1 Distrik Bobonaro 2 Sapi Bali

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Distrik Bobonaro

Distrik Bobonaro terletak di antara 8 o 48’ - 9°15’ Lintang Selatan dan 125 o 55’ - 125°24’ Bujur Timur dengan jarak 149 km dari Dili, suhu maksimun 32 o C dan suhu minimum 18 o C dengan curah hujan pada tahun 2012 rata-rata 177,6 nm sampai dengan 835,7 nm; sebelah Utara berbatasan dengan Distrik Liquiça, sebelah Selatan berbatasan dengan Distrik Covalima dan Distrik Ainaro, sebelah Timur berbatasan dengan Distrik Ermera dan Distrik Ainaro sedangkan sebelah Barat berbatasan dengan Propinsi Nusatenggara Timur Indonesia. Wilayah ini memiliki luas 1368,12 km 2 dan terdiri dari 6 subdistrik yaitu Atabae mempunyai luas 273,12 km 2 , Balibo 293,75 km 2 , Bobonaro 203,12 km 2 , Cailaco 184,38 km 2 , Lolotoe 211,86 km 2 dan Maliana 201,89 km 2 Gambar 2.1. Gambar 2.1 Peta wilayah Distrik Bobonaro Distrik Bobonaro terletak pada ketinggian antara 0 meter sampai dengan 1.934 meter di atas permukaan laut, menyebar dari dataran tinggi hingga dataran rendah. 5 Tekanan udara sebesar 1005,3 sampai dengan 10.014,0 Mbs dan kelembaban udara rata-rata 82,33 sedangkan kecepatan angin 5,75 knot dengan kelembaban dan kecepatan udara tertinggi pada bulan Juli Anonimus, 2002.

2. 2 Sapi Bali

Sapi bali menyebar ke tempat lain di sekitar pulau Bali melalui komunikasi antar raja-raja pada zaman dahulu. Sapi bali telah tersebar hampir di seluruh propinsi di Indonesia dan merupakan populasi terbesar yang dipelihara di RDTL, khususnya di wilayah Distrik Bobonaro. Sapi bali yang hidup di wilayah Bobonaro berkembang cukup pesat, mempunyai daya adaptasi yang baik terhadap lingkungan yang buruk seperti daerah yang bersuhu tinggi, mutu pakan yang rendah, dan lain-lain. Tingkat kesuburan fertilitas sapi bali termasuk amat tinggi dibandingkan dengan sapi lain, yaitu mencapai 83, tanpa terpengaruh oleh mutu pakan. Tingkat kesuburan fertilitas yang tinggi ini merupakan salah satu keunikan sapi bali Guntoro, 2002. Ciri khas sapi bali adalah postur tubuh kecil, memiliki garis hitam pada punggung yang sering disebut garis belut sangat jelas pada pedet, bulu berwarna coklat kekuningan merah bata, pada jantan dewasa bulu akan berubah menjadi coklat kehitaman, berwarna putih pada bagian tepi daun telinga bagian dalam, kaki bagian bawah, bagian belakang pelvis dan bibir bawah. Sapi bali juga mudah beradaptasi di lingkungan yang buruk dan tidak selektif terhadap makanan. Selain itu, sapi bali cepat beranak, jinak, mudah dikendalikan dan memiliki daya cerna terhadap makanan serat yang baik Batan, 2006.

2. 3 Brucellosis