KONSTRUKSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN BERTATO DALAM FILM PERJAKA TERAKHIR (Analisis Semiotik pada Film Perjaka Terakhir Karya Arie Aziz)

KONSTRUKSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN BERTATO
DALAM FILM PERJAKA TERAKHIR
(Analisis Semiotik pada Film Perjaka Terakhir Karya Arie Aziz)

SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai Persyaratan untuk Mendapatkan Gelar Sarjana ( S-1 )

FARIDS FIBRO ARDIANSYAH
08220251

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2013

i

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI


NAMA

: Farids Fibro Ardiansyah

NIM

: 08220251

JURUSAN

: Ilmu Komunikasi

FAKULTAS

: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

JUDUL SKRIPSI

: Konstruksi Kepemimpinan Perempuan Bertato Dalam
Film Perjaka Terakhir

(Analisis Semiotik Pada Film Perjaka Terakhir Karya
Arie Aziz)

Disetujui

Pembimbing I

Pembimbing II

Frida Kusumastuti, M.Si

Sugeng Pujileksono, M.Si

Mengetahui Ketua Jurusan

Nurudin, S.Sos, M.Si

ii

LEMBAR PENGESAHAAN


Nama

: Farids Fibro Ardiansyah

Nim

: 08220251

Kosentrasi

: Audio Visual

Judul Skripsi

: Konstruksi Kepemimpinan Perempuan Bertato Dalam
Film Perjaka Terakhir
(Analisis Semiotik pada Film Perjaka Terakhir Karya
Arie Aziz)


Telah dipertahankan didepan Dewan Penguji Skripsi
Jurusan Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang
dan dinyatakan : LULUS

Pada Hari : Senin
Tanggal

: 04 Februari 2013

Tempat

: Ruang 605

Mengesahkan
Dekan FISIP UMM

Dr. Wahyudi, M.Si


Dewan Penguji :
1. Sugeng Winarno, MA

Penguji I

(.................................................)

2. Zen Amirudin, S.Sos

Penguji II

(.................................................)

3. Frida Kusumastuti, M.Si

Penguji III

(.................................................)

4. Sugeng Pujileksono, M.Si Penguji IV


(.................................................)

iii

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama

: Farids Fibro Ardiansyah

Tempat, Tanggal Lahir

: Blitar, 21 Februari 1990

NIM

: 08220251


Jurusan

: Ilmu Komunikasi

Fakultas

: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul :

KONSTRUKSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN BERTATO DALAM
FILM PERJAKA TERAKHIR
(Analisis Semiotik pada Film Perjaka Terakhir Karya Arie Aziz)
adalah bukan karya ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya,
kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan
apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 21 Januari 2013

Yang menyatakan,

Farids Fibro Ardiansyah

iv

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Nama
NIM
Fakultas
Jurusan
Konsentrasi

Judul Skripsi

:
:
:
:
:
:

Farids Fibro Ardiansyah
08220251
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Ilmu Komunikasi
Audio Visual
KONSTRUKSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN
BERTATO DALAM FILM PERJAKA
TERAKHIR (Analisis Semiotik pada Film Perjaka
Terakhir Karya Arie Aziz)

7.

8.

Pembimbing

: 1. Frida Kusumastuti, M.Si
2. Sugeng Pujileksono, M.Si
Kronologi Bimbingan :
Tanggal

Paraf Dosen Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II

Keterangan

11 April 2012
27 September 2012
5 Oktober 2012
12 Oktober 2012
12 Oktober 2012
12 Januari 2013

19 Januari 2013

Acc Judul
Acc Proposal
Seminar Proposal
Acc BAB I
Acc BAB II
Acc BAB III
Acc BAB IV

19 Januari 2013

Acc BAB V

21 Januari 2013

Acc Seluruh Naskah

21 Januari 2013

Acc Abstraksi
Malang, 21 Januari 2013
Disetujui,

Pembimbing I

Pembimbing II

Frida Kusumastuti, M.Si

Sugeng Pujileksono, M.Si

v

ABSTRACT
Farids Fibro Ardiansyah, 08220251

Construction Leadership of Tattooed Women In Film's Perjaka
Terakhir’
(Semiotic Analysis in Film’s ‘Perjaka Terakhir’ by Arie Aziz)
Advisor : FridaKusumastuti M.Si and SugengPujileksono M.Si
Bibliography : 12 books, 8 articles
Keywords: Women in Leadership, WomenTattooed
Tattoosin the culture ofIndonesiais knownas one of thepractices ofbody
paintinggavephenomenonrelated toits usein society.In the era ofmodernization,
tattoosare notonly used asatool thathas a viewof the ancientthingsto
animism,magic,orotherorthodoxthings. The position of the tattoo is now far
beyond its role in the past. And the impression of masculinity should be a
reference if this value is presented to place the tattoo as a 'property' of men. But in
fact now has a tattoo is not only dominated by men. Women had the right to
choose in decorating his body with a variety of images of tattoos. Tattooed
women in construction to become a leader in some way, either in a group or a
family. So this study aims to examine how the construction tattooed female
leadership in a movie of “Perjaka Terakhir”. In addition lo get answers the
suspicion that tattooed women in construction to become a leader.
Semiotics is a knowledge or analytical method to examine the sign. Or it
could mean semiotics is a theory that explains the meaning of the system based on
the relationship between the elements that consist of a sign, symbol, code or more.
According to Roland Barthes, semiotics has marking the first level (first-order
signification) is called denotation, which marks mentioned in this level consists of
signifier and signified. Connotations of the marker second level (second-order
signification) using denotation sign (signifier and signified) as signifiernya.
Roland Barthes emphasizes the interaction between the text consumer and the
personal experience consumer of its culture, the interaction between the text of the
convention and conventions of experienced and expected by the users. The idea of
Barthes known as "order of significations" (Kriyantono).
Through this strategy a descriptive study using qualitative paradigm, or
rather interpretatife-qualitative, the data obtained were analyzed using Roland
Barthes semiotic approach. As for being used as an analytical technique in this
study to represent the meaning of her tattoos and myths contained in it.
The results ofthis research indicatethe resultsare quite striking. these
resultslies in (1) womenare also able toperform the roleasa male figure, with
tattoosonhis bodyfurther confirmed thattattooedfemale leadershipcan replacethe
male figureas a leaderin the group, (2) As a childrespect forparentsis
notagainadiscourse, butit is obligatoryfor a childto parents, (3)
womentattooedonreconstructionby the directorto befarfrom thesocial realityin
general, so thatwomen canact asaform ofanother.Thusit can be concludedthat
vi

theleadership ofwomenwith tattoossimply as a formof resistanceandproved
unsuccessfulreplacea manas a leader.

Researcher,

Farids Fibro Ardiansyah

Approved,

Advisor I

Frida Kusumastuti M.Si

Advisor II

Sugeng Pujileksono M.Si

vii

ABSTRAK
Farids Fibro Ardiansyah, 08220251

Konstruksi Kepemimpinan Perempuan Bertato Dalam Film
Perjaka Terakhir
(Analisis Semiotik Pada Film Perjaka Terakhir karya Arie Aziz)
Pembimbing: Frida Kusumastuti M.Si dan Sugeng Pujileksono M.Si
Bibliografi; 12 buku, 8 artikel
Kata Kunci: Kepemimpinan Perempuan, Perempuan Bertato
Tato dalam kebudayaan Indonesia dikenal sebagai salah satu bentuk
praktek melukis tubuh memberikan fenomena tersendiri dalam masyarakat terkait
pemakaiannya. Dalam era modernisasi, tato tidak hanya dijadikan sebagai alat
yang memiliki pandangan kuno terhadap hal-hal animisme, kekuatan magis, atau
hal-hal ortodok lainnya. Posisi tato sekarang ini jauh melebihi perannya pada
masa lampau. Dan kesan maskulinitas seharusnya menjadi acuan jika nilai ini
memang dihadirkan untuk menempatkan tato sebagai ‘milik’ laki-laki. Tapi
kenyataannya sekarang ini tato bukan hanya di dominasi oleh laki-laki.
Perempuan pun berhak menentukan pilihannya dalam menghias tubuhnya dengan
beragam gambar tato. Perempuan bertato di konstruksi untuk menjadi seorang
pemimpin dalam hal, baik dalam suatu kelompok maupun dalam keluarga. Maka
penelitian ini tertarik untuk mengaji bagaimana konstruksi kepemimpinan
perempuan bertato dalam film Perjaka Terakhir. Untuk mendapatkan jawaban
adanya kecurigaan bahwa perempuan bertato di konstruksi menjadi seorang
pemimpin.
Semiotika merupakan suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji
tanda. Atau juga dapat diartikan semiotik adalah teori yang menjelaskan makna
berdasarkan sistem hubungan di antara unsur-unsur yang terdiri atas satu tanda,
lambang, kode atau lebih. Menurut Roland Barthes semiotik memiliki penandaan
tingkat pertama (first-order signification) disebut denotasi, yang pada level ini
tanda disebutkan terdiri dari signifier dan signified. Konotasi pada penanda
tingkat kedua (second-order signification) menggunakan tanda denotasi (signifier
dan signified) sebagai signifiernya. Roland Barthes menekankan interaksi antara
teks dengan pengalaman personal dan kultural penggunannya, interaksi antara
konvensi dalam teks dengan konvensi yang dialami dan diharapkan oleh
penggunanya. Gagasan Barthes ini di kenal dengan “order of significations”
(Kriyantono).
Melalui strategi penelitian deskriptif dengan menggunakan paradigma
kualitatif, atau lebih tepatnya interpretatife-kualitatif maka data yang diperoleh
dianalisis menggunakan pendekatan semiotik Roland Barthes. Adapun yang
digunakan sebagai teknik analisis dalam penelitian ini untuk merepresentasikan
makna wanita bertato dan mitos-mitos yang terdapat di dalamnya.

viii

Hasil penelitian ini menunjukkan hasil yang cukup mencolok. hasil
tersebut terletak pada (1) perempuan juga sanggup melakukan peran sebagai
sosok laki-laki, dengan adanya tato pada tubuhnya semakin menegaskan bahwa
kepemimpinan perempuan bertato dapat menggantikan sosok laki-laki sebagai
pemimpin dalam kelompok, (2) Sebagai seorang anak menghormati orang tua
bukan lagi sebuah wacana, namun sudah menjadi kewajiban bagi seorang anak
terhadap orang tua, (3) perempuan bertato di rekonstruksi oleh sutradara menjadi
orang yang jauh dari realitas sosial pada umumnya, sehingga perempuan bisa
berperan sebagai bentuk seorang yang lain. Dengan demikian bisa disimpulkan
bahwa kepemimpinan perempuan bertato hanya sebagai bentuk perlawanan dan
terbukti tidak berhasil menggantikan posisi seorang laki-laki sebagai pemimpin.

Peneliti,

Farids Fibro Ardiansyah

Menyetujui,
Pembimbing I

Frida Kusumastuti M.Si

Pembimbing II

Sugeng Pujileksono M.Si

ix

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb,
Alhamdulillahi rabbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena
hanya atas rahmat dan karunia – Nya sehingga skripsi dengan judul “Konstruksi
Kepemimpinan Perempuan Bertato Dalam Film Perjaka Terakhir (Analisis
Semiotik pada Film Perjaka Terakhir Karya Arie Aziz)” ini dapat terselesaikan
dengan baik. Shalawat serta salam tetap dilimpahkan kepada nabi agung
Muhammad SAW, yang telah membimbing umatnya dari zaman jahilliyah
menuju zaman islamiah.
Skripsi ini disusun selain sebagai persyaratan untuk mendapatkan gelar
Sarjana (S-1), juga dengan maksud untuk memberikan referensi dan penjelasan
kepada para akademisi khususnya mahasiswa jurusan ilmu komunikasi, para
praktisi yang bergerak di bidang pertelevisian, serta masyarakat Indonesia tentang
kepemimpinan perempuan bertato yang saat ini sudah menjamur dalam kehidupan
sehari-hari kita.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak menghadapi tantangan dan
kesulitan, atas dukungan dan kemurahan hati yang telah diberikan oleh berbagai
pihaklah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Nurudin, S.Sos, M.Si.. selaku Dosen Wali Angkatan 2008 Kelas D
Ilmu Komunikasi.
2. Ibu Frida Kusumastuti, M.Si sebagai dosen pembimbing I yang telah
banyak membantu, meluangkan waktu dan dengan sabar membimbing,
memberikan masukan serta mau mendengarkan segala keluh kesah
curhatan saya selama ini, dan pengarahan beliau yang sangat berarti dalam
penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Sugeng Pujileksono, M.Si sebagai Dosen Pembimbing II yang
selalu menyediakan waktu untuk membimbing dan mengarahkan dalam
penelitian ini.
4. Seluruh dosen Ilmu Komunikasi UMM atas ilmu-ilmu bermanfaat yang
telah diberikan selama ini.

x

5. Ibunda Siti Rohmawati tercinta yang selalu sabar memberi dukungan
moral serta selalu mendoakan setiap saat tanpa lelah.
6. Ayahanda Iswanto tercinta yang selalu memberi inspirasi serta berjuang
keras mencarikan biaya untuk kuliah sampai terselesaikan skripsi ini.
7. Kakakku Jt Flowerboy selalu memberi dukungan dan sebagai sang
penghibur saat mulai jenuh mengerjakan skripsi ini.
8. Semua teman – temanku Ilmu Komunikasi angkatan 2008. Semoga kita
semua sukses dunia akherat.
9. Sumber inspirasiku Irvia Widya Ramadani, terimakasih banyak atas
dukungannya selama ini, aku sayang kamu.
10. Sahabat-sahabatku ade, nanda, jandiek, jackfal, eho, angga dan semua
sahabatku yang tidak bisa aku sebutkan satu persatu yang selalu memberi
dukungan serta berbagi kebahagiaan bersama.
11. Seluruh crew FeelLight Production yang memberi banyak ilmu-ilmu
sinematografi yang bermanfaat selama ini.
12. Untuk personil bandku Blood Pumping. Canra Benny, dan semua
MyBlood dimanapun kalian berada terima kasih atas support kalian selama
ini.
13. Dan semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu, atas bantuan
dan dukungannya dalam menyelesaikan penelitian ini.
Peneliti menyadari apa yang telah ditulis masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kepada para pembaca dengan segala kerendahan hati penulis akan
menyambut baik setiap saran dan kritik untuk perbaikan skripsi ini.
Semoga Allah SWT memberikan berkah dan rahmat-Nya pada kita semua,
Amien.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Malang, 21 Januari 2013
Penulis,

Farids Fibro Ardiansyah

xi

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR JUDUL ............................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI .............................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... iii
LEMBAR ORISINALITAS ............................................................................... iv
BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI ....................................................... v
ABSTRAK .......................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xv

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Konstruksi ..................................................................................... 8
A.1. Definisi ................................................................................. 8
A.2. Konstruksi Sosial .................................................................. 9
A.3. Konstruksi Media ................................................................10
B. Perempuan Bertato ...................................................................... 12
B.1. Definisi Seorang Perempuan ............................................... 12
C. Mitos – Mitos Perempuan Bertato ............................................... 12
C.1. Sejarah Perempuan Bertato ................................................. 12

xii

D.

Mitos

Perempuan

Bertato

di

Beberapa

Kebudayaan

Masyarakat....... ..........................................................................13
D.1. Tato Pada Perempuan Suku Dayak................................... 13
D.2. Tato Pada Perempuan Mentawai...................................... 14
D.3. Perempuan Bertato Pada Budaya Populer......................... 15
E. Kepemimpinan Perempuan Bertato........................................... 17
E.1 Kepemimpinan pada Masyarakat Jawa.............................. 17
F. Film .....................................................................................

19

F.1. Definisi Film ....................................................................... 19
G. Film Sebagai Media Komunikasi............................................... 20
G.1. Film Sebagai Komunikasi Massa ..................................... 20
G.2. Film Sebagai Media Konstruksi ....................................... 21
H. Semiotika.................................................................................... 22
H.1. Pengertian Semiotika ....................................................... 22
H.2. Film Sebagai Kajian Semiotik ......................................... 22
H.3. Semiotika Roland Barthes ............................................... 23
H.4. Kategori Roland Barthes ................................................. 25
BAB III

METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ........................................................................... 26
B. Metode Penelitian ....................................................................... 26
C. Sumber Data ............................................................................... 27
D. Subyek Penelitian ....................................................................... 27
E. Prosedur Penelitian ..................................................................... 27
F. Analisis Data ............................................................................... 28

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
A. Sekilas Tentang Film Perjaka Terakhir ..................................... 32
B. Sinopsis Film Perjaka Terakhir ................................................... 33
C. Scene Film Perjaka Terakhir.......................................................... 36
D. Makna Denotatif .......................................................................... 39
E. Makna Konotatif .......................................................................... 43

xiii

E.1.

Perempuan

bertato

di

Konstruksi

Sebagai

Seorang

Pemimpin.............................................................................
E.2.

Perempuan

Bertato

Sebagai

Bentuk

Perlawanan

.................................................................................................
E.3.

Mitos-Mitos

Perempuan

Bertato

Pada

43

50

Masyarakat

.......................................................................................... 52
BAB V KESIMPIULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................... 58
B. Rekomendasi Akademis ........................................................... 60
C. Rekomendasi Kritik Sosial ....................................................... 60

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 62

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Peta Tanda Roland Barthes ................................................................. 29

xv

DAFTAR PUSTAKA

Berger dan Thomas Luckmann. 1990. Tafsir Sosial atas Kenyataan; Risalah
tentang Sosiologi Pengetahuan, Jakarta: LP3ES.
Effendi, Heru. 2002. Mari Membuat Film: Jakarta: Yayasan Konfiden.
Eriyanto. 2002. Analisis framing: konstruksi, ideologi, dan politik media,
Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara.
Eriyanto. 2003. Analisis Wacana: Pengantar Teks Media, Yogyakarta: LKiS
Pelangi Aksara.
Fauzia, Amalia. 2004. Tentang Perempuan Islam: wacana dan gerakan. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Hamidi. 2006. Metode Penelitian dan Teori Komunikasi, Pendekatan Praktis
Penulisan Proposal dan Laporan Penelitian. Malang: UMM Press.
Handayani CS, Novianto A. 2004. Kuasa Wanita Jawa. Yogyakarta: PT LKiS
Pelangi Aksara
Irianto, Sulistyowati. 2006. Perempuan dan Hukum: menuju hukum yang
berperspektif kesetaraan dan keadilan : 22 tahun Konvensi CEDAW di
Indonesia. Bandung: Yayasan Obor Indonesia.
Ismail, Nurjannah. 2003. Perempuan dalam pasungan: Bias laki-laki dalam
penafsiran. Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara.
Machmud, Muslimin. 2011. Komunikasi Tradisional, Pesan Kearifan Lokal
Masyarakat Sulawesi Selatan Melalui Berbagai Media Warisan.
Yogyakarta: Buku Litera.
Mahyuddin, I. 2010. Roland Barthes Membedah Mitos-Mitos Budaya Massa:
Semiotika atau Sosiologi Tanda, Simbol, dan Representasi. Yogyakarta:
Jalasutra.
Moesa, Ali Maschan. 2007. Nasionalisme kiai: konstruksi sosial berbasis agama.
Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara.
Nurudin, M.Si. 2006. Pengantar Komunikasi Massa. Malang: Rajawali Press.
Nurhadi, Millah S. 2011. Mitologi Roland Barthes. Bantul: Kreasi Wacana.
Olong, Hatib A.K. 2006. Tato. Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara.

xvi

Rumadi. 2006. Renungan Santri: dari jihad hingga kritik wacana agama. Jakarta:
Erlangga.
Sumarno. 2008. Dasar-dasar Apresiasi Film. Jakarta: PT. Gramedia Widia Sarana
Indonesia.
Sobur, Alex. 2003. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Widyatama, Rendra. 2006. Bias Gender dalam Iklan Televisi. Yogyakarta: Media
Presindo.

Non Book
http://gambar-seni-tattoo.blogspot.com/2010/06/definisi-dan-sejarah
tattoo.html#ixzz1x2Y7KBqg tanggal akses 6 Mei 2012
http://uniknya.com/2012/05/22/5-eksotisme-magis-masyarakat-suku-dayak/
tanggal akses 10 Mei 2012
http://vaynatic.wordpress.com/2009/12/02/unsur-unsur-dalam-film/ tanggal akses
4 Juni 2012
http://carapedia.com/pengertian_definisi_wanita_info2141.html tanggal akses 5
oktober 2012
http://memobee.com/index.php?do=c.news&idn=7076 tanggal akses 5 oktober
2012
http://forum.kompas.com/sumatera/40858-mentawai-budaya-tato-tertua.html
tanggal akses 5 oktober 2012
http://romantismedayakkalbar.blogspot.com/2010/03/tato-sebagai-budayapopuler_16.html tanggal akses 5 oktober 2012

xvii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut sejarah, ternyata tato tubuh sudah dilakukan sejak 3000 tahun SM
(sebelum Masehi). Namun seiring dengan berjalannya waktu, kini tato sudah
merambah dalam dunia fashion sehingga wanita pun juga berhak memiliki tato
pada tubuhnya karena dianggap sebagai pembentukan jati diri atau identitas dan
sebagai bentuk karya seni atau bentuk apresiasi terhadap seni melukis pada tubuh
dan menjadikannya sebuah trend juga menimbulkan keseksian tersendiri pada
seorang wanita. Bukan untuk menunjukkan bahwa dirinya preman ataukah
seorang yang jahat dan perlu untuk di hindari, walapun terkadang tidak sedikit
masyarakat pada umumnya memandang demikian.
Tato atau dalam kebudayaan Indonesia dikenal sebagai salah satu bentuk
praktek melukis tubuh memberikan fenomena tersendiri dalam masyarakat, terkait
pemakaiannya dan persepsi setuju atau ketidaksetujuan mengenai tato. Perbedaan
persepsi individu dalam menilai tato memberikan ilustrasi yang tidak hanya secara
logika menjadikannya sebagai bentuk pilihan antara memakai atau tidak, suka
atau tidak suka, setuju atau tidak setuju, tetapi juga memperhatikan nilai-nilai lain
diluar dua pilihan hitam-putih. Lebih dari sekedar bentuk persetujuan, peneliti
melihat tato khususnya pada wanita bukan hanya sebagai wacana dalam bentuk
ilustrasi gambar saja. Perkembangan pemaknaan tato yang individualistik
tentunya memberikan warna tersendiri untuk dapat dilihat dari berbagai aspek.

1

Tato pada dasarnya diaplikasikan pada bagian-bagian tubuh yang sesuai
dengan kehendak penggunanya. Tangan, kaki, pergelangan tangan, jari, kuku,
daun telinga, kulit kepala, wajah, leher, pinggul, betis dan bagian tubuh lainnya.
Bahkan bagian-bagian tubuh yang terdengar tidak lazim juga menjadi media
aplikasi gambar tato, seperti bola mata (melalui jalan operasi), gigi, lidah, dan
bagian-bagian intim. Untuk kelompok, komunitas, atau sekte dalam kaitannya
sebagai suatu keanggotaan, terkadang tato di buat pada bagian tubuh yang sama
pada setiap anggotanya menurut kesepakatan atau ketentuan yang telah ada
(http://uniknya.com/2012/05/22/5-eksotisme-magis-masyarakat-suku-dayak/).
Hal ini sebagai suatu penunjuk keanggotaan, solidaritas, syarat, atau
sebagai identitas dari kelompok bersangkutan atau juga tato dipercaya sebagai
simbol keberuntungan, status sosial, kecantikan, kedewasaan, dan harga diri.
Dalam era modernisasi, tato tidak hanya dijadikan sebagai alat yang
memiliki pandangan kuno terhadap hal-hal animisme, kekuatan magis, atau halhal ortodok lainnya. Posisi tato sekarang ini jauh melebihi perannya pada masa
lampau. Tato dalam pandangan modern telah banyak melibatkan unsur-unsur
yang secara sinergis dapat disatukan dalam suatu ringkasan gambar. Seni design
dalam tato memiliki hubungan kuat dengan adanya sisi artistik dari gambar tato,
dengan kata lain tato ini pun menjadi satu komoditas lain untuk dapat
mengapresiasi seni. Bahkan hal ini justru dijadikan “alasan” umum untuk kaum
urban dalam mengklaim penggunaan tato.
Eksplorasi pop art menjadi salah satu cara untuk menempatkan tato
sebagai bentuk-bentuk di luar pemahaman kuno, kecenderungan memberikan
2

wacana baru sebagai bentuk gaya hidup. Tidak heran jika tato kemudian
melebarkan pemahamannya dengan menyangkut pada adanya kelas gender
penggunanya. Kecenderungan tato sampai saat ini sepertinya masih di pegang
pada tabu laki-laki sebagai gender yang dirasa ‘cocok’ untuk memiliki tato. Kesan
maskulinitas seharusnya menjadi acuan jika nilai gender ini memang dihadirkan
untuk menempatkan tato sebagai ‘milik’ laki-laki. Kenyataannya sekarang ini tato
bukan hanya di dominasi oleh laki-laki. Perempuan pun berhak menentukan
pilihannya dalam menghias tubuhnya dengan beragam gambar tato. Konsep
modernitas pada perempuan bertato di asumsikan peneliti sebagai karya dalam
memposisikan gender mereka dengan lawannya. Kemudian munculnya sikap
feminisme dalam perlawannya menempatkan emansipasi melalui gambar tato.
Dalam perspektif gender, maskulin maupun feminin sebenarnya
merupakan pilihan, artinya pria dan wanita adapat secara bebas memilih
penampilannya sendiri sesuai dengan yang disukainya. Tidak ada kewajiban
bahwa pria harus menampilkan dirinya sebagai sosok maskulin, dan feminin bagi
perempuan. Sifat-sifat sebagaimana tersebut di atas dapat dipertukarkan satu
dengan lainnya. Pria dapat berpenampilan feminin, sementara wanita dapat
memilih penampilan sebagai sosok yang maskulin (Widytama, 2006:25).
Seksualitas pun dalam hal penggunaan tato dapat dilibatkan kapan saja.
Ada beberapa alasan yang mengemuka mengenai daya tarik seks tato dalam
hubungan intim penggunanya. Beberapa pola menunjukan tato pada perempuan
dapat menunjukan sisi seksualitasnya, apalagi dengan letak gambar tato yang
dapat berada dalam jangkauan intim. Jika hal ini merupakan sebagian kecil asumsi
tato yang memiliki daya tarik seksual tersendiri, maka tato sedikitnya memiliki
3

nilai jual untuk dapat membentuk image tersendiri bagi penggunanya. Memang
tidak selalu dihubungkan dengan seks, tetapi ini merupakan trend lain yang
ditunjukan dari fenomena tato pada perempuan.
Masalah lain yang berhubungan dengan pencitraan perempuan adalah
masalah kepemimpinan. Didalam Al-Qur’an secara tegas menyebutkan bahwa
“laki-laki memimpin kaum perempuan”. Mitos yang terjadi di masyarakat bahwa
laki-laki seharusnya melindungi seorang wanita. Sikap seperti ini sudah menjadi
mitos, budaya dan akhirnya menjadi sebuah kewajiban bagi seorang laki-laki.
Namun dalam film Perjaka Terakhir ini berusaha merubah mitos tersebut yakni
Sigi yang notabene seorang wanita justru melindungi dan menjaga laki-laki yakni
dalam film ini menjaga Torro. Sikap pemberani Sigi ini menyiratkan pesan bahwa
dia sebagai wanita sanggup melawan laki-laki, dan sanggup memegang tanggung
jawab sebagai seorang pemimpin (Fauzia, 2004:195).
Dengan makna lain sutradara menonjolkan pesan bahwa bukan hanya lakilaki atau pria saja yang mampu melakukan hal-hal kasar namun wanita pun juga
bisa, dengan menunjukkan adegan ini sangat menegaskan apa yang dimaksud dan
diinginkan oleh sutradara. Artinya, film selalu mempengaruhi dan membentuk
masyarakat berdasarkan muatan pesan (message) di baliknya tanpa pernah berlaku
sebaliknya (Sobur, 2003:127).
Jika perempuan bertato dikonstruksi sebagai seorang pemimpin dilihat
menurut pandangan Islam, tidak ada pemisahan antara agama dan negara, agama
dan politik atau agama dan kepemimpinan, semuanya satu kesatuan. Karena hidup
kita ini diatur oleh agama dari hal yang paling kecil sampai pada hal yang
4

terbesar. Hidup adalah tingkah laku, dan tingkah laku dibatasi oleh norma agama
termasuk tingkah laku dalam berpolitik. Ada dalil yang menunjukkan bahwa
wanita tidak boleh menjadi seorang pemimpin adalah tidak adanya Nabi dan
Rasul wanita, yakni (Nabi dan Rasul adalah refleksi dari pemimpin, baik dalam
skala besar maupun dalam skala kecil, dan suka atau tidak suka, mereka adalah
contoh, pedoman atau acuan bagi manusia lainnya) (Fauzia, 2004:201).
Dalam film Perjaka Terakhir ini Sigi perempuan tomboy bertato yang
diperankan oleh Fahrani bisa menjadi ketua geng dengan mudah setelah
mengalahkan musuhnya. Sedangkan dalam kehidupan dengan keluarganya Sigi
sangat di tuntut untuk segera menikah. Akhirnya dia bertemu dengan Ramya pria
gemulay sebagai instruktur salsa yang diperankan oleh Aming. Setelah mereka
menikah Ramya yang seharusnya menjadi kepala keluarga justru sangat patuh dan
takut pada Sigi yang konotasinya hanya sebagai ibu rumah tangga. Namun justru
Sigi yang sangat terlihat mencolok sebagai kepala keluarga yang tegas,
pemberani, dan mampu melindungi. Dengan demikian bisa dipahami dalam film
Perjaka Terahir ini yang menjadi kepala rumah tangga adalah Sigi dan Ramya
sebagai seorang istri yang harus patuh dan juga bertingkah laku layaknya seorang
perempuan. Hal ini sangat bertolak belakang pada kehidupan sehari-hari. Sigi
yang sebagai ketua gang Black Rose juga sangat cekatan dan pemberani, dia
sangat mampu sebagai wanita untuk melawan gang lain yang semuanya
beranggotakan laki-laki.
Melihat dari fenomena tato khususnya tato pada perempuan yang seakan
di konstruksi sebagai seorang pemimpin dalam film Perjaka Terakhir maka
peneliti tertarik untuk mendeskripsikan adanya kecurigaan untuk membentuk
5

perempuan bertato menjadi seorang pemimpin. Sehingga merepresentasikan
konstruksi

kepemimpinan

perempuan

bertato

dengan

judul

penelitian

“Konstruksi Kepemimpinan Perempuan Bertato Dalam Film Perjaka
Terakhir (Analisis Semiotik Pada Film Perjaka Terakhir karya Arie Aziz)”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka peneliti menarik
sebuah rumusan masalah yaitu, bagaimana konstruksi kepemimpinan perempuan
bertato melalui analisis semiotik dalam film Perjaka Terakhir?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konstruksi
kepemimpinan perempuan bertato melalui analisis semiotik dalam film Perjaka
Terakhir.

D. Manfaat Penelitian
D.1 Secara Akademis : Penelitian ini diharapkan memberikan referensi
pengetahuan kepada peneliti lain, khususnya kepada peneliti-peneliti yang
melakukan penelitian semiotika dan berhubungan dengan wanita dan tato,
Sehingga dapat memberikan wawasan sekaligus referensi bagi peneliti lain
ketika melakukan penelitian sejenis berkaitan dengan semiotika, wanita dan
tato.
6

D.2 Secara Praktis : penelitian ini diharapkan mampu memberikan
informasi dan gambaran aspek sosial terhadap pelaku tato maupun
masyarakat dalam menanggapi fenomena konstruksi kepemimpinan
perempuan dan juga dari simbol-simbol atau tanda-tanda yang ada yang
akhirnya

mendapatkan

sebuah

penjelasan

mengenai

konstruksi

kepemimpinan perempuan bertato.

7