PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN TEKNIK ICE BREAKING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS 5 SDN SITIREJO 04 KABUPATEN MALANG
i
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN TEKNIK ICE BREAKING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS 5 SDN SITIREJO 04
KABUPATEN MALANG
SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar sarjana pendidikan guru sekolah dasar
OLEH:
MUHAMMAD NUZILAL HUDA NIM: 201010430311591
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2016
(2)
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN TEKNIK ICE BREAKING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS 5 SDN SITIREJO 04
KABUPATEN MALANG
Oleh:
MUHAMMAD NUZILAL HUDA NIM: 201010430311591
Telah memenuhi persyaratan untuk dipertahankan Di depan dewan penguji dan disetujui
Di Malang, 11 April 2016
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
(3)
iii
LEMBAR PENGESAHAN
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN TEKNIK ICE BREAKING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN
HASIL BELAJAR SISWA KELAS 5 SDN SITIREJO 04 KABUPATEN MALANG
Muhammad Nuzilal Huda NIM: 201010430311591
Dipertahankan di depan dewan penguji Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammaduyah
Malang dan diterima untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Mengesahkan:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 29 April 2016
Dekan FKIP,
Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes
Dewan Penguji: Tanda Tangan
1. Erna Yayuk, M.Pd 1……….
2. Frendy Aru F, M.Pd 2………..
3. Dr. Moh. Mahfud Effendi, M.M 3……….
(4)
iv
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Muhammad Nuzilal Huda Tempat tanggal lahir : Malang, 22 Maret 1992
NIM : 201010430311591
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa:
1. Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Teknik Ice Breaking Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar Siswa Kelas 5 SDN Sitirejo 04 Kabupaten Malang” adalah hasil karya saya, dan di dalam naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang penuh diajukan oleh orang lain untuk mendapat gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, baik sebagian atau keseluruhan, kecuali secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan atau daftar pustaka.
2. Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsure-unsur plagiasi, saya bersedia skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang telah saya peroleh dibatalkan, serta diproses dengan ketentuan hokum yang berlaku.
3. Skripsi ini dijadikan sumber kajian pustaka yang merupakan hak bebas royalty non eksklisuf.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Malang, 29 April 2016 Yang menyatakan,
(5)
v MOTTO
“Barang Siapa Keluar untuk Mencari Ilmu Maka Dia Berada di Jalan Allah” (H.R Turmudzin)
“Bermimpilah Setingi-Tinginya Karena dengan Bermimpi Hidupmu Akan Terarah”
“Dua hal yang menentukan dirimu” Kesabaran ketika kamu tidak memiliki apapun
&
(6)
vi
PERSEMBAHAN
Rasa syukur kepada Allah SWT yang memberikan Rahmat-Nya, nikmat-Nya dan hidayah-nikmat-Nya serta sholawat untuk Rosulallah SAW yang memberikan petunjuk ke jalan terang benderang dan benar sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Persembahan skripsi ini untuk:
1. Bapak H. Kasturi dan Ibu Hj. Lilis Zubaidah yang sangat saya sayangi, cintai dan patuhi. Terimakasih atas semua yang telah diberikan selama ini dengan tulus ikhlas membesarkan, menyayangi dan membimbing dengan penuh kesabaran, serta selalu mendoakan saya di setiap sholatnya, selalu mendukung dan berkorban untuk masa depan saya. Kalian selalu hadir dalam setiap do`a saya.
2. Kakakku Hendrik Hetiono, Ana Rizka dan Adiku Syahrul Setiawan serta Keponakanku Ahmad Faisal Abdillah, terimakasih atas kasih sayang, dukungan, motivasi dan semangat kalian yang selalu menghiburku.
3. Nicky Nawa Aldina, terimakasih banyak atas semangat, nasehat, motivasi dan dukungannya dalam segala hal.
4. Sahabat-sahabatku Dinipus, Yuyun, Putri, Zainul, Bambang dan teman-teman kos mbambong dan gang mumun. terimakasih banyak karena selalu menemaniku saat senang maupun susah. Kebersamaan dengan kalian adalah sumber kebahagiaanku dikala saya merasa tidak bahagia, kalian takkan terlupakan.
5. Teman-teman seperjuangan PGSD 2010 khususnya PGSD F Lovers, terimakasih atas kebersamaan kita saat kuliah yang sangat berarti.
(7)
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT penulis panjatkan atas segala rahmat, petunjuk, dan hidayah –Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Teknik Ice Breaking Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar Siswa Kelas 5 SDN Sitirejo 04 Kabupaten Malang” dengan baik. Sholawat serta salam tidak lupa selalu tercurahkan kepada junjungan dan teladan kita, Nabi Muhammad SAW.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan berkat bimbingan, bantuan, dan dorongan dari berbagai pihak. Dengan segala kerendah hati penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada yang terhormat:
1. Drs. Fauzan, M.Pd selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan saya kesempatan untuk menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keguruan dam Ilmu Pendidikan yang telah memberikan izin dalam proses penelitian.
3. Dr. Ichsan Anshory AM, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah membantu dalam proses penyelesaian segala urusan administrasi yang peneliti perlukan dalam menyusun skripsi.
4. Dr. Moh. Mahfud Effendi M.M, selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, motivasi, dan kesabaran dalam membimbing penulis.
5. Drs. Atok Miftachul Hudha, M.Pd , selaku pembimbing II yang telah sabar memberikan arahan, masukan, dan bimbingan dalam membimbing penulis.
(8)
viii
6. Bapak Drs. Imam Sodiqin, M.Pd beserta Bapak/Ibu guru SDN Sitirejo 04 Kabupaten Malang yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk melaksanakan penelitian dan telah membantu selama proses penelitian.
7. Bapak H. Kasturi dan Ibu Hj. Lilis zubaidah serta adikku, kakakku, dan keponakanku yang senantiasa mendoakan, memotivasi, dan mendukung penulis dalam menuntut ilmu.
8. Mahasiswa PGSD angkatan 2010 yang selalu menjadi rekan terbaik penulis. 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Semoga apa yang telah diberikan kepada penulis, senantiasa mendapatkan pahala yang melimpah dari Allah SWT. Penulis sadar bahwa penelitian ini belum sempurna maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca saat ini dan di kemudian hari.
Malang, 29 April 2016
(9)
ix DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
LEMBAR PERNYATAAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1Latar Belakang ... 1
1.2Rumusan Masalah ... 5
1.3Tujuan Penelitian ... 5
1.4Manfaat Penelitian ... 6
1.5Definisi Istilah ... 6
BABII KAJIAN PUSTAKA ... 8
2.1 Tujuan Pendidikan di Sekolah Dasar ... 8
2.2 Model Pembelajaran Langsung dengan Teknik Ice Breaking ... 9
2.2.1 Model Pembelajaran Langsung ... 9
2.2.2 Pengertian dan Tujuan Teknik Ice Breaking ... 10
2.2.2.1 Jenis-jenis dan Penerapan Ice Breaking ... 12
2.2.2.2 Kelebihan dan Kekurangan Ice Breaking ... 16
2.2.3 Sintak Model Pembelajaran Langsung Teknik Ice Breaking ... 17
2.2.4 Tema Organ Tubuh Manusia dan Hewan ... 20
2.2.4.1 Kompetensi Inti (KI) ... 21
2.2.4.2 Kompetensi Dasar dan Indikator ... 22
2.2.5 Penerapan Model Pembelajaran Langsung Teknik Ice Breaking ... 25
2.3 Aktivitas Belajar... 31
2.4 Hasil Belajar ... 34
2.5 Kerangka Konseptual ... 35
BAB III METODE PENELITIAN ... 37
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian... 37
3.2 Kehadiran Peneliti dan Peran peneliti di Lapangan ... 38
3.3 Lokasi, Waktu dan Subyek Penelitian ... 39
3.4 Prosedur Penelitian... 39
3.5 Data dan Sumber Data ... 43
(10)
x
3.7 Instrumen Penelitian... 44
3.8 Teknik Analisis Data ... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 49
4.1 Paparan Data ... 49
4.1.1 Hasil Penelitian Siklus I ... 49
4.1.1.1 Perencanaan ... 49
4.1.1.2 Pelaksanaan ... 52
4.1.1.3 Pengamatan ... 60
4.1.1.4 Refleksi ... 64
4.1.2 Hasil Penelitian Siklus II ... 65
4.1.2.1 Perencanaan ... 65
4.1.2.2 Pelaksanaan ... 69
4.1.2.3 Pengamatan ... 76
4.1.2.4 Refleksi ... 79
4.2 Pembahasan ... 79
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 86
5.1 Kesimpulan ... 86
5.2 Saran ... 87
DAFTAR PUSTAKA ... 89
(11)
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kompetensi Inti Kelas 5 SD/MI ... 21
Tabel 2.2 Kompetensi Dasar Subtema 1 Pembelajaran 1 ... 22
Tabel 2.3 Kompetensi Dasar Subtema 1 Pembelajaran 3 ... 23
Tabel 2.4 Kompetensi Dasar Subtema 1 Pembelajaran 4 ... 23
Tabel 2.5 Kompetensi Dasar Subtema 1 Pembelajaran 6 ... 24
Tabel 2.6 Sintak Pendekatan Saintifik Subtema 1 Pemebelajaran 1 ... 26
Tabel 2.7 Sintak Pendekatan Saintifik Subtema 1 Pemebelajaran 3 ... 27
Tabel 2.8 Sintak Pendekatan Saintifik Subtema 1 Pemebelajaran 4 ... 28
Tabel 2.9 Sintak Pendekatan Saintifik Subtema 1 Pemebelajaran 6 ... 30
Tabel 3.1 Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 45
Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 61
Tabel 4.2 Hasil Belajar Evaluasi Siklus I ... 63
Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 77
Tabel 4.4 Hasil Belajar Evaluasi Siklus II ... 78
(12)
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 36
Gambar 3.1 Model Spiral dari Kemmis dan Taggart ... 38
Gambar 4.1 Guru Memberi Motivasi dengan Ice Breaking ... 53
Gambar 4.2 Siswa Membaca Teks “Bagian Tubuh Manusia” ... 54
Gambar 4.3 Siswa Melakukan Ice Breaking BerupaTepuk Fokus ... 55
Gambar 4.4 Siswa Mengerjakan Soal dengan Bimbingan Guru... 55
Gambar 4.5 Siswa dan Guru Menyimpulkan Kegiatan Pembelajaran ... 56
Gambar 4.6 Guru Memberi Motivasi dengan Ice Breaking ... 57
Gambar 4.7 Siswa Dibimbing oleh Guru ... 58
Gambar 4.8 Siswa Melakukan Ice Breaking BerupaTepuk Fokus ... 59
Gambar 4.9 Siswa Mengerjakan Soal dengan Bimbingan Guru... 59
Gambar 4.10 Siswa dan Guru Menyimpulkan Kegiatan Pembelajaran ... 60
Gambar 4.11 Guru Memberi Motivasi dengan Ice Breaking ... 69
Gambar 4.12 Siswa Memperhatikan Penjelasan Guru ... 70
Gambar 4.13 Siswa Melakukan Ice Breaking ... 71
Gambar 4.14 Siswa Mengerjakan Soal dengan Bimbingan Guru... 72
Gambar 4.15 Siswa dan Guru Menyimpulkan Kegiatan Pembelajaran ... 72
Gambar 4.16 Guru Memberi Motivasi dengan Ice Breaking ... 73
Gambar 4.17 Perwakilan Siswa Menyampaikan Hasil Kerjanya ... 74
Gambar 4.18 Siswa Melakukan Ice Breaking ... 75
Gambar 4.19 Siswa Mengerjakan Soal dengan Bimbingan Guru... 75
Gambar 4.20 Siswa dan Guru Menyimpulkan Kegiatan Pembelajaran ... 76
(13)
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan 1 ... 91
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan 2 ... 100
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2 Pertemuan 1 ... 109
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2 Pertemuan 2 ... 119
Lampiran 5 Kisi-kisi Soal Tes Siklus 1 Siklus 2... 130
Lampiran 6 Macam-macam Ice Breaking ... 147
Lampiran 7 Lembar Observasi Aktivitas Siswa... 148
Lampiran 8 Daftar Nilai Siklus 1 dan Siklus 2 ... 149
Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian ... 150
Lampiran 10 Surat Keterangan Penelitian ... 151
(14)
89
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Salhah. 2009. Guru Sebagai Fasilitator. Kuala Lumpur: PTS Publising. Asmani. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jogjakarta: Transmedia.
Beaulieu, Danie. 2008. Teknik yang Berpengaruh di Ruang Kelas. Jakarta: PT. Indeks.
Chatib, Munif. 2009. Gurunya Manusia: menjadikan Semua Anak Istimewa dan Semua Anak Juara. Bandung: Kaifa.
Darmansyah. 2012. Strategi Pembelajaran Menyenangkan Dengan Humor. Jakarta: Bumi Aksara.
Departemen Pendidikan Nasional. 2014. Undang-Undang Nomor 57 Tahun 2013 untuk SD/MI. Jakarta: Depdiknas.
Fanani, Achmad. 2010. Ice breaking dalam Proses Belajar Mengajar. Jurnal FKIP Universitas Adi Buana Surabaya. Tahun IV, No. 11, Oktober 2010:67-70.
Hamalik, Oemar. 2012. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Organ Tubuh Manusia dan Hewan Buku Guru. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Organ Tubuh Manusia dan
Hewan Buku Siswa. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Majid, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: PT Remaja
Rosdaya Karya.
Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Semiawan. 2008. Belajar dan Pembelajaran Prasekolah dan Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks.
Setiawan, Aries. 2010. Ice Breaker For Teacher. Surabaya: Eduvision Press. Slameto, 2003. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:
(15)
90
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukardi. 2011. Evaluasi Pendidikan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Aksara.
Sunarto. 2012. Icebreaker dalam Pembelajarn Aktif. Surakarta: Cakrawala Media. Suryosubroto, B. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka
Cipta.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Salinan tidak diterbitkan. Jakarta: DEPDIKNAS.
Wiraatmadja, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: Remaja Rosdakarya.
(16)
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (Sisdiknas, 2003). Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku baik intelektual, moral, maupun sosial agar dapat hidup mandiri sebagai individu dan mahkluk sosial. Siswa adalah salah satu komponen dalam pengajaran disamping guru, tujuan, dan metode pengajaran. Sebagai salah satu komponen maka dapat dikatakan bahwa siswa adalah komponen terpenting diantara komponen yang lainnya. Tanpa adanya siswa tidak akan terjadi proses belajar mengajar. Agar tujuan pendidikan tercapai, siswa berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur guru melalui proses belajar mengajar (Hamalik, 2012:99-100).
Menurut Suryosubroto (2002:36) proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan, sampai evaluasi dan program tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa. Interaksi yang bernilai edukatif tersebut tersusun dalam sebuah kegiatan belajar mengajar yang diarahkan untuk mencapai tujuan
(17)
2
pembelajaran. Pembelajaran merupakan aktivitas yang secara sadar dilakukan oleh seseorang dari kondisi tidak tahu menjadi mengetahui terhadap hal yang dipelajarinya. Guru harus mampu menempatkan diri sebagai fasilitator dan mediator dalam pembelajaran, sedangkan siswa tetap menjadi pusat dalam kegiatan pembelajaran (Trianto, 2011: 155).
Pada kegiatan belajar mengajar, guru perlu merancang suatu kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model/metode/teknik pembelajaran yang sesuai. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman bagi para pengajar dalam merencanakan aktifitas belajar mengajar. Model pembelajaran dapat membantu siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran juga dapat tercapai dengan menyesuaikan materi pembelajaran, dalam hal ini materi pembelajaran berbentuk tematik.
Proses belajar mengajar pada kurikulum 2013 pembelajaran menggunakan tematik. Pembelajaran tematik adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 22 Agustus 2015 pada siswa kelas V SDN Sitirejo 04 Desa Sitirejo Kabupaten Malang ditemukan dua permasalahan mengenai aktivitas belajar dan hasil belajar yaitu: (1) keinginan siswa yang antusias untuk mengikuti pelajaran namun penggunaan model pembelajaran atau teknik pembelajaran kurang efektif, (2) rendahnya aktivitas belajar siswa yang ditandai dengan kurangnya interaksi antara guru dan siswa serta hasil belajar siswa yang belum memenuhi KKM, (3) guru sering menerapkan metode ceramah
(18)
3
yang menyebabkan siswa cenderung pasif serta asik berbicara dengan teman sebayanya tak jarang siswa mempermainkan pensilnya dan menaruh dagu diatas meja saat proses pembelajaran berlangsung, (4) kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru monoton sehingga menyebabkan siswa mengalami kejenuhan dan kebosanan dalam proses pembelajaran, (5) hasil belajar yang diperoleh siswa pada pertemuan sebelumnya masih belum memuaskan yaitu 65% dari 18 siswa masuk kategori belum tuntas dari KKM yang ditentukan yaitu 75.
Masalah rendahnya aktivitas belajar dan hasil belajar yang menjadi fokus penelitian ini karena selama ini guru dalam mengajar kurang mengajak siswa untuk aktif. Peneliti ingin melakukan penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan kreatifitas yang menunjang terhadap hasil belajar siswa. Guru telah berusaha untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan memanfaatkan bahan ajar pada saat proses belajar mengajar berlangsung, tetapi pemanfaatan bahan ajar tersebut masih dirasa kurang efektif. Hal itu dikarenakan dalam pemanfaatan bahan ajar, guru tidak melibatkan partisipasi siswa sehingga siswa masih terlihat pasif. Guru juga jarang menggunakan teknik pembelajaran yang dapat menimbulkan aktivitas siswa.
Berdasarkan faktor tersebut, maka diperlukan solusi dalam pembelajaran salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran langsung dengan digabungkan teknik Ice Breaking, karena penerapan pembelajaran langsung dengan teknik Ice Breaking dapat meningkatkan aktivitas dan kreatifitas siswa dengan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan sehingga menunjang terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Penerapan model pemebalajaran ini disesuaikan dengan karakteristik siswa kelas V yaitu (1) sampai pada usia 11 tahun anak
(19)
4
membutuhkan guru atau orang dewasa untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya. Selepas usia ini pada umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya denga bebas dan berusaha untuk menyelesaikannya. Karakteristik ini sesuai dengan model pembelajaran langsung. (2) Permanian dibutuhkan sebagai selingan belajar, bekerja, dan bermain sehingga kegiatan-kegiatan harus seimbang. Pda kegiatan pembelajaran dapat diselingi dengan ice breaking (Sumantri, 63). Penelitian mengenai peningkatan aktivitas belajar dan hasil belajar pernah dilakukan sebelumnya, yang pertama oleh Guntoro (2014) dengan judul Penggunaan Model Pembelajaran Langsung untuk meningkatkan Hasil Belajar siswa kelas V tentang perkembangbiakan vegetatif buatan pada tumbuhan di SDN Kedungsuko 1 kesimpulan yang didapatkan yakni hasil belajar pada siklus 1 rata-rata kelas 70 dengan 21 siswa yang tuntas sedamgkan pada siklus 2 rata-rata-rata-rata kelas 86 dengan 28 siswa atau 100% siswa dinyatakan tuntas. Kedua oleh Okvinandari (2014) dengan judul “Penerapan Teknik Pembelajaran Ice Breaker untuk meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VA SDN Kedungkandang 2 Kota Malang” kesimpulan yang didapatkan hasil aktivitas siswa yang tuntas pada siklus I sebesar 54,69% dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 96%. Sedangkan hasil belajar pada siklus I diperoleh presentase sebesar 74,31%, selanjutnya pada siklus II meningkat menjadi 80%. Hal ini menunjukkan bahwa teknik Ice Breaking berhasil diterapkan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti memberikan solusi melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul pada penelitian yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Teknik Ice Breaking untuk
(20)
5
meningkatkan Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar pada Siswa Kelas V SDN Sitirejo 04 Kabupaten Malang”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan model pembelajaran langsung dengan teknik Ice Breaking terhadap peningkatan aktivitas belajar pada siswa kelas V SDN Sitirejo 04 Kabupaten Malang?
2. Bagaimana penerapan model pembelajaran langsung dengan teknik Ice Breaking terhadap peningkatan hasil belajar pada siswa kelas V SDN Sitirejo 04 Kabupaten Malang?
1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan penerapan model pembelajaran langsung dengan teknik Ice Breaking untuk meningkatkan aktifitas belajar pada siswa kelas V SDN Sitirejo 04 Kabupaten Malang.
2. Mendeskripsikan penerapan model pembelajaran langsung dengan teknik Ice Breaking untuk meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas V SDN Sitirejo 04 Kabupaten Malang.
(21)
6
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagi guru penelitian bermanfaat sebagai tambahan alternatif model pembelajaran dan teknik pembelajaran pada kegiatan belajar mengajar dalam upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Selain itu juga dapat mengenalkan kepada guru tentang penerapan model pembelajaran langsung dengan teknik Ice Breaking dalam pembelejaran bagi siswa sekolah dasar.
2. Bagi peneliti dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam mengimplementasikan model pembelajaran dan teknik pembelajaran sehingga dapat bermanfaat.
1.5. Definisi Istilah
Untuk dapat menyamakan persepsi antara peneliti dan pembaca maka peneliti memberikan batasan istilah mengenai penjelasan dari rumusan masalah yang sudah didapat, yaitu:
1. Model pembelajaran adalah rencana (pola) yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum, merancang bahan-bahan pengajaran dan membimbing pengajaran (Permen No. 57, 2014:241).
2. Model Pembelajaran Langsung adalah proses pendidikan di mana siswa mengembangkan pengetahuan, kemampuan berfikir dan ketrampilan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran dengan beberapa tahap yaitu guru menjelaskan tujuan, kemudian merencanakan
(22)
7
dan memberi bimbingan pelatihan terbimbing, mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi umpan balik, mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dan kehidupan sehari-hari (Trianto, 2009:41).
3. Ice Breaking adalah teknik-teknik yang digunakan dalam suatu forum untuk memecahkan kebekuan dan kejenuhan yang terjadi dalam forum tersebut yang berupa kegiatan tepuk tangan, lagu yel-yel, gerak tubuh sederhana dan permainan (Setiawan, 2010:2).
4. Aktivitas Belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental (Sardiman, 2011:100).
5. Hasil belajar adalah hasil yang dicapai siswa dalam pembelajaran yang ditandai dengan perubahan tingkah laku yang terdiri dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotor yang diukur dengan tes (Sudjana, 2005:3).
(1)
pembelajaran. Pembelajaran merupakan aktivitas yang secara sadar dilakukan oleh seseorang dari kondisi tidak tahu menjadi mengetahui terhadap hal yang dipelajarinya. Guru harus mampu menempatkan diri sebagai fasilitator dan mediator dalam pembelajaran, sedangkan siswa tetap menjadi pusat dalam kegiatan pembelajaran (Trianto, 2011: 155).
Pada kegiatan belajar mengajar, guru perlu merancang suatu kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model/metode/teknik pembelajaran yang sesuai. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman bagi para pengajar dalam merencanakan aktifitas belajar mengajar. Model pembelajaran dapat membantu siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran juga dapat tercapai dengan menyesuaikan materi pembelajaran, dalam hal ini materi pembelajaran berbentuk tematik.
Proses belajar mengajar pada kurikulum 2013 pembelajaran menggunakan tematik. Pembelajaran tematik adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 22 Agustus 2015 pada siswa kelas V SDN Sitirejo 04 Desa Sitirejo Kabupaten Malang ditemukan dua permasalahan mengenai aktivitas belajar dan hasil belajar yaitu: (1) keinginan siswa yang antusias untuk mengikuti pelajaran namun penggunaan model pembelajaran atau teknik pembelajaran kurang efektif, (2) rendahnya aktivitas belajar siswa yang ditandai dengan kurangnya interaksi antara guru dan siswa serta hasil belajar siswa yang belum memenuhi KKM, (3) guru sering menerapkan metode ceramah
(2)
yang menyebabkan siswa cenderung pasif serta asik berbicara dengan teman sebayanya tak jarang siswa mempermainkan pensilnya dan menaruh dagu diatas meja saat proses pembelajaran berlangsung, (4) kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru monoton sehingga menyebabkan siswa mengalami kejenuhan dan kebosanan dalam proses pembelajaran, (5) hasil belajar yang diperoleh siswa pada pertemuan sebelumnya masih belum memuaskan yaitu 65% dari 18 siswa masuk kategori belum tuntas dari KKM yang ditentukan yaitu 75.
Masalah rendahnya aktivitas belajar dan hasil belajar yang menjadi fokus penelitian ini karena selama ini guru dalam mengajar kurang mengajak siswa untuk aktif. Peneliti ingin melakukan penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan kreatifitas yang menunjang terhadap hasil belajar siswa. Guru telah berusaha untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan memanfaatkan bahan ajar pada saat proses belajar mengajar berlangsung, tetapi pemanfaatan bahan ajar tersebut masih dirasa kurang efektif. Hal itu dikarenakan dalam pemanfaatan bahan ajar, guru tidak melibatkan partisipasi siswa sehingga siswa masih terlihat pasif. Guru juga jarang menggunakan teknik pembelajaran yang dapat menimbulkan aktivitas siswa.
Berdasarkan faktor tersebut, maka diperlukan solusi dalam pembelajaran salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran langsung dengan digabungkan teknik Ice Breaking, karena penerapan pembelajaran langsung dengan teknik Ice Breaking dapat meningkatkan aktivitas dan kreatifitas siswa dengan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan sehingga menunjang terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Penerapan model pemebalajaran ini disesuaikan dengan karakteristik siswa kelas V yaitu (1) sampai pada usia 11 tahun anak
(3)
membutuhkan guru atau orang dewasa untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya. Selepas usia ini pada umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya denga bebas dan berusaha untuk menyelesaikannya. Karakteristik ini sesuai dengan model pembelajaran langsung. (2) Permanian dibutuhkan sebagai selingan belajar, bekerja, dan bermain sehingga kegiatan-kegiatan harus seimbang. Pda kegiatan pembelajaran dapat diselingi dengan ice breaking (Sumantri, 63). Penelitian mengenai peningkatan aktivitas belajar dan hasil belajar pernah dilakukan sebelumnya, yang pertama oleh Guntoro (2014) dengan judul Penggunaan Model Pembelajaran Langsung untuk meningkatkan Hasil Belajar siswa kelas V tentang perkembangbiakan vegetatif buatan pada tumbuhan di SDN Kedungsuko 1 kesimpulan yang didapatkan yakni hasil belajar pada siklus 1 rata-rata kelas 70 dengan 21 siswa yang tuntas sedamgkan pada siklus 2 rata-rata-rata-rata kelas 86 dengan 28 siswa atau 100% siswa dinyatakan tuntas. Kedua oleh Okvinandari (2014) dengan judul “Penerapan Teknik Pembelajaran Ice Breaker untuk meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VA SDN Kedungkandang 2 Kota Malang” kesimpulan yang didapatkan hasil aktivitas siswa yang tuntas pada siklus I sebesar 54,69% dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 96%. Sedangkan hasil belajar pada siklus I diperoleh presentase sebesar 74,31%, selanjutnya pada siklus II meningkat menjadi 80%. Hal ini menunjukkan bahwa teknik Ice Breaking berhasil diterapkan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti memberikan solusi melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul pada penelitian yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Teknik Ice Breaking untuk
(4)
meningkatkan Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar pada Siswa Kelas V SDN Sitirejo 04 Kabupaten Malang”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan model pembelajaran langsung dengan teknik Ice Breaking terhadap peningkatan aktivitas belajar pada siswa kelas V SDN Sitirejo 04 Kabupaten Malang?
2. Bagaimana penerapan model pembelajaran langsung dengan teknik Ice Breaking terhadap peningkatan hasil belajar pada siswa kelas V SDN Sitirejo 04 Kabupaten Malang?
1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan penerapan model pembelajaran langsung dengan teknik Ice Breaking untuk meningkatkan aktifitas belajar pada siswa kelas V SDN Sitirejo 04 Kabupaten Malang.
2. Mendeskripsikan penerapan model pembelajaran langsung dengan teknik Ice Breaking untuk meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas V SDN Sitirejo 04 Kabupaten Malang.
(5)
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagi guru penelitian bermanfaat sebagai tambahan alternatif model pembelajaran dan teknik pembelajaran pada kegiatan belajar mengajar dalam upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Selain itu juga dapat mengenalkan kepada guru tentang penerapan model pembelajaran langsung dengan teknik Ice Breaking dalam pembelejaran bagi siswa sekolah dasar.
2. Bagi peneliti dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam mengimplementasikan model pembelajaran dan teknik pembelajaran sehingga dapat bermanfaat.
1.5. Definisi Istilah
Untuk dapat menyamakan persepsi antara peneliti dan pembaca maka peneliti memberikan batasan istilah mengenai penjelasan dari rumusan masalah yang sudah didapat, yaitu:
1. Model pembelajaran adalah rencana (pola) yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum, merancang bahan-bahan pengajaran dan membimbing pengajaran (Permen No. 57, 2014:241).
2. Model Pembelajaran Langsung adalah proses pendidikan di mana siswa mengembangkan pengetahuan, kemampuan berfikir dan ketrampilan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran dengan beberapa tahap yaitu guru menjelaskan tujuan, kemudian merencanakan
(6)
dan memberi bimbingan pelatihan terbimbing, mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi umpan balik, mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dan kehidupan sehari-hari (Trianto, 2009:41).
3. Ice Breaking adalah teknik-teknik yang digunakan dalam suatu forum untuk memecahkan kebekuan dan kejenuhan yang terjadi dalam forum tersebut yang berupa kegiatan tepuk tangan, lagu yel-yel, gerak tubuh sederhana dan permainan (Setiawan, 2010:2).
4. Aktivitas Belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental (Sardiman, 2011:100).
5. Hasil belajar adalah hasil yang dicapai siswa dalam pembelajaran yang ditandai dengan perubahan tingkah laku yang terdiri dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotor yang diukur dengan tes (Sudjana, 2005:3).