dan tujuannya meng-hasilkan laporan sesuai yang diharapkan.
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil
1. Gambaran Umum Instalasi PE
Unit lain
yang terkait
dengan pembuatan laporan indikator kinerja rawat
inap antara lain petugas satu TPPRI yang merekam data daftar pasien rawat inap,
kemudian ada 11 bangsal yang masing- masing perawat akan menginput data
mutasi pasien dan diagnosis serta tindakan pasien ke dalam formulir Reg.4.
yang terakhir adalah petugas RM yang mengkode
koder diagnosis
dan tindakan.
2. Hasil Rekap Observasi dan Wawancara
Petugas sudah paham dengan proses dan waktu perekapan yang sesuai
prosedur yaitu tanggal 10 tiap bulan membuat Reg.4 atau SHRI yang akan
direkam datanya kedalam sistem. Kendala yang terjadi karena banyaknya tugas lain
selain meng-input data sehingga input data menjadi terhambat, kurang lengkap
datanya dan juga karena masing-masing bangsal belum memiliki komputer yang
memudahkan perawat menginput data. Sumber
data menurut petugas pelaporan, antara lain data pasien, data
pendaftaran untuk mengetahui tanggal masuk,
data bangsal
yang berisi
diagnosa dan jumlah pasien serta data keluar yang berisi tanggal keluar pasien.
Tujuan dari dibuatnya laporan adalah untuk mengetahui tingkat efisiensi per
bangsal tiap
kurun waktu
yang diperlukan. Sistem informasi rumah sakit
yang sekarang masih belum bisa menghasilkan laporan indikator kinerja
rawat inap, dengan harapan sistem yang baru dapat mengolah data yag diinput
oleh petugas TPPRI dan perawat secara terintegrasi.
3. FOD Indikator Kinerja Rawat Inap RSU Tidar Kota Magelang
Gambar 1. Flow of Document Pelaporan Indikator Kinerja Rawat Inap RSUD Tidar
Kota Magelang
4. Permasalahan
Hambatan lain
dalam sistem
pelaporan indikator rawat inap di RSUD Tidar adalah rekapitulasi Reg.4 masih
secara manual dicatat kedalam lembar reka-pitulasi bangsal. Dan belum adanya
komputer pada masing-masing bangsal. Namun untuk input data rekap sudah
menggunakan Ms. Excel dan Ms.Word
sebagai hasil informasi pelaporannya. Hal ini berarti petugas harus bekerja dua kali
untuk menghasilkan laporan yang benar dan sesuai kebutuhan rumah sakit.
Yang menjadi kendala berikutnya adalah bagian PE tidak dapat menghasilkan
informasi pelaporan indikator kinerja bangsal rawat inap dalam bentuk Grafik
Barber Johnson. Sesuai teori, grafik tersebut sangat penting guna mengetahui
kinerja sebuah bangsal dalam kurun waktu tertentu. Setelah diketahui kinerja
sebuah bangsal, maka pihak manajerial dapat
mengambil keputusan
dalam pengelolaan kamar bangsal agar lebih
baik dan efisien.
5. FOD yang diusulkan