Hakikat Teknik Permainan Bola Voli

22 Berdasarkan syarat penguasaan teknik dasar bola voli, maka teknik- teknik dasar permainan bola voli dapat dibedakan sebagai berikut : a. Servis Menurut M. Yunus 1992 : 69, servis merupakan pukulan pembukaan untuk memulai suatu permainan sesuai dengan kemajuan permainan, teknik saat ini hanya sebagai permukaan permainan, tapi jika ditinjau dari sudut taktik sudah merupakan suatu serangan awal untuk mendapat nilai agar suatu regu berhasil meraih kemenangan. Menurut Nuril Ahmadi 2007 : 20, servis adalah pukulan pertama yang dilakukan dari belakang garis akhir lapangan permainan melampui net ke daerah lawan. Pukulan servis dilakukan pada permulaan dan setiap terjadinya kesalahan. Karena pukulan servis sangat berperan besar untuk memperoleh poin, maka pukulan servis harus meyakinkan, terarah, keras dan menyulitkan lawan. Menurut Aip Syarifudin dan Muhadi 1993: 187, servis adalah pukulan permulaan yang dilakukan oleh pihak yang berhak melakukan servis untuk memulai menghidupkan bola dalam permainan atau tindakan menghidupkan bola dalam permainan atau tindakan dalam menghidupkan bola ke dalam permainan. 1 Servis tangan bawah Sikap permulaan: Berdiri tegak, kaki kiri di depan dengan lutut agak dibengkokkan, kaki kanan ke belakang lurus, badan agak condong ke depan dan berat badan pada kaki kiri kaki depan. Tangan kiri memegang bola di depan, tangan kanan lurus ke belakang dengan jari-jari tangan disatukan dan telapak tangan dicekungkan. 23 Gerakan : Bersama dengan bola dilambungkan dengan tangan kiri ke atas, tangan kanan diayunkan lurus dari belakang ke depan melalui bawah di samping badan, pukulkan atau kenakan pada bola diikuti dengan kaki kanan dilangkahkan ke depan setelah bola terpukul. 2 Servis tangan atas Menurt Aip Syarifudin dan Muhadi 1991: 97 servis ini adalah paling efektif karena sulit menangkis . Sikap permulaan : Bola di depan badan pada satu atau ke dua belah tangan , kemudian dilambungkan agak tinggi ke atas , sementara tangan kanan dengan siku ditekuk dan ditarik ke belakang kepala. Gerakan: Lengan diluruskan lalu diayunkan ke depan seperti melempar, dipukulkan tepat pada bola. Pada waktu yang bersamaan kaki kiri melangkah ke depan sehingga berat badan pindah dari kaki kanan ke kaki kiri. Menurut Barbara L. Viera 2004: 27, “Servis adalah satu-satunya teknik yang digunakan untuk memulai pertandingan. Menerima servis akan sulit apabila servis tersebut kuat dan penuh tenaga.” 1. Underhand service Persiapan: a Kaki dalam posisi melangkah dengan santai. b Berat badan terbagi dengan seimbang. c Bahu sejajar dengan net. d Pegang bola setinggi pinggang atau lebih rendah. e Pegang bola di depan tubuh. f Gunakan telapak tangan terbuka. g Mata ke arah bola. Eksekusi: a Ayunkan lengan ke belakang. b Pindahkan berat badan ke kaki belakang. c Ayunkan lengan ke depan. d Pindahkan berat badan ke kaki depan. e Pukul bola dengan pergelangan tangan terbuka. f Pukul bola pada posisi setinggi pinggang. g Jatuhkan tangan yang memegang bola. h Pukul bola pada bagian tengah belakang. i Konsentrasi pada bola. Gerak lanjutan: a Ayunkan lengan ke arah bagian atas net. b Pindahkan berat badan ke kaki depan. c Bergeraklah ke lapangan pertandingan. 24 Gambar 1. Teknik Underhand Service Sumber: Barbara L. Viera 2004: 30 2. Servis Atas Mengambang Persiapan: a Kaki dalam posisi melangkah dengan santai. b Berat badan terbagi seimbang. c Bahu sejajar net. d Kaki dari tangan yang tidak memukul berada di depan. e Gunakan telapak tangan terbuka. f Pandangan ke arah bola. Eksekusi: a Pukul bola di depan bahu lengan yang memukul. b Pukul bola tanpa atau dengan sedikit spin. c Pukul bola dengan1 tangan. d Pukul bola dekat dengan tubuh. e Ayunkan lengan ke belakang dengan sikut ke atas. f Letakkan tangan di dekat telinga. g Pukul bola dengan telapak tangan terbuka. h Pertahankan lengan pada posisi menjangkau sejauh mungkin. i Awasi bola pada saat hendak memukul. j Pindahkan berat badan ke depan. Gerakan lanjutan: a Teruskan pemindahan berat badan ke depan. b Jatuhkan lengan dengan perlahan sebagai lanjutan. c Bergerak ke lapangan. 25 Gambar 2. Teknik Servis Atas Mengambang Sumber: Barbara L. Viera 2004: 31 b. Passing Passing adalah upaya seorang pemain dengan menggunakan suatu teknik tertentu untuk mengoperkan bola yang dimainkannya kepada teman seregunya untuk dimainkan dilapangan sendiri Nuril Ahmadi, 2007: 22. Dalam permainan bola voli, passing dapat dilakukan dengan cara passing bawah dan passing atas. Menurut M. Yunus 1992 : 79, passing adalah mengoperkan bola kepada teman sendiri dalam satu regu dengan suatu teknik tertentu, sebagai langkah awal untuk menyusun pola serangan kepada regu lawan sedangkan menurut Muv Dumphy 1997: 18 yang dikutip oleh Lia Andini 2010 : 13 menyatakan bahwa passing adalah proses pengoperan bola pada pengumpan tim anda biasa disebut dengan pass. Jadi jelas bahwa awal sentuhan bola oleh seorang pemain dalam permainan bola voli, untuk dioperkan kepada teman seregunya yang biasanya adalah pengumpan untuk selanjutnya dimainkan di lapangan sendiri yaitu diumpankan pada smasher untuk melakukan serangan terhadap regu lawan. 26 Berdasarkan pada macam teknik dasar passing dalam permainan bola voli, maka teknik passing dibedakan meliputi teknik passing atas dan teknik passing bawah. 1 Passing atas Menurut Nuril Ahmadi 2007 : 26-27 memainkan bola dengan teknik passing atas dapat dilakukan dengan berbagai variasi yaitu antara lain: 1 passing atas ke arah belakang lewat atas kepala, 2 passing atas ke arah samping pemain, 3 passing atas sambil melompat ke atas, 4 passing sambil menjatuhkan diri kesamping, 5 passing atas sambil menjatuhkan diri ke belakang. Menurut Aip Syarifudin dan Muhadi 1993: 190, “Passing atas adalah menyajikan bola atau membagi-bagikan bola mengoper bola dengan menggunakan jari-jari tangan baik kepada kawan maupun langsung ke lapangan lawan melalui atas jaring”. Sikap permulaan : Berdiri tegak, kedua kaki agak terbuka atau salah satu kaki agak ke depan, ke dua lutut agak ditekuk badan agak condong ke depan. Ke dua tangan berada di atas kepala di depan dekat dahi dengan siku dibengkokan, jari-jari tangan direnggangkan dan dikeraskan membentuk setengah bola. Gerakan: Pada saat bola yang datang dari atas berada di atas, di depan dekat kepala segera jari-jari tangan ditegangkan dan disentuhkan pada bola ke atas lalu ke depan hingga kedua lengan lurus bersamaan dengan meluruskan kedua lutut dan badan ke atas. Pada waktu perkenaan antar jari-jari tangan dengan bola yang harus di perhatikan adalah: a Perkenaan bola pada ruas jari-jari tangan yang pertama dan kedua dan yang terutama pada ruas jari pertama dan ruas jari. b Pada saat menyentuh bola dengan jari-jari tangan, jari-jari tangan lurus ditegangkan dan pergelangan tangan digerakan ke depan kemudian ke atas. 27 Menurut Barbara L. Viera 2004: 51, “Operan overhead adalah suatu operan yang dilakukan untuk menempatkan bola pada suatu posisi kepada penyerang ”. Operan ini dapat dilakukan oleh pengumpan atau pemain lain. 1. Operan Overhead: Persiapan: a Bergerak ke arah bola b Siapkan posisi c Bahu sejajar sasaran d Kaki merenggang santai e Bengkokkan sedikit lengan, kaki dan pinggul f Tahan tangan 6 atau 8 inci di atas pelipis g Tahan tangan di depan pelipis h Melihat melalui jendela yang dibentuk tangan i Ikuti bola ke sasaran Pelaksanaan: a Terima bola pada bagian belakang bawah b Terima dengan 2 persendian teratas dari jari dan ibu jari c Luruskan tangan dan kaki ke arah sasaran d Pindahkan berat badan ke arah sasaran e Arahkan bola sesuai ketinggian yang diinginkan f Arahkan bola ke garis pinggir atau tangan penyerang Gerak lanjutan: a Luruskan tangan sepenuhnya b Arahkan bola ke atas sasaran c Pinggul bergerak maju ke arah sasaran d Pindahkan berat badan ke arah sasaran e Bergerak ke arah umpan Gambar 3. Teknik Passing Atas atau Operan Overhead Sumber: Barbara L. Viera 2004: 51 28 2 Passing bawah Menurut Aip Syarifudin dan Muhadi 1993: 189, “Passing bawah adalah mengambil bola dari bawah dan biasanya dilakukan dengan kedua lengan bagian bawah dari sikut sampai pergelangan tangan yang dirapatkan baik untuk dioperkan ke kawan maupun langsung ke lapangan lawan melalui atas jaring”. Menurut Suharno 1981 : 47 menyatakan ada beberapa tahap dalam melakukan passing bawah yaitu : Sikap Permulaan: Ambil posisi normal yaitu sikap posisi berdiri dengan posisi salah satu kaki berada di depan kaki yang lain. Lutut ditekuk, badan agak condong sedikit ke depan dengan tangan siap berada di depan badan. Pada saat tangan akan dikenakan pada bola segera lengan dan tangan diturunkan serta lengan dan tangan dalam keadaan terjulur ke bawah depan lurus. Siku tidak boleh ditekuk, kedua lengan merupakan papan pemukul yang selalu lurus keadaannya. Sikap Saat Perkenaan: Pada saat mengenakan bola, sikap tubuh harus dalam keadaan siap terhadap bola. Begitu bola berada pada jarak yang tepat maka segeralah ayunkan lengan yang telah lurus ke arah bola, usahakan perkenaan bola tepat dibagian proximal dari pergelangan agar pantulan bola akan melambung dengan sudut pantul 90 derajat sehingga bola akan mudah diterima oleh rekan 1 timnya. Sikap Akhir: Setelah bola berhasil di passing bawah maka, segera diikuti pengambilan sikap siap normal kembali dengan tujuan agar dapat bergerak lebih cepat untuk menyesuaikan diri dengan keadaan. Menurut Nuril Ahmadi 2007 : 23 memainkan bola dengan sisi lengan bawah merupakan teknik bermain yang cukup penting. Kegunaan teknik lengan bawah antara lain : a Untuk penerimaan bola servis. b Untuk penerimaan bola dari lawan yang berupa smash atau serangan. c Untuk pengambilan bola setelah terjadi block atau bola dari pantulan net. 29 d Untuk menyelamatkan bola yang kadang-kadang terpental jauh di luar lapangan. e Untuk pengambilan bola yang rendah dan mendadak datangnya. Adapun teknik passing bawah adalah sebagai berikut : 1 Persiapan: a Bergerak ke arah datangnya bola dan atur posisi tubuh. b Genggam jemari tangan. c Kaki dalam posisi meregang dengan santai, bahu terbuka lebar. d Tekuk lutut, tahan tubuh dalam posisi rendah. e Bentuk landasan dengan lengan. f Sikut terkunci. g Lengan sejajar dengan paha. h Pinggang lurus. i Pandangan ke arah bola. 2 Pelaksanaan: a Terima bola di depan badan. b Kaki sedikit diulurkan. c Berat badan dialihkan ke depan. d Pukullah bola jauh dari badan. e Pinggul bergerak ke depan. f Perhatikan bola saat menyentuh lengan. Perkenaan pada lengan bagian dalam pada permukaan yang luas di antara pergelangan tangan dan siku. 3 Gerakan Lanjutan: a Jari tangan tetap genggam. b Sikut tetap terkunci. c Landasan mengikuti bola ke sasaran. d Pindahkan berat badan ke arah sasaran. e Perhatikan bola bergerak ke sasaran. Menurut Barbara L. Viera 2004 : 19 passing bawah atau operan lengan bawah merupakan teknik dasar bola voli yang harus dipelajari lebih tegasnya Barbara menyatakan bahwa “ Operan ini biasanya menjadi teknik pertama yang digunakan tim bila tidak memegang servis. Operan ini digunakan untuk menerima servis , menerima spike, memukul bola setinggi pinggang ke bawah dan memukul bola yang terpantul di net”. 1. Passing Bawah atau Operan Lengan Bawah: Persiapan: a Bergerak ke arah bola dan atur posisi tubuh. b Genggam jemari tangan. c Kaki dalam posisi merenggang dengan santai , bahu terbuka lebar. 30 d Tekuk lutut, tahan tubuh dalam posisi rendah. e Bentuk landasan dengan lengan. f Ibu jari sejajar. g Siku terkunci. h Lengan sejajar dengan paha. i Punggung lurus. j Mata mengikuti bola. Pelaksanaan: a Menerima bola di depan badan. b Sedikit mengulurkan kaki. c Tidak mengayunkan lengan. d Berat badan dialihkan ke depan. e Pukullah bola jauh dari badan. f Gerakkan landasan ke sasaran. g Pinggul bergerak ke depan. h Perhatikan saat bola menyentuh lengan. Gerak Lanjutan: a Jari tangan tetap digenggam. b Siku tetap terkunci. c Landasan mengikuti bola ke sasaran. d Lengan harus sejajar di bawah bahu. e Pindahkan berat badan ke arah sasaran. f Perhatikan bola bergerak ke sasaran. Gambar 4. Teknik Passing Bawah atau Operan Lengan Bawah Sumber: Barbara L. Viera 2004: 20 Bermain bola voli dengan teknik passing bawah ada kalanya harus menggunakan satu lengan apabila posisi bola tidak memungkinkan untuk dilakukan passing dengan kedua tangan. Kondisi seperti ini disebabkan karena bola jatuh jauh dari posisi pemain baik di samping atau di depan. 31 Menurut Nuril Ahmadi 2007 : 24-25, kesalahan-kesalahan umum yang dilakukan pada pelaksanaan teknik passing bawah yaitu : a Bola jatuh pada kepalan telapak tangan. b Lengan pemukul ditekuk pada siku sehingga papan pemukul sempit. Akibatnya bola berputar dan menyeleweng arahnya. c Terlalu banyak gerakan lengan pukulan ke depan dibandingkan gerakan ke atas, sehingga sudut datang bola terhadap lengan bawah pemukul tidak 90 derajad. d Dua lengan bawah sebagai pemukul kurang sejajar. e Tidak ada koordinasi yang harmonis antara gerakan lengan, badan, dan kaki. f Gerakan ayunan secara keseluruhan terlalu eksplosif, sehingga bola lari jauh menyeleweng. g Kurang menekuk lutut pada langkah persiapan pelaksanaan. h Persentuhan bola dengan lengan bawah terlambat lebih tinggi dari dada sehingga bola arahnya ke atas belakang yang tidak sesuai dengan tujuan passing. i Bola tinggi yang seharusnya diambil dengan passing atas, dilakukan dengan passing bawah. j Terlambat melangkah ke samping atau ke depan agar bola selalu terkurung di depan badan sebelum persentuhan bola oleh lengan pemukul. k Pemain malas melakukan passing atas terutama pada wanita setelah menguasai teknik passing bawah. l Kurang dapat mengatur perkenaan yang tepat sesuai dengan datangnya bola cepat, lambat, berputar. m Lengan pemukul digerakkan dua kali. n Lengan pemukul diayunkan lebih tinggi dari bahu. c. Smash “Smash adalah pukulan yang utama dalam penyerangan dalam usaha mencapai kemenangan ” M. Yunus, 1992: 108. Menurut Nuril Ahmadi 2007: 31, “Smash atau spike adalah pukulan bola yang keras dari atas ke bawah, jalannya menukik. Smash merupakan bentuk serangan yang paling banyak dipergunakan dalam upaya memperoleh nilai oleh suatu tim ”. 32 “Smash adalah suatu pukulan yang dilakukan dengan keras dan tajam dengan jalannya bola menghujam ke lapangan lawan” Aip Syarifudin dan Muhadi, 1992-1993: 191. Menurut Aip Syarifudin dan Muhadi 1992-1993: 192, gerakan melakukan smash adalah sebagai berikut: a. Cara Mengambil Awalan atau Ancang-ancang. Mengambil awalan paling sedikit 2 langkah dan langkah yang terakhir harus cepat, lebar dan rendah serta diakhiri dengan ke dua kaki mendarat bersama-sama dengan lutut ditekuk dan ke dua tangan ke belakang. b. Cara Melakukan Tolakan. Dari sikap terakhir di atas kemudian tolakan ke dua kaki sekuat- kuatnya ke atas, dibantu dengan mengayunkan ke dua tangan dari belakang ke atas lurus. Pada saat badan berada di udara melenting ke belakang , tangan kanan di atas kepala , tangan kiri di depan dengan sikut agak dibengkokkan. c. Cara Melakukan Pukulan. Pada waktu akan memukul bola yang berada di atas jaring, tangan kanan di atas kepala dan tangan kiri membantu keseimbangan. Pada waktu memukul bola pergelangan tangan digerakan aktif ke bawah. Bola dipukul pada bagian atasnya. d. Cara Mendarat Setelah Melakukan Pukulan. Mendarat dengan ke dua ujung kaki secara bersamaan dan jatuhnya mengeper. Tempat untuk mendarat sama pada waktu melakukan tolakan. Menurut Barbara L. Viera 2004: 76, langkah-langkah melakukan smash atau spike sebagai berikut: 1. Persiapan: a Mulai mendekat ketika bola telah mencapai setengah dari perjalanannya. b Dua langkah terakhir adalah langkah kanan dan langkah kiri pendek atau melangkah untuk meloncat. c Ayunkan ke dua lengan ke belakang sampai setinggi pinggang. d Bertumpu padan tumit. e Pindahkan berat badan. f Ayunkan lengan ke depan dan ke atas. 33 2. Pelaksanaan: a Pukul bola dengan tangan lurus menjangkau sepenuhnya. b Pukul bola tepat di depan bahu pemukul. c Pukul bola dengan tumit telapak tangan yang terbuka. d Pukul bola pada bagian belakang tengahnya. e Tekukkan pergelangan tangan dengan sepenuh tenaga. f Tangan mengarahkan bola pada bagian atas bola 3. Gerakan Lanjutan: a Mata mengawasi bola ketika memukul. b Kembali ke lantai. c Tekukkan lutut untuk meredam tenaga. d Jatuhkan tangan dengan penuh tenaga ke pinggul. Gambar 5. Teknik Smash Sumber: Barbara L. Viera 2004: 76

3. Karateristik Siswa Sekolah Menengah Pertama 13-15 Tahun

Siswa Sekolah Menengah Pertama biasanya berumur 13- 15 tahun. Menurut Sukintaka 1992 : 45, siswa Sekolah Menengah Pertama mempunyai ciri-ciri tertentu diantaranya yaitu : a. Jasmani : 1 Laki-laki ataupun putri ada pertumbuhan memanjang. 2 Membutuhkan pengaturan istirahat yang baik. 34 3 Sering menampilkan kecanggungan dan koordinasi yang kurang baik sering diperlihatkan. 4 Merasa mempunyai ketahanan dan sumber energi. 5 Mudah lelah, tetapi tidak dihiraukan. 6 Mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat cepat. 7 Anak laki-laki mempunyai kecepatan dan kekuatan otot-otot yang lebih baik daripada putri. 8 Kesiapan dan kematangan untuk keterampilan bermain menjadi baik. b. Psikis atau Mental 1 Banyak mengeluarkan energi untuk fantasinya. 2 Ingin menentukan pandangan hidupnya. 3 Mudah gelisah karena keadaan yang lemah. c. Sosial 1 Ingin tetap diakui oleh kelompoknya. 2 Persekawanan yang tetap makin berkembang. 3 Mengerti moral dan etnik serta kebudayaannya.

4. Hakikat Pembelajaran Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani merupakan bagian yang paling penting dan kompenen integral dari pendidikan. Keutamaan pendidikan jasmani dibuktikan oleh sumbangannya yang unik terhadap pertumbuhan dan perkembangan siswa. Pendidikan jasmani menyumbangkan dua tujuan khas yaitu: 1 mengembangkan dan memelihara tingkat kebugaran jasmani yang sesuai untuk kesehatan dan mengajarkan mengapa kebugaran merupakan 35 sesuatu yang penting serta bagaimana kebugaran dipengaruhi oleh latihan, dan 2 mengembangkan keterampilan gerak layak, diwakili oleh keterampilan gerak dasar, kemudian menuju keterampilan olahraga tertentu, dan akhirnya menekankan pada olahraga sepanjang hayat Thomas dalam Wawan S. Suherman, 2001: 31 Tujuan utama pendidikan jasmani adalah mengembangkan keterampilan gerak dan kebugaran jasmani ranah jasmani dan psikomotor, tetapi mengembangkan ranah kognitif dan afektif tidak pula dinomerduakan. Hal ini akan terlaksana bila perencanaannya dilakukan secara cermat dan hati-hati. Kedudukam pendidikan jasmani yang demikian strategis menuntutnya harus memiliki program yang terencana dan terukur Harsuki,

2003: 6.

Pendidikan jasmani merupakan bagian yang integral dari proses pendidikan secara keseluruhan yang merupakan bidang usaha yang memiliki tujuan pengembangan penampilan melalui aktivitas fisik yang telah diselesaikan degan cermat untuk memperoleh hasil nyata, yang akan memberi kemungkinan kepada individu untuk hidup lebih aktif dan lebih sempurna Winarno, 2006: 1. Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasamani, mengembangkan kemampuan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup aktif dan sikap sportif melakukan kegiatan jasmani Agus Suryobroto, 2004: 5. 36 Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan yang menggunakan aktivitas jasmani fisik sebagai media untuk mencapai tujuan. Tujuan pendidikan jasmani bukan hanya mengembangkan fisik saja, melainkan untuk mengembangkan mental, sosial, emosional, dan intelektual.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Eri Widayati 2010, dengan judul “Tingkat Keterampilan Dasar Bermain Bola Voli Siswa Putra Kelas VIII di SMP Negeri 1 Selomerto, Wonosobo ”. Hasil penelitian dari sebanyak 86 siswa putra kelas VIII SMP Negeri 1 Selomerto, Wonosobo mempunyai keterampilan dasar bola voli sangat kurang, ditunjukkan dengan besarnya kategori sangat kurang sebesar 44,2 38, kategori cukup baik sebesar 16.2 14, kategori kurang baik sebesar 14 12, kategori baik dan kategori sangat baik sebesar 12,8 11. Secara keseluruhan tingkat keterampilan bermain bola voli siswa putra kelas VIII di SMP Negeri 1 Selomerto, Wonosobo dalam kategori sangat kurang. Penelitian yang dilakukan oleh Nuryadi 2012, dengan judul ”Tingkat Keterampilan Bola Voli Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama 2 Kretek Bantul, Tahun Pelajaran 20112012 ”. Hasil penelitian dari sebanyak 106 siswa kelas VIII SMP 2 Kretek Bantul mempunyai keterampilan dasar bola voli sedang, ditunjukkan dengan besarnya kategori sedang sebesar 38,7 41 siswa, kategori kurang sebesar 27,4 29 siswa, kategori kurang sekali sebesar 18,9 20 siswa, kategori baik sebesar 7,5 8 dan kategori baik