PERBEDAAN PERILAKU PROSOSIAL DITINJAU DARI TEMPAT TINGGAL (Studi pada Remaja yang Tinggal di Pondok Pesantren dan yang Tinggal bersama Orang Tua)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejak dilahirkan manusia tidak pernah lepas dari bantuan orang lain untuk
dapat mempertahankan dirinya, kalau sejak kecil seorang individu lebih dominan
mendapatkan bantuan dari keluarganya, maka semakin usianya bertambah, maka
semakin bertambah pula komponen masyarakat yang ia butuhkan bantuannya.
Individu tidak akan terlepas dari hubungan dan ikatan-ikatan sosial, mulai dari
keluarga, teman, dan masyarakat lain dilingkungan sekitar yang terbentuk dalam
kelompok sosial.
Turmudhi (dalam

Jannah,

2008)

melukiskan

era


ini sebagai era

individualistis, egoistis, sifat relasi kontraktual, hanya berdasar pada untung rugi dan
eksploitasi yang tidak manusiawi. Produk ilmu pengetahuan dan teknologi tidak
dapat dibendung. Disatu sisi hal itu akan membantu proses pengembangan potensi
dan kebutuhan manusia, akan tetapi disisi lain akan menjadi ancaman terhadap
peradaban umat manusia
Setiap manusia memiliki tanggung jawabnya masing-masing, baik bagi
dirinya, dan lingkungan sosial. Misalnya saja Remaja yang memiliki tanggung jawab
atas ekstensi dirinya, remaja juga sangat memiliki peranan penting dalam masyarakat
dan lingkungan maupun dalam dirinya sendiri. Remaja merupakan golongan
masyarakat yang mudah kena pengaruh dari luar. Mengenai tanggung jawab ini
tentunya remaja tidak terlepas dari kondisi kehidupan masa kini. Dimana kurangnya
penanaman moral terhadap sebuah perubahan mendasar soal kebaikan dalam dirinya,
serta cenderung mengabaikan norma yang sudah tertanam sejak dulu.
Berdasarkan penelitian terdahulu (Perwitasari, 2007) terjadinya perilaku
prososial diawali dengan adanya kemampuan mengadakan interaksi sosial. Dalam
interaksi sosial inilah perilaku sosial akan terjadi karena dalam interaksi sosial
individu butuh bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Perilaku prososial dapat diartikan sebagai perilaku yang menguntungkan

penerima, tetapi tidak memiliki keuntungan yang jelas bagi pelakunya. Tujuan dari
perilaku prososial adalah untuk dua arah, yaitu untuk dirinya sendiri dan untuk orang
1

2

lain. Untuk dirinya sendiri ditekankan untuk memperoleh penghargaan seperti
perasaan berharga dapat menolong orang lain dan merasa terbebas dari perasaan
bersalah, sedangkan tujuan untuk orang lain adalah untuk memenuhi kebutuhan
orang yang dibantu. Terjadinya perilaku prososial diawali dengan adanya
kemampuan mengadakan interaksi sosial. Karena individu butuh orang lain untuk
memenuhi kebutuhannya, tempat tinggal merupakan tempat yang sesuai dalam
interaksi individu yang membedakan perilaku prososial antara satu individu dengan
yang lain.
Manusia sebagai makhluk sosial dalam kehidupannya selalu berinteraksi
dengan lingkungannya. Manusia dituntut untuk dapat menunjukkan perilaku yang
dapat diterima oleh masyarakat dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Perilaku
tersebut akan dipengaruhi oleh aspek-aspek dalam diri individu. Perilaku
berhubungan dengan keyakinan seseorang terhadap suatu objek. Perubahanperubahan yang terjadi dalam suatu masyarakat membuat perilaku yang sering
muncul dalam masyarakat cenderung bermuatan negatif.

Menurut Hurlock (1980) Masa remaja dikatakan sebagai suatu masa
berbahaya, oleh karena pada periode itu seseorang meninggalkan tahap kehidupan
anak-anak untuk menuju kedewasaan. Masa ini dirasakan sebagai suatu krisis karena
belum ada pegangan, sedangkan kepribadiannya mengalami pembentukan sehingga
memerlukan bimbingan, terutama dari orang tua.
Pada era modernisasi ini banyak remaja yang tidak mempedulikan
interaksinya dengan lingkungannya. Remaja hanya mengutamakan ego dan
kepentingan masing-masing tanpa melihat orang-orang di sekeliling mereka. Era
modern membuat manusia kehilangan cintanya kepada yang lain. Rasa saling
menghargai dan menyejahterakan semakin menipis. Yang paling menonjol dalam
masyarakat adalah gejala melemahnya kepekaan sosial dan bertambahnya mobilitas
sosial. Maka tidaklah mengherankan apabila dikota besar tersebut nilai-nilai
pengabdian, kesetiakawanan, tolong-menolong mengalami penurunan sehingga yang
nampak adalah perwujudan kepentingan diri sendiri dan rasa individualis, yang
memungkinkan seseorang enggan berperilaku prososial.
Remaja yang tinggal bersama orang tua, tentu tidak mengalami rasa nasib
seperjuangan dengan teman-temannya. Mereka juga tidak selalu bisa berbagi dengan

3


teman yang lainnya, misalnya saja jika remaja tersebut berada pada lingkungan
keluarga kecil. Remaja tentu saja tidak begitu cepat berperilaku prososial karena
lebih menggantungkan diri pada orang tuanya, sehingga untuk lebih berperilaku
prososial mereka harus di suruh oleh orang tua, atau menyadari bahwa memang
orang tua mereka memerlukan bantuan. Sehingga remaja mau berperilaku prososial.
Mereka juga tidak membiasakan diri untuk berbagi dan bekerjasama dengan
lingkungannya, baik dengan teman maupun orang lain. Sebagai gambaran tentang
perilaku yang semakin pudar, misalnya kejadian –kejadian di dalam bus, dimana
seorang lanjut usia atau wanita yang sedang hamil berdiri berdesak-desakan dengan
penumpang – penumpang yang lain, sementara yang muda dengan enaknya duduk
tanpa peduli terhadap orang lain atau wanita hamil, bisa di lihat bahwa individu
sudah tidak peduli lagi dengan individu yang lain, tidak menghormati individu yang
lebih tua, tidak mau berkorban, dan tidak mau berbagi apalagi memperhatikan dan
mementingkan individu yang lain.
Berdasarkan penelitian terdahulu (Yusrina, 2010)Pesantren atau pondok
adalah lembaga yang merupakan wujud proses wajar perkembangan system
pendidikan nasional. Dari segi histories pesantren tidak hanya identik dengan makna
keislaman, namun juga mengandung makna keaslian indonesia. Sebab, pondok
pesantren merupakan tempat tinggal yang didalamnya terdapat mempelajari tentang
akhlak, agama, maupun duniawi.

Berdasarkan penelitian terdahulu menurut (Andi, 2006) Perilaku prososial
remaja berkembang pesat setelah adanya kepentingan dan kebutuhan yang sama,
sikap solider atau “senasib seperjuangan” dirasakan dalam kehidupan berkelompok
yang sengaja di bentuk maupun yang terbentuk dengan sendirinya. Simpati dan
merasakan orang lain mulai berkembang. Sikap penyesuaian diri dengan teman
sebaya selalu di pertahankan remaja, walaupun hal itu dapat menimbulkan
pertentangan-pertentangan antara remaja dengan orang tuanya akibat perbedaan nilai.
Dalam hal ini remaja menunjukkan sikap yang ingin diakui, diterima dan ketakutan
akan ditinggalkan kelompok atau terisolir dengan kelompoknya. Hal ini yang
menyebabkan remaja sangat intim dan terikat dengan teman-teman sepergaulannya.
Sehingga ia merasa di butuhkan dan merasa berharga dalam situasi pergaulan.
Perasaan yang dibutuhkan menimbulkan kesukarelaannya untuk menyumbangkan

4

sesuatu kepada teman sepergaulannya. Pihak yang tertolong pun juga mempunyai
anggapan yang sama, sehingga terjadi jalinan keintiman antara satu remaja dengan
remaja yang lainnya.
Pondok pesantren merupakan


tempat tinggal bersama yang didalamnya

terdapat kiai dan santri, pesantren juga menampung santri-santri yang berasal dari
daerah yang jauh untuk bermukim. Pada awalnya pondok tidak hanya sebagai tempat
untuk pembelajaran agama yang diberikan oleh kiai, tetapi juga sebagai tempat
latihan bagi santri yang bersangkutan agar mampu hidup mandiri dalam masyarakat.
Menurut Sukmana (1997) Lingkungan pondok yang terdiri dari kyai dan
keluarga serta para santri yang ada didalamnya merupakan suatu kelompok sosial
dengan latar belakang lingkungan keluarga yang berbeda-beda, namun setelah berada
dalam lingkungan pondok maka perbedaan itu hilang dengan sendirinya tanpa
adanya paksaan dari pihak lain. Di lingkungan pondok, para santri selain dibina
untuk mengatur dirinya sendiri juga dibina sebagaimana mengatur orang lain,
sehingga dalam pondok nilai-nilai individual dan nilai-nilai sosial selalu ada dalam
setiap kegiatan.
Fenomena yang terjadi dalam lingkungan pondok pesantren seringkali
berbeda dengan lingkungan luar pondok. Misalnya saja saat membersihkan
lingkungan pondok mereka selalu menyelesaikan segala sesuatunya secara bersamasama, perilaku prososial lebih sering muncul dari pada remaja yang tidak tinggal di
dalam pondok pesantren. Dan yang menyebabkan remaja lebih sering berperilaku
prososial adalah adanya keteraturan yang mengikat sehingga remaja menjadi terbiasa
dengan perilaku tolong menolong, Serta sebagai tempat latihan bagi remaja untuk

mengembangkan keterampilan kemandiriannya. Sejak seseorang menjadi santri,
maka saat itu juga individu memasuki sistem kehidupan yang berbeda, yakni sebuah
kehidupan yang tidak mendahulukan kepentingan pribadi daripada kepentingan
bersama. Akan tetapi, perilaku prososial bisa juga tidak muncul karena tidak adanya
rasa kekeluargaan antara satu remaja dengan remaja yang lain. Atau karena remaja
ini belum bisa menyesuaikan diri dengan remaja lainnya.
Menurut Adria (2007), sebenarnya individu memiliki hak untuk memutuskan
apakah menolong atau tidak. Seringkali individu merasa takut jika tidak memberi
pertolongan akan dicap sebagai orang jahat, akibatnya seringkali ada individu yang

5

memberikan pertolongan secara terpaksa dan tidak rela. Selain itu, ada juga individu
yang memberi pertolongan sebagai kedok dalam melakukan suatu kejahatan, yang
tampaknya memberikan bantuan namun maksudnya adalah mendatangkan celaka.
Hal terpenting dalam berperilaku prososial adalah ketulusan hati. Apabila seseorang
melakukannya secara tulus maka menolong menjadi suatu yang sederhana. Hal ini
dapat dicontohkan, saat jutaan orang mengalami bencana sunami, secara sukarela
relawan menolong sesamanya yang menderita. Padahal orang yang menderita adalah
orang lain, bukan keluarga atau kenalan para relawan. Dan relawan itu menolong

secara sukarela dan spontan tanpa minta imbalan.
Menurut Nashori (2008), perilaku prososial sangat dibutuhkan dalam
kehidupan sehari-hari. Dijalanan saat seorang nenek yang kesulitan menyebrang
jalan, dibutuhkan seseorang yang bersedia membantunya. Disuatu tempat terdapat
suatu kecelakaan dimana seseorang yang tak berdaya tertelungkup lemas, saat itu
juga diperlukan bantuan orang lain untuk menolongnya. Disuatu sekolah, saat teman
kehilangan uang sakunya, sehingga dia tidak bisa pulang ke rumah, saat itu juga
diperlukan bantuan orang lain untuk membantunya.
Dalam situasi tersebut diatas, diperlukan adanya perilaku riil dari seseorang
yang bersedia memberikan apa yang dimilikinya kepada orang-orang yang sedang
membutuhkan pertolongan. Bagi orang yang membutuhkan pertolongan tidak
penting apakah si penolong sukarela atau tulus dalam memberikan pertolongan atau
sebaliknya. Yang penting adalah apa yang diberikannya itu memberikan efek yang
positif. Perilaku prososial remaja akan berkembang, terutama menonjol dalam sikap
sosial, lebih-lebih Perilaku prososial yang berhubungan dengan teman sebaya.
Menurut Baron dan Byrne (2004), perilaku prososial sebagai segala tindakan
apa pun yang menguntungkan orang lain. Secara umum, istilah ini di aplikasikan
pada tindakan yang tidak menyediakan keuntungan langsung pada orang yang
melakukan tindakan yang tidak menyediakan keuntungan langsung pada orang yang
melakukan tindakan tersebut, dan bahkan mungkin mengandung derajat resiko

tertentu. perilaku prososial juga sebagai perilaku yang memiliki konsekuensi positif
pada orang lain.
Dengan adanya permasalahan seperti dikemukakan diatas maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Perbedaan Perilaku Prososial

6

ditinjau dari Tempat Tinggal (Studi pada remaja yang tinggal dipondok pesantren
dan remaja yang tinggal bersama orang tua)

B. Rumusan Masalah
Mengacu pada latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
1.

Bagaimanakah tingkat perilaku prososial pada remaja?

2.

Apakah ada perbedaan perilaku prososial


yang ditinjau dari tempat tinggal

(Studi pada remaja yang tinggal di pondok pesantren dan remaja yang tinggal
bersama orang tua).

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan perilaku prososial
di tinjau dari tempat tinggal (Studi pada remaja yang tinggal di pondok pesantren dan
yang tinggal bersama orang tua).

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan membawa manfaat baik secara teoritis dan praktis:
1.

Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pengetahuan dan melengkapi kajian pengembangan konsep dalam psikologi,
khususnya kajian tentang psikologi sosial dan psikologi perkembangan.


2.

Manfaat Praktis
a.

Bagi Remaja
Di harapkan dapat memberikan gambaran serta menambahkan pengetahuan
dan informasi serta pemahaman tentang perilaku prososial yang terjadi
akhir-akhir ini, khususnya pada remaja untuk mengetahui betapa pentingnya
perilaku prososial dalam kehidupan sehari-hari, sehingga diharapkan
mampu mengurangi sifat individualis agar dapat bekerjasama dengan orang
lain, saling tolong menolong dengan ikhas tanpa mengharapkan imbalan
tertentu.

7

b. Bagi Pondok Pesantren
Hasil penelitian ini akan memberikan gambaran kepada subjek tentang
perilaku prososial yang telah mereka lakukan, sehingga lebih lanjut bisa
melakukan evaluasi terhadap dirinya sendiri, serta dapat lebih meningkatkan
lagi perilaku prososialnya.
c.

Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan maupun perbandingan
dalam mengembangkan penelitian tentang perbedaan perilaku prososial
yang ditinjau dari tempat tinggal sehingga pada penelitian selanjutnya dapat
menghasilkan lebih banyak manfaat secara luas dalam ilmu pengetahuan.

PERBEDAAN PERILAKU PROSOSIAL DITINJAU
DARI TEMPAT TINGGAL
(Studi pada Remaja yang Tinggal di Pondok Pesantren dan
yang Tinggal bersama Orang Tua)

SKRIPSI

Oleh:
Delvi Irma Listya Perdani
08810139

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

PERBEDAAN PERILAKU PROSOSIAL DITINJAU
DARI TEMPAT TINGGAL
(Studi pada Remaja yang Tinggal di Pondok Pesantren dan
yang Tinggal bersama Orang Tua)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang
sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Psikologi

Oleh:
Delvi Irma Listya Perdani
08810139

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Skripsi

: Perilaku Prososial ditinjau dari Tempat Tinggal (Studi pada
remaja yang tinggal di pondok pesantren dan yang tinggal
bersama orang tua)

Nama Peneliti

: Delvi Irma Listya Perdani

NIM

: 08810139

Fakultas

: Psikologi

Perguruan Tinggi

: Universitas Muhammadiyah Malang

Waktu Penelitian

: 30 Mei – 6 Juni 2012

Tanggal Ujian

: 13 Juli 2012

Malang, 14 Juli 2012
Pembimbing I

Pembimbing II

Yudi Suharsono. M,Si.

Ari Firmanto. S,Psi.

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini telah diuji oleh dewan penguji
Pada tanggal 13 Juli 2012

Dewan Penguji
Ketua Penguji

: 1. Yudi Suharsono, S.Psi, M.Si

(

)

(

)

3. Zakarija Achmat, S.Psi, M.Si

(

)

4. M. Shohib, S.Psi, M.Si

(

)

Anggota Penguji : 2. Ari Firmanto, S.Psi

Mengesahkan,
Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang

Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si.

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama

: Delvi Irma Listya Perdani

Nim

: 08810139

Fakultas/Jurusan

: Psikologi

Perguruan Tinggi

: Universitas Muhammadiyah Malang

Menyatakan bahwa skripsi/karya ilmiah yang berjudul:
Perbedaan Perilaku Prososial ditinjau Dari Tempat Tinggal (Studi pada
Remaja yang tinggal di pondok pesantren dan yang tinggal bersama orang tua)
1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali
dalam bentuk kutipan yang digunakan dalam naskah ini dan telah disebutkan
sumbernya.
2. Hasil tulisan karya ilmiah/skripsi dari penelitian yang saya lakukan
merupakan Hak bebas Royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai
sumber pustaka
Dengan surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila
pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan
undang-undang yang berlaku.

Malang, 2 Agustus 2012
Mengetahui,
Ketua Program Studi

Yang menyatakan

Salis Yuniardi, S.Psi. M.Psi.

Delvi Irma Listya Perdani

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “Perbedaan Perilaku Prososial ditinjau dari Tempat Tinggal (Studi pada remaja
yang tinggal di pondok pesantren dan remaja yang tinggal bersama orang tua)”.
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas
Muhammadiyah Malang.
Dalam Proses penyususnan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan
bimbingan dan petunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1.

Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si, selaku dekan Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang.

2.

Yudi Suharsono, M.Si selaku Pembimbing I yang telah banyak meluangkan
waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna, hingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

3.

Ari Firmanto, S.Psi selaku Pembimbing II yang telah banyak meluangkan
waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna, hingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

4.

Dra. Siti Suminarti, M.Si selaku dosen wali yang telah mendukung dan
memberi pengarahan sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.

5.

Dosen-dosen Fakultas Psikologi yang telah senantiasa membimbing penulis
dari pertama kali menginjakkan kaki di bangku kuliah hingga dapat
menyelesaikan skripsi ini.

6.

Kepala SMA PGRI dan SMA PPMH Kepanjen – Kabupaten Malang yang
telah memberikan ijin dan fasilitas bagi penulis untuk melakukan penelitian.

7.

Siswa SMA PGRI dan SMA PPMH Kepanjen – Kabupaten Malang yang
telah bersedia menjadi subyek penelitian.

8.

Kedua Orang tuaku, yang selalu memberi dukungan, do’a dan kasih sayang
sehingga penulis memiliki motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

9.

Untuk teman-teman seperjuangan, Yulinda, Mia, Della, Ain, Anis, yang
sangat membantu penulis menyelesaikan kesulitan-kesulitan dalam menyusun
skripsi.

10. Agung, Arga, Romi, Umi, Meta yang memberi banyak semangat dan
dukungan.
11. Teman-teman angkatan 2008 khususnya kelas C yang selalu memberikan
semangat sehingga penulis terdorong untuk menyelesaikan skripsi ini.
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak
memberikan bantuan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari tiada satupun karya menusia yang sempurna, sehingga
kritik dan saran demi perbaikan karya skripsi ini sangat penulis harapkan. Meski
demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti
khususnya dan pembaca pada umumnya.

Malang, 4 Juli 2012

Delvi Irma Listya Perdani

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................

i

INTISARI .....................................................................................................

iii

SUMMARY ..................................................................................................

iv

DAFTAR ISI .................................................................................................

v

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................

vii

DAFTAR TABEL ........................................................................................

viii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................

ix

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................

1

B. Rumusan Masalah ..................................................................

6

C. Tujuan penelitian ....................................................................

6

D. Manfaat Penelitian ..................................................................

6

TINJAUAN PUSTAKA
A. Perilaku Prososial
1. Pengertian Prososial.........................................................

8

2. Faktor-Faktor yang mendasari Perilaku Prososial .............

9

3. Ciri-ciri Perilaku Prososial ...............................................

9

4. Faktor Situasional dan Personal yang
Berpengaruh pada Perilaku Prososial ...............................

10

5. Perpektif Perilaku Prososial .............................................

12

6. Pengaruh Usia terhadap Perilaku Prososial.......................

15

7. Motivasi untuk Bertindak Prososial..................................

15

8. Dinamika Perilaku Prososial ............................................

16

B. Remaja
1. Pengertian Remaja ...........................................................

18

2. Ciri-ciri masa remaja .......................................................

19

3. Perubahan Psikis pada remaja ..........................................

22

4. Tugas-tugas perkembangan masa remaja..........................

22

C. Pondok Pesantren
1. Pengertian pondok pesantren...........................................

23

2. Komponen Pondok Pesantren ..........................................

24

3. Tipologi pondok pesantren. ..............................................

26

D. Perbedaan perilaku prososial di tinjau dari tempat tinggal
(studi pada remaja yang tinggal di pondok pesantren
dan yang tinggal bersama orang tua) ..................................

27

E. Kerangka Pikiran dan Hipotesis ..........................................

29

BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan dan Jenis Penelitian...........................................

30

B. Variabel Penelitian ...............................................................

30

C. Populasi dan Sampel Penelitian
1.

Populasi ...........................................................................

31

2.

Sampel.............................................................................

31

D. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data
1.

Jenis Data ........................................................................

32

2.

Metode Pengumpulan Data ..............................................

32

3.

Validitas dan Reliabilitas .................................................

34

E. Prosedur Penelitian ..............................................................

37

F. Analisa Data. .........................................................................

38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data

BAB V

1.

Deskripsi Subyek ............................................................

40

2.

Perilaku prososial ............................................................

41

3.

Tabulasi Silang Tempat tinggal dan Perilaku Prososial ....

42

B. Analisa Data ..........................................................................

42

C. Pembahasan ..........................................................................

43

PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................

48

B. Saran ......................................................................................

48

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................

49

LAMPIRAN ................................................................................................

50

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar

Halaman

Gambar 1 Tahap-tahap keputusan untuk melakukan pertolongan ..................

17

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel

Halaman

Tabel 1 Skor Jawaban Pernyataan Pada Skala Likert ...................................

33

Tabel 2 Sebaran data Skala Prososial Sebelum Tryout .................................

34

Table 3 Analisis Validitas Skala Prososial ...................................................

35

Table 4 Sebaran data Skala Prososial setelah Tryout ....................................

36

Table 5 Hasil Uji Reliabilitas Skala Prososial ..............................................

37

Tabel 6 Deskripsi Subyek ............................................................................

41

Tabel 7 Hasil Deskriptif variabel Perilaku Prososial ....................................

41

Tabel 8 Tabulasi Silang Tempat Tinggal (TT) dan Perilaku Prososial (PP) ..

42

Table 9 Hasil Analisis Uji-t .........................................................................

42

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran

Halaman

Lampiran 1 Skala Prososial ..........................................................................

51

Lampiran 2 Data Try Out Skala ....................................................................

57

Lampiran 3 Hasil Analisis Try Out Validitas dan Reliabilitas .......................

61

Lampiran 4 Skala Penelitian .........................................................................

66

Lampiran 5 Data Penelitian Skala Prososial ..................................................

72

Lampiran 6 Hasil Analisis Data ....................................................................

76

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006).Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Azwar, S. (2010). Sikap manusia: Teori dan pengukurannya (cetakan kedua).
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2011). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2001). Metode Penelitian. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar.
Brigham, J. C. (1991). Social Psychology. New York: Hrper Collins Publishers.
Baron, R.A, &Byrne.D. (1994).Social psychologhy: Understanding human
interaction. Boston: allyn& Bacon, Inc.
Dahriani, A. (2007). Perilaku prososial terhadap pengguna jalan (Studi
fenomenologis pada polosi lalu lintas). Skripsi. Universitas Diponegoro
Semarang.
Dayakisni & Hudaniah. (2006). Psikologi sosial. Malang : UMM Press
Hurlock, E. (1980). Psikologi perkembangan. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Hurlock, E. (1980). Development psychology: A life span approach, (5th ed). New
Delhi: McGraw-Hill.
Jannah, M. (2008).Hubungan antara kecerdasan ruhani dan tipe kepribadian
ekstrovert terhadap perilaku prososial santri.Skripsi. Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Fakultas Psikologi.
Mappiere, A. (1982). Psikologi remaja. Surabaya: Usaha Nasional
Masri. (1985). Metode Penelitian Survei. Jakarta: Lembaga penelitan , Pendidikan
dan Penerangan ekonomi dan sosial atau LP3ES.
Monk, F.J. (1989). Psikologi perkembangan. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
Nashori, F. (2008). Psikologi sosial islami. Bandung: PT Refika Aditama
Nurul Arofah, (2002).Perbedaan tingkat kematangan sosial antara mahasiswa
indekos dengan mahasiswa yang tinggal bersama dengan orang tua.Skripsi
UMM: Fakultas Psikologi.
Noor, M. (2006). Patriot dunia pesantren. Bandung: Humaniora.

Perwitasari, D. (2007). Hubungan antara religiusitas dengan perilaku prososial pada
mahasiswa fakultas psikologi universitas islam negri. Skripsi UIN: Fakultas
Psikologi.
Sarwono, S. W. (1987). Teori-teori psikologi social. Jakarta: Penerbit CV. Rajawali.
Sears, D. (1985). Psikologi sosial edisi Kelima. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sears, D.O, Freedman, J.l, & Peplau, L.A. (1999). Psikologi sosial. Jilid I. Jakarta:
Erlangga.
Sugiyono. (2009). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung:
Penerbit Albeta.
Taylor, Shelly E., ET AL. (2009). Psikologi sosial Edisi kedua belas. Jakarta:
Penerbit Kencana.
Trisna, D. (2005). Perbedaan perilaku prososial antara mahasiswa yang aktif dan
yang tidak aktif di organisasi kemahasiswaan. Skrispsi UMM: Fakultas
Psikologi.
Winarsunu, T. (2009). Statistik dalam penelitian psikologi dan pendidikan (cetakan
keempat), Malang : UUM Press.
Yusrina. (2005). Perbedaan tingkat kecerdasan emosi ditinjau dari lingkungan tempat
tinggal (antara remaja yang tinggal dipondok pesantren dan remaja yang tidak
tinggal dipondok pesantren). Skripsi UMM: Fakultas Psikologi.