Studi Penggunaan Obat Pada Pasien Anak Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Kota Medan Periode Januari 2013 - Desember 2013

(1)

STUDI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN ANAK RAWAT

INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

dr. PIRNGADI KOTA MEDAN PERIODE

JANUARI – DESEMBER 2013

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi

Universitas Sumatera Utara

OLEH:

ZUHRA ALLAILI BERUTU NIM 121524129

PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

STUDI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN ANAK RAWAT

INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

dr. PIRNGADI KOTA MEDAN PERIODE

JANUARI – DESEMBER 2013

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi

Universitas Sumatera Utara

OLEH:

ZUHRA ALLAILI BERUTU NIM 121524129

PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

STUDI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN ANAK

RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

dr. PIRNGADI KOTA MEDAN PERIODE

JANUARI 2013 - DESEMBER 2013

OLEH:

ZUHRA ALLAILI BERUTU NIM 121524129

Dipertahankan di Hadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

Pada Tanggal: 6 Februari 2015 Disetujui Oleh:

Pembimbing I, Panitia Penguji,

Pembimbing II,

Medan, Maret 2015 Fakultas Farmasi

Universitas Sumatera Utara a.n Wakil Dekan I,

Prof. Dr. Julia Reveny, M.Si., Apt. NIP 195807101986012001

Khairunnisa, M.Pharm., Ph.D., Apt. NIP 197802152008122001

Prof. Dr. Urip Harahap, Apt. NIP 195311281983031004

Dra. Juanita Tanuwijaya, M.Si., Apt. NIP 195111021977102001

Dra. Singgar Ni Rudang, M.Si., Apt. NIP 196203151991012001

Dr. Poppy A. Z. Hasibuan, M.Si., Apt. NIP 197506102005012003

Khairunnisa, M.Pharm., Ph.D., Apt. NIP 197802152008122001


(4)

iv

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini, serta shalawat beriring salam untuk Rasulullah Muhammad SAW sebagai suri tauladan dalam kehidupan.

Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara, dengan judul Studi Penggunaan Obat Pada Pasien Anak Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan Periode Januari 2013 – Desember 2013.

Pada kesempatan kali ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., dan Ibu Prof. Dr. Julia Reveny, M.Si., Apt., selaku Dekan dan Wakil Dekan Fakultas Farmasi USU Medan, yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini. Ibu khairunnisa, S.Si., M.Pharm., Ph.D., Apt., dan Ibu Dra. Singgar Ni Rudang, M.Si., Apt yang telah membimbing dan memberikan petunjuk serta saran-saran selama penelitian hingga selesainya skripsi ini. Bapak Prof. Dr. Urip Harahap, Apt., Ibu Dra. Juanita Tanuwijaya, M.Si., Apt., Ibu Dr. Poppy A. Z. Hasibuan, M.Si., Apt., selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik, saran dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Ibu Indah Kemala Hasibuan, M.Psi., selaku Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan yang telah memberikan izin dan fasilitas untuk penulis sehingga dapat mengerjakan dan menyelesaikan penelitian ini. Yang tersayang, Ayahanda


(5)

v

Drs. M. Aladin Berutu dan Ibunda Dra. Hafsah Nasution yang telah memberikan cinta dan kasih sayang yang tidak ternilai dengan apapun, motivasi beserta doa yang tulus dan tak pernah henti. Saudaraku bang Zaki, adek Dini, adek Ilma, Wulan, Azka Aldrik dan seluruh keluarga besar yang selalu setia memberikan doa dan dukungan penuh kepada penulis.

Sahabat-sahabat terbaikku Septia Adrina Dalimunthe, Dwi Ayu, Fenny Adlia, Rut Arianci, Dita Ayudias, Winda Hastuty dan seluruh teman-teman Farmasi Ekstensi 2012, terima kasih atas perhatian, semangat, doa, dan kebersamaannya selama ini. Serta seluruh pihak yang telah ikut membantu penulis namun tidak tercantum namanya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis menerima kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi kita semua.

Medan, Februari 2015 Penulis,


(6)

vi

STUDI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN ANAK RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

dr. PIRNGADI KOTA MEDAN PERIODE JANUARI 2013 – DESEMBER 2013

ABSTRAK

Penggunaan obat menurut World Health Organization (WHO) adalah pemasaran, distribusi, resep, dan penggunaan obat-obatan dalam masyarakat, dengan penekanan khusus pada hasil medis, sosial dan konsekuensi ekonomi. Penggunaan obat yang tidak rasional adalah pemborosan dan mengurangi kualitas pelayanan rumah sakit. Pihak rumah sakit dapat memperbaiki kualitas penggunaan obat dan menurunkan biaya di rumah sakit dengan menggunakan penilaian penggunaan obat. Penggunaan obat dikatakan tidak tepat apabila kemungkinan memberikan manfaat sangat kecil atau tidak ada manfaat sama sekali, sehingga tidak sebanding dengan kemungkinan efek samping atau biayanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola penggunaan obat pada pasien anak rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan.

Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif retrospektif, menggunakan data resep dari kartu rekam medik pasien anak rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan selama periode Januari 2013 - Desember 2013. Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk persentase, nilai rata–rata dan tabel.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 100 resep pasien anak rawat inap yang dianalisis didapati mayoritas pasien anak laki-laki 55% dan anak usia 2 tahun - 12 tahun (65%). Paling lama pasien anak rawat inap mendapat perawatan selama 4 hari (22%). Mayoritas pasien anak rawat inap di rumah sakit umum daerah dr. Pirngadi kota medan didiagnosa mempunyai penyakit infeksi virus dan bakteri (44%). Penggunaan obat perpasien yang paling banyak pada pasien anak perempuan dengan 230 recipe dengan rata-rata 5,11 dan anak usia 1 bulan – 2 tahun dengan 166 recipe dengan rata-rata 5,19. Jenis obat yang paling banyak digunakan adalah obat generik (62,08%). Sediaan obat yang paling banyak digunakan dalam bentuk injeksi (50,70%). Golongan obat yang paling banyak digunakan adalah antibiotik (21,76%) dan golongan antibiotik yang paling banyak diresepkan yaitu golongan sefalosporin (55,96%). Berdasarkan hasil penelitan diperoleh penyakit infeksi yang paling banyak terjadi pada pasien anak rawat inap dengan penggunaan golongan antibiotik yang paling banyak diresepkan adalah golongan antibiotik sefalosporin. Rute Parenteral paling banyak digunakan dari pada bentuk sediaan lain.

Kata kunci : Pasien anak rawat inap, Resep, Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan, Studi penggunaan obat.


(7)

vii

THE STUDY OF USING MEDICINE TO THE CHILDREN HOSPITALIZED AT PIRNGADI PUBLIC HOSPITAL IN MEDAN

PERIOD JANUARY 2013 - DECEMBER 2013

ABSTRACT

The using of medicine according to the World Health Organization

(WHO) is the marketing, distribution, prescription, and use of drugs in society, with special emphasis on medical outcomes, social and economic consequences. Irrational use of drugs is a waste and reduce the quality of hospital services. Hospitals can improve the quality and lower the cost of drug use in hospitals by using the assessment of drug use. The use of the drug is said to be proper if it is likely to benefit very little or nothing at all, so it is not worth the possible side effects or cost. This study aims to determine the pattern of drug use in pediatric patients hospitalized in General Hospital dr. Pirngadi Medan.

This research was conducted with retrospective descriptive method, using a recipe from the medical records of pediatric patients hospitalized in General Hospital dr. Pirngadi Medan during the period from January 2013 to December 2013. The data obtained are presented in the form of a percentage, value-average and tables.

The results showed that of the 100 recipes hospitalized pediatric patients analyzed were found the majority of patients boys and 55% of children aged 2 years - 12 years (65%). Most older patients hospitalized children received treatment for 4 days (22%). The majority of pediatric patients hospitalized in the general hospital dr. Pirngadi city has diagnosed field of infectious diseases (44%). Use of medications per patient most patients girls with 230 Recipe averaging 5.11 and children aged 1 month - 2 years with 166 recipe with an average of 5.19. Type most widely used drugs are generic drugs (62.08%). The preparation of the most widely used drug in the form of injection (50.70%). Classes of drugs most widely used antibiotics (21.76%) and the group of the most widely prescribed antibiotics are cephalosporins (55.96%). From the research results obtained most infections occur in hospitalized pediatric patients with the use of class antibiotics are the most widely prescribed class of cephalosporin antibiotics. Parenteral the most widely used of the other dosage form.

Keywords: Children hospitalized, Pirngadi Public Hospital In Medan, Recipes, Study of using medicine.


(8)

viii DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Kerangka Pikir Penelitian ... 3

1.3 Perumusan Masalah ... 4

1.4 Hipotesis Penelitian ... 4

1.5 Tujuan Penelitian ... 5

1.6 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Pengertian Obat ... 6

2.2 Pengertian Resep ... 6

2.3 Tujuan Penulisan Resep ... 7

2.4 Pasien ... 7


(9)

ix

2.6 Penggunaan Obat Pada Anak ... 9

2.7 Pendidikan Kesehatan Penggunaan Obat Pada Anak ... 10

2.8 Antibiotika ... 12

2.8.1 Defenisi Antibiotika ... 12

2.8.2 Klasifikasi Antibiotika ... 12

2.8.3 Keberhasilan Penggunaan Antibiotik ... 13

2.8.4 Kegagalan Terapi Antibiotik ... 14

2.9 Penggunaan Antibiotik Pada Anak ... 14

2.9.1 Jenis Obat ... 15

2.9.2 Bentuk Sediaan Obat ... 15

2.9.2.1 Obat Bentuk Sediaan Cair ... 15

2.9.2.2 Obat Bentuk Sediaan Setengah Padat ... 15

2.9.2.3 Obat Bentuk Sediaan Padat ... 15

2.10 Rekam Medis ... 16

2.11 Rumah Sakit ... 16

BAB III METODE PENELITIAN ... 17

3.1 Jenis Penelitian ... 17

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 17

3.3 Populasi dan Sampel ... 17

3.3.1 Populasi ... 17

3.3.2 Sampel ... 17

3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ... ... 18

3.4.1 Kriteria Inklusi ... 18


(10)

x

3.5 Instrumen Penelitian ... 19

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 19

3.7 Analisis Data ... 20

3.8 Defenisi Operasional ... 20

3.9 Langkah Penelitian ... 21

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 23

4.1 Karakteristik Pasien Anak Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan ... 23

4.1.1 Jenis Kelamin ... 23

4.1.2 Usia ... 24

4.1.3 Lama Perawatan ... 26

4.1.4 Diagnosis Penyakit ... 27

4.2 Persentase Penggunaan Obat Perpasien Pada Pasien Anak Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan ... 28

4.2.1 Jenis Kelamin ... 28

4.2.2 Usia ... 29

4.3 Persentase Penggunaan Jenis Obat Berdasarkan Generik Dan Non Generik Pada Pasien Anak Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan ... 29

4.4 Persentase Penggunaan Obat Berdasarkan Bentuk Sediaan Pada Pasien Anak Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan ... 30

4.5 Persentase Penggunaan Obat Berdasarkan Golongan Obat Pada Pasien Anak Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan ... 32

4.6 Persentase Penggunaan Golongan Antibiotik Pada Pasien Anak Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan ... 33


(11)

xi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 35

5.1 Kesimpulan ... 35

5.2 Saran ... 35

DAFTAR PUSTAKA ... 37


(12)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Definisi Operasional ... 20 Tabel 4.1 Karakteristik Jenis Kelamin Pada Pasien Anak Rawat Inap Di

Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan ... 23 Tabel 4.2 Karakteristik Usia Pada Pasien Anak Rawat Inap Di Rumah

Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan ... 25 Tabel 4.3 Karakteristik Lama Perawatan Pada Pasien Anak Rawat Inap

Di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan ... 26 Tabel 4.4 Karakteristik Diagnosa Penyakit Pada Pasien Anak Rawat

Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan ... 28 Tabel 4.5 Karakteristik Jenis Kelamin Perpasien Pada Pasien Anak

Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan ... 28 Tabel 4.6 Karakteristik Usia Perpasien Pada Pasien Anak Rawat Inap

Di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan ... 29 Tabel 4.7 Karakteristik Penggunaan Obat Berdasarkan Generik Dan

Non Generik Pada Pasien Anak Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan ... 30 Tabel 4.8 Karakteristik Penggunaan Obat Berdasarkan Bentuk Sediaan

Pada Pasien Anak Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan ... 31 Tabel 4.9 Karakteristik Penggunaan Obat Berdasarkan Golongan Obat

Pada Pasien Anak Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan ... 33 Tabel 4.10 Karakteristik Penggunaan Obat Berdasarkan Golongan

Antibiotik Pada Pasien Anak Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan ... 34


(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1.1 Skema Kerangka Pikir ... 4


(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Data Pasien Anak Rawat Inap Selama Periode Januari

2013 s/d Desember 2013 ... . 40 Lampiran 2. Surat Permohonan Izin Pengambilan Data Penelitian .. 73 Lampiran 3. Surat Izin Penelitian Di Ruang Rekam Medik Rumah

Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Kota Medan ... . 74 Lampiran 4. Surat Keterangan Telah Selesai Penelitian ... 75


(15)

vi

STUDI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN ANAK RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

dr. PIRNGADI KOTA MEDAN PERIODE JANUARI 2013 – DESEMBER 2013

ABSTRAK

Penggunaan obat menurut World Health Organization (WHO) adalah pemasaran, distribusi, resep, dan penggunaan obat-obatan dalam masyarakat, dengan penekanan khusus pada hasil medis, sosial dan konsekuensi ekonomi. Penggunaan obat yang tidak rasional adalah pemborosan dan mengurangi kualitas pelayanan rumah sakit. Pihak rumah sakit dapat memperbaiki kualitas penggunaan obat dan menurunkan biaya di rumah sakit dengan menggunakan penilaian penggunaan obat. Penggunaan obat dikatakan tidak tepat apabila kemungkinan memberikan manfaat sangat kecil atau tidak ada manfaat sama sekali, sehingga tidak sebanding dengan kemungkinan efek samping atau biayanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola penggunaan obat pada pasien anak rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan.

Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif retrospektif, menggunakan data resep dari kartu rekam medik pasien anak rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan selama periode Januari 2013 - Desember 2013. Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk persentase, nilai rata–rata dan tabel.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 100 resep pasien anak rawat inap yang dianalisis didapati mayoritas pasien anak laki-laki 55% dan anak usia 2 tahun - 12 tahun (65%). Paling lama pasien anak rawat inap mendapat perawatan selama 4 hari (22%). Mayoritas pasien anak rawat inap di rumah sakit umum daerah dr. Pirngadi kota medan didiagnosa mempunyai penyakit infeksi virus dan bakteri (44%). Penggunaan obat perpasien yang paling banyak pada pasien anak perempuan dengan 230 recipe dengan rata-rata 5,11 dan anak usia 1 bulan – 2 tahun dengan 166 recipe dengan rata-rata 5,19. Jenis obat yang paling banyak digunakan adalah obat generik (62,08%). Sediaan obat yang paling banyak digunakan dalam bentuk injeksi (50,70%). Golongan obat yang paling banyak digunakan adalah antibiotik (21,76%) dan golongan antibiotik yang paling banyak diresepkan yaitu golongan sefalosporin (55,96%). Berdasarkan hasil penelitan diperoleh penyakit infeksi yang paling banyak terjadi pada pasien anak rawat inap dengan penggunaan golongan antibiotik yang paling banyak diresepkan adalah golongan antibiotik sefalosporin. Rute Parenteral paling banyak digunakan dari pada bentuk sediaan lain.

Kata kunci : Pasien anak rawat inap, Resep, Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan, Studi penggunaan obat.


(16)

vii

THE STUDY OF USING MEDICINE TO THE CHILDREN HOSPITALIZED AT PIRNGADI PUBLIC HOSPITAL IN MEDAN

PERIOD JANUARY 2013 - DECEMBER 2013

ABSTRACT

The using of medicine according to the World Health Organization

(WHO) is the marketing, distribution, prescription, and use of drugs in society, with special emphasis on medical outcomes, social and economic consequences. Irrational use of drugs is a waste and reduce the quality of hospital services. Hospitals can improve the quality and lower the cost of drug use in hospitals by using the assessment of drug use. The use of the drug is said to be proper if it is likely to benefit very little or nothing at all, so it is not worth the possible side effects or cost. This study aims to determine the pattern of drug use in pediatric patients hospitalized in General Hospital dr. Pirngadi Medan.

This research was conducted with retrospective descriptive method, using a recipe from the medical records of pediatric patients hospitalized in General Hospital dr. Pirngadi Medan during the period from January 2013 to December 2013. The data obtained are presented in the form of a percentage, value-average and tables.

The results showed that of the 100 recipes hospitalized pediatric patients analyzed were found the majority of patients boys and 55% of children aged 2 years - 12 years (65%). Most older patients hospitalized children received treatment for 4 days (22%). The majority of pediatric patients hospitalized in the general hospital dr. Pirngadi city has diagnosed field of infectious diseases (44%). Use of medications per patient most patients girls with 230 Recipe averaging 5.11 and children aged 1 month - 2 years with 166 recipe with an average of 5.19. Type most widely used drugs are generic drugs (62.08%). The preparation of the most widely used drug in the form of injection (50.70%). Classes of drugs most widely used antibiotics (21.76%) and the group of the most widely prescribed antibiotics are cephalosporins (55.96%). From the research results obtained most infections occur in hospitalized pediatric patients with the use of class antibiotics are the most widely prescribed class of cephalosporin antibiotics. Parenteral the most widely used of the other dosage form.

Keywords: Children hospitalized, Pirngadi Public Hospital In Medan, Recipes, Study of using medicine.


(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Penggunaan obat didefinisikan oleh World Health Organization (WHO) sebagai pemasaran, distribusi, resep, dan penggunaan obat-obatan dalam masyarakat, dengan penekanan khusus pada hasil medis, sosial dan konsekuensi ekonomi (WHO, 2003).

Obat adalah suatu bahan atau campuran bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menentukan diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah atau rohaniah pada manusia atau hewan, termasuk memperelok tubuh atau bagian tubuh manusia (Anief, 1997). Menurut undang-undang yang dimaksud obat ialah suatu bahan atau bahan-bahan yang dimaksudkan untuk dipergunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah atau rohaniah pada manusia atau hewan, untuk memperelok badan atau bagian badan manusia. Obat jadi adalah sediaan atau paduan-paduan yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki secara fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi (Situmorang, 2012).

Berdasarkan penyelenggaraannya, penggunaan obat yang tidak rasional adalah pemborosan dan mengurangi kualitas pelayanan rumah sakit. Komite farmasi dan terapi dapat memperbaiki kualitas penggunaan obat dan menurunkan biaya di rumah sakit dengan menggunakan penilaian penggunaan obat.


(18)

2

Penggunaan obat (lebih sempit lagi adalah peresepan obat atau prescribing), dikatakan tidak tepat apabila kemungkinan memberikan manfaat sangat kecil atau tidak ada sama sekali, sehingga tidak sebanding dengan kemungkinan efek samping atau biayanya (Vrance dan Millington, 1986).

Penelitian ini berhubungan dengan farmakoepidemiologi menurut Strom, (1989), farmakoepidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang penggunaan obat dan efeknya pada sejumlah besar manusia. Sedangkan Laporte, et al., (1983), mendefinisikan sebagai aplikasi latar belakang, metoda dan pengetahuan epidemiologi untuk mempelajari penggunaan dan efek obat dalam populasi manusia.

Farmakoepidemiologi menerapkan metode epidemiologi untuk studi penggunaan klinis obat dalam masyarakat. Definisi modern dari farmakoepidemiologi adalah studi penggunaan dan khasiat serta efek samping dari obat dalam jumlah besar dengan tujuan mendukung penggunaan obat rasional dan biaya obat yang efektif di masyarakat, dengan demikian meningkatkan hasil kesehatan (WHO, 2003).

Evaluasi epidemiologis dari penggunaan obat pada orang dewasa saat ini merupakan topik yang banyak terjadi, tetapi studi penggunaan obat pada anak

(pediatric) masih sangat terbatas. Penilaian pemanfaatan obat penting untuk

tujuan klinis, pendidikan dan ekonomi. Bayi dan anak-anak merupakan bagian besar dari masyarakat di negara berkembang. Anak-anak sangat rentan menderita infeksi berulang dari saluran pernapasan dan sistem pencernaan. Infeksi saluran pernapasan akut, diare akut dan demam akibat virus adalah penyebab utama anak sakit pada penyakit anak yang umum terjadi. Berdasarkan dari penelitian ini


(19)

3

tujuannya adalah untuk mengetahui pola penggunaan obat pada pasien anak (Murali, 2013).

Bayi dan anak-anak lebih mudah sakit jika dibandingkan orang dewasa, karena anak-anak memang lebih rentan terhadap penyakit disebabkan sistem imunnya belum terbentuk dengan sempurna. Anak-anak yang paling rentan sakit biasanya pada usia bayi dan balita. Banyak faktor yang menyebabkan anak-anak sakit, namun penyebab terbesar adalah adanya infeksi virus. Penyebab sakit selain adanya infeksi virus adalah sistem imun yang masih belum sempurna, biasanya anak-anak selalu dibawa orang tua bersama mereka keluar rumah, sementara diluaran rumah juga banyak kuman penyakit bertebaran yang bisa menyebabkan sakit pada anak-anak (Triasmara, 2013).

Berdasarkan penjelasan di atas maka dilakukan penelitian untuk mengetahui penggunaan obat pada pasien anak rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan, yang menjadi gambaran pengobatan pada pasien anak di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan.

1.2 Kerangka Pikir Penelitian

Penelitian ini mengkaji tentang penggunaan obat pada pasien anak rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan. Dalam hal ini yang merupakan variabel bebas (independent variable) adalah seluruh data rekam medik pasien anak rawat inap meliputi jenis kelamin, usia, lama perawatan, diagnosis penyakit, jumlah obat perpasien, jenis obat, bentuk sediaan, golongan obat dan golongan antibiotik sebagai variabel terikat (dependent variable) adalah pola penggunaan obat pada pasien anak rawat inap.


(20)

4

Adapun selengkapnya mengenai gambaran kerangka pikir penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 1.2.

Gambar 1.2 Skema Kerangka Pikir

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana karakteristik penggunaan obat pada pasien anak rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan dari Januari 2013 s/d Desember 2013 berdasarkan jenis kelamin, usia, lama perawatan, diagnosis penyakit, jumlah obat perpasien, jenis obat, bentuk sediaan, golongan obat dan golongan antibiotik untuk pasien anak rawat inap sama atau tidak sama?

Variabel Terikat

Karakteristik Data: Jenis kelamin Usia

Lama perawatan Diagnosis penyakit Jumlah obat perpasien Jenis obat

Bentuk sediaan Golongan obat Golongan antibiotik

Karakteristik penggunaan obat pada pasien anak rawat inap dalam bentuk jumlah.


(21)

5 1.4 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah:

Karakteristik penggunaan obat pada pasien anak rawat inap pada periode Januari 2013 s/d Desember 2013 di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan berdasarkan jenis kelamin, usia, lama perawatan, diagnosis penyakit, jumlah obat perpasien, jenis obat, bentuk sediaan, golongan obat dan golongan antibiotik pada pasien anak rawat inap adalah tidak sama.

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan hal di atas, maka tujuan ini untuk mengetahui karakteristik penggunaan obat pada pasien anak rawat inap pada periode Januari 2013 s/d Desember 2013 berdasarkan jenis kelamin, usia, lama perawatan, diagnosis penyakit, jumlah obat perpasien, jenis obat, bentuk sediaan, golongan obat dan golongan antibiotik pada pengobatan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan.

1.6 Manfaat Penelitian

a. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai pola penggunaan obat pada pasien anak rawat inap.

b. Hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi bahan kajian bagi pemberi jasa kesehatan terutama dokter untuk mendukung penggunaan obat dengan tepat. c. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran pada


(22)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Obat

Obat merupakan bahan yang digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah atau rohaniah pada manusia atau hewan, memperelok badan atau bagian badan manusia. Obat berperan sangat penting dalam pelayanan kesehatan. Berbagai pilihan obat saat ini telah tersedia, sehingga diperlukan pertimbangan-pertimbangan yang cermat dalam memilih obat untuk suatu penyakit. penggunaan obat harus tepat agar memberikan manfaat klinik yang optimal (Anief, 1997).

Dalam penggunaannya, obat akan bersifat sebagai obat apabila tepat digunakan dalam pengobatan suatu penyakit dengan dosis dan waktu yang tepat. dan obat akan bersifat racun apabila digunakan salah dalam pengobatan atau dengan dosis yang berlebih, namun bila dosisnya kurang juga tidak memperoleh penyembuhan (Anief, 2004).

2.2 Pengertian Resep

Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan kepada apoteker untuk membuat atau menyerahkan obat kepada pasien. Resep harus ditulis secara jelas dan lengkap, apabila resep tidak bisa dibaca dengan jelas atau tidak lengkap, apoteker atau asisten harus menanyakan kepada dokter penulis obat (Anief, 2004). Ukuran lembaran resep umumnya berbentuk empat persegi panjang, ukuran ideal lebar 10-12 cm dan panjang 15-20 cm (Jas, 2009).


(23)

7 2.3 Tujuan Penulisan Resep

Penulisan resep bertujuan untuk memudahkan dokter dalam pelayanan kesehatan di bidang farmasi sekaligus meminimalkan kesalahan dalam pemberian obat. Umumnya, waktu buka instalasi farmasi/ apotek dalam pelayanan farmasi jauh lebih panjang daripada praktik dokter, sehingga dengan penulisan resep diharapkan akan memudahkan pasien dalam mengakses obat-obatan yang diperlukan sesuai dengan penyakitnya. Melalui penulisan resep pula, peran, dan tanggung jawab dokter dalam pengawasan distribusi obat kepada masyarakat dapat ditingkatkan karena tidak semua golongan obat dapat diserahkan kepada masyarakat secara bebas. Selain itu, dengan adanya penulisan resep, pemberian obat lebih rasional dibandingkan dispensing (obat diberikan sendiri oleh dokter), dokter bebas memilih obat secara tepat, ilmiah, dan selektif. Penulisan resep juga dapat membentuk pelayanan berorientasi kepada pasien (patient oriented) bukan material oriented. Resep itu sendiri dapat menjadi medical record yang dapat dipertanggungjawabkan, dan sifatnya rahasia (Jas, 2009).

2.4 Pasien

Pasien atau pesakit adalah seseorang yang menerima perawatan medis. Pasien akan berhubungan dengan dokter maupun tempat pelayanan kesehatan. Hubungan pasien dengan tenaga kesehatan, hubungan pasien dengan dokter adalah hubungan yang meliputi hubungan medik, hubungan hukum, hubungan ekonomi dan hubungan sosial. Bahwasannya pasien digolongkan sebagai konsumen dan dokter sebagai pelaku usaha dalam bidang kesehatan, sehingga aturan-aturan yang ada dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen berlaku bagi hubungan dokter dan pasien (Abubakar,


(24)

8

2012). Pasien Anak adalah pasien dengan masa kanak-kanak menggambarkan suatu periode pertumbuhan dan perkembangan yang cepat. Penggunaan obat pada anak-anak tidaklah sama dengan orang dewasa, sehingga hanya terdapat sejumlah kecil obat yang telah diberi ijin untuk digunakan pada anak-anak, yang memiliki bentuk sediaan yang sesuai (Prest, 2003).

Agar dapat menentukan dosis obat disarankan beberapa penggolongan untuk membagi masa anak-anak. The British Pediatric Association (BPA) mengusulkan rentang waktu berikut yang didasarkan pada saat terjadinya perubahan-perubahan biologis (Prest, 2003).

Neonatus : Awal kelahiran sampai usia 1 bulan Bayi : 1 bulan sampai 2 tahun

Anak : 2 tahun sampai 12 tahun 2.5 Jenis Penyakit Pada Anak

Penyakit diare merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti Indonesia karena morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi. Survei morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare Departemen Kesehatan Indonesia dari tahun 2000 sampai tahun 2010 tampak ada kecenderungan peningkatan kejadian diare. Pada tahun 2000, incidence rate (IR) diare terjadi 301 per 1000 penduduk, pada tahun 2003 naik menjadi 374 per 1000 penduduk, tahun 2006 naik menjadi 423 per 1000 penduduk dan pada tahun 2010 menjadi 411 per 1000 penduduk. Kejadian Luar Biasa (KLB) diare juga masih sering terjadi, dengan case fatallity rate (CFR) yang masih tinggi. Pada tahun 2008 terjadi KLB di 69 Kecamatan dengan jumlah kasus 8133 orang, kematian 239 orang (CFR 2,94%). Pada tahun 2009 terjadi KLB di 24 Kecamatan dengan


(25)

9

jumlah kasus 5.756 orang, dengan kematian 100 orang (CFR 1,74%), sedangkan tahun 2010 terjadi KLB diare di 33 kecamatan dengan jumlah penderita 4204 dengan kematian 73 orang (CFR 1,74%) (Kemenkes RI, 2011).

2.6 Penggunaan Obat Pada Anak

Penggunaan obat pada anak harus dipertimbangkan secara khusus karena adanya perbedaan laju perkembangan/pematangan organ yang juga mencakup fungsi organ tubuh dan sistem dalam tubuh. Faktor farmakokinetika seperti absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi obat (Fendhyuhamka, 2011). Farmakokinetika obat pada anak antara lain:

Absorpsi: Laju absorpsi dan jumlah yang terabsorpsi waktu pengosongan lambung menyamai orang dewasa, pada bayi diatas 6 bulan Absorpsi perkutan pada neonatus dan bayi jauh lebih besar dibandingkan dengan orang dewasa diare akut (kasus yang sering dijumpai pada anak) mengakibatkan penurunan absorpsi.

Distribusi: Selama usia bayi, kadar air total dalam tubuh terhadap berat badan total memiliki presentase yang lebih besar dari pada anak yang lebih tua/orang dewasa. Obat yang larut air, diberikan dosis yang lebih besar pada neonatus untuk mendapat efek terapetik yang dikehendaki kadar albumin dan globulin pada bayi, rendah, sehingga obat tidak terikat pada protein lebih banyak shg kadar dalam darah meningkat.


(26)

10

Metabolisme: Pada saat lahir, sebagian besar enzim yang terlibat dalam metabolisme obat belum terbentuk atau sudah ada namun dalam jumlah yang sangat sedikit.

Ekskresi: Laju filtrasi glomerulus pada bayi yang baru lahir lebih rendah dibandingkan dengan orang dewasa karena ginjalnya relatif belum berkembang dengan baik (Fendhyuhamka, 2011).

Obat pada anak dapat berpengaruh karena organ-organ pada anak belum sempurna pertumbuhannya, sehingga obat dapat menjadi racun dalam darah (mempengaruhi organ hati dan ginjal). Pada hati, enzim-enzim belum terbentuk sempurna, sehingga obat tidak termetabolisme dengan baik, mengakibatkan konsentrasi obat yang tinggi di tubuh anak. Pada ginjal, bayi berumur 6 bulan, ginjal belum efisien mensekresikan obat sehingga megakibatkan konsentrasi yang tinggi di dalam darah (Aslam, et.al., 2003).

Kebijakan obat nasional mengamanatkan bahwa upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan, jaminan ketersediaan obat essensial yang aman, bermanfaat serta bermutu dalam jumlah dan jenis yang cukup serta akses obat bagi seluruh masyarakat merupakan tanggung jawab pemerintah. Dengan demikian penyediaan obat essensial merupakan kewajiban bagi pemerintah dan institusi pelayanan kesehatan baik publik maupun swasta (Icha, 2006).

2.7 Pendidikan Kesehatan Penggunaan Obat Anak

1. Penyerapan bagian lambung untuk bayi yang baru lahir dan anak-anak, pergerakan usus lambungnya agak lambat.

2. Metabolisme hati untuk bayi yang baru lahir, fungsi hati hanya 20-40% dari orang dewasa.


(27)

11

3. Fungsi pembuangan ginjal untuk bayi yang baru lahir, fungsi ginjal hanya 30% dari orang dewasa, kurang lebih pada usia 1 tahun baru mencapai standart orang dewasa.

4. Penyerapan kulit untuk permeabilitas kulit bayi tinggi, daya serap terhadap obat penggunaan eksternal cukup baik (Edah, 2014).

b. Hal-hal yang harus diketahui dalam penggunaan obat anak:

1. Tidak setiap obat cocok untuk digiling menjadi bubuk, obat yang digiling menjadi bubuk lebih mudah terinfeksi, memiliki kestabilan yang kurang, masa penyimpanan lebih pendek, dan mungkin menghasilkan efek interaksi. 2. Obat yang digiling menjadi bubuk seharusnya habis dimakan sekaligus, agar

dapat menjamin kualitas obat.

3. Penyuluhan kepada pasien anak maupun pengasuhnya dalam bahasa yang mudah dimengerti akan membantu meningkatkan kepatuhan anak terhadap obat (Edah, 2014).

Hal-hal yang dapat mempengaruhi kepatuhan pasien anak:

Formulasi (rasa), penampilan obat, kemudahan cara penggunaan, waktu pemberian obat (berhubungan dengan waktu tidur, waktu sekolah), efek samping pada anak (Fendhyuhamka, 2011).

2.8 Antibiotika

2.8.1 Definisi Antibiotika

Antibiotika adalah zat–zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri, yang memiliki khasiat mematikan atau menghambat petumbuhan kuman, sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil (Tan dan Rahardja, 2010). Antibiotika adalah obat yang digunakan untuk membasmi mikroba, penyebab


(28)

12

infeksi pada manusia, harus memiliki sifat toksisitas selektif setinggi mungkin. Artinya, obat tersebut haruslah bersifat sangat toksik untuk mikroba, tetapi relatif tidak toksik untuk hospes (Setiabudy, 2007).

2.8.2 Klasifikasi Antibiotika

a. Berdasarkan mekanisme kerja antibiotika:

1. Menghambat metabolisme sel mikroba. Contohnya adalah sulfonamid, trimetoprim, asam p-aminosalisilat (PAS) dan sulfon.

2. Menghambat sintesis dinding sel mikroba. Contohnya adalah penisilin, sefalosporin, basitrasin, vankomisin dan sikloserin.

3. Mengganggu keutuhan membrane sel mikroba. Contohnya adalah polimiksin.

4. Menghambat sintesis protein sel mikroba. Contohnya adalah golongan aminoglikosid, makrolid, linkomisin, tetrasiklin, dan kloramfenikol.

5. Menghambat sintesis asam nukleat sel mikroba. Contohnya adalah rifampisin dan golongan kuinolon (Setiabudy, 2007).

b. Berdasarkan daya kerja:

a. Zat-zat bakterisid, yang pada dosis biasa berkhasiat mematikan kuman. Obat-obat ini dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu :

- Zat-zat yang bekerja terhadap fase tumbuh misalnya penisilin, sefalosporin, polipeptida, rifampisin dan kuinolon-kuinolon.

- Zat-zat yang bekerja terhadap fase istirahat misalnya aminoglikosid, nitrofurantoin, INH, kotrimoksazol, dan polipeptida.

b. Zat-zat bakteriostatik, yang pada dosis biasa terutama berkhasiat menghentikan pertumbuhan dan perbanyakan kuman. Contohnya adalah


(29)

13

kloramfenikol, tetrasiklin, makrolida dan linkomisin (Tan dan Rahardja, 2010)

c. Berdasarkan luas aktivitas:

a. Antibiotika narrow-spectrum (spectrum sempit). Obat-obat ini terutama aktif terhadap beberapa jenis kuman saja, misalnya Penisilin G dan Penisilin-V, eritromisin, klindamisin yang hanya bekerja terhadap kuman gram positif sedangkan streptomisin, gentamisin, polimiksin-B, dan asam nalidiskat yang aktif khusus hanya pada kuman gram-negatif.

b. Antibiotika broad-spectrum (spectrum luas) bekerja terhadap lebih banyak kuman baik gram-positif maupun gram-negatif antara lain sulfonamida, ampisilin, sefalosporin, kloramfenikol, tetrasiklin dan rifampisin (Tan dan Rahardja, 2010).

2.8.3 Keberhasilan Penggunaan Antibiotika

Hal yang perlu perhatian khusus pada penanganan infeksi ialah : a. Dosis antibiotika

b. Rute pemberian antibiotika

1. Rute parenteral: ditempuh bila infeksi perlu segera diatasi; infeksi terdapat pada lokasi yang memerlukan konsentrasi darah yang tinggi dari antibiotika untuk menjamin penetrasi yang memadai dari jaringan yang terinfeksi (endokardium, tulang, otak).

2. Rute oral: dipilih untuk mengatasi kebanyakan jenis infeksi saluran kemih, faringitis oleh streptokokus dimana antibiotika disampaikan kejaringan tanpa masalah dan mikroorganisme yang menimbulkan infeksi sangat peka untuk antibiotika.


(30)

14

c. Lamanya pemberian antibiotika harus menjamin musnah total penyebab infeksi sehingga tidak mungkin penyakit infeksi kambuh lagi, kambuhnya infeksi ditentukan oleh daya tahan mikroorganisme terhadap sistem pertahanan tubuh dan mekanisme resistensi mikroorganisme terhadap antibiotika (Wattimena, et al., 1991).

2.8.4 Kegagalan Terapi Antibiotika

Terapi antibiotika dinilai gagal bila tidak berhasil menghilangkan gejala klinik atau infeksi kambuh lagi setelah terapi dihentikan. Kesalahan yang lazim dibuat pada terapi antibiotika yang dapat menggagalkan terapi pada dasarnya berkisar pada salah pilih antibiotika, salah pemberiaan atau penggunaan antibiotika, dan/atau resistensi mikroorganisme. Faktor lain yang menggagalkan terapi antibiotika ialah resistensi mikroorganisme terhadap antibiotika yang digunakan dan terjadinya super infeksi (Wattimena, et al., 1991).

2.9 Penggunaan Antibiotik Pada Anak-Anak

Penggunaan antibiotik yang tidak tepat baik dalam hal indikasi, maupun cara pemberian akan merugikan penderita serta akan memudahkan terjadinya resistensi terhadap antibiotik dan dapat menimbulkan efek samping. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah dosis obat yang tepat bagi anak-anak, cara pemberian, indikasi, kepatuhan, jangka waktu yang tepat dan dengan memperhatikan keadaan patofisiologi pasien secara tepat, diharapkan dapat memperkecil efek samping yang akan terjadi (Prest, 2003).

2.9.1 Jenis Obat

Menurut Permenkes No. 02.02/Menkes/068/I/2010, obat generik adalah obat dengan nama resmi yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia atau buku


(31)

15

standar lainnya untuk zat berkhasiat yang dikandungnya dan obat paten adalah obat yang masih memiliki hak paten (Permenkes RI, 2010).

2.9.2 Bentuk Sediaan Obat

Bentuk sediaan obat adalah bentuk sediaan farmasi yang mengandung zat/bahan berkhasiat, bahan tambahan, dengan dosis serta volume dan bentuk sediaan tertentu, langsung dapat digunakan untuk terapi (Joenoes, 2001).

2.9.2.1 Obat Bentuk Sediaan Cair

Obat bentuk sediaan cair dapat diberikan untuk obat luar, obat suntik, obat minum dan obat tetes seperti larutan, suspensi, emulsi, sirup dan injeksi (Joenoes, 2001).

2.9.2.2 Obat Bentuk Sediaan Setengah Padat

Obat bentuk sediaan setengah padat pada umumnya hanya digunakan sebagai obat luar, dioleskan pada kulit untuk keperluan terapi atau berfungsi sebagai pelindung kulit seperti salep, krim dan pasta (Joenoes, 2001).

2.9.3.3 Obat Bentuk Sediaan Padat

Obat bentuk sediaan padat merupakan sediaan dengan sistem unit/dose mengandung dosis tertentu dari satu atau beberapa komponen obat seperti tablet, kapsul, pulvis pulveres atau puyer dan pil (Joenoes, 2001).

2.10 Rekam Medis

Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (Permenkes, 2008).

Isi rekam medis untuk pasien rawat inap pada sarana pelayanan kesehatan sekurang–kurangnya memuat identitas pasien, tanggal dan waktu, hasil


(32)

16

anamnesis, hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik, diagnosis, rencana penatalaksanaan, pengobatan, pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien, untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik dan persetujuan tindakan bila diperlukan. Sedangkan isi rekam medis rawat inap meliputi semua isi rekam medis rawat jalan dan dilengkapi juga dengan catatan observasi klinis dan hasil pengobatan, ringkasan pulang, nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan (Permenkes, 2008).

2.11 Rumah Sakit

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1204/MENKES/SK/X/2004 tentang persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit dinyatakan bahwa rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, atau dapat menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan (Depkes RI, 2004).


(33)

17

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian bersifat deskriptif retrospektif yaitu berupa pengamatan atau gambaran mengenai subjek penelitian yang berusaha meneliti kebelakang, dengan menggunakan data sekunder ( Notoatmodjo, 2010 ).

3.2 Tempat dan Waktu

Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan. Rumah sakit tersebut dipilih karena rumah sakit ini merupakan salah satu rumah sakit pemerintah di kota Medan yang umumnya sistem pengobatan telah ditetapkan dengan peraturan pemerintah tentang pengobatan secara rasional pada anak dan merupakan salah satu rumah sakit pendidikan di kota Medan. Waktu pengambilan data adalah 1 (satu) bulan, yaitu: Juni 2014.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh data rekam medik pasien anak rawat inap yang menjalani pengobatan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan pada periode waktu Januari 2013 s/d Desember 2013. Adapun diperoleh populasi target dari data rekam medik di Rumah Sakit Pirngadi Medan pada periode Januari 2013 s/d Desember 2013 adalah 997.

3.3.2 Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagian data rekam medik pasien anak rawat inap yang menjalani pengobatan di Rumah Sakit


(34)

18

Pirngadi Kota Medan pada periode waktu Januari 2013 s/d Desember 2013. Sampel diambil secara acak sederhana dihitung berdasarkan rumus sampel minimal Slovin. Rumus sampel minimal Slovin merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel minimal yang diambil bila diketahui jumlah populasinya (Sevilla, 2007).

Rumus sampel minimal Slovin sebagai berikut:

n =

n =

=

=

=

=

90,88.

n = Jumlah Sampel

N = Jumlah Populasi (997)

e = Batas Toleransi Kesalahan (error tolerance) 10% = 0,1

Dengan jumlah populasi sebesar 997 dan batas toleransi kesalahan 10% maka diperoleh besar sampel minimal 90,88, yang diambil 100 data dengan asumsi mempermudah dalam perhitungan.

3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi 3.4.1 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:

a. Seluruh data rekam medik pasien anak rawat inap pada Januari 2013 s/d Desember 2013 di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan. b. Seluruh data rekam medik pasien anak rawat inap yang berusia 0 - 12 tahun


(35)

19 3.4.2 Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:

a. Seluruh data rekam medik pasien anak rawat inap yang tidak lengkap. b. Data rekam medik pasien anak rawat inap diluar periode Januari 2013 s/d

Desember 2013.

3.5 Instrumen Penelitian

Status rekam medik (Medical Record) dari pasien anak rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan buku registrasi dapat diketahui populasi penelitian, dari populasi ditentukan sampel yang memenuhi kriteria inklusi, rekam medik sampel yang telah ditetapkan kemudian dikumpulkan. Pemindahan data yang diperlukan dari tiap-tiap rekam medik sampel dipindahkan ke lembar pengumpul data. Pengumpulan data dilakukan dengan simple random sampling secara

retrospective yaitu berupa pengamatan atau gambaran mengenai subjek penelitian

yang meneliti data kebelakang. Data yang dikumpulkan merupakan data resep penggunaan obat dari data rekam medik pasien anak rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan periode Januari 2013 s/d Desember 2013 berdasarkan jenis kelamin, usia, lama perawatan, diagnosis penyakit, jumlah obat perpasien, jenis obat, bentuk sediaan, golongan obat dan golongan antibiotik di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan.


(36)

20 3.7 Analisis Data

Berdasarkan lembar pengumpul data dibuat rekapitulasi data-data yang diperoleh ke dalam sebuah master tabel yang memuat inisial nama, jenis kelamin, nomor rekam medik kesehatan, cara bayar, umur, ruangan, tanggal masuk dan keluar dari rumah sakit, diagnosis utama/masuk, komplikasi/tambahan dan akhir, obat dan terapi lain yang diberikan. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan program Microsoft Excel, kemudian disajikan dalam persentase, nilai rata-rata dan tabel.

3.8 Definisi Operasional

Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Variabel Definisi Operasional Parameter

Periode Total lamanya data penelitian. Periode 2013 dari Januari s/d Desember 2013

Jenis kelamin Gender dari objek penelitian. Laki-laki dan Perempuan Usia Total lama waktu hidup objek yang

diambil lembar dari data pasien anak rawat inap.

Neonatus : 0 - 1 bulan Balita : 1 bulan - 2 tahun Anak : 2 tahun - 12 tahun Lama perawatan Lama pasien dirawat inap. Perawatan paling cepat selama

2 hari dan perawatan paling lama selama 26 hari

Diagnosis penyakit Diagnosis penyakit pasien anak rawat inap pada lembar data yang diambil.

Seluruh diagnosis yang tercantum pada data rekam medis

Obat perpasien Penggunaan jumlah obat yang diresepkan pada setiap pasien anak rawat inap.

Jumlah obat per resep berdasarkan:

a. Jenis kelamin b. Usia

Jenis obat Pembagian jenis obat yang diresepkan pada pasien anak rawat inap.

a. Generik b. Non generik Bentuk sediaan Bentuk sediaan yang diberikan pada

pasien anak rawat inap.

a. Injeksi b. Serbuk c. Tablet d. Sirup e. Drop f. Suppossitoria Golongan obat Pembagian obat yang diresepkan

berdasarkan fungsi obat pada pasien anak rawat inap.

a. Cairan Intravena b. Antibiotik c. Antipiretik d. Suplemen Nutrisi


(37)

21

e. Sistem Pencernaan f. Sistem Syaraf Pusat g. Sistem Pernafasan h. Antiinflamasi i. Antijamur j. Antialergi k. Dan lain-lain Golongan antibiotik Penggunaan antibiotik

berdasarkan penggolongan pada pasien anak rawat inap.

a. Sefalosporin b. Penisillin c. Aminoglikosida d. Beta lactam e. Sulfonamida f. Chloramphenicol g. Makrolida

3.9 Langkah Penelitian

Langkah pengambilan data yang dilakukan untuk mengumpulkan data rekam medik pasien adalah:

a. Meminta rekomendasi dekan Fakultas Farmasi USU untuk dapat melakukan penelitian di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan.

b. Menghubungi kepala bidang pendidikan dan penelitian Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan untuk mendapatkan izin melakukan penelitian, dengan membawa surat rekomendasi dari fakultas.

c. Mengumpulkan semua data rekam medik yang masuk dari bulan Januari 2013 s/d Desember 2013 di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan.

d. Memilih data rekam medik secara acak diperoleh sampel 100 pada pasien anak rawat inap.


(38)

22

e. Mendata hasil berdasarkan jenis kelamin, usia, lama perawatan, diagnosis penyakit, jumlah obat perpasien, jenis obat, bentuk sediaan, golongan obat dan golongan antibiotik.


(39)

23

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Pasien Anak Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan

Penelitian ini telah dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan yang dimulai dari bulan Juni 2014 s/d Juli 2014. Diketahui bahwa total data pasien anak rawat inap pada periode Januari 2013 s/d Desember 2013 sebanyak 997 lembar data pasien anak. Data diambil secara acak sebanyak 100 data pasienanak rawat inap dari rekam medik dalam rentang waktu Januari 2013 s/d Desember 2013 yang memenuhi kriteria inklusi sebagai objek penelitian yang meliputi penggunaan obat berdasarkan jenis kelamin, usia, lama perawatan, diagnosis penyakit, jumlah obat perpasien, jenis obat, bentuk sediaan, golongan obat dan golongan antibiotik.

4.1.1 Jenis Kelamin

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap studi penggunaan obat pada pasien anak rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Karakteristik Jenis Kelamin Pada Pasien Anak Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan Periode Januari 2013 s/d Desember 2013.

No. Jenis Kelamin Jumlah Pasien Persentase (%)

1 Laki-laki 55 55

2 Perempuan 45 45


(40)

24

Berdasarkan hasil dari 100 data rekam medik yang diteliti diperoleh 55 (55%) adalah anak lelaki dan 45 (45%) adalah anak perempuan dengan penyakit yang bermacam-macam. Aktifitas fisik yang banyak pada anak laki-laki dapat membuat kondisi fisik tubuh cepat mengalami penurunan termasuk penurunan sistem kekebalan tubuh, sehingga lebih berisiko terkena penyakit (Pudjiaji, 2010). Beberapa hasil penelitian dalam Lismartina, (2000), menjelaskan bahwa jenis kelamin merupakan faktor gizi internal yang menentukan kebutuhan gizi sehingga pada ada keterkaitan antara jenis kelamin dengan keadaan gizi. Soetjiningsih (1995) mengemukakan bahwa kematian bayi dan malnutrisi anak pria lebih rentan sakit dibandingkan perempuan.

Hasl penelitian Chen dan Jus’at, (1992), di Baghdad dan India, menunjukkan bahwa keadaan gizi balita perempuan, selalu lebih rendah dibandingkan balita laki-laki. Penelitian berbeda dihasilkan oleh Sudati dalam Lismartina, (2000), dari hasil analisi data Susenas, (1986), didaptkan bahwa prevalensi gizi kurang pada anak laki-laki lebih banyak dibandingkan pada anak perempuan. Perbedaan tersebut belum dapat dijelaskan secara pasti antara faktor genetik atau dalam hal perawatan/pemberian makan.

4.1.2 Usia

Penggolongan umur pada penelitian ini berdasarkan penggolongan masa anak-anak menurut The British Pediatric Association (BPA) pada tahun 2003, yang terdiri dari neonatus (awal kelahiran -1 bulan), bayi (1 bulan - 2 tahun), dan anak (2 tahun - 12 tahun).

Bayi dan anak mudah sakit jika dibandingkan orang dewasa, anak-anak lebih rentan terhadap penyakit karena sistem imunnya belum terbentuk


(41)

25

dengan sempurna. Banyak faktor yang menyebabkan anak rentan sakit, namun penyebab terbesar adalah adanya infeksi virus (Triasmara, 2013).

Dari 100 rekam medik pasien yang diteliti merupakan pasien dengan usia anak 2 tahun - 12 tahun 65 (65%) kemudian bayi 1 bulan - 2 tahun 32 (32%) dan neonatus 0 - 1 bulan 3 (3%), dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Karakteristik Usia Pada Pasien Anak Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan Periode Januari 2013 s/d Desember 2013.

No. Usia Jumlah Pasien Persentase (%)

1 2 tahun - 12 tahun 65 65

2 1 bulan - 2 tahun 32 32

3 0 - 1 bulan 3 3

Total 100 100

Pada pasien anak berdasarkan usia 2 tahun - 12 tahun umumnya mempunyai keluhan yang lebih banyak dari pada bayi, hal ini sesuai dengan pertambahan usia dan aktifitas yang lebih banyak menjadi penyebab terganggunya fungsi kekebalan tubuh (Maas, 2007). Berdasarkan dari hasil penelitian Fras K., et al, (2013), penelitian Penderita diare akut terbanyak berdasarkan kriteria kelompok umur adalah pada kelompok umur 1 - 5 tahun yaitu sebanyak 42,85 % (36 penderita). Kelompok usia 1 - 5 tahun adalah kelompok anak yang mulai aktif bermain dan rentan terkena infeksi penyakit terutama diare. Anak pada kelompok umur ini dapat terkena infeksi bakteri penyebab diare pada saat bermain di lingkungan yang kotor serta melalui cara hidup yang kurang bersih (Wulandari, 2012).


(42)

26 4.1.3 Lama Perawatan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap studi penggunaan obat pada pasien anak rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan lama perawatan yang paling lama adalah selama 26 hari dan yang paling cepat perawatan adalah selama 2 hari, dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Karakteristik Lama Perawatan Pada Pasien Anak Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan Periode Januari 2013 s/d Desember 2013.

No. Lama Perawatan (hari)

Jumlah Pasien

Persentase Jumlah

Pasien (%) hari x pasien

1 1 0 0 0

2 2 10 10 20

3 3 14 14 42

4 4 22 22 88

5 5 20 20 100

6 6 14 14 84

7 7 2 2 14

8 8 3 3 24

9 9 3 3 27

10 10 2 2 20

11 11 3 3 33

12 12 2 2 24

13 13 0 0 0

14 14 2 2 28

15 15 0 0 0

16 16 1 1 16

17 21 1 1 21

18 26 1 1 26

Jumlah 100 100 567

Rata-rata lama perawatan 5,67 hari Berdasarkan lama perawatan pada pasien anak rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan pada periode Januari 2013 s/d Desember 2013, lama perawatan 4 hari merupakan perawatan persentase yang paling tinggi (22%) diikuti dengan 5 hari perawatan (20%) kemudian lama perawatan 3 dan 6 hari (14%). Lama perawatan 2 hari merupakan lama perawatan yang paling cepat


(43)

27

(10%) dan lama perawatan 26 hari merupakan lama perawatan yang paling lama (1%). Penelitian ini menyebutkan bahwasannya perawatan selama 4 hari memiliki persentase yang paling tinggi yang berarti dalam penggunaan obat pada pasien anak terutama antibiotik didapat jumlah penggunaan antibiotik yang paling banyak secara keseluruhan, namun jika ditinjau pada setiap pasien yang dirawat, penggunaan obat terutama antibiotik yang paling banyak didapati pada pasien yang dirawat selama 26 hari.

4.1.4 Diagnosis Penyakit

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap studi penggunaan obat pada pasien anak rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan pada periode Januari 2013 s/d Desember 2013 ini, mayoritas pasien anak rawat inap menderita infeksi (44%). Infeksi itu sendiri merupakan penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme, yang menimbulkan kerusakan atau gangguan fungsi jaringan. Penyakit infeksi merupakan penyebab utama dalam kasus kematian pada masyarakat sepanjang abad 20. Sedikitnya 100.000 kasus di rumah sakit di Inggris pertahunnya disebabkan karena infeksi, dengan angka kematian mencapai 5.000 kematian (Surahman, et al., 2008).

Setelah infeksi diagnosis terbanyak setelahnya adalah gangguan pernafasan (21%), gangguan pencernaan (13%), gangguan seizure (5%), malnutrisi (5%), dan penyakit lainnya (12%), dapat dilihat pada Tabel 4.4.


(44)

28

Tabel 4.4 Karakteristik Diagnosis Penyakit Pada Pasien Anak Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan Periode Januari 2013 s/d Desember 2013.

No. Diagnosis Penyakit Jumlah Persentase (%)

1 Infeksi 44 44

2 Gangguan Pernafasan 21 21

3 Gangguan Pencernaan 13 13

4 Gangguan Seizure 5 5

5 Malnutrisi 5 5

6 Dan lain-lain 12 12

Jumlah 100 100

4.2 Persentase Penggunaan Obat Perpasien Pada Pasien Anak Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan

4.2.1 Jenis Kelamin

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada pasien anak rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan, persentase jumlah penggunaan obat berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Karakteristik Jenis Kelamin Pada Pasien Anak Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan Periode Januari 2013 s/d

Desember 2013.

Jenis kelamin Jumlah

Pasien Jumlah R/

Rata-rata R/ perpasien

Persentase (%)

Laki-laki 55 271 4,93 54,09

Perempuan 45 230 5,11 45,91

Total 100 501 5,01 100

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, total penggunaan obat pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan adalah sebanyak 501 R/ dengan rata-rata 5,01 R/ dimana mayoritas penggunaan resep


(45)

29

perpasien pada pasien anak perempuan 5,11 R/ (230 R/). Sedangkan pasien anak laki-laki menerima 4,93 R/ (271 R/).

4.2.2 Usia

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap studi penggunaan obat pada pasien anak rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan, persentase jumlah penggunaan obat berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 4.6. Tabel 4.6 Karakteristik Usia Pada Pasien Anak Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan Periode Januari 2013 s/d Desember 2013.

Usia Jumlah

Pasien Jumlah R/

Rata-rata R/ Perpasien

Persentase (%) 2 tahun - 12 tahun 65 322 4,95 64,27

1 bulan - 2 tahun 32 166 5,19 33,13

0 - 1 bulan 3 13 4,33 2,60

Total 100 501 5,01 100

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, total penggunaan obat pada pasien anak rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan adalah sebanyak 501 R/dengan rata-rata 4,82 R/dimana mayoritas penggunaan resep perpasien pada pasien anak berusia 1 bulan - 2 tahun dengan rata-rata 5,19 R/ (166 R/), diikuti pasien anak berusia 2 tahun - 12 dengan rata-rata 4,95 R/ (322 R/), dan pada pasien anak berusia 0 - 1 bulan dengan rata-rata 4,33 R/ (13 R/).

4.3 Persentase Penggunaan Jenis Obat Berdasarkan Generik dan Non Generik Pada Pasien Anak Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap penggunaan jenis obat generik dan non generik pada pasien anak rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan, didapati mayoritas obat yang diresepkan


(46)

30

merupakan obat generik 311 R/ (62,08%) dan obat non generik 190 R/ (37,92%), dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7 Karakteristik Penggunaan Obat Berdasarkan Generik dan Non Generik Pada Pasien Anak Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan Periode Januari 2013 s/d Desember 2013.

Obat Generik Obat Non Generik

Jumlah R/ Persentase ( % ) Jumlah R/ Persentase ( % )

311 62,08 190 37,92

Obat generik merupakan obat program pemerintah yang penggunaannya diberlakukan melalui SK Menteri Kesehatan Nomor 085/Menkes/Per.1/1989 tanggal 28 Januari 1989, peraturan ini sangat bermanfaat sebab harga generik yang murah dapat meringankan beban masyarakat dalam hal kebutuhan obat serta dapat meningkatkan efisiensi, cakupan dan pemerataan pelayanan kesehatan untuk mereka yang membutuhkan. Pemerintah juga mewajibkan kepada semua fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah untuk menuliskan resep obat generik (Sumantomo, 2006). Hasil penelitian diperoleh bahwa penggunaan obat di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan lebih banyak menggunakan obat generik dari pada menggunakan obat non generik, hal ini dikarenakan Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan merupakan rumah sakit pemerintah yang harus mengikuti Peraturan Menteri Kesehatan yang mengharuskan penggunaan obat generik.

4.4 Persentase Penggunaan Obat Berdasarkan Bentuk Sediaan Pada Pasien Anak Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap studi penggunaan obat pada pasien anak rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan


(47)

31

berdasarkan bentuk sediaan adalah mayoritas obat yang digunakan dalam bentuk sediaan injeksi sebanyak 254 (50,70%), bentuk sediaan serbuk sebanyak 140 (27,94%), bentuk sediaan sirup/eliksir sebanyak 57 (11,38%), bentuk sediaan drop sebanyak 28 (5,59%), bentuk sediaan suppossitoria/rectal tube sebanyak 12 (2,40%), bentuk sediaan tablet sebanyak 6 (1,20%), dalam bentuk sediaan salap/cream sebanyak 3 (0,60%), dan dalam bentuk sediaan bedak sebanyak 1 (0,19%), dapat dilihat pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8 Karakteristik Penggunaan Obat Berdasarkan Bentuk Sediaan Obat Pada Pasien Anak Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan Periode Januari 2013 s/d Desember 2013.

No. Bentuk Sediaan Obat Jumlah R/ Persentase (%)

1 Injeksi 254 50,70

2 Serbuk 140 27,94

3 Sirup/Eliksir 57 11,38

4 Tablet 6 1,20

5 Drop 28 5,59

6 Suppossitoria/Rectal tube 12 2,40

7 Salap/Cream 3 0,60

8 Bedak 1 0,19

Jumlah 501 100,00

Berdasarkan hasil penelitian, bahwa dapat dilihat perbedaan bentuk sediaan obat yang paling banyak dan bentuk sediaan yang sedikit digunakan. Bentuk sediaan yang paling banyak digunakan adalah bentuk sediaan injeksi, dikarenakan sediaan ini memiliki keuntungan yaitu efeknya timbul lebih cepat dan teratur dibandingkan dengan pemberian per oral, dapat diberikan pada penderita yang tidak kooperatif dan tidak sadar, serta sangat berguna dalam keadaan darurat (Surahman, et al., 2008). Dari data diatas juga dapat dilihat bahwa rute pemberian


(48)

32

yang paling banyak digunakan selain bentuk sediaan injeksi adalah sediaan oral. Pada umumnya penggunaan obat secara oral lebih banyak digunakan dibandingkan dengan sediaan topikal, karena penggunaan obat melalui oral adalah yang paling menyenangkan, murah, penggunaannya mudah dan paling aman (Anief, 2004). Dari data tersebut sediaan cair per oral juga banyak digunakan, hal ini dikarenakan sediaan cair per oral lebih mudah ditelan, mudah diberikan kepada bayi dan anak - anak, dosisnya mudah diatur serta rasa dan bau yang tidak enak dapat ditutupi dengan korigensia (Jas, 2007). Sediaan cair per oral yang lebih banyak digunakan adalah sirup dikarenakan pasien anak yang datang berobat ke Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan dalam periode tersebut kebanyakan anak usia 2 tahun - 12 tahun, dimana anak usia tersebut dianggap lebih mudah menggunakan sirup dari pada drops. Selain itu dikarenakan harga drops lebih mahal karena wadah sulit dan harus disertai penetes (Jas, 2007). Sediaan penggunaan obat secara injeksi lebih banyak digunakan karena pasien anak yang menderita penyakit adalah pasien anak rawat inap yang biasa diberikan sediaan dengan rute intravena.

4.5 Persentase Penggunaan Obat Berdasarkan Golongan Obat Pada Pasien Anak Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap studi penggunaan obat pada pasien anak rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan, mayoritas pasien menerima obat yang paling banyak digunakan berdasarkan golongan obat adalah golongan antibiotik sebanyak 128 R/ (25,55%), cairan intravena sebanyak 106 R/ (21,16%), antiinflamasi sebanyak 86 R/(17,17%), sistem pencernaan 54 R/ (10,78%), suplemen nutrisi 49 R/ (9,78%), sistem


(49)

33

pernafasan sebanyak 37 R/ (7,39%), sistem syaraf pusat sebanyak 31 R/ (6,19%), dan golongan obat lainnya 10 R/ (2,00%) dapat dilihat pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9 Karakteristik Penggunaan Obat Berdasarkan Golongan Obat Pada Pasien Anak Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan Periode Januari 2013 s/d Desember 2013.

No Golongan Obat Jumlah R/ Persentase (%)

1 Antibiotik 109 21,76

2 Cairan Intravena 106 21,16

3 Anti Inflamasi 86 17,17

4 Sistem Pencernaan 54 10,78

5 Suplemen Nutrisi 49 9,78

6 Sistem Pernafasan 37 7,38

7 Sistem Syaraf Pusat 31 6,18

8 Anti Jamur 19 3,79

9 Dan lain-lain 10 1,99

Jumlah 501 100,00

Berdasarkan hasil penelitian ini tentang studi penggunaan obat pada pasien anak rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan berdasarkan golongan obat yang paling banyak digunakan adalah antibiotik dikarenakan pada pasien anak rawat inap banyak menderita diagnosa infeksi virus dan bakteri. Sedangkan untuk golongan obat yang paling sedikit digunakan masuk kedalam golongan dan lain-lain, seperti obat antikanker, antikoagulan dan keratolitik.

4.6 Persentase Penggunaan Obat Golongan Antibiotik Pada Pasien Anak Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap studi penggunaan obat pada pasien anak rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan,


(50)

34

golongan antibiotik yang paling banyak digunakan adalah golongan sefalosporin sebanyak 61 R/ (55,96%), penisillin sebanyak 21 R/ (19,27%), aminoglikosida sebanyak 17 R/ (15,60%), beta lactam sebanyak 3 R/ (2,75%), sulfonamida sebanyak 3 R/ (2,75%), chloramphenicol sebanyak 3 R/ (2,75%), dan Makrolida sebanyak 1 R/ (2,75%) dapat dilihat pada Tabel 4.10.

Tabel 4.10 Karakteristik Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Anak Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan Periode Januari 2013 s/d Desember 2013.

Hasil penelitian dari studi penggunaan golongan antibiotik pada pasien anak rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan yang paling banyak digunakan adalah antibiotik golongan sefalosporin. Menurut penelitian lain yang dilakukan oleh Surahman, et al., (2008), antibiotik sefalosporin juga menjadi golongan antibiotik yang paling banyak digunakan, hal ini disebabkan karena hampir semua sefalosporin diberikan melalui rute parenteral, kecuali sefaleksin, sefradin, sefaklor dan sefadroksil yang diberikan secara per oral. Selain itu, sefalosporin merupakan antibiotik parenteral yang aman dan mempunyai potensi antibakteri yang tinggi.

No Golongan Antibiotik Jumlah Persentase (%)

1 Sefalosporin 61 55,96

2 Penisillin 21 19,27

3 Aminoglikosida 17 15,60

4 Beta lactam 3 2,75

5 Sulfonamida 3 2,75

6 Chloramphenicol 3 2,75

7 Makrolida 1 0,92


(51)

35 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel yang diambil periode Januari 2013 s/d Desember 2013sebanyak 100 data rekam medik. Jumlah pasien anak rawat inap yang paling banyak terjadi pada pasien laki-laki (55%). Usia yang paling banyak terjadi pada usia 2 tahun - 12 tahun (65%). Lama perawatan persentase yang paling tinggi (22%) selama 4 hari dan penggunaan obat berdasarkan diagnosis penyakit paling banyak terjadi pada penyakit infeksi (44%). Jumlah penggunaan obat perpasien yang paling banyak pada pasien perempuan 230 R/ dengan rata - rata 5,11 dan jumlah penggunaan obat perpasien yang paling banyak pada usia 1 bulan - 2 tahun 166 R/ dengan rata - rata 5,19. Berdasarkan jenis obat generik dan non generik yang paling banyak digunakan adalah obat generik (62,08%). Bentuk sediaan penggunaan obat yang paling banyak digunakan adalah bentuk sediaan injeksi (50,70%). Berdasarkan golongan obat yang paling banyak digunakan adalah antibiotik (21,76%) dan golongan antibiotik yang paling banyak digunakan adalah antibiotik golongan sefalosporin (55,96%).

5.2 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan kepada peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian terhadap studi penggunaan obat pada pasien anak rawat inap di berbagai rumah sakit atau pelayanan kesehatan lainnya,agar dapat dijadikan perbandingan dan menggambarkan penggunaan obat di instansi pelayanan kesehatan yang ada di kota Medan. Diharapkan juga pada


(52)

36

penelitian selanjutnya dapat melakukan penelitian dari studi penggunaan obat terhadap interaksi obat yang ada pada penelitian ini.


(53)

37

DAFTAR PUSTAKA

Abubakar. (2012). Tinjauan Yuridis Perlindungan Hukum Pasien. Medan: Sumatera Utara University Press. Halaman 1, 3.

Anief, M. (1997). Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Halaman 13.

Anief, M. (2004). Farmasetika. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Halaman 56-64.

Anief, M. (2004).Prinsip Umum dan Dasar Farmakologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Halaman 19, 20, 22, 24, 52-53.

Aslam, Mohammed, Chik K.T., Adi P. (2003). Farmasi Klinis (Clinical Pharmacy). Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Halaman 18.

Departemen Kesehatan RI. (2004). Rumah Sakit. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Halaman 1.

Edah. (2014). Cara Penggunaan Obat Pada Anak Kecil. Dalam: Buku Pedoman Penggunaan Obat Secara Aman Bagi Imigran Baru. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Halaman 164-165.

Fendhyuhamka. (2011). Penggunaan Obat Pada Anak Dan Lansia Dalam: Serba

Serbi Farmasi. Editor: Rusman. Jakarta: PT Gramedia.Halaman 61–62.

Fras, K., Heedy, T., Lily R.G. (2013). Studi Penggunaan Obat Pada Penderita Diare Akut Di Instalasi Rawat Inap Blu Rsup Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode Januari – Juni 2012. Jurnal Ilmiah Farmasi. Manado: Program Studi Farmasi Mipa UNSRAT. 2 (1): 47.

Icha, D.F. (2006). Konsep Obat Essensial. Medan: Universitas Sumatera Utara Press. Halaman 1.

Jas, A. (2007). Perihal Obat Dengan Berbagai Jenis dan Bentuk Sediaannya. Medan: USU Press. Halaman 31–36.

Jas, A. (2009). Perihal Resep Dan Dosis Serta Latihan Menulis Resep. Edisi 2. Medan: USU Press. Halaman 19-20.

Joenoes, N.Z. (2001). ARS Prescribendi Resep Yang Rasional. Edisi 2. Surabaya: Airlangga University Press. Halaman 20-25.

Kemenkes RI. (2011). Pedoman Penanggulangan Penyakit Diare. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 6.


(54)

38

Laporte, J.R., Porta, M., Capella, D. (1983). Drug utilization studies: a tool for determining the effectivenes of drug use. British Journal of Clinical

Pharmacology. 16(6): 301-304

Lismartina. (2000). Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya KEP Pada Anak Balita Di Kecamatan Tebet Walikotamadya Jakarta Selatan Tahun 2000. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok.

Maas, L. (2007). Kesehatan Ibu Dan Anak. Jakarta : PT Gramedia. Halaman 11-12.

Murali. (2013). The Study Of Drug Utilization Pattern In Pediatric Patients.

International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences. 5(3):

140–144.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Halaman. 127.

Permenkes RI. (2008). Rekam Medis. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 2-3.

Permenkes RI. (2010). Kewajiban Menggunakan Obat Generik Di Fasilitas

Pelayanan Kesehatan Pemerintah. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik

Indonesia. Halaman 4-5.

Prest. (2003). Penggunaan Obat Pada Anak-anak. Dalam: Farmasi klinis. Editor: Aslam. Jakarta: PT Gramedia. Halaman 191-192

Pudjiaji, S. (2010). Ilmu Gizi Klinis Pada Anak. Jakarta: Balai Penerbit FK UI. Halaman 30.

Richard, H. (2003). The British Association For Pediatric Nephrology. London: University of Birmingham. Halaman 191–192.

Setiabudy, R. (2007). Pengantar Antimikroba. Dalam: Gunawan, S.G., editor.

Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta: Departemen Farmakologi dan

Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Halaman 585-587, 674-675, 681-682, 723-724.

Sevilla, C.G. (2007). Research Methods. Quezon City: Rex Printing Company. Halaman 42.

Situmorang, M. (2012). Pengertian Obat-Obatan. Medan. Repository Universitas

Sumatera Utara. Halaman 1.


(55)

39

Strom, B.L. (1989). Pharmacoepidemiology. New York. J Wiley. 3 (7): 200. Sumantomo, B. (2006). Perbandingan Bioavailabilitas Dalam Sediaan Generik

dan Paten Secara In Vitro. Skripsi. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

Surahman, E., Mandalas, E., dan Kardinah, E.I. (2008). Evaluasi Penggunaan Sediaan Farmasi Intravena Untuk Penyakit Infeksi Salah Satu Rumah Sakit Swasta Di Kota Bandung. Majalah Ilmu Kefarmasian. 5(1): 31. Susenas. (1986). Statistik Keadaan Balita. Jakarta: Biro Pusat Statistik dengan

Direktorat Bina Gizi Masyarakat. Halaman 97.

Tan, H.T., dan Rahardja, K. (2010). Obat – Obat Penting Khasiat, Penggunaan dan Efek – Efek Sampingnya. Edisi keenam. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Halaman 57-58, 81-82.

Triasmara, W. (2013). 12 Cara Agar Balita Tidak Mudah Sakit. November 2014.

Vrance, M., dan Millitong W.r. (1986). Principle Of Irrational Drug Theraphy. International Journal of Health Sciences. 16 (3): 355-361.

Wattimena, J.R., Sugiarso, Nelly C., Widianto, Mathilda, B., Sukandar, E.Y., Soemardji, Andreanus, A., Setiadi, Anna, R. (1991). Farmakodinamik dan

Terapi Antibiotik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Halaman

16-17.

Wulandari, A. (2012). Penanganan Diare Di Rumah Tangga Merupakan Upaya Menekan Angka Kesakitan Diare Pada Balita. Jurnal Pediatric. 5 (2): 2-3. WHO. (2003). Introduction to Drug Utilization Research.Oslo:WHO International Working Group for Drug Statistics Methodology.WHO Collaborating Centre for Drug Statistics Methodology. 6 (4): 8.


(56)

40

MASTER DATA

DATA PASIEN ANAK RAWAT INAP RUMAH SAKIT PIRNGADI MEDAN TAHUN 2013

1. Nama : C. F Jenis Kelamin : Laki – laki No Rm : 00876971 Cara Bayar : Umum Umur : 4 Bulan

Ruangan : Ruang III Melati III

Tanggal : 28 Maret 2013 s/d 01 April 2013 Diagnosa : Bronchopneumonia

Obat : O2 1 L/i nasal canule

IUFD D5% Nacl 0,225% 20 gtt/i micro Injeksi Cefotaxime 350 mg/ 12 jam / IV Injeksi Gentamycin 20 mg/ 12 jam/ IV Paracetamol 3x75 mg

2. Nama : A. S

Jenis Kelamin : Laki - laki No Rm : 00877464 Cara Bayar : Umum

Umur : 2 Bulan 11 Hari Ruangan : Ruang III Melati III

Tanggal : 01 April 2013 s/d 02 April 2013 Diagnosa : Obs. Vomitus

Obat : IUFD PC 75 cc/ kg bb 300 mg/ 4 jam pkl. 22.30

IUFD D 55% Nacl 0,45% 20 gtt/ i micro 3. Nama : Alf

Jenis Kelamin : Laki – laki No Rm : 00876971 Cara Bayar : Umum

Umur : 2 Bulan 3 Hari Ruangan : Ruang III Melati I

Tanggal : 20 Maret 2013 s/d 23 Maret 2013

Diagnosa : Congenital Malformations ( Atresia Bilier ) Obat : IUFD D5% Nacl 0,225% 20 gtt/i micro Odafalk 3 x 50 mg

Diet ASI ad libitum 4. Nama : A/D Prm

Jenis Kelamin : Laki – laki No Rm : 00891901 Cara Bayar : Jamkesmas Umur : 188 Hari


(57)

41

Tanggal : 24 Juli 2013 s/d 26 Juli 2013

Diagnosa : Diare dan Gastroenteritis Ringan – Sedang Obat : IUFD RL 5/5 Kaen 3B 30 gtt/i micro Zinc 1 x 20 mg

Lacto B 2 x 1 sachet Paracetamol 3 x 100 mg 5. Nama : A. L. S

Jenis Kelamin : Perempuan No Rm : 00883031 Cara Bayar : Jamkesda Umur : 4 Bulan

Ruangan : Ruang III Melati I

Tanggal : 16 Mei 2013 s/d 27 Mei 2013 Diagnosa : Bronchopneumonia

Obat : Injeksi Ampicillin 250 mg/ 8 jam/ IV Injeksi Gentamycin 20 mg/ 12 jam/ IV Paracetamol 3 x 50 mg

Nebule Nacl 0,97% 2,5 cc + Ventolin 1 ampul/ 12 jam

Diet ASI / PASI ad libitum 6. Nama : Jnt

Jenis Kelamin : Laki – laki No Rm : 00885551 Cara Bayar : Jamkesda Umur : 4 Bulan 18 Hari Ruangan : Ruang III Melati III

Tanggal : 04 Juni 2013 s/d 06 Juni 2013 Diagnosa : Hischprung Disease

Obat : IUFD D5% Nacl 0,725% 8 gtt/i micro NGT Terbuka

Diet Puasa Sementara

7. Nama : A/D Rmy Jenis Kelamin : Laki – laki No Rm : 00881420 Cara Bayar : Jamkesmas Umur : 1 Bulan 14 Hari Ruangan : Ruang III Melati III

Tanggal : 01 Mei 2013 s/d 08 Mei 2013 Diagnosa : Anaemia

Obat : O21/2 L/i Nasal Canule IUFD Nacl 0,225% 20 gtt

Injeksi Meropenem 125 mg/ 24 jam / IV Nistatin Drop 3 x 0,55 cc

Paracetamol 3 x 40 mg Myconazole


(1)

67

Paracetamol 3 x 200 mg Cek darah Rutin / 6 jam

Injeksi Ceftriaxone 400 mg/ 12 Jam / IV Injeksi Ranitidine 16 mg / 8 Jam / IV 85.Nama : R. A

Jenis Kelamin : Laki – laki No Rm : 00 88 56 07 Cara Bayar : Umum

Umur : 6 Tahun 4 Bulan 12 Hari Ruangan : Ruang III Melati I

Tanggal : 04 Juni 2013 s/d 08 JUni 2013 Diagnosa : Ensefalitis

Obat : O2 1 L/i nasal canule

IUFD D5% Nacl 0,45% 50 gtt/i micro Injeksi Chloramphenicol 500 mg / 8 jam /IV Injeksi Cefotaxime 700 mg/ 8 jam / IV Phenobalbital 2 x 40 mg

Paracetamol 2 x 150 mg

Diet SV 1250 kkal dengan 35 g protein Injeksi Gentamycin 50 mg / 12 jam / IV 86.Nama : A. Az-Z. Nst

Jenis Kelamin : Perempuan No Rm : 00 86 84 66 Cara Bayar : JPKMS Umur : 5 Tahun

Ruangan : Ruang III Melati I

Tanggal : 15 Januari 2013 s/d 19 Januari 2013 Diagnosa : Pnemonia (Demam Thypoid) Obat : Cefixime 2 x 50 mg

IUFD D5% Nacl 0,45% 20 gtt/i Ambroxol 3 x ½ tab

Injeksi Ceftriaxone 750 mg / 12 jam / IV Nistatin drop 4 x 1 cc ( Nyscostation)

Paracetamol 4 x 250 mg

Diet MB 1350 kkal dengan 30 g protein Nebule Ventoline ½ Respule deengan 2,5 cc

Nacl 0,9% / 8 Jam 87.Nama : Mhd. Ad

Jenis Kelamin : Laki – laki No Rm : 00 97 00 48 Cara Bayar : Umum

Umur : 5 Tahun 11 Bulan 14 Hari Ruangan : Ruang III Melati I

Tanggal : 29 Januari 2013 s/d 04 Februari 2013 Diagnosa : Thypoid Fever


(2)

68

Obat : Amoxicilin 3 x 250 mg Lacto B 3 x 1 Sachet Dexamethasone 3 x 1 mg Oralit 4 x 1 Sachet

Zinc 2 x 20 mg

IUFD 0, 5% Nacl 0,45% 70 gtt/i

Injeksi Ceftriaxone 750 mg / IV / 12 jam Injeksi Ranitidene 1 Amp / 8 jam / IV Antasida Syr 3 x cth I

Paracetamol 3 x 200 mg C. Flora 4 x gtt I

Diet MB 1200 kkal dengan 64 g Protein 88.Nama : B. M

Jenis Kelamin : Perempuan No Rm : 00 69 37 87 Cara Bayar : Jamkesmas Umur : 6 Tahun

Ruangan : Ruang III Melati I

Tanggal : 25 Januari 2013 s/d 31 Januari 2013 Diagnosa : Bronchopneumonia

Obat : O2 1 L/i

IUFD D5% Nacl 0,45% 30 gtt/i micro Injeksi Cefotaxime 500 mg/ 8 jam / IV Injeksi Gentamycin 40 mg/ 12 jam / IV

Ambroxol 4 mg 3 x Pulv I Salbutamol 1,5 mg 3 x Pulv I

Nebule Ventolin 1 resp + flixoride 1 resp / 8 jam

Sereside discus 3 x 1 Nacl 0,96 2,5 cc / 8 jam Cefadroxil Syr 2 x 1 Cth 89.Nama : W. S

Jenis Kelamin : Perempuan No Rm : 00 91 03 48 Cara Bayar : Jamkesmas Umur : 5 Tahun

Ruangan : Ruang III Melati I

Tanggal : 30 Desember 2013 s/d 20 Januari 2013 Diagnosa : Marasmus Nutritional

Obat : O2 1 – 2 L/i nasal canule

IUFD D5% Nacl 0,225% 55 gtt/i micro Injeksi Cefotaxime 500 mg/ 12 jam / IV

Injeksi Dexamethasone 5 mg/ 24 jam / IV Sebelum Diberi AB Selanjutnya 1 mg / 8 jam / I V


(3)

69 90.Nama : D. W. M

Jenis Kelamin : Laki – laki No Rm : 00 90 72 45 Cara Bayar : Umum Umur : 5 Tahun

Ruangan : Ruang III Melati I

Tanggal : 30 Nopember 2013 s/d 05 Desember 2013 Diagnosa : Demam Dengue (DHF Grade III)

Obat : IUFD RL 5 cc / kg BB/Jam 50 gtt/i micro Paracetamol 4 x 200 mg

Injeksi Ranitidine 20 mg / 18 jam / IV Diet M II 1400 kkal dengan 36 g Protein IUFD RL 10 cc/kg BB/Jam 126 gtt/i micro 91.Nama : Z. I. P

Jenis Kelamin : Perempuan No Rm : 00 90 07 98 Cara Bayar : JPKMS

Umur : 5 Tahun 1 Bulan 14 Hari Ruangan : Ruang III Melati I

Tanggal : 02 Oktober 2013 s/d 04 Oktober 2013 Diagnosa : Demam Thypoid

Obat : IUFD D 5 %, Nacl 0,45 % 50 gtt/i micro Injeksi Ceftriaxone 750 mg/ 12 jam Injeksi Ranitidine 20 mg / 8 jam / IV Paracetamol Syr 3 x 1 ½ cth

Diet MII 1250 kkal dengan 30 g protein 92.Nama : W. H

Jenis Kelamin : Perempuan No Rm : 00 90 09 56 Cara Bayar : Jamkesmas Umur : 5 Tahun

Ruangan : Ruang III Melati I

Tanggal : 03 Oktober 2013 s/d 07 Oktober 2013 Diagnosa : Thypoid Fever

Obat : IUFD RL 3 ml / Kg BB/ jam 42 cc / Jam Cefadroxil Syr 2 x cth 1 ½

Paracetamol 3 x 150 mg

Diet MB1400 kkal / hari dengan 36 g Protein

93.Nama : Sv

Jenis Kelamin : Perempuan No Rm : 00 87 61 41 Cara Bayar : JPKMS Umur : 2 Tahun


(4)

70

Tanggal : 21 Maret 2013 s/d 26 Maret 2013 Diagnosa : Intestinal Parasitism

Obat : Paracetamol 3 x 100 mg Diazepam 3 x 1 mg Dulkolacs Supp 5 mg

Injeksi Ranitidine 10 mg / 8 jam IUFD D 5% Nacl, 0225 20 gtt / i micro Diet M II 700 kkal dengan 14 g Protein 94.Nama : R. A

Jenis Kelamin : Laki – laki No Rm : 00 90 85 59 Cara Bayar : JPKMS Umur : 4 Tahun

Ruangan : Ruang III Melati I

Tanggal : 13 Desember 2013 s/d 18 Desember 2013 Diagnosa : Lymphadenitis (Limphadinitra)

Obat : IUFD D5% Nacl 0,45% 50 gtt/i micro Injeksi Ceftriaxone250 mg / 12 jam / IV Injeksi Novalgin 225 mg

Injeksi Metronidazole 250 mg / IV Paracetamol Syr 3 x 2 Cth

95.Nama : F

Jenis Kelamin : Perempuan No Rm : 00 87 72 56 Cara Bayar : JPKMS Umur : 5 Tahun

Ruangan : Ruang III Melati I

Tanggal : 31 Maret 2013 s/d 05 April 2013

Diagnosa : Diarrhoe dan Ge Infection tanpa dehidrasi Obat : IUFD RL 20 gtt / i micro

Diet M II 1500 kkal dengan 80 g protein Lacto B 2 x 1 mg

Zinc 1 x 20 mg

Paracetamol 3x250 mg 96.Nama : S. A. Yz

Jenis Kelamin : Perempuan No Rm : 00 88 28 19 Cara Bayar : JPKMS Umur : 5 Tahun

Ruangan : Ruang III Melati I

Tanggal : 19 Mei 2013 s/d 24 Mei 2013 Diagnosa : Thypoid Fever ec Obs Febries

Obat : Injeksi Chloramphenicol 500 mg / 6 jam / IV


(5)

71

IUFD D5 % Nacl 0,45 % 45 gtt/i micro Diet M II 1100 kkal dengan 28 g Protein

97.Nama : Dv

Jenis Kelamin : Laki – laki No Rm : 00 89 22 21 Cara Bayar : Jamkesmas Umur : 4 Tahun

Ruangan : Ruang III Melati I

Tanggal : 27 Juli 2013 s/d 31 Juli 2013 Diagnosa : Haemarthrosis

Obat : Injeksi koate 300 IU / 12 jam Bolus Nacl 0,9 % 10 cc

98. Nama : P. A Jenis Kelamin : Perempuan No Rm : 00 88 39 00 Cara Bayar : JPKMS Umur : 4 Tahun

Ruangan : Ruang III Melati I

Tanggal : 21 Mei 2013 s/d 03 Juni 2013

Diagnosa : TB Paru , Marasmus, Bronchopneumonia, Furunkel, Dermatitis Atopi, Prurigo Lebra Obat : Contrimoksazole 2 x 240 mg ( 2 x ½ Cth )

Nystatin drop

Zinc 1 x 20 mg selama 10 hari Asam Folat 1 x 5 mg

INH 1 x 100 mg

Rifampisin 1 x 100 mg PZA 1 x 200 mg

Paracetamol 3 x 125 mg

Injeksi cefotaxime 300 mg / 12 Jam / IV Injeksi Gentamycin 40 mg / 12 Jam / IV Ambroxol Syr 3 x ½ Cth

Nebule Nacl 0,9 % dengan Pulmicart 1 resp/8Jam

Betametason Cream

Kompres Nacl 0,9 % / 12 Jam Pada Furunkel 15 Menit

Vitamin A 1 x 200.000 IU ( 1 Kali Pemberian)

Multivitamin Tanpa Fe Syr 1 x 1 Cth (Becefort )

Diet MB 110 cc / 2 jam 99. Nama : Nd


(6)

72 No Rm : 00 89 69 54 Cara Bayar : JPKMS Umur : 5 Tahun

Ruangan : Ruang III Melati I

Tanggal : 09 September 2013 s/d 13 September 2013 Diagnosa : Demam Dengue Haemorragie (DHF Grade

III)

Obat : IUFD RL 20 cc / menit

Injeksi Ceftriaxone500 mg / 12 jam / IV Injeksi Ranitidine 10 mg / 8 jam / IV Paracetamol 3 x 100 mg (k/p)

Diet SV 500 cc / 8 jam / NGT O2 Nasal Canule 1 -2 L/i

IUFD RL 320 cc selama 15 menit 100.Nama : A. A.

Jenis Kelamin : Laki – laki No Rm : 00 96 44 79

Cara Bayar : JPKMS Umur : 8 Bulan

Ruangan : Ruang III Melati I

Tanggal : 30 Agustus 2013 s/d 2 September 2013 Diagnosa : GE, Dehidrasi Ringan - Sedang

Obat : IUFD D 10% 2 cc/Kg BB

Zinc 1 x 20 mg

Stesulid supp 5 mg Lacto B 1 x 1 Sachet Paracetamol 3 x 75 mg

Cefixtrime 2 x 40 mg (gtt)

IUFD RL 75 cc / Kg BB selama 6 Jam 525 cc dalam 6 jam 90 gtt/ i micro