ANALISIS INDUSTRI MEBEL DI DESA KRESNO WIDODO KECAMATAN TEGINENENG KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2010

(1)

ABSTRAK

ANALISIS INDUSTRI MEBEL DI DESA KRESNO WIDODO KECAMATAN TEGINENENG KABUPATEN PESAWARAN

TAHUN 2010

Oleh

DUDIE BAYU PRATAMA

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis industri mebel di Desa Kresno Widodo Kecamatan Tegineneng Kabupaten Pesawaran Tahun 2010, meliputi; modal, curahan kerja pengusaha, pendapatan pengusaha, biaya produksi, keuntungan pengusaha, pencukupan kebutuhan pokok minimum, dan pengeluaran rumah tangga. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 7 kepala rumah tangga pengusaha mebel. Teknik pengumpulan data meliputi; teknik observasi, wawancara terstruktur dan dukumentasi. Analisis data dilakukan dengan tabel persentase atau tabel tunggal.

Hasil penelitian menunjukan bahwa:

1. Bahwa rata-rata modal usaha mebel dari 7 responden adalah Rp 12.672.357,- dengan modal tertinggi sebesar Rp 35.264.000,- sebulan dan modal terendah sebesar Rp 5.052.000,- sebulan, 2. Rata-rata curahan tenaga kerja rumah tangga pengusaha mebel adalah 207,29 jam seminggu per rumah tangga. Curahan tenaga kerja rumah tangga tertinggi adalah 335 jam seminggu per rumah tangga, dan curahan tenaga kerja terendah adalah 155 jam seminggu per rumah tangga, 3. Rata-rata pendapatan rumah tangga pengusaha adalah Rp 21.864.286,- sebulan. Pendapatan tertinggi adalah Rp 53.900.000,- sebulan, dan pendapatan terendah adalah Rp 10.800.000,- sebulan, 4. Rata-rata biaya produksi industri mebel adalah Rp 17.559.286,- dengan biaya tertinggi sebesar Rp 44.080.000,- sebulan dan biaya terendah sebesar Rp 8.075.000,- sebulan, 5. Keuntungan yang diperoleh pengusaha mebel rata-ratanya adalah Rp 4.305.000,- sebulan dengan keuntungan tertinggi dengan keuntungan tertinggi sebesar Rp 9.820.000,- sebulan dan keuntungan terendah Rp 2.200.000,- sebulan, 6. bahwa pemenuhan kebutuhan pokok minimum rumah tangga pengusaha industri mebel, yaitu sebanyak 7 responden telah dapat memenuhi standar kebutuhan pokok minimum rumah tangga, 7. Pengeluaran rumah tangga pengusaha mebel seluruhnya adalah Rp


(2)

17.711.000,- sebulan dengan pengeluaran rata-rata adalah Rp 2.530.142,- sebulan. Pengeluaran tertinggi sebesar Rp 3.205.000,- sebulan dan pengeluran terendah sebesar Rp 2.000.000 - sebulan.


(3)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Data yang telah diperoleh dalam penelitian ini setelah disusun ke dalam distribusi persentase sederhana, kemudian dianalisis secara deskriptif, maka dapat disimpulkan mengenai industri mebel di Desa Kresno Widodo Kecamatan Tegineneng Kabupaten Pesawaran Tahun 2010 sebagai berikut:

1. Bahwa rata-rata modal usaha mebel dari 7 responden adalah Rp 12.672.357,- dengan modal tertinggi sebesar Rp 35.264.000,- sebulan dan modal terendah sebesar Rp 5.052.000,- sebulan. Sebagian besar yaitu 5 pengusaha (71,43 %) memiliki modal berkisar antara Rp 5.052.000,- sampai 12.605.000,- sebulan.

2. Bahwa rata-rata curahan tenaga kerja rumah tangga pengusaha mebel adalah 207,29 jam seminggu per rumah tangga. Curahan tenaga kerja rumah tangga tertinggi adalah 335 jam seminggu per rumah tangga, dan curahan tenaga kerja terendah adalah 155 jam seminggu per rumah tangga. Sebagian besar yaitu 4 responden (57,14 %) memiliki curahan tenaga kerja berkisar 155 sampai 200 jam seminggu dan hanya 1 reponden (14,29%) yang memiliki curahan tenaga kerja kerja lebih dari atau sama dengan 293 jam seminggu.


(4)

3. Bahwa rata-rata pendapatan rumah tangga pengusaha adalah Rp 21.864.286,- sebulan. Pendapatan tertinggi adalah Rp 53.900.000,- sebulan, dan pendapatan terendah adalah Rp 10.800.000,- sebulan. sebagian besar responden pendapatannnya berkisar Rp 10.800.000 sampai Rp 21.575.000 yaitu sebanyak 5 responden (71,43 %) responden, dan 1 responden (14,29 %) pendapatannnya berkisar Rp 32.350.001,- sampai Rp 43.125.000,- sebulan per rumah tangga dan 1 responden lainnya pendapatannnya lebih dari atau sama dengan 43.125.001,-.

4. Bahwa rata-rata biaya produksi industri mebel adalah Rp 17.559.286,- dengan biaya tertinggi sebesar Rp 44.080.000,- sebulandan biaya terendah sebesar Rp 8.075.000,- sebulan. Sebagian besar pengusaha industri mebel yaitu 5 responden (71,41%) mengeluarkan biaya produksi berkisar Rp 8.075.000,- sampai Rp 17.076.250,- sebulan dan hanya 1 responden mengeluarkan biaya produksi lebih dari atau sama dengan 35.078.751,- sebulan.

5. Bahwa keuntungan yang diperoleh pengusaha mebel rata-ratanya adalah Rp 4.305.000,- sebulandengan keuntungan tertinggi dengan keuntungan tertinggi sebesar Rp 9.820.000,- sebulandan keuntungan terendah Rp 2.200.000,- sebulan. sebagian besar responden (57,14 %) memiliki keuntungan berkisar Rp 2.200.000,- sampai Rp 4.105.000,- sebulan. Keuntungan tersebut berasal dari selisih biaya produksi yang dikeluarkan dan pendapatan yang diterima responden selama 1 bulan.


(5)

6. bahwa pemenuhan kebutuhan pokok minimum rumah tangga pengusaha industri mebel, yaitu sebanyak 7 responden telah dapat memenuhi standar kebutuhan pokok minimum rumah tangga.

7. Bahwa pengeluaran rumah tangga pengusaha mebel seluruhnya adalah Rp 17.711.000,- sebulan dengan pengeluaran rata-rata adalah Rp 2.530.142,- sebulan. Pengeluaran tertinggi sebesar Rp 3.205.000,- sebulan dan pengeluran terendah sebesar Rp 2.000.000 - sebulan. sebagian besar 41,86 % (3 responden) pengeluaran rumah tangganya berkisar Rp 2.000.000,- sampai Rp 2.301.250,- sebulan dan hanya 1 reponden (14,29 %) yang pengeluarannya lebih dari atau sama dengan Rp 2.903.750,- sebulan.

B. Saran

1. Diharapkan adanya bantuan pinjaman modal dari pemerintah maupun swasta melalaui lembaga keuangan serta memberikan pembinaan dan pendampingan kepada pengusaha dan menjalin kerjasama dengan lembaga lain misalkan dengan lembaga pendidikan untuk melakukan pendampingan agar usaha industri mebel bisa mengembangkan usahanya.

2. Diharapkan kepada pengusaha industri mebel untuk dapat menjaga kualitas barang yang dihasilkan karena akan mempengaruhi banyak sedikitnya permintaan konsumen, serta mempunyai kebijakan dan strategi untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan usahanya, mengingat penjualan dari produk yang dihasilkan merupakan sumber keuntungan dan pendapatan utama bagi pengusaha.


(6)

3. Bagi rumah tangga yang memiliki jumlah jiwa (anggota) dalam rumah tangga yang besar diharapkan jangan menambah jumlah anak dan diharapkan dapat membatasi kelahiran anak karena rumah tangga yang besar akan menambah pengeluaran rumah tangga menjadi besar sehingga kebutuhan pokok minimum rumah tangga akan tidak dapat terpenuhi.

4. Bagi kepala rumah tangga pengusaha mebel diharapkan mau menambah wawasan dan informasi yang berkaitan dengan usaha industri mebel baik melalui media elektronik seperti televisi atau radio, maupun melalui media masa seperti surat kabar atau majalah.


(7)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Data yang telah diperoleh dalam penelitian ini setelah disusun ke dalam distribusi persentase sederhana, kemudian dianalisis secara deskriptif, maka dapat disimpulkan mengenai industri mebel di Desa Kresno Widodo Kecamatan Tegineneng Kabupaten Pesawaran Tahun 2010 sebagai berikut:

1. Bahwa rata-rata modal usaha mebel dari 7 responden adalah Rp 12.672.357,- dengan modal tertinggi sebesar Rp 35.264.000,- sebulan dan modal terendah sebesar Rp 5.052.000,- sebulan. Sebagian besar yaitu 5 pengusaha (71,43 %) memiliki modal berkisar antara Rp 5.052.000,- sampai 12.605.000,- sebulan.

2. Bahwa rata-rata curahan tenaga kerja rumah tangga pengusaha mebel adalah 207,29 jam seminggu per rumah tangga. Curahan tenaga kerja rumah tangga tertinggi adalah 335 jam seminggu per rumah tangga, dan curahan tenaga kerja terendah adalah 155 jam seminggu per rumah tangga. Sebagian besar yaitu 4 responden (57,14 %) memiliki curahan tenaga kerja berkisar 155 sampai 200 jam seminggu dan hanya 1 reponden (14,29%) yang memiliki curahan tenaga kerja kerja lebih dari atau sama dengan 293 jam seminggu.


(8)

3. Bahwa rata-rata pendapatan rumah tangga pengusaha adalah Rp 21.864.286,- sebulan. Pendapatan tertinggi adalah Rp 53.900.000,- sebulan, dan pendapatan terendah adalah Rp 10.800.000,- sebulan. sebagian besar responden pendapatannnya berkisar Rp 10.800.000 sampai Rp 21.575.000 yaitu sebanyak 5 responden (71,43 %) responden, dan 1 responden (14,29 %) pendapatannnya berkisar Rp 32.350.001,- sampai Rp 43.125.000,- sebulan per rumah tangga dan 1 responden lainnya pendapatannnya lebih dari atau sama dengan 43.125.001,-.

4. Bahwa rata-rata biaya produksi industri mebel adalah Rp 17.559.286,- dengan biaya tertinggi sebesar Rp 44.080.000,- sebulandan biaya terendah sebesar Rp 8.075.000,- sebulan. Sebagian besar pengusaha industri mebel yaitu 5 responden (71,41%) mengeluarkan biaya produksi berkisar Rp 8.075.000,- sampai Rp 17.076.250,- sebulan dan hanya 1 responden mengeluarkan biaya produksi lebih dari atau sama dengan 35.078.751,- sebulan.

5. Bahwa keuntungan yang diperoleh pengusaha mebel rata-ratanya adalah Rp 4.305.000,- sebulandengan keuntungan tertinggi dengan keuntungan tertinggi sebesar Rp 9.820.000,- sebulandan keuntungan terendah Rp 2.200.000,- sebulan. sebagian besar responden (57,14 %) memiliki keuntungan berkisar Rp 2.200.000,- sampai Rp 4.105.000,- sebulan. Keuntungan tersebut berasal dari selisih biaya produksi yang dikeluarkan dan pendapatan yang diterima responden selama 1 bulan.


(9)

6. bahwa pemenuhan kebutuhan pokok minimum rumah tangga pengusaha industri mebel, yaitu sebanyak 7 responden telah dapat memenuhi standar kebutuhan pokok minimum rumah tangga.

7. Bahwa pengeluaran rumah tangga pengusaha mebel seluruhnya adalah Rp 17.711.000,- sebulan dengan pengeluaran rata-rata adalah Rp 2.530.142,- sebulan. Pengeluaran tertinggi sebesar Rp 3.205.000,- sebulan dan pengeluran terendah sebesar Rp 2.000.000 - sebulan. sebagian besar 41,86 % (3 responden) pengeluaran rumah tangganya berkisar Rp 2.000.000,- sampai Rp 2.301.250,- sebulan dan hanya 1 reponden (14,29 %) yang pengeluarannya lebih dari atau sama dengan Rp 2.903.750,- sebulan.

B. Saran

1. Diharapkan adanya bantuan pinjaman modal dari pemerintah maupun swasta melalaui lembaga keuangan serta memberikan pembinaan dan pendampingan kepada pengusaha dan menjalin kerjasama dengan lembaga lain misalkan dengan lembaga pendidikan untuk melakukan pendampingan agar usaha industri mebel bisa mengembangkan usahanya.

2. Diharapkan kepada pengusaha industri mebel untuk dapat menjaga kualitas barang yang dihasilkan karena akan mempengaruhi banyak sedikitnya permintaan konsumen, serta mempunyai kebijakan dan strategi untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan usahanya, mengingat penjualan dari produk yang dihasilkan merupakan sumber keuntungan dan pendapatan utama bagi pengusaha.


(10)

3. Bagi rumah tangga yang memiliki jumlah jiwa (anggota) dalam rumah tangga yang besar diharapkan jangan menambah jumlah anak dan diharapkan dapat membatasi kelahiran anak karena rumah tangga yang besar akan menambah pengeluaran rumah tangga menjadi besar sehingga kebutuhan pokok minimum rumah tangga akan tidak dapat terpenuhi.

4. Bagi kepala rumah tangga pengusaha mebel diharapkan mau menambah wawasan dan informasi yang berkaitan dengan usaha industri mebel baik melalui media elektronik seperti televisi atau radio, maupun melalui media masa seperti surat kabar atau majalah.


(1)

6. bahwa pemenuhan kebutuhan pokok minimum rumah tangga pengusaha industri mebel, yaitu sebanyak 7 responden telah dapat memenuhi standar kebutuhan pokok minimum rumah tangga.

7. Bahwa pengeluaran rumah tangga pengusaha mebel seluruhnya adalah Rp 17.711.000,- sebulan dengan pengeluaran rata-rata adalah Rp 2.530.142,- sebulan. Pengeluaran tertinggi sebesar Rp 3.205.000,- sebulan dan pengeluran terendah sebesar Rp 2.000.000 - sebulan. sebagian besar 41,86 % (3 responden) pengeluaran rumah tangganya berkisar Rp 2.000.000,- sampai Rp 2.301.250,- sebulan dan hanya 1 reponden (14,29 %) yang pengeluarannya lebih dari atau sama dengan Rp 2.903.750,- sebulan.

B. Saran

1. Diharapkan adanya bantuan pinjaman modal dari pemerintah maupun swasta melalaui lembaga keuangan serta memberikan pembinaan dan pendampingan kepada pengusaha dan menjalin kerjasama dengan lembaga lain misalkan dengan lembaga pendidikan untuk melakukan pendampingan agar usaha industri mebel bisa mengembangkan usahanya.

2. Diharapkan kepada pengusaha industri mebel untuk dapat menjaga kualitas barang yang dihasilkan karena akan mempengaruhi banyak sedikitnya permintaan konsumen, serta mempunyai kebijakan dan strategi untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan usahanya, mengingat penjualan dari


(2)

3. Bagi rumah tangga yang memiliki jumlah jiwa (anggota) dalam rumah tangga yang besar diharapkan jangan menambah jumlah anak dan diharapkan dapat membatasi kelahiran anak karena rumah tangga yang besar akan menambah pengeluaran rumah tangga menjadi besar sehingga kebutuhan pokok minimum rumah tangga akan tidak dapat terpenuhi.

4. Bagi kepala rumah tangga pengusaha mebel diharapkan mau menambah wawasan dan informasi yang berkaitan dengan usaha industri mebel baik melalui media elektronik seperti televisi atau radio, maupun melalui media masa seperti surat kabar atau majalah.


(3)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Data yang telah diperoleh dalam penelitian ini setelah disusun ke dalam distribusi persentase sederhana, kemudian dianalisis secara deskriptif, maka dapat disimpulkan mengenai industri mebel di Desa Kresno Widodo Kecamatan Tegineneng Kabupaten Pesawaran Tahun 2010 sebagai berikut:

1. Bahwa rata-rata modal usaha mebel dari 7 responden adalah Rp 12.672.357,- dengan modal tertinggi sebesar Rp 35.264.000,- sebulan dan modal terendah sebesar Rp 5.052.000,- sebulan. Sebagian besar yaitu 5 pengusaha (71,43 %) memiliki modal berkisar antara Rp 5.052.000,- sampai 12.605.000,- sebulan.

2. Bahwa rata-rata curahan tenaga kerja rumah tangga pengusaha mebel adalah 207,29 jam seminggu per rumah tangga. Curahan tenaga kerja rumah tangga tertinggi adalah 335 jam seminggu per rumah tangga, dan curahan tenaga kerja terendah adalah 155 jam seminggu per rumah tangga. Sebagian besar yaitu 4 responden (57,14 %) memiliki curahan tenaga kerja berkisar 155 sampai 200 jam seminggu dan hanya 1 reponden (14,29%) yang memiliki


(4)

3. Bahwa rata-rata pendapatan rumah tangga pengusaha adalah Rp 21.864.286,- sebulan. Pendapatan tertinggi adalah Rp 53.900.000,- sebulan, dan pendapatan terendah adalah Rp 10.800.000,- sebulan. sebagian besar responden pendapatannnya berkisar Rp 10.800.000 sampai Rp 21.575.000 yaitu sebanyak 5 responden (71,43 %) responden, dan 1 responden (14,29 %) pendapatannnya berkisar Rp 32.350.001,- sampai Rp 43.125.000,- sebulan per rumah tangga dan 1 responden lainnya pendapatannnya lebih dari atau sama dengan 43.125.001,-.

4. Bahwa rata-rata biaya produksi industri mebel adalah Rp 17.559.286,- dengan biaya tertinggi sebesar Rp 44.080.000,- sebulandan biaya terendah sebesar Rp 8.075.000,- sebulan. Sebagian besar pengusaha industri mebel yaitu 5 responden (71,41%) mengeluarkan biaya produksi berkisar Rp 8.075.000,- sampai Rp 17.076.250,- sebulan dan hanya 1 responden mengeluarkan biaya produksi lebih dari atau sama dengan 35.078.751,- sebulan.

5. Bahwa keuntungan yang diperoleh pengusaha mebel rata-ratanya adalah Rp 4.305.000,- sebulandengan keuntungan tertinggi dengan keuntungan tertinggi sebesar Rp 9.820.000,- sebulandan keuntungan terendah Rp 2.200.000,- sebulan. sebagian besar responden (57,14 %) memiliki keuntungan berkisar Rp 2.200.000,- sampai Rp 4.105.000,- sebulan. Keuntungan tersebut berasal dari selisih biaya produksi yang dikeluarkan dan pendapatan yang diterima responden selama 1 bulan.


(5)

6. bahwa pemenuhan kebutuhan pokok minimum rumah tangga pengusaha industri mebel, yaitu sebanyak 7 responden telah dapat memenuhi standar kebutuhan pokok minimum rumah tangga.

7. Bahwa pengeluaran rumah tangga pengusaha mebel seluruhnya adalah Rp 17.711.000,- sebulan dengan pengeluaran rata-rata adalah Rp 2.530.142,- sebulan. Pengeluaran tertinggi sebesar Rp 3.205.000,- sebulan dan pengeluran terendah sebesar Rp 2.000.000 - sebulan. sebagian besar 41,86 % (3 responden) pengeluaran rumah tangganya berkisar Rp 2.000.000,- sampai Rp 2.301.250,- sebulan dan hanya 1 reponden (14,29 %) yang pengeluarannya lebih dari atau sama dengan Rp 2.903.750,- sebulan.

B. Saran

1. Diharapkan adanya bantuan pinjaman modal dari pemerintah maupun swasta melalaui lembaga keuangan serta memberikan pembinaan dan pendampingan kepada pengusaha dan menjalin kerjasama dengan lembaga lain misalkan dengan lembaga pendidikan untuk melakukan pendampingan agar usaha industri mebel bisa mengembangkan usahanya.

2. Diharapkan kepada pengusaha industri mebel untuk dapat menjaga kualitas barang yang dihasilkan karena akan mempengaruhi banyak sedikitnya permintaan konsumen, serta mempunyai kebijakan dan strategi untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan usahanya, mengingat penjualan dari


(6)

3. Bagi rumah tangga yang memiliki jumlah jiwa (anggota) dalam rumah tangga yang besar diharapkan jangan menambah jumlah anak dan diharapkan dapat membatasi kelahiran anak karena rumah tangga yang besar akan menambah pengeluaran rumah tangga menjadi besar sehingga kebutuhan pokok minimum rumah tangga akan tidak dapat terpenuhi.

4. Bagi kepala rumah tangga pengusaha mebel diharapkan mau menambah wawasan dan informasi yang berkaitan dengan usaha industri mebel baik melalui media elektronik seperti televisi atau radio, maupun melalui media masa seperti surat kabar atau majalah.


Dokumen yang terkait

UJI DAYA HASIL DELAPAN GENOTIPE KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) DI DESA MASGAR KECAMATAN TEGINENENG KABUPATEN PESAWARAN

0 10 95

ANALISIS PENDAPATAN PETANI SENGON {Parasenanthesfalcataria) DENGAN POLA TANAM MONOKULTUR DAN TANAMAN SELA DI DESA KOTA AGUNG KECAMATAN TEGINENENG KABUPATEN PESAWARAN

0 8 78

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MELALUI METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SDN 4 KRESNO WIDODO TEGINENENG

1 16 54

ANALISIS KEMANDIRIAN FISKAL DI KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2010-2013

1 10 75

GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA DESA DALAM MUSRENBANG DESA (Studi di desa Margo Mulyo Kecamatan Tegineneng Kabupaten Pesawaran)

1 23 85

STATUS REPRODUKSI DAN ESTIMASI OUTPUT BERBAGAI BANGSA SAPI DI DESA SRIWEDARI, KECAMATAN TEGINENENG, KABUPATEN PESAWARAN

1 15 44

Perilaku masyarakat dalam pengelolaan dan pemanfaatan hutan rakyat : studi kasus di Desa Kresnowidodo Kecamatan Tegineneng Kabupaten Pesawaran Propinsi Lampung

0 3 1

PELEPASAN HAK ATAS TANAH UNTUK PEMBANGUNAN JALAN TOL TRANS SUMATERA DI KECAMATAN TEGINENENG KABUPATEN PESAWARAN

0 1 18

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DAN IMPLEMENTASI UNDANG UNDANG DESA PERSPEKTIF ETIKA ISLAM (Studi Di Kecamatan Tegineneng Kabupaten Pesawaran) - Raden Intan Repository

0 0 156

BAB IV ANALISA DATA A. Pelaksanaan Walīmah Al-‘Urs Di Desa Margorejo Kecamatan Tegineneng Kabupaten Pesawaran - ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN WALIMAH AL ‘URS SEBELUM TERJADINYA AKAD NIKAH (Studi Kasus di Desa Margorejo Kecamatan Tegineneng Kab

0 0 11