PERAN INSPEKTORAT KOTA BANDAR LAMPUNG DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN KEUANGAN DAERAH

(1)

THE ROLES OF INSPECTORATE IN BANDAR LAMPUNG IN PREVENTING REGIONAL FINANCIAL ABUSE

By Zohreal Akbar

Inspectorate in Bandar Lampung is purposed to realize good government; to monitor and investigate. Monitoring is to prevent regional financial abuse by official, institution, office, and state schools in Bandar Lampung government environment.

The problem statement in this research is how does the roles of inspectorate of Bandar Lampung in preventing regional financial abuse, and what are inhibiting factors in preventing regional financial abuse by inspectorate of Bandar lampung. This research uses an empirical jurisdiction approach. The research uses primary and secondary data to support data collection which are collected from study in the field and literary study.

The results show that the roles of inspectorate in Bandar Lampung in preventing regional financial abuse are giving extension, maintaining the employees’ mental/moral to be honest, discipline, loyal, ethical and dedicated, building mechanism of an efficient and effective internal controlling system, recruiting honest employees, creating positive working environment/atmosphere, applying regulations on behavior and code of conduct, giving helping program for employees having troubles. The inhibiting factors include: weak regulations in regional finance, less transparency of regional finance management, and other weaknesses in monitoring functions; such as administrative weaknesses of professionalism of supervisors and less propervalue for money.


(2)

i

PERAN INSPEKTORAT KOTA BANDAR LAMPUNG

DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN KEUANGAN DAERAH Oleh

Zohreal Akbar

Inspektorat Kota Bandar Lampung bertujuan dalam mewujudkan pemerintahan yang baik, yaitu dengan melakukan pengawasan dan pemeriksaan. Pengawasan tersebut yaitu untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan keuangan daerah oleh dinas, badan, kantor, dan sekolah-sekolah negeri yang berada dalam lingkup Pemerintah Kota Bandar Lampung.

Permasalahan dalam penelitian ini yaitu bagaimana peran Inspektorat Kota Bandar Lampung dalam pencegahan penyalahgunaan keuangan daerah? Dan apakah faktor penghambat dalam pencegahan penyalahgunaan keuangan daerah oleh Inspektorat Kota Bandar Lampung?

Pendekatan penelitian dalam penulisan ini adalah pendekatan secara yuridis empiris. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder dan data primer sebagai penunjang pengumpulan data dilakukan dengan studi lapangan dan studi pustaka.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diketahui bahwa peran Inspektorat Kota Bandar Lampung dalam pencegahan penyalahgunaan keuangan daerah, yaitu membina, memelihara dan menjaga mental/moral pegawai agar senantiasa bersikap jujur, disiplin, setia, beretika dan berdedikasi, membangun mekanisme sistem pengendalian internal (pengendalian intern) yang efisien dan efektif, perekrutan pegawai yang jujur, penciptaan lingkungan/suasana kerja yang positif, penerapan aturan perilaku dan kode etik, serta pemberian program bantuan dan pencerahan bagi pegawai yang mengalami kesulitan. Faktor penghambat dalam pencegahan penyalahgunaan keuangan daerah oleh Inspektorat Kota Bandar Lampung, antara lain meliputi : lemahnya perundang-undangan dalam bidang keuangan daerah, kurang transparansinya pengelolaan keuangan daerah, kelemahan lain dari pelaksanaan fungsi pengawasan fungsional, adanya kelemahan administratif yang melekat pada profesionalisme pengawas serta kurang tepatnyaValue for money.


(3)

A. Latar Belakang

Konsep otonomi daerah dan pemerintahan yang bersih, termasuk juga konsep pemerintahan yang baik merupakan rangkaian konsep yang kesemuanya bermuara pada peningkatan aparatur melalui percepatan partisipasi masyarakat, termasuk di dalamnya aspek pengawasan. Pemahaman otonomi daerah di bidang pengawasan berdampak pada tidak seimbangnya kapasitas yang dimiliki Inspektorat Kabupaten/Kota dalam melakukan pengawasan atas pelaksanaan kegiatan yang menjadi kewenangan daerah otonom.

Pasal 24 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, menyatakan Inspektorat Kabupaten/Kota merupakan aparat pengawas intern pemerintah daerah. Inspektorat Kabupaten/kota sebagai Aparat Pengawas Internal Pemerintah Daerah memiliki peran dan posisi yang sangat strategis baik ditinjau dari aspek fungsi-fungsi manajemen maupun dari segi pencapaian visi dan misi serta program-program pemerintah. Dari segi fungsi-fungsi dasar manajemen, inspektorat mempunyai kedudukan yang setara dengan fungsi perencanaan atau fungsi pelaksanaan. Sedangkan dari segi pencapaian visi, misi dan program-program pemerintah, Inspektorat Kabupaten/Kota menjadi pilar yang bertugas


(4)

sebagai pengawas sekaligus pengawal dalam pelaksanaan program yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Dalam melakukan tugas, pokok, dan fungsinya Inspektorat Kabupaten/Kota melakukan pemeriksaan rutin ke seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ada pada setiap Kabupaten dan Kota.

Inspektorat Kota Bandar Lampung yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Daerah Kota Bandar Lampung merupakan auditor internal pada Pemerintah Kota Bandar Lampung dan telah melakukan tugas sebagai aparat pengawas intern Pemerintah Daerah Kota Bandar Lampung. Proses pemeriksaan yang dilaksanakan oleh Inspektorat Kota Bandar Lampung merupakan bagian dari Tugas, Pokok, Fungsi (Tupoksi) yang tercantum pada Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 20 Tahun 2008 tentang Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Inspektorat Kota Bandar Lampung.

Untuk mewujudkan pemerintahan daerah yang bersih dan kepemerintahan yang baik, maka dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya Inspektorat Kota Bandar Lampung telah menetapkan suatu perencanaan strategis (Renstra) yang berisi visi, misi, strategi, program dan kegiatan yang merupakan hasil pengintegrasian semua sumber daya yang ada, guna actionke depan sebagai jawaban atas permasalahan dan tanggung jawab yang dihadapi.

Staf Inspektorat Kota Bandar Lampung sesuai dengan Program Kerja Pengawasan (PKP) yang telah disusun untuk melakukan pemeriksaan rutin setiap dinas, badan,


(5)

kantor, dan sekolah-sekolah negeri yang berada dalam lingkup Pemerintah Kota Bandar Lampung. Pemeriksaan yang dilakukan pada akhirnya akan menghasilkan laporan hasil pemeriksaan. Untuk mengetahui kualitas hasil pemeriksaan, dapat dinilai dari laporan hasil pemeriksaan.

Upaya pencegahan penyelewengan atau kecurangan (fraud) penyalahgunaan keuangan daerah yang dilaksanakan melalui pemeriksaan secara rutin juga dilakukan dengan menerapkan program pengawasan secara intensif. Pada dasarnya tujuan pengawasan tersebut yaitu untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan keuangan daerah oleh dinas, badan, kantor, dan sekolah-sekolah negeri yang berada dalam lingkup Pemerintah Kota Bandar Lampung.

Inspektorat Kota Bandar Lampung mempunyai peran dalam tujuan mewujudkan good governance and clean goverment pada Pemerintah Kota Bandar Lampung. Hal ini bukanlah sesuatu yang mudah karena terdapat berbagai permasalahan yang ada dan sering mengemuka, baik dari dalam institusi Inspektorat secara khusus maupun institusi di lingkungan Pemerintah Kota Bandar Lampung secara umum. Proses pengawasan sebagai upaya pencegahan penyalahgunaan atau penyelewengan keuangan daerah yang dilakukan oleh Inspektorat Kota Bandar Lampung dihadapkan pada kurang transparansinya pengelolaan keuangan mulai dari proses perencanaan, penyusunan dan pelaksanaan anggaran daerah. Selain dari tidak transparansinya pengelolaan keuangan tersebut, koordinasi antara pengguna anggaran baik di tingkat dinas, badan, kantor, dan sekolah-sekolah negeri yang berada dalam lingkup Pemerintah Kota Bandar Lampung dengan


(6)

Inspektorat Kota Bandar Lampung terlihat cukup rendah dan terkesan kurang terbuka.

B. Permasalahan dan Ruang Lingkup Penelitian

1. Permasalahan

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas, maka penulis mencoba untuk mengangkat permasalahan mengenai :

a. Bagaimana peran Inspektorat Kota Bandar Lampung dalam pencegahan penyalahgunaan keuangan daerah?

b. Apakah faktor penghambat dalam pencegahan penyalahgunaan keuangan daerah oleh Inspektorat Kota Bandar Lampung?

2. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam pembahasan permasalahan dalam penelitian ini terbatas pada ilmu Hukum Administrasi Negara, khususnya tentang peran Inspektorat Kota Bandar Lampung dalam pencegahan penyalahgunaan keuangan daerah dan faktor penghambat dalam pencegahan penyalahgunaan keuangan daerah oleh Inspektorat Kota Bandar Lampung. Sedangkan ruang lingkup tempat penelitian dilakukan di Inspektorat Kota Bandar Lampung.


(7)

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui :

a. Bagaimana Peran Inspektorat Kota Bandar Lampung dalam pencegahan penyalahgunaan keuangan daerah.

b. Apakah faktor penghambat dalam pencegahan penyalahgunaan keuangan daerah oleh Inspektorat Kota Bandar Lampung.

2. Kegunaan Penulisan

a. Secara Teoritis

Secara teoritis tujuan penelitian ini adalah untuk menambah bidang ilmu pengetahuan, terutama yang terkait dengan teori pengawasan dalam pencegahan penyalahgunaan keuangan daerah.

b. Secara Praktis

1) Memberikan masukan kepada Inspektorat Kota Bandar Lampung sebagai lembaga pengawas intern, sehingga sesuai dengan tujuan dan sasaran dalam mencegah penggunaan keuangan yang tidak sesuai prosedur dapat dicegah dan diminimalkan.

2) Sebagai referensi bagi peneliti untuk pengembangan tema dan topik yang sama di masa mendatang.


(8)

A. Pengertian Peran

Kata peran atau role dalam kamus oxford dictionary diartikan : Actor’s part; one’s task or function. Yang berarti aktor; tugas seseorang atau fungsi. (http://dspace.widyatama.ac.id/bitstream/handle/)

Istilah peran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:854) mempunyai arti perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat.

Ketika istilah peran digunakan dalam lingkungan pekerjaan, maka seseorang yang diberi (atau mendapatkan) sesuatu posisi, juga diharapkan menjalankan perannya sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pekerjaan tersebut. Karena itulah ada yang disebut denganrole expectation. Harapan mengenai peran seseorang dalam posisinya, dapat dibedakan atas harapan dari si pemberi tugas dan harapan dari orang yang menerima manfaat dari pekerjaan/posisi tersebut.

Menurut Soerjono Soekanto, peranan merupakan aspek dinamis kedudukan (status), apabila seseorang telah melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan, tak ada peranan tanpa kedudukan atau kedudukan tanpa peranan. Peranan lebih banyak menunjuk pada fungsi, penyesuaian diri dan sebagai suatu proses. Seseorang menduduki suatu


(9)

posisi dalam masyarakat serta menjalankan suatu peranan. (Soerjono Soekanto, 1993 : 268)

Lebih lanjut, Soerjono Soekanto (1993: 269), mengatakan bahwa peranan mencakup 3 (tiga) hal yaitu :

a. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.

b. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai suatu organisasi.

c. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu penting bagi struktur organisasi kemasyarakatan.

Gross, Mason, McEachem, mendefinisikan peranan adalah seperangkat harapan-harapan yang dikenakan pada individu yang menempati kedudukan sosial tertentu. Sedangkan Margono Slamet, berpendapat bahwa peranan adalah mencakup tindakan ataupun perilaku yang perlu dilaksanakan oleh seseorang yang menempati suatu posisi di dalam status sosial. (M. Linggar Anggoro, 2002: 79) Peranan menurut Surayin (2007: 427), merupakan seperangkat tingkat yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam masyarakat atau bagian dari tugas utama yang harus dilakskanakan.

Berdasarkan uraian pendapat di atas dapat diketahui bahwa peranan merupakan seperangkat norma atau aturan yang berisi kewajiban yang dimiliki oleh seseorang


(10)

dalam menjalankan dan melaksanakan tugas serta kedudukannya pada tingkat sosial masyarakat. Berkaitan dengan penelitian ini, maka peranan yang dimaksud yaitu peran Inspektorat Kota Bandar Lampung sebagai unsur pemerintahan daerah yaitu dalam menjalankan tugas, fungsi dan kewajibannya dalam tatanan birokrasi pemerintahan terutama dalam pengawasan keuangan, untuk mencegah ataupun meminimalkan tingkat penyalahgunaan keuangan negara.

B. Pengertian Keuangan Daerah

Nurmayani (2009:74) berpendapat bahwa Anggaran Pendapatan Belanja Daerah juga termasuk lingkup keuangan negara. Dalam hal penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah didanai dari dan atas beban APBD. Sedangkan penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah di daerah didanai oleh dan atas beban APBN.

Ditambahkan oleh Nurlan Darise (2007:37) penerimaan daerah dalam pelaksanaan desentralisasi terdiri atas pendapatan dan pembiayaan. Pendapatan daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periode tahun bersangkutan. Pembiayaan adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Jadi yang dinamakan penerimaan daerah adalah uang yang masuk ke kas daerah.

Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, disebutkan bahwa keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban


(11)

negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.

Pasal 1 butir 1 Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah, dijelaskan bahwa keuangan daerah mengandung pengertian semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang. termasuk segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut, dalam kerangka Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Dengan demikian, wilayah kajian kemampuan keuangan daerah dapat mencakup aspek hak, yaitu pendapatan; dan aspek kewajiban, yaitu belanja.

Dengan sistem perimbangan keuangan ini, daerah otonomi mempunyai beberapa sumber pendapatan yaitu:

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang bersumber dari: a. Pajak Daerah.

b. Retribusi Daerah.

c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah.

2. Dana Perimbangan, yang terdiri atas:

a. Dana Bagi Hasil, yang bersumber dari pajak dan sumber daya alam.

b. Dana Alokasi Umum (DAU), yaitu dana yang bersumber dari pendapatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dialokasikan


(12)

dengan tujuan pemerataan kemampuan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi.

c. Dana Alokasi Khusus (DAK), yaitu dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan perioritas nasional.

3. Lain-lain Pendapatan, yang terdiri dari pendapatan hibah dan pendapatan dari Dana Darurat. Dana Darurat berasal dari pendapatan APBN untuk keperluan mendesak yang diakibatkan oleh bencana nasional dan/atau peristiwa luar biasa yang tidak dapat ditanggulangi oleh daerah dengan menggunakan sumber Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Sumber pendapatan daerah terdiri dari PAD, Dana Perimbangan, Pinjaman Daerah, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. Adapun belanja daerah dirinci berdasarkan organisasi, fungsi, dan jenis belanja. Kajian kemampuan keuangan daerah pada studi ini dibatasi pada sisi pendapatan dan fokus pada aspek PAD. Untuk membiayai kewenangan daerah, PAD idealnya menjadi sumber pendapatan pokok daerah. Sumber pendapatan lain dapat bersifat fluktuatif dan cenderung di luar kontrol kewenangan daerah. Melalui kewenangan yang dimiliki, daerah diharap dapat meningkatkan PAD, seraya tetap memperhatikan aspek ekonomis, efisiensi, dan netralitas.


(13)

C. Pencegahan Penyalahgunaan Keuangan Daerah

Pengertian pencegahan menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (Surayin, 2007: 81) yaitu perihal mencegah, mengikhtiarkan supaya jangan terjadi. Selanjutnya, pengertian penyalahgunaan, diartikan sebagai proses, perbuatan, cara yang menyeleweng (Surayin, 2007:513).

Penyalahgunaan dalam teori manajemen lebih dikenal dengan istilah kecurangan (fraud). Menurut Soejono Karni (2000:34), fraud yaitu kecurangan mencakup suatu ketidakberesan dan tindakan ilegal yang bercirikan penipuan disengaja. Kecurangan dapat dilakukan untuk manfaat atau kerugian organisasi oleh orang di luar atau di dalam organisasi.

Pencegahan kecurangan/penyalahgunaan merupakan tanggung jawab manajemen setiap organisasi/instansi. Pemeriksa intern bertanggung jawab untuk menguji dan menilai kecukupan serta efektivitas tindakan manajemen untuk memenuhi kewajiban tersebut. Dengan demikian, pemeriksa intern (audit) harus melakukan audit sesuai dengan prosedur, memonitor gejala-gejala penyalahgunaan/ kecurangan, melakukan penelusuran untuk mencegah penyalahgunaan dan mengidentifikasi semua penyalahgunaan/kecurangan yang mungkin terjadi.

Bertitik tolak dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pencegahan penyalahgunaan yaitu merupakan suatu usaha untuk mencegah terjadinya perbuatan yang dianggap menyeleweng atau tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Salah satu usaha untuk mencegah yaitu dengan melakukan pengawasan. Teknik pencegahan penyalahgunaan/


(14)

kecurangan dapat dilakukan dengan membuat prosedur yang tepat dalam organisasi karena hal ini merupakan langkah awal untuk mencegah penyalahgunaan/kecurangan.

D. Pengertian Pengawasan Keuangan Daerah

Menurut Goerge R. Terry seperti yang dikutip Muchsan (2000:36) menyatakan “Control is to determine what is accomplished evaluate it, and apply corrective measures, if needed to insure result in keeping with the plan”. Dari pengertian ini nampak bahwa pengawasan dititikberatkan kepada tindakan evaluasi serta koreksi terhadap hasil yang telah dicapai, dengan maksud agar hasil tersebut sesuai dengan rencana. Dengan demikian tindakan pengawasan ini tidak dilakukan terhadap suatu proses kegiatan yang sedang berjalan, akan tetapi justru pada akhir suatu kegiatan, setelah kegiatan tersebut menghasilkan sesuatu.

Pasal 1 angka 6 Permendagri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah disebutkan bahwa Pejabat Pengawas Pemerintah adalah orang yang karena jabatannya melaksanakan tugas pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah untuk dan atas nama Menteri Dalam Negeri atau Kepala Daerah.

Di dalam Pasal 2 Permendagri tersebut menjelaskan mengenai pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah, yaitu sebagai berikut :

(1) Pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah meliputi : a. Administrasi umum pemerintahan; dan


(15)

(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilakukan terhadap :

a. Kebijakan daerah; b. Kelembagaan; c. Pegawai daerah; d. Keuangan daerah; dan e. Barang daerah.

(3) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dilakukan terhadap :

a. Urusan wajib; b. Urusan pilihan; c. Dana Dekonsentrasi; d. Tugas pembantuan; dan

Pasal 3 ayat (1) Permendagri Nomor 23 Tahun 2007 disebutkan bahwa : “Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dilaksanakan oleh Pejabat Pengawas Pemerintah”.

Pasal 9 Permendagri Nomor 23 Tahun 2007 menyatakan bahwa : “Pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah oleh Pejabat Pengawas Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 dilakukan melalui kegiatan pemeriksaan, monitoring dan evaluasi”.

Kegiatan monitoring dan evaluasi dijelaskan lebih lanjut dalam Pasal 11 ayat (1) dan (2) Permendagri Nomor 23 Tahun 2007, sebagai berikut :


(16)

(1) Kegiatan monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dilakukan terhadap administrasi umum pemerintahan dan urusan pemerintahan.

(2) Pejabat Pengawas Pemerintah dalam melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) berdasarkan petunjuk teknis. Pasal 12 Permendagri Nomor 23 Tahun 2007 berbunyi :

(1) Selain pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 Pejabat Pengawas Pemerintah dapat melakukan pemeriksaan tertentu dan pemeriksaan terhadap laporan mengenai adanya indikasi terjadinya penyimpangan, korupsi, kolusi dan nepotisme.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemeriksaan tertentu dan pemeriksaan terhadap laporan mengenai adanya indikasi terjadinya penyimpangan, korupsi, kolusi dan nepotisme diatur tersendiri.

Pasal 13 Permendagri Nomor 23 Tahun 2007 berbunyi :

(1) Pemeriksaan Pejabat Pengawas Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 dituangkan dalam bentuk laporan hasil pemeriksaan.

(2) Mekanisme dan Sistimatika Laporan Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam lampiran II peraturan ini.

Pasal 14 Permendagri Nomor 23 Tahun 2007 menyatakan bahwa :

(1) Monitoring dan Evaluasi Pejabat Pengawas Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dituangkan dalam bentuk laporan hasil monitoring dan evaluasi.


(17)

(2) Sistimatika Laporan Hasil Monitoring dan Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam lampiran III peraturan ini.

Pengertian pengelolaan keuangan daerah di dalam Pasal 1 angka 6 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, disebutkan bahwa Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah.

Di dalam Pasal 3 huruf p Pengelolaan keuangan daerah yang diatur dalam Peraturan Pemerintah ini meliputi: pembinaan dan pengawasan pengelolaan keuangan daerah. Kemudian, berdasarkan Pasal 6 ayat (1) huruf c Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 bahwa Koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (4) mempunyai tugas koordinasi di bidang: penyusunan rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD

Prosedur DPA-SUD menurut Pasal 56 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005, dinyatakan bahwa : “DPA-SUD yang telah disahkan sebagaimana dimaksud pada Ayat (3) disampaikan kepala SKPD yang bersangkutan, kepada satuan kerja pengawasan daerah, dan BPK selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal disahkan”.

Pasal 129 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 menyatakan bahwa Pemerintah melakukan pembinaan dan pengawasan pengelolaan keuangan daerah kepada pemerintah daerah yang dikoordinasikan oleh Menteri Dalam Negeri.


(18)

Di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 juga disebutkan adanya tugas dan wewenang DPRD dalam melakukan pengawasan. Hal tersebut lebih lanjut diatur Pasal 132 dan Pasal 133 Peraturan Pemerintah tersebut, yaitu :

Pasal 132 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005, berbunyi DPRD melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan daerah tentang APBD. Pasal 133 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005, berbunyi pengawasan pengelolaan keuangan daerah berpedoman pada, ketentuan peraturan perundang-undangan.

Di dalam penjelasan PP Nomor 58 Tahun 2005 disebutkan bahwa dalam rangka pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang diikuti dengan perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah timbul hak dan kewajiban daerah yang dapat dinilai dengan uang sehingga perlu dikelola dalam suatu sistem pengelolaan keuangan daerah. Pengelolaan keuangan daerah sebagaimana dimaksud merupakan subsistem dari sistem pengelolaan keuangan negara dan merupakan elemen pokok dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.

Pada dasarnya buah pikiran yang melatarbelakangi terbitnya peraturan perundang-undangan di atas adalah keinginan untuk mengelola keuangan negara dan daerah secara efektif dan efisien. Ide dasar tersebut tentunya ingin dilaksanakan melalui


(19)

tata kelola pemerintahan yang baik yang memiliki tiga pilar utama yaitu transparansi, akuntabilitas, dan partisipatif.

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan adanya satu peraturan pelaksanaan yang komprehensif dan terpadu (omnibus regulation) dari berbagai Undang-Undang tersebut di atas yang bertujuan agar memudahkan dalam pelaksanaannya dan tidak menimbulkan multi tafsir dalam penerapannya. Peraturan dimaksud memuat berbagai kebijakan terkait dengan perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan dan pertanggungjawaban keuangan Daerah.

Pengelolaan keuangan daerah menurut Pasal 1 angka 8 Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yaitu keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah.

Selanjutnya, di dalam Pasal 3 Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 disebutkan bahwa pengelolaan keuangan daerah yang diatur dalam peraturan menteri ini meliputi kekuasaan pengelolaan keuangan daerah, azas umum dan struktur APBD, penyusunan rancangan APBD, penetapan APBD, penyusunan dan penetapan APBD bagi daerah yang belum memiliki DPRD, pelaksanaan APBD, perubahan APBD, pengelolaan kas, penatausahaan keuangan daerah, akuntansi keuangan daerah, pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, pembinaan dan pengawasan pengelolaan keuangan daerah, kerugian daerah, dan pengelolaan keuangan BLUD.


(20)

Mengenai koordinator pengelolaan keuangan daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 Ayat (2) Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 yaitu Sekretaris Daerah selaku koordinator keuangan daerah sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) mempunyai tugas koordinasi di bidang :

a. Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan APBD;

b. Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan barang daerah; c. Penyusunan rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD;

d. Penyusunan Raperda APBD, perubahan APBD, dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;

e. Tugas-tugas pejabat perencana daerah, PPKD, dan pejabat pengawas keuangan daerah; dan

f. Penyusunan laporan keuangan daerah dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.

Dalam proses perencanaan, pelaksanaan sampai dengan pelaporan APBD, maka harus mengikuti beberapa asas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 sebagai berikut :

(1) APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan dan kemampuan pendapatan daerah.

(2) Penyusunan APBD sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) berpedoman kepada RKPD dalam rangka mewujudkan pelayanan kepada masyarakat untuk tercapainya tujuan bernegara.

(3) APBD mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi, dan stabilisasi.


(21)

(4) APBD, perubahan APBD, dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD setiap tahun ditetapkan dengan peraturan daerah.

Berdasarkan ketentuan-ketentuan yang disebutkan dalam Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Keputusan Menteri Dalam Negeri maupun Surat Keputusan Lainnya di atas, dapat diketahui bahwa Inspektorat Kabupaten/Kota mempunyai fungsi sebagai lembaga pengawas dalam pengelolaan keuangan daerah. Pengelolaan keuangan daerah yang dimaksud meliputi proses perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan serta pertanggungjawaban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Dengan demikian, pencegahan penyalahgunaan keuangan daerah merupakan suatu usaha untuk mencegah atau meminimalkan terjadinya perbuatan-perbuatan yang dianggap menyeleweng dan dapat merugikan keuangan daerah.

E. Tugas Pokok dan Fungsi Inspektorat Kota Bandar Lampung

Menurut Pasal 6 Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 4 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Daerah Kota Bandar Lampung, menyebutkan bahwa Inspektorat mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai berikut :

(1) Inspektorat merupakan unsur pengawas penyelenggaraan pemerintah daerah, mempunyai tugas pokok melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan Pemerintahan di daerah, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan Pemerintah Daerah dan pelaksanaan urusan Pemerintah Daerah.


(22)

(2) Untuk menyelengarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) Pasal ini, Inspektorat menyelenggarakan fungsi ;

a. Perencanaan Program Pengawasan;

b. Rumusan kebijakan dan fasilitas pengawasan;

c. Pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas pengawasan; d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota di bidang

pengawasan;

e. Pelayanan administratif.

Pasal 2 Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 20 Tahun 2008 tentang Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Inspektorat Kota Bandar Lampung disebutkan bahwa Inspektorat adalah merupakan unsur pengawas penyelenggaraan pemerintah daerah dipimpin oleh seorang Inspektur dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya bertanggung jawab kepada Walikota dan secara teknis administratif mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah Kota.


(23)

A. Pendekatan Masalah

Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan yuridis empiris. Pendekatan yuridis empiris yaitu pendekatan yang tidak saja mengacu pada norma-norma hukum secara normatif, tetapi juga dengan melihat implementasi di lapangan secara empiris. Pendekatan tersebut dilakukan dengan melakukan penelitian langsung di lokasi penelitian dengan cara melakukan pengamatan, wawancara dan dialog dengan para pihak yang berkompeten terutama mengenai permasalahan pencegahan penyalahgunaan keuangan daerah di lingkungan Pemerintah Kota Bandar Lampung dan untuk memperoleh informasi yang diperlukan dalam rangka penulisan skripsi ini, berupa data dokumentasi yang diperoleh dari Inspektorat Kota Bandar Lampung.

B. Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari penelitian kepustakaan (library research) dan penelitian lapangan (field research) yang terbagi menjadi jenis data primer dan data sekunder dengan penjelasan sebagai berikut :

1. Data primer adalah data yang didapat secara langsung melalui kegiatan wawancara dengan informan di Inspektorat Kota Bandar Lampung. Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini yaitu :


(24)

a. Bapak Zainal Amrin selaku Sekretaris Inspektorat Kota Bandar Lampung. b. Bapak Suprihatin selaku Inspektur Wilayah I Inspektorat Kota Bandar

Lampung.

2. Data sekunder diperoleh dari penelitian kepustakaan melalui studi dokumentasi dan literatur, khususnya ketentuan peraturan perundang-undangan yang sesuai permasalahan penelitian. Data sekunder terdiri dari : a. Bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang mengikat terdiri dari :

1) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. 2) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pusat dan Daerah.

3) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. 4) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 105 Tahun 2000

tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah. 5) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005

tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.

6) Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

7) Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.


(25)

8) Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 4 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Daerah Kota Bandar Lampung.

9) Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 20 Tahun 2008 tentang Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Inspektorat Kota Bandar Lampung. b. Bahan hukum sekunder yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan

atau membahas bahan hukum primer misalnya buku-buku, referensi, literatur atau karya tulis yang terkait dengan materi penelitian.

c. Bahan hukum tersier yaitu bahan hukum yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap hukum primer dan sekunder seperti kamus, literatur, majalah dan surat kabar

C. Pengumpulan dan Pengolahan Data

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi :

a. Penelitian kepustakaan (library research) yaitu mengumpulkan bahan-bahan pustaka yang berhubungan dengan penelitian.

b. Penelitian lapangan (field research) yaitu melakukan penelitian data pada Inspektorat Kota Bandar Lampung.

2. Pengolahan Data

Data yang telah dikumpulkan selanjutnya akan diolah dengan cara :

a. Editing yaitu meneliti kembali kelengkapan data yang diperoleh, apabila masih belum lengkap maka diusahakan melengkapi kembali dengan


(26)

melakukan koreksi ulang ke sumber data yang bersangkutan. Selain itu juga melakukan pemeriksaan bila ada kesalahan atau kekeliruan terhadap data yang telah diperoleh.

b. Coding yaitu pengelompokkan (mengklasifikasikan) data yang diperoleh untuk mempermudah dalam melakukan analisis.

c. Sistematisasiyaitu melakukan penyusunan dan penempatan data pada tiap pokok bahasan secara sistematis sehingga memudahkan pembahasan. D. Analisis Data

Analisis data dalam pelaksanaan penelitian ini menggunakan analisis kualitatif yaitu dengan mengkaji secara mendalam fenomena hukum yang telah diperoleh untuk mendapatkan kualitas data. Selanjutnya data akan ditulis dengan menggambarkan secara deskriptif yang kemudian ditarik kesimpulan melalui metode induktif dan deduktif, sehingga diharapkan dapat menjawab permasalahan dalam penelitian.


(27)

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana yang telah diuraikan pada Bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Peran Inspektorat Kota Bandar Lampung dalam pencegahan penyalahgunaan keuangan daerah, yaitu dengan menerapkan program pembinaan, memelihara dan menjaga mental/moral pegawai agar senantiasa bersikap jujur, disiplin, setia, beretika dan berdedikasi; membangun mekanisme sistem pengendalian internal (pengendalian intern) yang efisien dan efektif; perekrutan pegawai yang jujur; penciptaan lingkungan/suasana kerja yang positif; penerapan aturan perilaku dan kode etik; serta pemberian program bantuan dan pencerahan bagi pegawai yang mengalami kesulitan.

2. Faktor penghambat dalam pencegahan penyalahgunaan keuangan daerah oleh Inspektorat Kota Bandar Lampung, antara lain meliputi lemahnya perundang-undangan dalam bidang keuangan daerah; kurang transparansinya pengelolaan keuangan daerah; kelemahan lain dari pelaksanaan fungsi pengawasan fungsional; adanya kelemahan administratif yang melekat pada profesionalisme pengawas serta kurang tepatnyavalue for money.


(28)

B. Saran

1. Pemerintah Daerah Kota Bandar Lampung hendaknya melakukan sosialisasi secara terus menerus mengenai peran Inspektorat dalam pengawasan keuangan kepada seluruh lembaga atau instansi terkait, dengan demikian akan tercipta hubungan kerja yang dinamis, harmonis serta dapat mewujudkan sistem kontrol dan cross check guna meminimalkan tingkat kesalahan dalam proses penyusunan anggaran.

2. Hendaknya dalam proses penyusunan anggaran keuangan daerah, Instansi atau Dinas di lingkungan Pemerintah Kota Bandar Lampung mempertimbangkan asas-asas pengelolaan keuangan daerah terutama asas efektif, ekonomis, efisien, kepatuhan serta manfaat bagi masyarakat. Dengan demikian, anggaran yang disusun mampu mengaplikasikan apa yang sebenarnya dibutuhkan dan diharapkan oleh masyarakat dalam pembangunan.


(29)

DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN KEUANGAN DAERAH ( Skripsi )

Oleh :

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG

2012 Zohreal Akbar


(30)

DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN KEUANGAN DAERAH

Oleh :

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Hukum

Pada

Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG

2012 Zohreal Akbar


(31)

Halaman

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Permasalahan dan Ruang Lingkup Penelitian ... 4

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Peran ... 6

B. Pengertian Keuangan Daerah ... 8

C. Pencegahan Penyalahgunaan Keuangan Daerah ... 11

D. Pengertian Pengawasan Keuangan Daerah... 12

E. Tugas Pokok dan Fungsi Inspektorat Kota Bandar Lampung ... 19

III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Masalah ... 21

B. Jenis dan Sumber Data ... 21

C. Pengumpulan dan Pengolahan Data ... 23

D. Analisis Data... 24

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Inspektorat Kota Bandar Lampung ... 25

B. Peran Inspektorat Kota Bandar Lampung dalam Pencegahan Penyalahgunaan Keuangan Daerah... 33

C. Faktor Penghambat dalam Pencegahan Penyalahgunaan Keuangan Daerah oleh Inspektorat Kota Bandar Lampung ... 48


(32)

A. Kesimpulan ... 55 B. Saran... 56 DAFTAR PUSTAKA


(33)

Abdullah, Rojali. 2005. Pelaksanaan Otonomi Luas dengan Pemilihan Kepala Daerah Secara Langsung. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Anggoro, M. Linggar. 2002. Teori dan Profesi Kehumasan. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta.

Darise, Nurlan. 2007. Pengelolaan Keuangan Daerah. Penerbit PT Indeks. Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.

Muchson. 2000. Sistem Pengawasan Terhadap Perbuatan Aparat Pemerintahan dan Peradilan TUN. Liberty. Yogyakarta.

Nurmayani. 2009.Hukum Administrasi Daerah. Bahan Ajar. Penerbit Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Prawirawidjaya, Rahman. 2005. Keuangan Negara dan Kebijakan Fiskal. Alumni. Bandung.

Riyadi dan Binta Kusumah. 2003. Perencanaan Pembangunan Daerah, Strategi Menggali Potensi dalam Mewujudkan OTDA. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Soekanto, Soerjono.1993.Sosiologi Hukum. Djambatan. Jakarta.

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji. 1986. Penelitian Hukum Normatif. CV Rajawali. Jakarta.

Surayin. 2007.Kamus Umum Bahasa Indonesia. Yrama Widya. Bandung. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

Undang-Undang 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah.


(34)

Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Daerah Kota Bandar Lampung.

Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 20 Tahun 2008 tentang Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Inspektorat Kota Bandar Lampung.


(35)

Pencegahan Penyalahgunaan Keuangan Daerah Nama Mahasiswa : Zohreal Akbar

No. Pokok Mahasiswa : 0742011359

Bagian : Hukum Administrasi Negara Fakultas : Hukum

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Charles Jackson, S.H., M.H. Syamsir Syamsu, S.H., M.H. NIP. 195512171981031002 NIP. 196108051989031005

2. Ketua Bagian Hukum Administrasi Negara

Nurmayani, S.H., M.H. NIP. 196112191988032002


(36)

1. Tim Penguji

Ketua : Charles Jackson, S.H., M.H ...

Sekretaris/Anggota : Syamsir Syamsu, S.H., M.H. ...

Penguji Utama : Nurmayani, S.H., M.H. ...

2. Pj. Dekan Fakultas Hukum

Dr. Heriyandi, S.H., M.S. NIP. 196211091987031003


(37)

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 13 April 1988. Anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Hi. Yusdjudan, S.Sos dan Ibu Hj. Dewi Mirawati, A.Md.Kep.

Pendidikan Sekolah Dasar diselesaikan tahun 2000 di SD Negeri 5 Sukarame Bandar Lampung, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama diselesaikan tahun 2003 di MTs Negeri 2 Tanjung Karang, Sekolah Menengah Tingkat Atas diselesaikan tahun 2006 pada SMA AL-Azhar 3 Bandar Lampung.

Pada tahun 2007, Penulis terdaftar dan diterima sebagai mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Lampung Jurusan Hukum Administrasi Negara.


(38)

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai dari segala urusan kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang

lain

(Q.S. Alam Nasyrah : 6-7)

Jangan pernah menyerah sebelum diperjuangkan walaupun hasilnya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan dan jangan pernah takut untuk menghadapi dunia

yang fana ini (Zohreal Akbar)


(39)

Kupersembahkan skripsi ini kepada :

1. Emak dan Ayah tercinta yang selalu mendidik, mencurahkan kasih sayang dan senantiasa mendoakan keberhasilan baik di masa sekarang dan di masa yang akan datang.

2. Kakak-kakakku Al Jahiz PMP, S.Sos, Aulia Zulkodri, S.Sos dan adikku Hardinawati yang selalu menanti keberhasilanku.

3. Bindaku Kurnia Araw yang selalu mendukung, mensupport, serta mendoakanku,I Love U Honey...

4. Bangsa, Negara dan Agamaku 5. Almamaterku


(40)

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Peran Inspektorat Kota Bandar Lampung dalam Pencegahan Penyalahgunaan Keuangan Daerah”, yang diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana di Bagian Hukum Administrasi Negara pada Fakultas Hukum Universitas Lampung.

Penulis menyadari dengan segala kerendahan hati bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena terbatasnya kemampuan penulis, karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik untuk kesempurnaan skripsi ini. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Heriyandi, S.H., M.S., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Lampung atas izin dan fasilitas yang diberikan kepada saya untuk menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Nurmayani, S.H., M.H., selaku Ketua Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung.

3. Ibu Upik Hamidah, S.H., M.H., selaku Sekretaris Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung.


(41)

penuh kesabaran telah meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulisan skripsi ini.

5. Bapak Syamsir Syamsu, S.H., M.H., selaku Dosen Pembimbing II yang juga dengan penuh kesabaran telah meluangkan waktunya serta memberikan arahan, bimbingan dan masukan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Ibu Nurmayani, S.H., M.H., selaku Pembahas I yang telah memberikan masukan dalam penulisan skripsi ini.

7. Ibu Marlia Eka Putri, S.H., M.H., selaku Pembahas II yang telah memberikan masukan dan saran bagi penulis dalam penulisan skripsi ini.

8. Segenap staf pengajar Fakultas Hukum yang telah membimbing penulis selama perkuliahan berlangsung dan seluruh staf karyawan Fakultas Hukum Universitas Lampung.

9. Inspektur Inspektorat Kota Bandar Lampung beserta staf yang telah banyak memberikan bantuan selama mengadakan penelitian dalam penulisan skripsi ini.

10. Sekretaris Inspektorat Kota Bandar Lampung yang telah banyak membantu dalam pengumpulan bahan-bahan selama penulis melakukan riset.

11. Emak Hj. Dewi Mirawati, A.Md., Kep, Ayah Hi. Yusjdudan, S.Sos tercinta dan Kakakku Aljahiz PMP, S.Sos, Aulia Zulkodri, S.Sos, adikku Hardinawati tersayang serta seluruh keluarga yang telah memberikan dorongan dan


(42)

ini.

12. Bindaku Tersayang Kurnia Araw, S.Pd., yang selalu memberikan semangat, doa, masukan serta dukungan sehingga terselesaikannya skripsi ini.

13. Saudaraku Nova Yogi Luqita, yang selalu memberikan dorongan dan canda tawanya sehingga terselesaikan skripsi ini.

14. Sahabat-sahabat lamaku Dimas, Danel, Ade, Ripan, Sandi, Sebri, Yogi.

15. Sahabat-sahabatku Satria, Heri, Erwin Pono, Wahyudi, Adi ucup, Koko Indra, Seto, Rangga budi, Pujiono, Komang, serta seluruh teman-teman ’07 yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu.

16. Rekan-rekan sesama pemancing yang selalu memberi pencerahan bagi penulis dikala penulis sedang gundah gulana om Stiawan, lay Jhon, uwak Pa’i, om Aliyudin, mas Yon, Tiar, lek Trimo, kang Budi, dan masih banyak lagi yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu

17. Almamaterku tercinta Universitas Lampung.

Penulis berharap saran dan kritik membangun demi kesempurnaan skripsi ini, dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pihak yang berkepentingan pada umumnya.

Bandar Lampung, 13 Februari 2012 Penulis,


(1)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 13 April 1988. Anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Hi. Yusdjudan, S.Sos dan Ibu Hj. Dewi Mirawati, A.Md.Kep.

Pendidikan Sekolah Dasar diselesaikan tahun 2000 di SD Negeri 5 Sukarame Bandar Lampung, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama diselesaikan tahun 2003 di MTs Negeri 2 Tanjung Karang, Sekolah Menengah Tingkat Atas diselesaikan tahun 2006 pada SMA AL-Azhar 3 Bandar Lampung.

Pada tahun 2007, Penulis terdaftar dan diterima sebagai mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Lampung Jurusan Hukum Administrasi Negara.


(2)

MOTTO

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai dari segala urusan kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang

lain

(Q.S. Alam Nasyrah : 6-7)

Jangan pernah menyerah sebelum diperjuangkan walaupun hasilnya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan dan jangan pernah takut untuk menghadapi dunia

yang fana ini (Zohreal Akbar)


(3)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini kepada :

1. Emak dan Ayah tercinta yang selalu mendidik, mencurahkan kasih sayang dan senantiasa mendoakan keberhasilan baik di masa sekarang dan di masa yang akan datang.

2. Kakak-kakakku Al Jahiz PMP, S.Sos, Aulia Zulkodri, S.Sos dan adikku Hardinawati yang selalu menanti keberhasilanku.

3. Bindaku Kurnia Araw yang selalu mendukung, mensupport, serta mendoakanku,I Love U Honey...

4. Bangsa, Negara dan Agamaku 5. Almamaterku


(4)

SAN WACANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Peran Inspektorat Kota Bandar Lampung dalam Pencegahan Penyalahgunaan Keuangan Daerah”, yang diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana di Bagian Hukum Administrasi Negara pada Fakultas Hukum Universitas Lampung.

Penulis menyadari dengan segala kerendahan hati bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena terbatasnya kemampuan penulis, karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik untuk kesempurnaan skripsi ini. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Heriyandi, S.H., M.S., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Lampung atas izin dan fasilitas yang diberikan kepada saya untuk menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Nurmayani, S.H., M.H., selaku Ketua Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung.

3. Ibu Upik Hamidah, S.H., M.H., selaku Sekretaris Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung.


(5)

4. Bapak Charles Jackson, S.H., M.H., selaku Dosen Pembimbing I yang dengan penuh kesabaran telah meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulisan skripsi ini.

5. Bapak Syamsir Syamsu, S.H., M.H., selaku Dosen Pembimbing II yang juga dengan penuh kesabaran telah meluangkan waktunya serta memberikan arahan, bimbingan dan masukan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Ibu Nurmayani, S.H., M.H., selaku Pembahas I yang telah memberikan masukan dalam penulisan skripsi ini.

7. Ibu Marlia Eka Putri, S.H., M.H., selaku Pembahas II yang telah memberikan masukan dan saran bagi penulis dalam penulisan skripsi ini.

8. Segenap staf pengajar Fakultas Hukum yang telah membimbing penulis selama perkuliahan berlangsung dan seluruh staf karyawan Fakultas Hukum Universitas Lampung.

9. Inspektur Inspektorat Kota Bandar Lampung beserta staf yang telah banyak memberikan bantuan selama mengadakan penelitian dalam penulisan skripsi ini.

10. Sekretaris Inspektorat Kota Bandar Lampung yang telah banyak membantu dalam pengumpulan bahan-bahan selama penulis melakukan riset.

11. Emak Hj. Dewi Mirawati, A.Md., Kep, Ayah Hi. Yusjdudan, S.Sos tercinta dan Kakakku Aljahiz PMP, S.Sos, Aulia Zulkodri, S.Sos, adikku Hardinawati tersayang serta seluruh keluarga yang telah memberikan dorongan dan


(6)

bantuan materil, moril serta doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

12. Bindaku Tersayang Kurnia Araw, S.Pd., yang selalu memberikan semangat, doa, masukan serta dukungan sehingga terselesaikannya skripsi ini.

13. Saudaraku Nova Yogi Luqita, yang selalu memberikan dorongan dan canda tawanya sehingga terselesaikan skripsi ini.

14. Sahabat-sahabat lamaku Dimas, Danel, Ade, Ripan, Sandi, Sebri, Yogi.

15. Sahabat-sahabatku Satria, Heri, Erwin Pono, Wahyudi, Adi ucup, Koko Indra, Seto, Rangga budi, Pujiono, Komang, serta seluruh teman-teman ’07 yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu.

16. Rekan-rekan sesama pemancing yang selalu memberi pencerahan bagi penulis dikala penulis sedang gundah gulana om Stiawan, lay Jhon, uwak Pa’i, om Aliyudin, mas Yon, Tiar, lek Trimo, kang Budi, dan masih banyak lagi yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu

17. Almamaterku tercinta Universitas Lampung.

Penulis berharap saran dan kritik membangun demi kesempurnaan skripsi ini, dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pihak yang berkepentingan pada umumnya.

Bandar Lampung, 13 Februari 2012 Penulis,