PERAN PEMERINTAH DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG DALAM PELAKSANAAN PENATAAN RUANG

  

PERAN PEMERINTAH DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG DALAM

PELAKSANAAN PENATAAN RUANG

Sutono, Dr. M. Akib, S.H., M.Hum., Satria prayoga, S.H., M.H.

  Jurusan Hukum Administrasi Negara, Fakultas Hukum Universitas Lampung, Jl Soemantri Brojonegoro No.1 Gedung Meneng

  Bandar Lampung 35131 No.HP : 081366423855 / 08994288512 Email : Sutono1991@yahoo.com

  

ABSTRAC

The scientific Paper is in order to know about find out Based on the results of research and

discussion in the know that the role of local government in the implementation of Bandar

Lampung spatial planning in terms of spatial planning Bandar Lampung is a general plan

that spatial development plan by continuing to meet the needs of environmentally sound,

efficient in the allocation of investment, and can synergize acuhan be made in the

preparation of an overall program to achieve their community 's welfare. The method that

used in this paper are with Juridical Empirical and Normative Juridical approach. In terms

of spatial utilization in Bandar Lampung is to provide direction and technical considerations

of space utilization in Bandar Lampung for the issuance of permits Description City plan,

billboard permits, licenses and permits other place of business that is related to the

utilization of space in Bandar Lampung . While in terms of controlling the utilization of space

in Bandar Lampung is the supervision and control of the utilization of space based City

spatial plan, do penyusanan policy guidance and legal counseling, supervision and

construction of places of business that do not have permits and preparation of a report on the

property and businesses who violate laws and regulations .

  Keywords: Roles, Local Government, Spatial Planning

ABSTRACK

  Karya Ilmiah ini di buat untuk mengetahui Peran pemerintah Daerah Kota Bandar Lampung dalam pelaksanaan penataan ruang dalam hal perencanaan tata ruang Kota Bandar Lampung adalah menyusun rencana umum tata ruang yaitu rencana memenuhi kebutuhan pembangunan dengan senantiasa berwawasan lingkungan, efisien dalam alokasi investasi, bersinergi dan dapat di jadikan acuhan dalam penyusunan program secara keseluruhan untuk tercapainya kesejahteraan masarakat. Metode yang di gunakan dalam penulisan ini adalah metode dengan pendekatan secara Yuridis Empiris dan Yuridis Normatif. Dalam hal pemanfaatan tata ruang di Kota Bandar Lampung adalah memberikan arahan dan pertimbangan teknis pemanfaatan ruang di Kota Bandar Lampung bagi penerbitan Izin Keterangan rencana Kota, Izin reklame, Izin tempat usaha dan perizinan lain yaitu berkaitan dengan pemanfaatan ruang Kota Bandar Lampung. Sedangkan dalam hal pengendalian pemanfaatan ruang di Kota Bandar Lampung adalah melaksanakan pengawasan dan pengendalian pemanfaatan ruang berdasarkan rencana tata ruang Kota, melakukan penyusanan kebijakan pembinaan dan penyuluhan hukum, pengawasan pembangunan dan tempat-tempat usaha yang belum memiliki izin dan penyusunan laporan mengenai bangunan

  Kata kunci : Peran, Pemerintah Daerah, Penataan Ruang

I. PENDAHULUAN

  Pembangunan yang tidak terkendali dapat menyebabkan rusaknya lingkungan yang mendukung kehidupan setiap individu yang hidup dibumi yang pada akhirnya apabila kerusakan lingkungan ini tetap berlanjut, akhirnya akan mempengaruhi kehidupan manusia pula, masyarakat mengidamkan sebuah tempat tinggal yang layak huni, bersih dan sehat serta nyaman untuk dihuni, dimana kita lihat daerah perkotaan sudah banyak yang kurang layak dijadikan tempat tinggal, baik karena banjir maupun pencemaran lingkungan lainnya. Apalagi dengan maraknya issue tentang Global Warming (pemanasan Global) yang semakin dirasakan bukan saja di Indonesia melainkan di dunia, hal ini diakibatkan oleh penebangan hutan, pengeksploitasian sumber daya alam secara berlebihan, pembangunan yang tidak terarah terutama pembangunan lahan industri yang tidak memperhatikan lingkungan, emisi kendaraan bermotor dan efek rumah kaca.

  seimbang inilah yang perlu dilestarikan, sehingga setiap perubahan yang diadakan selalu disertai dengan upaya mencapai keserasian dan keseimbangan lingkungan 1 Koesnadi Hardjasoemantri, Hukum Tata

  Lingkungan , Gadjah Mada, University Press, Bandung, 1999, hlm 1.

  pada tingkatan yang baru. Istilah “pelestarian kemampuan lingkungan yang serasi dan seimbang” membawa kepada keserasian antara “pembangunan” dan “lingkungan”, sehingga kedua pengertian itu, yaitu “pembangunan” dan “lingkungan” tidak dipertentangkan satu sama lain.

  2 Undang-Undang No. 32 Tahun 2009

  tentang pengelolaan lingkungan hidup, Undang-Undang ini memiliki tujuan hubungan yang harnonis antara manusia dan lingkungan hidup serta pembangunan yang berkelanjutan, artinya pembangunan dijalankan dengan tetap memperhatikan kelangsungan lingkungan hidup.

  Pada kenyataan yang kita hadapi sekarang, dimana akibat perusahaan pembangunan perumahan yang berlomba-lomba untuk mendapatkan tanah tidak terelakan telah terjadi penumpukan tanah disatu tangan dan terjadinya pencaloan yang sangat gencar tanpa memperhatikan daerah- daerah pertanian yang subur. Ada gejala tanah-tanah sawah lebih murah karena hanya ditimbun dari tanah tegalan yang sudah siap dibangun, sedangkan tanah sawah produktifitas dari kemampuan tanahnya lebih dari tanah tegalan, tetapi jika ditinjau dari biaya untuk membangun bangunan, maka tanah tersebut harus 2

1 Kemampuan lingkungan yang serasi dan

  ditimbun dan dikeringkan sehingga biaya pematangannya mahal sekali, lebih-lebih perlu mengumpulkan tanah dari tempat lain.

  No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang yang kemudian digantikan dengan Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Tata Ruang, Undang-Undang ini memiliki tujuan yang sama dengan Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Lingkungan Hidup terutama dalam pembangunan yaitu demi terwujudnya pembangunan yang berkelanjutan. Undang-undang ini diharapkan dapat mengatur bagaimana pelaksanaan pembangunan yang terarah sehingga pembangunan yang berkesinambungan tersebut dapat tercapai sehingga tanah-tanah yang ada digunakan sebagaimana fungsinya.

  Kota Bandar Lampung merupakan sebuah yang mempunyai misi untuk memberikan keselarasan aspek sosial budaya, ekonomi serta lingkungan hidup dan tata ruang wilayah, diukur dari meningkatnya keselarasan dan konsistensi pemanfaatan tata ruang oleh masyarakat untuk peningkatan keselarasan antara manusia 3 A.P. Parlindungan, Beberapa Pelaksanaan

  Kegiatan Dari UUPA , Mandar Maju, Bandung, 1992, hlm. 84

  dan lingkungan serta meningkatnya kenyamanan wilayah kota untuk bermukim dan bekerja. Untuk mencapai tujuan tersebut maka dikeluarkannya Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 10 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah yang mengatur tentang pelaksanaan penataan ruang di Kota Bandar Lampung, hal ini artinya RTRW kota haruslah berdasarkan pada peraturan tersebut. UU No. 26 Tahun 2007 Tentang penataan ruang membagi ruang dalam beberapa katagori yakni ruang daratan adalah ruang yang terletak di atas dan di bawah permukaan daratan, termasuk permukaan perairan darat dan sisi darat dari garis laut terendah. Kemudian ruang lautan yaitu ruang yang terletak di atas dan dibawah permukaan laut dimulai dari sisi laut dari sisi garis laut terendah termasuk dasar laut dan bagian bumi dibawahnya, dimana Negara Indonesia memiliki hak yurisdiksinya. Dan yang terakhir adalah ruang udara yaitu ruang yang terletak diatas ruang daratan dan atau ruang lautan sekitar wilayah Negara dan melekat pada bumi, dimana Negara Indonesia memiliki hak yuridiksinya. Sedangkan menurut D.A. Tisnamidjaja, yang dimaksud dengan pengertian ruang adalah “ wujud fisik wilayah dalam dimensi geografis dan geometris yang

3 Kemudian dilahirkanlah Undang-Undang

  merupakan wadah bagi manusia dalam melaksanakan kegiatab kehidupannya dalam suatu kualitas hidup yang layak”.

4 Kota Bandar Lampung sebagai kota

  perdagangan dan jasa yang aman, nyaman, dan berkelanjutan dengan memperhatikan kelestarian lingkungan alami dan keanekaragaman hayati serta keserasian fungsi pelayanan lokal, regional dan nasional. Penyusunan RTRW Kota dilakukan dengan berazaskan kaidah- kaidah perencanaan seperti keselarasan, keserasian, keterpaduan, kelestarian dan kesinambungan dalam lingkup kota dan kaitannya dengan propinsi dan kota/kabupaten sekitarnya, dengan tidak mengesampingkan wawasan perlindungan lingkungan terhadap sumber daya yang dimiliki daerah. RTRW Kota juga harus berlandaskan azas keterpaduan, keserasian, keselarasan dan keseimbangan, keberlanjutan, keberdayagunaan dan kerberhasilgunaan, keterbukaan, kebersamaan dan kemitraan, perlindungan kepentingan hukum, kepastian hukum dan keadilan serta akuntabilitas.

  Proses pengumpulan dan penyajian sehubungan dengan penelitian ini maka

  Juniarso Ridwan, dan Achmad Sodik, Hukum Tata Ruang dalam konsep Kebijakan otonomi

  digunakan pendekatan secara yuridis normatif dan yuridis empiris. Pendekatan Yuridis Normatif adalah suatu pendekatan yang dilakukan dimana pengumpulan dan penyajian data dilakukan dengan mempelajari dan menelaah konsep-konsep dan teori-teori serta peraturan-peraturan secara kepustakaan yang berkaitan dengan pokok bahasan penulisan skripsi ini. Sedangkan pendekatan yuridis empiris dilakukan untuk mempelajari hukum dalam kenyataan yang ada mengenai penerapan Pengaturan Tata Ruang didalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bandar Lampung.

  2.2 Sumber dan Jenis data 1.

  Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari observasi di lapangan.

  Dalam rangka penelitian lapangan terutama yang menyangkut pokok bahasan skripsi ini. Dalam hal ini data diperoleh dengan melakukan wawancara terhadap beberapa responden di Dinas Tata Kota Bandar Lampung.

  2. Data Sekunder Data sekunder terdiri dari antara lain: a.

II. METODE PENELITIAN

2.1 Pendekatan Masalah

  Bahan Hukum Primer, antara lain: 1)

  Undang-Undang Republik

  Indonesia, Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah.

  2) Studi lapangan dilakukan melalui

  Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Tata Ruang. wawancara dengan informan yang 3) telah direncanakan sebelumnya.

  Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2010 Wawancara dilakukan dengan Tentang Penyelenggaraan Penataan mengadakan wawancara langsung Ruang. kepada pejabat yang berwenang di

  4) Dinas Tata Ruang Kota Bandar

  Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 10 Tahun 2011 Lampung.

  Tentang Rencana Tata Ruang 2.

  Pengolahan Data Wilayah. Tahapan pengolahan data dalam penelitian

  5) PeRaturan Wali Kota Nomor 17 ini meliputi kegiatan-kegiatan sebagai

  Tahun 2008 Tentang Tugas dan berikut: Fungsi Tata Ruang.

  a.

  b.

  Identifikasi data Bahan Hukum Sekunder b.

  Bahan hukum sekunder yaitu bahan- Klasifikasi data c. bahan yang memberikan penjelasan

  Penyusunan data bahan hukum primer yang terdiri dari

  2.4 Literatur, Kamus, Makalah, surat kabar Analisis Data

  dan lain-lain. Analisis terhadap data yang diperoleh dilakukan dengan cara analisis kualitatif

2.3 Pengumpulan dan Prosedur

  yaitu analisis yang dilakukan dengan

  Pengolahan Data

  menguraikan dari data yang diperoleh di 1. Prosedur Pengumpulan Data dalam penelitian dengan bentuk kalimat.

  Prosedur pengumpulan data pada III. penelitian ini dilakukan, dengan cara :

   HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN a.

  Studi Pustaka Studi kepustakaan dilakukan dengan

  3.1 Peran pemerintah daerah Kota dalam perencanaan tata ruang

  cara mempelajari undang-undang, Perencanaan tata ruang adalah suatu proses peraturan pemerintah dan literatur hukum yang berkaitan dengan untuk menentukan struktur ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan kekuatan pembuktian keterangan saksi. penetapan rencana tata ruang. Bedasarkan b. Studi lapangan hasil wawancara dengan Hairul Akmal selaku Kepala Bidang perencanaan dan pengembangan Kota Dinas Kota Bandar Lampung menyataan bahwa penataan ruang di Kota Bandar Lampung sebagai suatu sistem perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan antara yang satu dengan yang lain dan harus di lakukan sesuai dengan kaidah penataan ruang sehingga di harapkan : 1.

  Dapat mewujudkan pemanfaatan ruang yang berhasil guna dan berdaya guna serta mampu mendukung pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan;

  2. Tidak terjadi pemborosan pemanfaatan ruang;

  3. Tidak menyebabkan terjadinya penurunan kualitas ruang.

  tata ruang Kota Bandar Lampung telah di atur dalam Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung No. 10 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandar Lampung Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2030. Bedasarkan haasil wawancara dengan Hairul Akmal Dinas Tata Kota Bandar Lampung berperan dalam kegiatan perumusan kebijakan teknis dan perencanaan ruang wilayah Kota Bandar Lampung yang dilakukan melalui :

  Hairul Akmal selaku Kepala Bidang Perencanaan dan Pengembangan Kota Bandar Lampung pada a.

  Penyusunan rencana umum tata ruang yaitu Rencana Tata Ruang Wilayah Kota; b. Penyusunan rencana rinci tata ruang yaitu Rencana Tata Ruang Kawasan

  Strategis Kota. Pembentukan rencana tata ruang dilakukan untuk menghasilkan rencana umum tata ruang dan rencana rinci tata ruang. Rencana umum tata ruang disusun bedasarkan pendekatan wilayah administratif dengan muatan substansi mencakup rencana struktur ruang dan rencana pola ruang. Rencana rinci tata ruang disusun bedasarkan pendekatan nilai strategis kawasan dan/atau kegiatan kawasan dengan substansi yang dapat mencakup hingga penetapan blok dan sunblok peruntukan.

5 Hairul Akmal menyatakan bahwa rencana

  Hairul Akmal menambahkan bahwa penyusunan rencana rinci tersebut dimaksudkan sebagai operasionalisasi rencana umum tata ruang dan sebagai dasar penetapan peraturan zonasi. Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur tentang persyaatan pemanfaatan ruang dan ketentuan pengendaliannhya dan disusun untuk setiap blok/zona peruntukan yang penetapan zonanya dalam rencana rinci tata ruang. Rencana rinci tata ruang wilayah kabupaten/kota dan peraturan zonasi yang melengkapi rencana rinci tersebut menjadi salah satu dasar dalam pengendaliaan pemanfaatan ruang sehingga pemanfaatan ruang dapat dilakukan sesuai dengan rencana umum tata ruang dan rencana rinci tata ruang. Bedasarkan hasil wawancara dengan Hairul Akmal, penyusunan rencana tata ruang Kota Bandar Lampung Tahun 2011 sampai dengan 2030 masih mengacu pada Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Hal ini dikarenakan pada saat rencana tata ruang ini dibentuk, Undang-Undang yang berlaku adalah Undang-Undang No. 26 Tahun 2007. Perencanaan tata runag wilayah kota di tegaskan dalam pasal 28 berikut ini: Ketentuan perencanaan tata ruang wilayah kabupaten sebagaimana di maksud dalam pasal 25, pasal 26, dan pasal 27 berlaku mutatis mutandis untuk perencanaan tata ruang wilaya kota, dengan ketentuan selain rincian pada pasal 26 ayat (1) di tambahkan: a.

  Rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau; b.

  Rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka nonhijau; dan c.

  Rencana penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan pejalan kaki, angkutan umum, kegiatan informal, dan ruang evakuasi bencana , yang di butuhkan untuk menjalankan fungsi wilayah kota sebagai pusat pelayanan sosial ekonomi dan pusat pertumbuhan wilayah.

  6 Bedasarkan uraiaan diatas, dapat diketahui

  peran Dinas Tata Kota dalam perencanaan tata ruang di Kota Bandar Lampung adalah menyusun rencana umum tata ruang yaitu Rencana Tata RuangWilayah Kota dan menyususn rencana rinci tata ruang yaitu Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kota. Rencana ini kemudian dituangkan dlam bentuk Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang kemudian akan diataur dalam bentuk peraturan daerah dengan jangka waktu tertentu.

  3.2 Peran Pemerintah Daerah Kota dalam Pemanfaatan Ruang

  Berdasarkan hasil wawancara dengan hairul akmal selaku kepala bidang perencanaan dan pengembangan Kota. Pemerintah Daerah Kota Bandar Lampung Menyatakan dalam pemanfaatan ruang berkaitan dengan pengembangan ruang terbangun Kota Bandar Lampung. Pemanfaatan ruang merupakan upaya untuk mewujutkan struktur ruang dan pola ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta pembiayaanya. Kebutuhan pengembangan ruang

  Hasni, Hukum penataan ruang dan penatagunaan tanah , Rajagrafindo persada, Jakarta, 2010 hlm terbangun Kota Bandar Lampung hingga tahu 2030 adalah sebesar 4.782.37 hektar yang di perkirakan masih dapat di cukupi dari lahan potensi pengembangan yang ada yaitu seluas 9.597.90 hektar. Pemanfaatan ruang kota di lakukan dengan memperhatikan pembagian zona-zona yang telah di tentukan.

7 Pemanfaatan yang di lakukan melalui

  pelaksanaan program pemanfaatan ruang beserta pembiayaanya yang antara lain meliputi: a.

  Perumusan kebijakan strategis operasional rencana tata ruang wilayah Kota dan rencana tata ruang dan kawasan strategis Kota; b.

  Perumusan program sektoral dalam rangka perwujudan struktur ruang dan pola ruang wilayah dan kawasan strategis Kota; c.

  Pelaksanaan pembanguanan sesuai dengan program pemanfaatan ruanf wilayah dan kawasan strategis. Rencana tata ruang wilayah (RTRW) Kota Bandar Lampung di gunakan sebagai pedoman dalam: a.

  Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang daerah; b.

  Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah daerah; c.

  Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemafaatan ruang dalam wilayah Kota; 7 7 Hairul Akmal, Op, Cit, pada tanhggal 11 d.

  Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi. Sebagai rencana umum tata ruang Kota RUTRK Bandar lampung berdasarkan hasil wawancara dengan hairul akmal mempunyai fungsi utama dalam pengaturan dan pengarahan pemanfaatan ruang berbagai kegiatan. Dalam hal ini sebagai salah satu aspek pelaksananaanya RUTRK akan terkait dalam upaya pengendalian perkembangan/ pembangunan (development control) yang dilakukan melalui: a.

  Pengarahan berbagai lokasi kegiatan pembangunan fisik (sarana dan prasaran), baik yang di lakukan oleh pemerintah maupun oleh swasta atau masarakat; b. Pemberian izin berbagai kegiatan pembangunan atau pemanfaatan ruang. Berdasarkan Pasal 34 Undang-Undang No.

  26 Tahun 2007, Pemanfaatan ruang Kota Dinas tata Kota Bandar Lampung berperan dalam melakukan kegiatan sebagai berikut: a.

  Perumusan kebijakan strategis operasionalisasi rencana tata ruang wilayah dan rencana tata ruang kawasan strategis; b. Perumusan program sektoral dalam rangka perwujudan struktur ruang dan pola ruang wilayah dan kawasan strategis; dan c.

  Pelaksanaan pembangunan sesuai dengan program pemafaatan ruang wilayah dan kawasan strategis. Pemanfaatan ruang tersebut di laksanakan sesuai dengan memperhatikan hal berikut ini: a.

  Standar pelayanan minimal bidang penataan ruang; b.

  Standar kualitas lingkungan; dan c. Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.

  Selanjutnya, hairul akmal mengatakan bahwa peran pemerintah daerah Bota Bandar Lampung dalam pemanfaatan ruang adalah memberikan arahan dan pertimbangan teknis pemanfaatan ruang kota bagi penertiban izin keterangan rencana kota (KRK), izin reklame, izin tempat usaha dan perizinan lain yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang kota. Selain itu, peran pemerintah daerah kota adalah memuat gambar peruntukan lahan dan gambar letak bangnan, serta meneliti dan mengkaji gambar-gambar site plan bangunan dan perumahan yang ada di Kota Bandar Lampung.

3.3 Peran pemerintah daerah Kota dalam pengendalian pemanfaatan ruang

  Pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang. Berdasarkan wawancara nurzuraidawati selaku kepala bidang pengawasan, pengendalian dan monitoring dinas tata Kota Bandar Lampung menyatakan bahwa Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) Bandar Lampungdi susun untuk demensi waktu perencanaan 10 tahun. Berdasarkan penjelasan Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang menataan ruang, agar pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana tata ruang di lakukan pengendalian melalui kegiatan pengawasan dan penertiban pemanfaatan ruang. Yang di maksud dengan pengawasan dalam ketentuan ini adalah usaha untuk menjaga kesesuaian pemanfaatan ruang yang di tetapkan dalam rencana tata ruang. Nurzuraidawati mengatakan pengendalian pemanfaatan ruang adalah untuk tercapainya konsistensi pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruang yang telah di tetapkan. Untuk melaksakan pendalian tersebut, Pemerintah daerah Kota Bandar Lampung mempunyai wewenang melakukan pengawasan dan penertiban. Oleh karena itu, Perintah daerah Kota Bandar Lampung berperan dalam melakukan pengawasan dan penertiban terhadap pemanfaatan ruang yang tidak sesuia dengan rencana tata ruang Kota Bandar Lampung yang telah di atur dalam peraturan daerah Kota Bandar Lampung No. 10 Tahun 2011 tentang rencana tata ruang wilayah Kota Bandar Lampung Tahun 2011 Sampai Dengan Tahun 2030 dan juga Undan-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang serta peraturan pelasanaan lainya seperti peraturan pemerintah No. 15 Tahun 2010 dan peraturan mentri yang mengatur tentang penataan ruang. Sedangkan berdasarkan hasil wawancara dengan erwanuddin selaku kepala seksi pengawasan dan pendataan lapangan pemerintah daerah Kota Bandar Lampung mengatakan bahwa pengendalian pemanfaatan ruang di lakukan oleh dinas tata kota dengan cara pengawasan dan penertiban. Pengawasan di lakukan dengan mengwasi kesesuain pemanfaatan ruang dengan fungsi ruang yang telah di tetapkan dalam rencana tata ruang.

  di lakukan dalam bentuk: a.

  Pelaporan, yaitu usaha atau kegitan memberikan informasi secara obyektif mengenai pemanfaatan ruang, baik yang sesuai maupun yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang.

  b.

  Pemantauan, yaitu usaha atau kegiatan mengamati, mengawasi dan memeriksa denagan cermat perubahan kualitas tata ruang dan lingkungan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang.

  c.

  Evaluasi, yaitu usaha atau kegiatan untuk menilai kemajuan kegiatan pemanfaatan ruang secara keselurahan

  Erwanuddin selaku kepala seksi pengawasan dan pendataan lapangan Kota Bandar Lampung pada

  setelah terlebih dahulu di lakukan kegiatan pelaporan dan pemantauan untuk mencapai tujuan rencana tata ruang. Tahapan proses pengawasan meliputi pelaporan, pemantauan dan evaluasi. Pengawasan penataan ruang adalah upaya agar penyelengaraan penataann ruang dapat di wujudkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Berdasarkan ketentuan yang di atur dalam

  pasal 35 Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang yang mengatakan bah wa , “Pengendalian pemanfaatan ruang di lakukan melalui penetapan peraturan zonasi, perizinan, pemberian insentif, serta pengenaan sanksi”. Dalam hal penetapan pengaturan zonasi, pemerintah daerah Kota Bandar Lampung mempunyai peran melakukan peran zonasi yang di susun berdasarkan rencana rinci tata ruang untuk setiap zona pemanfaatan ruang. Erwanuddin mengatakan pemberian insentif di maksud sebagai upaya untuk memberikan imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan rencana tata ruang, baik yang di lakukan oleh masarakat maupun oleh pemerintah daerah. Insentif sebagaimana di maksud dalam

8 Pengawasan ini

  pasal 35 Undang-Undang No. 26 Tahun 2007, merupakan perangkat atau upaya untuk memberikan imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan rencana tata ruang

  9

  , berupa: a. Keringan pajak, pemberian konfensasi, subsidi silang, imbalan, sewa ruang, dan urusan saham; b. Pembangunan serta pengadaan infrastruktur; c. Kemudahan prosedurnperizinan; dan d.

  Pemberian penghargaan kepada masarakat; e. Swasta dan/atau pemerintah daerah. Berdasarkan uraian di atas, dapat di ketahui peran Pemerintah Daerah Kota dalam pengendalian pemanfaatan tata ruang di kota Bandar Lampung adalah melaksakan pengawasan dan pengendalian pemanfaatan ruang berdasarkan rencana tata ruang Kota, menyusun rencana kebijakan operasional pengawasan dan pengendalian, penyusunan kebijakan pembinaan dan penyuluhan hukum, pengawasan bangunan dan tempat-tempat usaha yang belum memiliki izin dan penyusunan laporan mengenau bangunan dan tempat usaha yang melanggar peraturan Perundang-undangan. Pengendalian penataan ruang yang di lakukan oleh pemerintah daerah Kota Bandar Lampung merupakan upaya agar dapat mewujudkan sesuai dengan ketentuan peraturan Perundang-undangan

  9 IV. KESIMPULAN DAN SARAN

  4.1 Simpulan

  Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tersebut di atas, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut: 1.

  Peran Pemerintah Daerah Kota Bandar Lampung dalam pelaksanaan penataan ruang di Kota Bandar Lampung sangat penting pada perumusan kebijakan teknis dan pelaksanaan tata ruang di Kota Bandar Lampung adalah menyusun rencana umum tata ruang yaitu rencana ruang tata ruang Kota dan menyusun rencana rinci tata ruang yaitu rencana tata ruang strategis Kota. Rencana ini kemudian di tuangkan dalam bentuk rencana tata ruang wilayah (RTRW) yang kemudian akan di atur dalam bentuk peraturan daerah dalam jangka waktu tertentu. Dinas Tata Ruang Kota Bandar Lampung berkewajiban menjadi pimpinan untuk melaksanakan penataan ruang di wilayah Kota Bandar Lampung yang meliputi kegiatan perencanaan, pemanfaatan, pengawasan dan pengendalian. Agar tidak terjadi kesemrawutan tata ruang wilayah, bencana alam, kesalahan kecerobohan, dalam penggunaan ruang yang berorientasi keuntungan pribadi tanpa menghiroukan akibat dari kesalahan penggunaan ruang tersebut. Sedangkan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandar Lampung mempunyai tugas melakukan dan mengkoordinasi kegiatan perencanaan pembangunan tata ruang dan tata guna tanah, serta sumber alam dan lingkungan hidup.

  2. Faktor penghambat pelaksanaan Peran pemerintah daerah Kota Bandar Lampung dalam penataan ruang di kota Bandar Lampung adalah tidak meratanya kualitas dan kemampuan sumberdaya manusia dalam bidang pelaksanaan penataan ruang dan keterbatasan sarana dan prasarana yang di miliki oleh pemerintah Kota Bandar Lampung. Dalam hal aparatur pemerintah daerahnya sendiri masih kurangnya koordinasi antara legislatif dan eksekutif sehingga mengakibatkan tidak berjalannya RTRW Kota Bandar Lampung tersebut. Selain itu kurang dilibatkannya masyarakat dalam hal penyusunan RTRW Kota Bandar Lampung, sosialisasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandar Lampung sangat minim sehingga masyarakat tidak mengerti bagaimana peraturan tentang RTRW Kota Bandar Lampung.

  Di adakanya pelatihan terhadap para pegawai DinasTata Kota sesuai dengan tugas dan fungsinya dalam pelaksanaan penataan ruang di Kota Bandar Lampung. Dalam bidang administrasi Pemerintahan, pemerintah daerah Kota Bandar Lampung harus mengkoordinasikan dengan baik instansi-instansi pemerintahan yang berwenang dalam melaksanakan penataan ruang dan membantu pemerintah daerah dalam menyelesaikan permasalahan- permasalahan penataan ruang di Kota Bandar lampung.

  2. Menyediakan sarana dan prasarana penunjang yang memadai serta mendukung dalam melaksanakan peran Pemerintah Daerah Kota dalam melaksanakan perencanaan, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di Kota Bandar Lampung agar di hasilkan tata ruang Kota yang teratur, efisien dalam penggunaan lahan dan tidak merusak keadaan lingkungan. Dalam segi Kemasyarakatan Pemerintah Kota Bandar Lampung harus selalu tetap mengoptimalksan peran masyarakat dalam penataan ruang, kemudian menyediakan lapangan kerja yang berwawasan lingkungan selain daripada pertanian agar masyarakat beralih mata pencaharian yang tidak banyak memerlukan lahan sehingga

4.2 Saran 1.

  kawasan lindung tidak beralih fungsinya.

  Soejodibroto, Guritno, 2009, Tata Ruang Dalam Pembangunan Kota Yang Berkelanjutan , Asosiasi DPRD Kota Seluruh Indonesia, Jakarta.

  b. Peraturan perundang-undangan Undang-undang Republik Indonesia, Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Tata Ruang. Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.

  Universitas Lampung, 2008, Format Penulisan Karya Ilmiah , Universitas Lampung, Bandar Lampung.

  Muchsin, dan Koeswahyono Imam, 2008, Aspek Kebijaksanaan Hukum Penatagunaan Tanah dan Penataan Ruang , Sinar Grafika, Jakarta.

  Muhammad, Abdulkadir, 2004, Metode Penelitian Hukum , PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.

  Sunarno, Siswanto, 2006, Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia , Sinar Grafika, Jakarta.

  Soekanto, Soerjono, 2010, Pengantar Penelitian Hukum , Universitas Indonesia, Jakarta.

  

  DAFTAR PUSTAKA a. Literatur Buku Hasni, 2010, Hukum Penataan Ruang dan

  Parlindungan, A.P., 1992, Beberapa Pelaksanaan Kegiatan Dari UUPA , Mandar Maju, Bandung.

  Tata Lingkungan , Gadjah Mada, University Press, Bandung.

  , Nuansa, Bandung. Juniarso,Ridwan, 2008,Hukum Tata Ruang, Nuansa, Bandung. Hardjasoemantri, Koesnadi 1999, Hukum

  undang Penataan Ruang , Mandar Maju, Bandung, Juniarso, Ridwan, dan Achmad Sodik, 2007, Hukum Tata Ruang dalam konsep Kebijakan otonomi Daerah

  ‐

  Hermit, Herman, 2008, Pembahasan Undang

  Penatagunaan Tanah , Rajagrafindo persada Jakarta.

  15 Tahun 2010 tentang penyelenggaraan penataan ruang. Keputusan Menteri Pemukiman dan prasarana wilayah No. 327/KPTS/2002 tentang Penerapan enam Pedoman Bidang Penataan Ruang Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 10 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah. Peraturan Walikota Bandar Lampung No. 17 Tahun 2008 tentang Tugas dan Fungsi Tata Kerja Dinas Tata ruang