15
3. Faktor Situasional Amung Ma’mum dan Yudha M. Saputra 2000: 70, sesungguhnya
faktor situasional yang dapat mempengaruhi kondisi pembelajaran adalah lebih tertuju pada keadaan lingkungan. Faktor situasional antara lain
sebagai berikut : tipe tugas yang diberikan, peralatan yang digunakan termasuk media pembelajaran, serta kondisi sekitar dimana pembelajaran
itu dilangsungkan. Penggunaan peralatan serta media belajar akan mempengaruhi keberhasilan dalam menguasai keterampilan yang
dipelajari. Amung Ma’mum dan Yudha M. Saputra 2000: 67 menyatakan
bahwa , “Berdasarkan keterlibatan tubuh dalam pola gerak, keterampilan
dibagi menjadi dua yaitu: keterampilan motorik kasar gross motor skill dan keterampilan motorik halus fine motor skill
”.
1 Keterampilan motorik kasar Gross motor skill
Bercirikan lebih melibatkan pergerakan otot-otot besar dan ketepatan gerak tidak begitu penting untuk diperhatikan. Otot-otot
tersebut berintegrasi untuk menghasilkan gerak seperti berjalan, berlari, melompat dan meloncat.
2 Keterampilan motorik halus Fine motor skill
Bercirikan lebih melibatkan pergerakan otot-otot kecil terutama yang melibatkan koordinasi mata dan tangan, serta memerlukan
tingkat derajat ketepatan yang tinggi pada gerakan tangan dan jari. Contoh: melempar dan menangkap.
Berdasarkan saat dimulai dan saat berakhirnya, keterampilan dibagi menjadi; 1 keterampilan diskrit, 2 keterampilan serial, 3 keterampilan
kontinyu Magill,
1993:10-11. Keterampilan
diskrit merupakan
keterampilan yang dapat ditentukan dengan mudah saat awal dan saat
16
berakhirnya dari berlangsungnya gerak yang dilakukan, contohnya gerakan menendang bola, melempar lembing dan lain-lain. Apabila keterampilan
diskrit dilakukan secara berangkai, maka dapat disebut sebagai keterampilan serial. Mengendarai mobil merupakan contoh yang tepat untuk keterampilan
serial, karena memerlukan serangkaian keterampilan diskrit. Keterampilan kontinyu mempunyai saat awal dan saat berakhir yang berubah-ubah.
Penentu berubahnya saat awal atau saat akhir gerakan biasanya dilakukan oleh pelaku itu sendiri atau oleh karakteristik keterampilan itu sendiri.
Keterampilan kontinyu pada hakikatnya merupakan pengulangan gerak, contohnya : renang atau lari.
Menurut Singer 1980: 102-103 belajar keterampilan gerak cenderung lebih menekankan pada tingkat penguasaan. Tahap ini dibagi
menjadi tiga, antara lain: a.
Tahap kognitif Cognitive stage Tahap ini merupakan tahap pemahaman, bagaimana konsep-konsep
dipahami. Tahap kognitif sifatnya lebih pada pengetahuan. b.
Tahap asosiatif Asosiative stage Dengan adanya pemahaman yang sudah dicoba diasosiasikan, dan
diimplementasikan sesuai dengan kemampuannya yang masih banyak mengalami kesalahan.
c. Tahap otomatis Autonomous stage
Pada tahap ini hasil gerakan merupakan suatu gerakan yang sudah otomatis, karena sudah banyak dilatih sehingga terlihat seakan-
akan gerakan tersebut tanpa dipikir, padahal karena hasil dari latihan yang kontinyu.
M enurut Amung Ma’mum dan Yudha M. Saputra 2000: 83, “Ada
tiga hal yang dapat diidentifikasi dalam tahap belajar keterampilan gerak, yaitu: a tahapan verbal-kognitif, b tahapan motorik, dan c tahapan
otomatisasi”.
17
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa faktor –faktor yang
mempengaruhi keterampilan gerak dasar antara lain: faktor pribadi, faktor proses belajar atau latihan dan faktor situasional atau faktor lingkungan.
2. Permainan Bola Voli a. Hakikat Permainan Bola Voli Secara Umum
Permainan bola voli diciptakan oleh William G. Margon pada tahun 1895, di kota Holyoke, dia seorang guru pendidikan jasmani pada Young
Men Christian Association YMCA. Pembelajaran bola voli disamping
dapat meningkatkan pengetahuan siswa juga dapat menambah keterampilan. Permainan bola voli sendiri merupakan jenis permainan yang menggunakan
bola besar. Bola voli adalah permainan di atas lapangan persegi empat yang lebarnya 900 cm dan panjangnya 1800 cm, dibatasi oleh garis-garis selebar
5cm, ditengah-tengahnya dipasang jaring yang lebarnya 900cm, terbentang kuat sampai pada ketinggian 243 cm dari bawah khusus putra dan untuk
anak putri kurang lebih 224 Bonnie Robison, 1997 :12. “Permainan bola voli adalah permainan yang dimainkan oleh dua
regu, masing-masing regu dibatasi dengan net, setiap regu terdiri dari enam orang dan berusaha menyeberangkan bola di lapangan lawan secepat
m ungkin dengan pantulan yang sah, sesuai dengan peraturan yang berlaku”,
Suhadi, 2002 : 3. Bola voli adalah olahraga yang dapat dimainkan oleh anak-anak dan orang dewasa baik wanita maupun pria. Olahraga bola voli
dapat dimainkan di dalam ruangan maupun di luar ruangan.
18
Permainan bola voli pada dasarnya berpegang pada dua prinsip ialah teknik dan psikis. Prinsip teknis dimaksudkan pemain mempassing bola
dengan bagian badan pinggang ke atas, hilir mudik di udara lewat di atas net agar dapat menjatuhkan bola di dalam lapangan lawan secepatnya untuk
mencari kemenangan secara sportif. Prinsip psikis adalah bermain dengan senang dan kerjasama dengan baik Suharno, 1981 : 1-2.
Permainan bola voli adalah suatu bentuk permainan yang termasuk dalam “cabang olahraga permainan”. Voli artinya pukulan langsung atau
tidak langsung di udara sebelum bola jatuh ke tanah. Permainan bola voli dimainkan oleh dua regu yang masing-masing terdiri dari 6 orang pemain,
setiap regu berusaha untuk melewati di atas jaring atau net dan mencegah lawan dapat memukul bola dan menjatuhkan ke dalam lapangannya Arif
Syarifudin dan Muhadi, 1991: 183. Menurut Suhadi 2004: 7
“Permainan bola voli pada hakikatnya adalah memvoli dengan menggunakan seluruh anggota badan dan
menyeberangkan melalui net ke lapangan lawan. Permainan bola voli dimainkan dengan menggunakan bola besar oleh 2 regu. Tiap regu hanya
boleh memvoli bola 3 kali dan tiap pemain tidak melakukan sentuhan 2 kali berturut-turut, kecuali ketika melakukan blocking.
Menurut Suhadi 2004: 7 “Teknik dasar dalam permainan bola voli
meliputi servis, menerima servis, passing, umpan, pukulan serangan, dan blocking
“. Jadi, teknik tersebut harus diajarkan dan dikenalkan kepada siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Siswa diajarkan dari teknik
19
yang paling mudah menuju teknik yang paling sulit. Proses pembelajaran ini membutuhkan penguasaan materi dan penyampaian yang baik oleh guru
pendidikan jasmani. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa permainan
bola voli adalah permainan yang dilakukan oleh dua regu, masing-masing regu berjumlah 6 orang dan dibatasi dengan net, bola dimainkan dengan
cara menyeberangkan bola melewati atas net dengan maksud dapat mejatuhkan bola di dalam petak lawan untuk mencari kemenangan dengan
pukulan yang sah sesuai dengan peraturan yang berlaku.
b. Hakikat Teknik Permainan Bola Voli
Menurut Suharno HP 1984 : 1, permainan bola voli adalah cabang olah raga beregu yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu
terdiri dari 6 orang pemain dan di setiap lapangan dipisahkan oleh net.
Pantulan bola yang dimainkan boleh menggunakan seluruh anggota badan.
Maksud dan tujuan dari permainan ini adalah menjatuhkan bola di lapangan lawan melewati atas net dengan syarat pantulan sempurna dan bersih sesuai
dengan peraturan. Permainan dimulai dengan pukulan bola servis. Bola
harus dipukul dengan satu tangan ke arah lapangan lawan melewati net.
Setiap regu dapat memainkan bola sampai tiga kali pantulan untuk dikembalikan kecuali perkenaan bola saat membendung. Dalam permainan
bola voli hanya regu yang menang satu rally permainan memperoleh satu angka, hingga salah satu regu menang dalam pertandingan dengan terlebih
20
dahulu mengumpulkan minimal dua puluh lima angka dan untuk set penentuan lima belas angka.
Menurut M. Yunus 1992 : 68, teknik adalah cara melakukan atau melaksanakan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu secara efisien dan
efektif. Teknik dalam permainan bola voli dapat diartikan sebagai cara memainkan bola dengan efektif dan efisien sesuai dengan peraturan-
peraturan yang berlaku dalam bola voli untuk mencapai hasil yang optimal. Menurut Suharno HP 1979 : 11, teknik adalah suatu proses
melahirkan keaktifan jasmani dan pembuktian suatu praktik dengan sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam cabang permainan
bola voli. Teknik ini erat sekali hubungannya dengan gerak, kondisi fisik, taktik dan mental. Teknik dasar bola voli harus betul-betul dikuasai terlebih
dahulu agar dapat mengembangkan mutu prestasi permainan bola voli. Penguasaan teknik dasar merupakan salah satu unsur yang ikut menentukan
menang atau kalahnya suatu regu dalam suatu pertandingan di samping unsur-unsur kondisi fisik, taktik dan mental.
Pengusaan teknik dasar merupakan hal yang terpenting dalam suatu cabang olahraga, karena keberhasilan dalam melakukan teknik dasar akan
menentukan keberhasilan dalam suatu cabang olahraga. Seperti yang dikemukan oleh Suharno HP 1984: 12, dalam mempertinggi bemain bola
voli, teknik dasar harus dipelajari terlebih dahulu karena teknik dasar merupakan pondasi dari proses gerak yang mampu meningkatkan
keterampilan gerak yang bermutu tinggi. Teknik dasar bola voli merupakan