Study Ilmu Terdahulu PENDAHULUAN

10 mengenai puutusan tersebut cerai gugat 2 Ma‟mun “konsekuensi khulu sebagai solusi konflik dalam perkawinan” analisis putusan perkara no. 50Pdt.G2008PA.TNG UIN Jakarta 2010 Apakah konsekuensi khulu sebagai solusi konflik dalam perkawinan dan bagaimana pendapat hakim mengenai putusan tersebut Bagaimana uang iwadh tersebut apakah harus diberikan kepada suami atau boleh kepada selain suami baitul mal Dari hasil penelitian-penelitian diatas sudah jelas terlihat perbedaannya dengan penelitian yang akan penulis lakukan. Penelitian di atas dilakukan untuk mengetahui apakah psikopat dapat dijadikan alasan khulu ‟ serta konsekuensi khulu ‟ sebagai solusi konflik dalam perkawinan dengan analisis putusan, jadi dapat kita ketahui dari penelitian diatas lebih focus pada konteks khulu ‟ dan putusan. Berbeda dengan penulis yang berfokus pada implementasi pembayaran uang iwadh pada saat cerai gugat atau khulu ‟. F. Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode sebagai berikut : 1. Jenis penelitian 11 a. Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah jenis normatif empiris dengan pendekatan kualitatif dengan cara wawancara agar mendapatkan informasi terkait penulisan skripsi ini. 2. Sumber data dan proses pengumpulan data a. Data primer Data primer adalah yang berbentuk dokumen atau berkas yang berisi laporan pembayaran uang iwadh yang didapat dari Pengadilan Agama Cibinong dan hasil wawancara terhadap hakim Pengadilan Agama Cibinong. b. Data sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen-dokumen lain di Pengadilan, buku-buku, jurnal, internet dan beberapa penelitian yang berhubungan dengan uang iwadh. c. Alat pengumpul data Alat pengumpul data diperoleh dari: 1. Wawancara dengan hakim mengenai implementasi pembayaran uang iwadh tersebut. 2. Dokumentasi berupa berkas-berkas atau dokumen-dokumen tetang pelaporan uang iwadh atau yang lainnya yang di dapatkan dari Pengadilan Agama Cibinong. d. Analisa data Analisa data penulisan skripsi ini dilakukan dengan analisa kualitatif yaitu dengan mendeskripsikan dokumen atau berkas pelaporan uang iwadh 12 yang di dapat dari Pengadilan Agama Cibinong dan menghubungkan dengan hasil wawancara terhadap hakim dalam menerapkan pelaksanaan uang iwadh tersebut,sehingga dapat ditarik kesimpulan untuk menjawab permasalahan.

G. Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan. Dengan memuat diantaranya: Latar Belakang, Identifikasi Masalah, Pembatasan dan Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Study Ilmu Terdahulu, Metode Penilitian, dan Sistematika Penulisan. BAB II Khulu ‟ dan Uang Iwadh. Akan membahas tentang: Pengertian Khulu‟ dan Uang iwadh, Dasar Hukum, Tujuan dan Hikmah, Rukun dan Syarat, Akibat Khulu ‟. BAB III Cerai Gugat di Pengadilan Agama Cibinong: Akan membahas tentang: Profil Pengadilan Agama Cibinong, Visi dan Misi, Yurisdiksi, Struktur Organisasi, Cerai gugat di Pengadilan Agama Cibinong. BAB IV Penerimaan dan Penyaluran Uang Iwadh di Pengadilan Agama Cibinong: Akan membahas tentang Penerimaan dan Penyaluran Uang Iwadh di Pengadilan Agama Cibinong, Pandangan Hukum Islam. BAB V Penutup: Berisi Kesimpulan dan Saran. 13

BAB II KHULU

’ DAN UANG IWADH A. Pengertian Khulu’ dan Uang Iwadh Khulu‟ secara harfiyah berarti “lepas” atau “copot”. 24 Kalimat khulu‟ bermakna pemberian ganti rugi oleh seorang wanita atas talak yang diperolehnya. Khulu‟ ialah pemberian seorang isteri kepada suami atas semua harta yang pernah diberikan suami kepadanya. 25 Sedangkan secara istilah khulu‟ adalah terjadinya perpisahan hubungan suami-isteri atas keridhaan kedua belah pihak dengan konpensasi tebusan yang diberikan isteri kepada suami. 26 Khulu‟ bukanlah talak dalam arti yang khusus atau fasakh atau semacam sumpah, tetapi khulu‟ adalah semacam perceraian yang mempunyai unsur-unsur talak, fasakh dan sumpah. Khulu‟ dikatakan mempunyai unsur talak karena suamilah yang menentukan jatuh atau tidak khulu‟ tersebut. Isteri hanyalah orang yang mengajukan permohonan kepada suaminya agar mengkhuluknya. Sedangkan unsur fasakh dalam khulu‟ adalah sama halnya dengan fasakh maka permohonan khulu dari pihak isteri kepada suami adalah disebabkan timbulnya rasa kurang senang, tidak suka atau benci sehingga isteri menginginkan perceraian dengan suaminya. Shigat khulu ‟ mengandung pengertian 24 Syarifudin, Amir, Garis-Garis Besar Fiqih, Jakarta: Prenada Media, 2003, h. 131. 25 Rusyd, Ibnu, Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul Muqtasid Buku II Jilid 3 4. Penerjemah:Abdul Rasyad Shidiq, Jakarta: Akbar Media, 2013, h. 161. 26 Kamal, Abu Malik bin Salim, As-Sayyid, Shahih Fiqh Sunnah. Penerjemah: Khairul Amru Harahap, Faisal Shaleh, Jakarta: Pustaka Azzam 2009, h. 539.