between self esteem in job performance for sales”.

This study uses quantitative correlation approach. In this study, the sampling technique used is probably sampling technique which is combine two techniques propos ional and random technique. So these techniques called proportionate stratified random sampling. The population in this study sample is the entire population of 600 sales Yamaha motor (Malang, Pasuruan, Probolinggo, Lumajang) members of the study sample is 60 sales from 12 delaers Yamaha. Technique data collection in this study is self esteem instrument and persuasion ability scale. Data analysis methods used in this study is the product moment correlation.

Based on the results of research that has been done, it can be concluded that there are positive and highly significant relationship between self esteem and ability of persuasion (the value r : 0,987 ). It shows that of the 60 respondents who have positive significant correlation between self esteem and job performance for sales. It means higher self esteem higher job performance.


(10)

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR...i INTISARI...iii DAFTAR ISI...v DAFTAR TABEL...vii DAFTAR LAMPIRAN...viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1

B. Rumusan Masalah...9

C. Tujuan Penelitian...9

D. Manfaat Penelitian...9

1. Manfaat Teoritis...9

2. Manfaat Praktis...9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prestasi Kerja...10

1. Pengertian Prestasi Kerja...10

2. Penilaian Prestasi Kerja...10

3. Syarat Penilaian Prestasi Kerja...11

4. Mamfaat Penilaian Prestasi Kerja...11

5. Unsur-unsur Prestasi Kerja...12

a. Kerjasama...12

b. Tanggung Jawab...13

c. Kedisiplinan...14

d. Kepemimpinan ...14

e. Kualitas Kerja...15

6. Metode-metode Penilaian Prestasi Kerja ...15

a. Metode Rangking...15

b. Metode Checklist...15

c. Critical Incident Method...15

d. Free From Eveluation Method ...15

B. Self Esteem...16

1. Pengertian Self Esteem...16

2. Faktor yang Berpengaruh pada perkembangan Self Esteem...19

3. Karakteristik Self Esteem...22

a. Individu dengan Self Esteem Tinggi...22

b. Individu dengan Self Esteem Rendah...23

C. Sales ...24

D. Hubungan antara Self Esteem dengan Prestasi pada Sales Yamaha Motor. 25 E. Kerangka Pemikiran...26


(11)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian...27

B. Variabel Penelitian...28

1. Identifikasi Variabel Penelitian...28

2. Definisi Operasional Variabel Penelitian...28

C. Populasi dan Sampel Penelitian...29

1. Populasi ...29

2. Sampel...30

D. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data...31

1. Jenis Data...31

2. Metode Pengumpulan Data ...31

3. Validitas dan Reliabilitas...35

a. Validitas...35

b. Reliabilitas...40

E. Prosedur Penelitian...42

F. Teknik Analisa Data...43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data...45

1. Deskripsi Subjek...45

2. Deskripsi Variabel...48

a. Variabel Self Esteem ...49

b. Variabel Prestasi Kerja...49

B. Analisa Data...50

C. Pembahasan...51

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan...54

B. Saran ...55

DAFTAR PUSTAKA ...56


(12)

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman

Tabel 3.1 Skor Pilihan Jawaban...33

Tabel 3.2 Blueprint Skala Self Esteem...34

Tabel 3.3 Klasifikasi Prestasi Kerja...35

Tabel 3.4 Validitas Item Skala Self Esteem Try Out ...38

Tabel 3.5 Blueprint Skala Self Esteem Setelah Try Out ...39

Tabel 4.1 Karakteristik Subjek Berdasarkan Area Dealer Yamaha Motor...45

Tabel 4.2 Deskripsi Subjek Berdasarkan Latar Belakang Dealer Yamaha Motor. 46 Tabel 4.3 Karakteristik Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin...47

Tabel 4.4 Karakteristik Subjek Berdasarkan Tingkat Pendidikan...47

Tabel 4.5 Deskripsi Tingkat Self Esteem Subjek ...49

Tabel 4.6 Deskripsi Tingkat Prestasi Kerja Subjek ...50


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Blueprint Skala Self Esteem Try Out ...60

Lampiran 2. Intrumen Penelitian Skala Self Esteem Try Out ...65

Lampiran 3. Tabulasi Data Skor Skala Self Esteem Try Out ...71

Lampiran 4. Hasil Validitas Skala Self Esteem Try Out ...73

Lampiran 5. Form Penilaian Prestasi Kerja Supervisor Sales ...76

Lampiran 6. Form Penilaian Prestasi Kerja Shop Manager ...77

Lampiran 7. Tabulasi Data Penilaian Prestasi Kerja Try Out ...78

Lampiran 8. Hasil Validitas Form Prestasi Kerja Try Out...79

Lampiran 9. Blueprint Instrumen Skala Self Esteem ...81

Lampiran 10. Intrumen Penelitian Skala Self Esteem ...85

Lampiran 11. Tabulasi Data Skor Skala Self Esteem ...88

Lampiran 12. Intrumen Penelitian Form Penilaian Prestasi Kerja ...89

Lampiran 13. Tabulasi Data Skor Form Penilaian Prestasi Kerja ...91

Lampiran 14. Data Hasil Olahan Intrumen Penelitian ...92

Lampiran 15. Data Analisa Korelasi Product Moment ...93

Lampiran 16. Deskripsi Data Perusahaan Subjek Penelitian ...97


(14)

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, P. (1998). Psikologi kerja. (Cetakan Kedua). Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek, Jakarta: Rineka Cipta.

As’ad, M. (2000). Psikologi industri. Yogyakarta: Liberty.

Azwar, S. (2010). Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2010). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2007). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2003). Sikap manusia, teori dan pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Alwisol. (2006). Psikologi kepribadian (Ed. Revisi). Malang: UMM Press.

Atkinson, R. L., Richard, C. A., Edward, E. S., Daryl, J. B. (1989). Pengantar psikologi. Jilid 2 (Terj. Widjaja Kusuma). Batam: Interaksara.

Bowker, A., Gadbois, S., Cornock, B. (2003). Sports participation and self-esteem: Variations as a function of gender and gender role orientation. Sex roles: A journal of research. Diakses pada 12 Januari 2012 http://www.findarticles.com/p/articles/mim2294/is2003July.

Carlson, N. R. (1986). Physiology of behavior. Massachusetts: Allyn & Bacon, Inc.

Crocker, J. (2003). The contingencies of self-worth (CSW) Scale. Diperoleh dari http://www.rcgd.isr.umich.edu/crockerlab/csw.htm#5.

Cronbach, L. J. (1970). Essentials of psychological testing (3rd Edition). New York: Harper Collins Publisher, Inc.

Chaplin, J.P. (2008). Kamus lengkap psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.


(15)

Dharma, A, (2005). Pengaruh budaya organisasi terhadap motivasi dan prestasi kerja di PT Nusantara IV (Persero) Sumatera Utara (Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur).

Effendi, R. (1996). Pengamatan marketing management. Malang: Genius.

Hasibuan, M. S.P. (1998). Organisasi dan motivasi; Dasar peningkatan produktivitas. Jakarta: Bumi Aksara.

Hill, V. Z. (2006). Contingent self esteem and the interpersonal circumplex : The interpersonal pursuit of self esteem. Personality and individual differences, 40, 713–723. Diakses pada 12 Januari 2012 http://ocean.otr.usm.edu/~w535680/ Zeigler-Hill%20(2006).pdf

Hurlock, E. (1980). Psikologi perkembagan, Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Hurlock, E. (1979). Personality development. New Delhi: Tata McGraw Hill Publishing Co.

Kanning, Uwe Peter., Hill, Anka. (2010). Organization based self esteem scale adaptation in an internasional context. Journal of business and media psychology. Diperoleh dari www.journal-bmp.de

Kerlinger, F. (2004). Asas-asas penelitian behavioral. Yogyakarta: Gajahmada University Press.

Kuntjoro, Zainuddin. (2002). Komitmen organisasi. www. e-psikologi.com.

Kurniawati, SA. (2003). Pengaruh antara self esteem dengan prestasi kerja ditinjau dari posisi kerja karyawan (Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Merdeka Malang, Jawa Timur).

Ma’rifah. (2005) Pengaruh motivasi kerja dan self esteem terhadap prestasi kerja pada pekerja sosial unit pelaksana teknis Dinas Sosial Propinsi Jawa Timur. (Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Merdeka Malang, Jawa Timur).

Mangkunegara, Anwar Prabu. (2001). Manajemen sumber daya manusia perusahaan, Cetakan ketiga. PT. Remaja Rosdakarya Offset. Bandung.

Monks,. F. J. & Knoers, A. M. P. (2004). Psikologi perkembangan, Pengantar dalam berbagai bagiannya. (Terj. Sri Rahayu H). Yogyakarta: Gadjah 57


(16)

Pervin, L. A., John, O. P. 2001. Personality theory and research (8th Edition). New York: John Wiley & Sons, Inc.

Pierce, Jon L. & Gardner, Donald G.(2004). Self esteem within the work and organizational, Context: A review of the organization-based self esteem literature. Journal of Management, 30, 5, 591–614.

Robins, R. W. & Trzesniewski, K. H.(2002). Global self esteem across the life span. Psychology and aging, 17, 3, 423–434. Diperoleh dari http://research.outofservice.com/publications/glbl-selfesteem-lifespan.pdf. Robbins, S. (2001). Perilaku organisasi. (Terj. Hadyana Pujaatmaka dan

Benyamin Molan). Jakarta: Prenhallindo.

Santrock, J. W. (2003). Adolescence (9th Edition). New York: The McGraw Hill Co, Inc.

Sritomo. (2003). Kajian terhadap harga diri kepuasan kompensasi, komitmen organisasi dan prestasi kerja. Jurnal ekonomi manajemen. Fakultas Ekonomi Universitas Petra. Surabaya.

Siswanto, A. (2003). Prestasi kerja dalam teori dan praktek. Bandung: Binacipta.

Susanti, W. (2002). Hubungan self esteem dengan kepuasan kerja pada karyawan PT. PLN Area Malang. (Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Merdeka Malang, Jawa Timur).

Steers, Richard M. & Lyman W. Porter. (1991). Motivation and work behavior.

New York: Mc Graw Hill Book Co.

Sugiyono. (2008). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R & D. Bandung: CV. Alfa Beta.

Wan Rashid, Wan Edura., Nordin, Mohamad Sahari., Omar, Azura., & Ismail, Izhairi. (2011). Measuring self esteem, work/family enrichment and life satisfaction: An emirical validation. Journal of business and media psychology. Diperoleh dari www.journal-bmp.de

Wexley & Yulk. (1992). Perilaku organisasi dan psikologi personalia. (Terj. Muh. Shobaruddi). Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Winarsunu, T. (2002). Statistik dalam penelitian psikologi dan pendidikan. Malang: UMM Press.

Wikipedia. (2006). Self esteem. Diperoleh dari ( http://en.wikipedia.org/wiki/Self_ esteem .


(17)

LAMPIRAN

59


(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada perkembangan industri yang cukup pesat sekarang ini, serta perkembangan teknologi yang meningkat dan kompleks, manusia selalu berkembang dan mempunyai kedudukan yang semakin penting. Kemajuan di sektor industri sendiri tidak terlepas dari peran serta manusia, karena manusia di sini merupakan perencana dan penentu tercapainya suatu tujuan organisasi perusahaan. Menyadari betapa pentingnya aspek manusia di dalam perkembangan industri khususnya dalam organisasi kerja. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan adalah asal utama dari sebuah organisasi perusahaan. Tujuan organisasi tidak akan tercapai tanpa adanya peran serta yang aktif dari karyawan itu sendiri. Karyawan merupakan salah satu aset yang berharga bagi industri dan organisasi. Tanpa karyawan, perusahaan dan organisasi tidak dapat mewujudkan semua rencana yang telah dibuatnya.

Salah satu kebijakan perusahaan adalah bidang pemasaran yang berperan penting dalam menentukan pertumbuhan dan kontinuitas perusahaan. Pemasaran mempunyai tugas untuk mempengaruhi tingkat serta komposisi permintaan sedemikian rupa, sehingga akan membantu perusahaan mencapai sasarannya. Mempertahankan kelangsungan hidup serta perkembangan perusahaan, maka perusahaan perlu memikirkan bagaimana cara memasarkan produknya dengan sebaik-baiknya atau dengan kata lain adalah cara mempertahankan dan merebut konsumen dalam persaingan.

Bagian penting dalam suatu perusahaan yang menawarkan produk dan pelayanan kepada konsumen adalah tenaga pemasar atau sales. Kottler (1990) mengistilahkan sales sebagai sales representative yaitu seseorang yang bekerja pada perusahaan yang melaksanakan satu atau lebih kegiatan seperti mencari konsumen baru, berkomunikasi, penjualan, jasa pelayanan, pengumpulan


(19)

informasi dan alokasi. Lebih lanjut dijelaskan bahwa sales bertugas sebagai penghubung yang unik dari perusahaan kepada konsumen.

Sales adalah ujung tombak perusahaan yang menjadi perantara untuk

memperkenalkan produk pada konsumen. Clindliff, Shill & Govoni (Prayitno, 2004) menyatakan bahwa sales merupakan pelaku utama dalam proses pemasaran. Keberhasilan dalam pemasaran banyak tergantung pada ketrampilan

sales dalam menyesuaikan produk perusahaan dengan kebutuhan konsumen

dalam melakukan penjualan. Hal tersebut akan mudah dicapai apabila sales

memiliki Self esteem yang tinggi.

Prestasi kerja seorang karyawan dalam sebuah perusahaan sangat dibutuhkan untuk mencapai prestasi kerja bagi karyawan itu sendiri dan juga untuk keberhasilan perusahaan. Prestasi kerja adalah hasil kerja seseorang karyawan selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan misalnya standar, target/sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan disepakati bersama. Menurut Dharma (1996) prestasi kerja kerja adalah : ”Sesuatu yang dikerjakan atau produk/jasa yang dihasilkan atau diberikan oleh seseorang atau sekelompok orang”. Mangkunegara (2000) menyatakan bahwa prestasi kerja adalah : ”Hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.”

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi kerja karyawan merupakan hasil yang dicapai karyawan dalam pelaksanaan suatu pekerjaan yang diberikan kepadanya baik secara kuantitas maupun kualitas melalui prosedur yang berfokus pada tujuan yang hendak dicapai serta dengan terpenuhinya standar pelaksanaan. Untuk mencapai prestasi kerja yang baik, unsur yang paling dominan adalah sumber daya manusia, walaupun perencanaan telah tersusun dengan baik dan rapi tetapi apabila orang atau personil yang melaksanakan tidak berkualitas dan tidak memiliki semangat kerja yang tinggi, maka perencanaan yang telah disusun tersebut akan sia-sia.


(20)

Self esteem atau harga diri didefinisikan sebagai gambaran dari representasi mental yang dimiliki seseorang terhadap tubuhnya sendiri. Gambaran tersebut berasal dari sensasi-sensasi internal, perubahan sikap, hubungan dengan obyek-obyek luar dan orang, pengalaman emosional dan fantasi. Dapat juga dikatakan sebagai gambaran taksiran internal tentang diri seseorang yang secara luas ditentukan oleh cara orang berpikir tentang hal tersebut bila dilihat oleh orang lain. Konsep self esteem merupakan konsep yang kompleks yaitu kepribadian seseorang, karakter, tubuh dan penampilan (Suryani, 2005).

Self esteem merupakan dasar kebutuhan manusia untuk dapat meraih

keberhasilan diri yang lebih baik dari keadaan sekarang. Setiap karyawan begitu pula sales tentu mempunyai harapan untuk dapat memperoleh atau mencapai keadaan yang lebih berarti, baik dari waktu lalu ataupun sekarang dan sudah pasti dibutuhkan usaha agar apa yang dicita-citakan dapat terwujud. Adanya keinginan yang kuat dan telah melibatkan perencanaan atas usaha mewujudkan keinginan, harapan atau cita-cita inilah yang menggambarkan self esteem individu. Swrey dan Telford (Issusilaningtyas, 1991) mengatakan bahwa self esteem yang ada harus dipadukan dengan suatu harapan yang logis dan realistis, sehingga menjadi sesuatu yang berarti bagi dirinya. Agar individu dapat mempersiapkan tujuannya secara realistis dalam menentukan self esteemnya, dibutuhkan adanya pertimbangan-pertimbangan baik dari segi fisik, mental maupun lingkungan.

Pressey menjelaskan self esteem merupakan suatu dorongan yang mempunyai pengaruh kuat terhadap kegiatan organisasi atau perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan oleh perusahaan (dalam Suharno, 1996). Setiap orang mempunyai self esteem yang berbeda-beda, hal inilah yang membedakan kerja seseorang serta hasil kerjanya. Individu yang memiliki self

esteem yang tinggi cenderung akan melakukan pekerjaannya dengan senang hati,

tanpa beban dan bersungguh-sungguh. Self esteem sebagai salah satu aspek psikologis mempunyai peran penting dalam usaha mencapai tujuan tertentu, orang memiliki self esteem tertentu dengan kadar tertentu terhadap suatu bidang kerja akan berbeda hasil kerjanya dibandingkan dengan yang lain, dan akan menjadi 3


(21)

motif yang mendorong individu untuk berhubungan lebih aktif dengan objek minatnya, sehingga akan menimbulkan kemauan untuk melaksanakan aktivitas.

Self esteem terdiri atas self esteem yang tinggi dan self esteem rendah. self

esteem tinggi memiliki ciri-ciri antara lain percaya diri, berani karena pendirian,

optimistik, menerima tanggung jawab. Sedangkan self esteem rendah memiliki ciri-ciri antara lain bersikap kritis, ragu-ragu, mengutamakan reputasi, mudah tersinggung dan memandang rendah orang lain (Khera, 2003). Individu yang mempunyai self esteem yang tinggi terhadap suatu objek akan mempunyai kekuatan atau mendorong untuk melakukan serangkaian tingkah laku untuk mendekati atau mendapatkan objek tersebut. Kesulitan yang timbul tidak menyurutkan langkahnya tetapi justru membuat individu semakin berkeinginan untuk mengatasi kesulitan tersebut dengan menggunakan potensi kreativitas agar tercapai hasil kerja yang baik.

Sales yang bekerja didalam perusahaan tugasnya adalah untuk melakukan

penjualan produk, membagikan brosur secara aktif, persuasif kepada pelanggan, membantu menyelesaikan masalah pelanggan, menjaga sikap dan perkataan dalam kegiatan marketing dan sales sehingga dapat menjadi jembatan antara perusahaan dan pelanggan agar terwujud komunikasi yang ideal. (Apriyanto, 2007).

Sales yang efektif bukan hanya sekedar bekerja dengan naluri, dan

keahlian dalam menganalisis dan mengelola calon pelanggan. Sales masa kini harus menjadi pencari pesanan pembeli yang bekerja secara aktif, bukan hanya sebagai pencatat pesanan yang pasif. Untuk itu sales harus memiliki self esteem

positif. Profesi sebagai sales adalah bagaimana seseorang melihat dirinya sebagai seorang sales atau bagaimana bayangan atau gambaran seseorang mengenai dirinya sendiri sebagai sales. Self atau diri yang ada dalam gambaran seseorang ini, merupakan inner world manusia termasuk pikiran dan perasaan, perjuangan dan harapan, ketakutan dan fantasi serta pandangan tentang apa dan siapa dirinya serta bagaimana dia ingin dipandang oleh orang lain yang dapat diterima 4


(22)

Bagi seorang sales, penampilan prima dan daya tarik fisik sangatlah penting karena dapat mempengaruhi popularitas dan karirnya, sehingga wajar bila seorang sales memiliki perhatian terhadap diri yang berkaitan dengan penampilan. Apalagi mereka banyak tampil di depan publik, maka mereka akan sangat memperhatikan bagaimana mereka “dipandang” oleh orang lain, dalam kaitannya dengan penampilan diri yang oleh dua orang sarjana dari Amerika, yaitu Carver dan Scheier disebut sebagai “a person high in public self-consciousness“ yaitu kesadaran diri terhadap pandangan publik sangat tinggi. Perhatian ini membentuk konsep tersendiri mengenai penampilan fisiknya berdasarkan penilaian diri sendiri dan orang lain yang disebut sebagai self esteem (Suryani, 2005).

Seorang sales yang memiliki self esteem positif akan tampak percaya diri, aktif dan berani dalam menghadapi sesuatu. Sebaliknya, seorang sales yang memiliki self esteem negatif akan tampak ragu-ragu, kurang percaya diri dengan kemampuan dan penampilan yang dimilikinya serta kurang berani dalam menghadapi persaingan antar sales, meskipun ia memiliki kemampuan dan penampilan yang menarik. Dalam pembentukan self esteem, hal yang terpenting adalah bagaimana seseorang memahami kemampuan yang dimilikinya. Pemahaman akan kemampuan yang dimiliki akan membuat seseorang membuat suatu tujuan yang realistis yang sesuai dengan kemampuannya Lewis (Ratnawati & Sinambela, 1996).

Sales diharapkan memiliki self esteem yang positif. Apabila sales memiliki

self esteem yang positif, maka ia akan lebih mampu mengembangkan sifat-sifat

seperti percaya diri, harga diri dan kemampuan untuk melihat dirinya secara realistik. Kemudian mereka dapat menilai hubungan orang lain secara tepat dan ini menumbuhkan penyesuaian pribadi dan pekerjaan secara harmonis. Self

esteem yang positif akan semakin memudahkan sales dalam mampu membaca

perasaan, sikap dan keyakinan konsumen.

Pembentukan prestasi kerja sales pada perusahaan tidak terlepas dari proses

sales masuk menjadi anggota perusahaan. Sales mempunyai harapan untuk

mencapai kepuasan terhadap kebutuhannya, saat mereka memasuki organisasi kerja. Kebutuhan-kebutuhan tersebut tidak hanya untuk mengejar upah yang 5


(23)

tinggi tetapi juga kebutuhan untuk aktualisasi diri. Salah satu wujud untuk menunjukan aktualisasi diri seseorang adalah pengembangan karir. Peningkatan prestasi kerja sales perlu memperhatikan hal-hal yang dapat memotivasi sales

untuk menjalankan tugas-tugasnya antara lain dengan pemenuhan kebutuhan-kebutuhannya yang meliputi kebutuhan fisiologis yaitu kebutuhan akan makan dan minum, kebutuhan akan keselamatan dan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan harga diri dan kebutuhan perwujudan diri.

Prestasi kerja yang dicapai sales merupakan suatu hal yang sangat penting dalam menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Dalam mencapai prestasi kerja yang tinggi beberapa faktor yang mempengaruhi menjadi pemicu apakah prestasi kerja sales tinggi atau rendah. Umumnya kajian yang dilakukan oleh peneliti-peneliti dari kalangan akademis dan telah mempublikasikannya pada beberapa jurnal cetakan dan jurnal online (internet). Penelitian mengenai self esteem dan prestasi kerja yang dilakukan peneliti terdahulu antara lain: (Rashid et al, 2010) Pengukuran self esteem, peningkatan kualitas pekerjaan/keluarga dan kepuasan hidup, dengan menggunakan metodologi SEM (structural equation modeling) menunjukan bahwa ada korelasi positif antara harga diri dan peningkatan kualitas pekerjaan. menunjukkan nilai koefisian korelasinya (r) = 0.48. Penelitian serupa juga pernah dilakukan (Gardner dan Pierce, 2004), self esteem didalam dunia kerja dan organisasi, Konteks : pandangan terhadap literature OBSE

(Organization-Based Self-Esteem) mengungkapkan bahwa Metode

OBSE (Organization-Based Self-Esteem), menunjukan juga korelasi positif antara harga diri dengan prestasi kerja karyawan, dalam Journal of Management 2004

Gardner dan Pierce meneliti selama 9 bulan dan ternyata ada korelasi positif (r = 0.37) antara OBSE dan tingkatan prestasi yang ditunjukan oleh management dari perusahaan yang diteliti.

Hal ini di dukung juga dengan penelitian oleh Kanning dan Hill (2010) yang meneliti penggunaan skala Organization-based self-esteem – adaptasi di konteks internasional, dalam penelitian ini disimpulkan bahwa ada korelasi positif 6


(24)

OBSE maka prestasi kerja karyawan lebih baik. Terlihat dari angka (r = 0.32) untuk self-rate performance

Ma’rifah (2005) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Motivasi Kerja dan Self esteem Terhadap Prestasi Kerja Pada Pekerja Sosial Unit Pelaksana Teknis Dinas Sosial Propinsi Jawa Timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi kerja dan self esteem secara bersama-sama (serempak) berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja para pekerja sosial. Variabel yang paling dominan mempengaruhi kinerja pekerja sosial adalah self esteem, data menunjukkan hubungan positif antara self esteem dengan prestasi kerja para pekerja sosial.

Penelitian serupa juga pernah dilakukan yaitu tentang Pengaruh antara Self

esteem dengan Prestasi kerja ditinjau dari Posisi Kerja karyawan, oleh Kurniawati

S.A (2003) hasilnya ada pengaruh yang sangat signifikan antara Self esteem

dengan posisi kerja. Dalam suatu perusahaan, self esteem merupakan suatu aspek yang dapat mempengaruhi kinerja dari karyawan, baik dalam hal kedisiplinan, kepuasan, ataupun produktivitas kerja. Hal tersebut dibuktikan oleh penelitian Susanti.W. (2002), melakukan penelitian tentang Hubungan antara Self esteem

dengan Kepuasan kerja pada karyawan PT. PLN area Malang, hasil penelitian tersebut ada hubungan positif yang sangat signifikan antara self esteem kerja dengan kepuasan kerja pada karyawan PLN. Self esteem dalam diri manusia merupakan proses yang terakumulasi dari berbagai faktor penyebab dan dapat mendatangkan motivasi yang dialami oleh tubuh manusia (Sritomo, 2003:284).

Mengacu pada fenomena diatas, bukanlah tidak mungkin beberapa perusahaan di Indonesia, akan mengalami hal yang sama jika permasalahan seperti self esteem pada sales tidak terlalu dipedulikan. Salah satunya seperti yang terjadi di PT. Roda Sakti Surya Raya Malang (Distributor Yamaha Motor) merupakan salah satu dari main dealer Yamaha Motor. Dalam operasionalnya PT. Roda Sakti Surya Raya Malang memiliki fasilitas sales, service dan sparepart, selama 45 tahun berdiri PT. Roda Sakti Surya Raya Malang mengalami peningkatan pesat indikatornya dilihat dari tiap bulannya mampu menjual 10.000 unit motor merk Yamaha ke konsumen dan setiap harinya kurang lebih ada 1.000 7


(25)

unit motor yang harus diservice bagian bengkel. Dalam operasionalnya dealer-dealer motor Yamaha di bawah naungan PT. RodaSakti SuryaRaya Malang memiliki posisi–posisi kerja, diantaranya, posisi penjualan (sales) dimana terbagi lagi menjadi penjualan sales counter (Penjualan di dalam dealer) dan penjualan

sales, pada bagian sales ini mempunyai wilayah kerja keluar dealer untuk melakukan promosi dan penjualan motor produk Yamaha, dari bagian penjualan ini mempunyai kontribusi yang besar bagi pemasukan perusahaan tiap bulannya para sales mampu menjual 10.000 unit motor merk Yamaha Vega ZR, Jupiter Z, Jupiter Z1, Jupiter MX, Mio, Mio J. Mio Fino, Mio Soul, Soul GT, Xeon, Lexam, Byson, Vixion dan Scorpio, akan tetapi di sisi lain bagian ini mempunyai potensi yang besar untuk mengalami keadaan self esteem rendah, hal itu diketahui berdasarkan informasi dari shop manager dan beberapa dari sales bahwa mereka sering mengalami penurunan self esteem terutama ketika mempromosikan motor ke konsumen.

Penurunan self esteem dapat terjadi pada setiap individu ketika berada ditempat kerja, hal itu sesuai dengan pendapat Sritomo (2003) bahwa individu dapat mengalami lelah otot, mental, dan monotonis. Maka penurunan atau meningkatnya self esteem dapat terjadi pada semua posisi kerja. Berdasarkan wacana di atas disimpulkan bahwa self esteem mempunyai arti besar terhadap prestasi kerja seorang sales, maka dari itu peneliti tertarik untuk meneliti secara empirik mengenai ”Hubungan antara Self esteem dengan Prestasi Kerja pada

Sales”.

B. Rumusan Masalah

Mengacu dari beberapa permasalahan diatas maka rumusan masalah yang dibuat adalah: Apakah ada hubungan antara Self Esteem dengan Prestasi Kerja ?. Mengacu dari rumusan masalah tersebut peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: “Hubungan Antara Self Esteem dengan Prestasi Kerja pada Sales”.


(26)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Hubungan antara self esteem dengan prestasi kerja pada sales.

2. Peranan atau sumbangan efektif self esteem terhadap prestasi kerja sales.

3. Tingkat self esteem dan prestasi kerja sales.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang akan diperoleh dari hasil penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis

Menambah wawasan dari wacana berpikir bagi ilmu psikologi pada umumnya dan psikologi industri pada khususnya tentang hubungan antara

self esteem dengan prestasi kerja.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan memberikan informasi yang berperan untuk pengembangan perusahaan dan dapat digunakan sebagai masukan bagi pimpinan perusahaan dalam pengambilan keputusan khususnya yang berkaitan dengan self esteem dan prestasi kerja sales. Serta dapat memberikan informasi dan masukan mengenai hubungan antara yang berkaitan dengan self esteem dan prestasi kerja sales sehingga kepala toko dapat memberikan solusi yang tepat jika ada permasalahan yang terjadi di perusahaan.


(1)

motif yang mendorong individu untuk berhubungan lebih aktif dengan objek minatnya, sehingga akan menimbulkan kemauan untuk melaksanakan aktivitas.

Self esteem terdiri atas self esteem yang tinggi dan self esteem rendah. self esteem tinggi memiliki ciri-ciri antara lain percaya diri, berani karena pendirian, optimistik, menerima tanggung jawab. Sedangkan self esteem rendah memiliki ciri-ciri antara lain bersikap kritis, ragu-ragu, mengutamakan reputasi, mudah tersinggung dan memandang rendah orang lain (Khera, 2003). Individu yang mempunyai self esteem yang tinggi terhadap suatu objek akan mempunyai kekuatan atau mendorong untuk melakukan serangkaian tingkah laku untuk mendekati atau mendapatkan objek tersebut. Kesulitan yang timbul tidak menyurutkan langkahnya tetapi justru membuat individu semakin berkeinginan untuk mengatasi kesulitan tersebut dengan menggunakan potensi kreativitas agar tercapai hasil kerja yang baik.

Sales yang bekerja didalam perusahaan tugasnya adalah untuk melakukan penjualan produk, membagikan brosur secara aktif, persuasif kepada pelanggan, membantu menyelesaikan masalah pelanggan, menjaga sikap dan perkataan dalam kegiatan marketing dan sales sehingga dapat menjadi jembatan antara perusahaan dan pelanggan agar terwujud komunikasi yang ideal. (Apriyanto, 2007).

Sales yang efektif bukan hanya sekedar bekerja dengan naluri, dan keahlian dalam menganalisis dan mengelola calon pelanggan. Sales masa kini harus menjadi pencari pesanan pembeli yang bekerja secara aktif, bukan hanya sebagai pencatat pesanan yang pasif. Untuk itu sales harus memiliki self esteem positif. Profesi sebagai sales adalah bagaimana seseorang melihat dirinya sebagai seorang sales atau bagaimana bayangan atau gambaran seseorang mengenai dirinya sendiri sebagai sales. Self atau diri yang ada dalam gambaran seseorang ini, merupakan inner world manusia termasuk pikiran dan perasaan, perjuangan dan harapan, ketakutan dan fantasi serta pandangan tentang apa dan siapa dirinya serta bagaimana dia ingin dipandang oleh orang lain yang dapat diterima masyarakat sebagai sales.


(2)

Bagi seorang sales, penampilan prima dan daya tarik fisik sangatlah penting karena dapat mempengaruhi popularitas dan karirnya, sehingga wajar bila seorang sales memiliki perhatian terhadap diri yang berkaitan dengan penampilan. Apalagi mereka banyak tampil di depan publik, maka mereka akan sangat memperhatikan bagaimana mereka “dipandang” oleh orang lain, dalam kaitannya dengan penampilan diri yang oleh dua orang sarjana dari Amerika, yaitu Carver dan Scheier disebut sebagai “a person high in public self-consciousness“ yaitu kesadaran diri terhadap pandangan publik sangat tinggi. Perhatian ini membentuk konsep tersendiri mengenai penampilan fisiknya berdasarkan penilaian diri sendiri dan orang lain yang disebut sebagai self esteem (Suryani, 2005).

Seorang sales yang memiliki self esteem positif akan tampak percaya diri, aktif dan berani dalam menghadapi sesuatu. Sebaliknya, seorang sales yang memiliki self esteem negatif akan tampak ragu-ragu, kurang percaya diri dengan kemampuan dan penampilan yang dimilikinya serta kurang berani dalam menghadapi persaingan antar sales, meskipun ia memiliki kemampuan dan penampilan yang menarik. Dalam pembentukan self esteem, hal yang terpenting adalah bagaimana seseorang memahami kemampuan yang dimilikinya. Pemahaman akan kemampuan yang dimiliki akan membuat seseorang membuat suatu tujuan yang realistis yang sesuai dengan kemampuannya Lewis (Ratnawati & Sinambela, 1996).

Sales diharapkan memiliki self esteem yang positif. Apabila sales memiliki self esteem yang positif, maka ia akan lebih mampu mengembangkan sifat-sifat seperti percaya diri, harga diri dan kemampuan untuk melihat dirinya secara realistik. Kemudian mereka dapat menilai hubungan orang lain secara tepat dan ini menumbuhkan penyesuaian pribadi dan pekerjaan secara harmonis. Self esteem yang positif akan semakin memudahkan sales dalam mampu membaca perasaan, sikap dan keyakinan konsumen.

Pembentukan prestasi kerja sales pada perusahaan tidak terlepas dari proses sales masuk menjadi anggota perusahaan. Sales mempunyai harapan untuk mencapai kepuasan terhadap kebutuhannya, saat mereka memasuki organisasi kerja. Kebutuhan-kebutuhan tersebut tidak hanya untuk mengejar upah yang


(3)

tinggi tetapi juga kebutuhan untuk aktualisasi diri. Salah satu wujud untuk menunjukan aktualisasi diri seseorang adalah pengembangan karir. Peningkatan prestasi kerja sales perlu memperhatikan hal-hal yang dapat memotivasi sales untuk menjalankan tugas-tugasnya antara lain dengan pemenuhan kebutuhan-kebutuhannya yang meliputi kebutuhan fisiologis yaitu kebutuhan akan makan dan minum, kebutuhan akan keselamatan dan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan harga diri dan kebutuhan perwujudan diri.

Prestasi kerja yang dicapai sales merupakan suatu hal yang sangat penting dalam menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Dalam mencapai prestasi kerja yang tinggi beberapa faktor yang mempengaruhi menjadi pemicu apakah prestasi kerja sales tinggi atau rendah. Umumnya kajian yang dilakukan oleh peneliti-peneliti dari kalangan akademis dan telah mempublikasikannya pada beberapa jurnal cetakan dan jurnal online (internet). Penelitian mengenai self esteem dan prestasi kerja yang dilakukan peneliti terdahulu antara lain: (Rashid et al, 2010) Pengukuran self esteem, peningkatan kualitas pekerjaan/keluarga dan kepuasan hidup, dengan menggunakan metodologi SEM (structural equation modeling) menunjukan bahwa ada korelasi positif antara harga diri dan peningkatan kualitas pekerjaan. menunjukkan nilai koefisian korelasinya (r) = 0.48. Penelitian serupa juga pernah dilakukan (Gardner dan Pierce, 2004), self esteem didalam dunia kerja dan organisasi, Konteks : pandangan terhadap literature OBSE (Organization-Based Self-Esteem) mengungkapkan bahwa Metode OBSE (Organization-Based Self-Esteem), menunjukan juga korelasi positif antara harga diri dengan prestasi kerja karyawan, dalam Journal of Management 2004 Gardner dan Pierce meneliti selama 9 bulan dan ternyata ada korelasi positif (r = 0.37) antara OBSE dan tingkatan prestasi yang ditunjukan oleh management dari perusahaan yang diteliti.

Hal ini di dukung juga dengan penelitian oleh Kanning dan Hill (2010) yang meneliti penggunaan skala Organization-based self-esteem – adaptasi di konteks internasional, dalam penelitian ini disimpulkan bahwa ada korelasi positif antara metode OBSE yang digunakan dengan prestasi kerja. Semakin tinggi


(4)

OBSE maka prestasi kerja karyawan lebih baik. Terlihat dari angka (r = 0.32) untuk self-rate performance

Ma’rifah (2005) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Motivasi Kerja dan Self esteem Terhadap Prestasi Kerja Pada Pekerja Sosial Unit Pelaksana Teknis Dinas Sosial Propinsi Jawa Timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi kerja dan self esteem secara bersama-sama (serempak) berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja para pekerja sosial. Variabel yang paling dominan mempengaruhi kinerja pekerja sosial adalah self esteem, data menunjukkan hubungan positif antara self esteem dengan prestasi kerja para pekerja sosial.

Penelitian serupa juga pernah dilakukan yaitu tentang Pengaruh antara Self esteem dengan Prestasi kerja ditinjau dari Posisi Kerja karyawan, oleh Kurniawati S.A (2003) hasilnya ada pengaruh yang sangat signifikan antara Self esteem dengan posisi kerja. Dalam suatu perusahaan, self esteem merupakan suatu aspek yang dapat mempengaruhi kinerja dari karyawan, baik dalam hal kedisiplinan, kepuasan, ataupun produktivitas kerja. Hal tersebut dibuktikan oleh penelitian Susanti.W. (2002), melakukan penelitian tentang Hubungan antara Self esteem dengan Kepuasan kerja pada karyawan PT. PLN area Malang, hasil penelitian tersebut ada hubungan positif yang sangat signifikan antara self esteem kerja dengan kepuasan kerja pada karyawan PLN. Self esteem dalam diri manusia merupakan proses yang terakumulasi dari berbagai faktor penyebab dan dapat mendatangkan motivasi yang dialami oleh tubuh manusia (Sritomo, 2003:284).

Mengacu pada fenomena diatas, bukanlah tidak mungkin beberapa perusahaan di Indonesia, akan mengalami hal yang sama jika permasalahan seperti self esteem pada sales tidak terlalu dipedulikan. Salah satunya seperti yang terjadi di PT. Roda Sakti Surya Raya Malang (Distributor Yamaha Motor) merupakan salah satu dari main dealer Yamaha Motor. Dalam operasionalnya PT. Roda Sakti Surya Raya Malang memiliki fasilitas sales, service dan sparepart, selama 45 tahun berdiri PT. Roda Sakti Surya Raya Malang mengalami peningkatan pesat indikatornya dilihat dari tiap bulannya mampu menjual 10.000 unit motor merk Yamaha ke konsumen dan setiap harinya kurang lebih ada 1.000


(5)

unit motor yang harus diservice bagian bengkel. Dalam operasionalnya dealer-dealer motor Yamaha di bawah naungan PT. RodaSakti SuryaRaya Malang memiliki posisi–posisi kerja, diantaranya, posisi penjualan (sales) dimana terbagi lagi menjadi penjualan sales counter (Penjualan di dalam dealer) dan penjualan sales, pada bagian sales ini mempunyai wilayah kerja keluar dealer untuk melakukan promosi dan penjualan motor produk Yamaha, dari bagian penjualan ini mempunyai kontribusi yang besar bagi pemasukan perusahaan tiap bulannya para sales mampu menjual 10.000 unit motor merk Yamaha Vega ZR, Jupiter Z, Jupiter Z1, Jupiter MX, Mio, Mio J. Mio Fino, Mio Soul, Soul GT, Xeon, Lexam, Byson, Vixion dan Scorpio, akan tetapi di sisi lain bagian ini mempunyai potensi yang besar untuk mengalami keadaan self esteem rendah, hal itu diketahui berdasarkan informasi dari shop manager dan beberapa dari sales bahwa mereka sering mengalami penurunan self esteem terutama ketika mempromosikan motor ke konsumen.

Penurunan self esteem dapat terjadi pada setiap individu ketika berada ditempat kerja, hal itu sesuai dengan pendapat Sritomo (2003) bahwa individu dapat mengalami lelah otot, mental, dan monotonis. Maka penurunan atau meningkatnya self esteem dapat terjadi pada semua posisi kerja. Berdasarkan wacana di atas disimpulkan bahwa self esteem mempunyai arti besar terhadap prestasi kerja seorang sales, maka dari itu peneliti tertarik untuk meneliti secara empirik mengenai ”Hubungan antara Self esteem dengan Prestasi Kerja pada Sales”.

B. Rumusan Masalah

Mengacu dari beberapa permasalahan diatas maka rumusan masalah yang dibuat adalah: Apakah ada hubungan antara Self Esteem dengan Prestasi Kerja ?. Mengacu dari rumusan masalah tersebut peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: “Hubungan Antara Self Esteem dengan Prestasi Kerja pada Sales”.


(6)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Hubungan antara self esteem dengan prestasi kerja pada sales.

2. Peranan atau sumbangan efektif self esteem terhadap prestasi kerja sales. 3. Tingkat self esteem dan prestasi kerja sales.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang akan diperoleh dari hasil penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis

Menambah wawasan dari wacana berpikir bagi ilmu psikologi pada umumnya dan psikologi industri pada khususnya tentang hubungan antara self esteem dengan prestasi kerja.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan memberikan informasi yang berperan untuk pengembangan perusahaan dan dapat digunakan sebagai masukan bagi pimpinan perusahaan dalam pengambilan keputusan khususnya yang berkaitan dengan self esteem dan prestasi kerja sales. Serta dapat memberikan informasi dan masukan mengenai hubungan antara yang berkaitan dengan self esteem dan prestasi kerja sales sehingga kepala toko dapat memberikan solusi yang tepat jika ada permasalahan yang terjadi di perusahaan.