Pembuatan Benda Uji METODE PENELITIAN

48 Tabel 3 Proporsi campuran beton tiap variasi KETERANGAN SEMEN PASIR AIR KERIKIL NORMAL 513,5 kg 661,8 kg 185,4 kg 992,7 kg 800 ML100 Kg.C 422,3 kg 725 kg 152,4 kg 1087,6 kg 1400 ML100 Kg.C 376 kg 757,2 kg 135,7 kg 1135,8 kg 2000 ML100 Kg.C 334,8 kg 785,7 kg 120,9 kg 1178,6 kg

3.4 Penyediaan Bahan Penyusun Beton

Setelah dilakukan pemeriksaan karakteristik terhadap bahan pembuatan beton seperti pasir, batu pecah, semen dan bahan tambahan yang akan digunakan untuk mendapatkan mutu material yang baik sesuai dengan persyaratan yang ada, maka penyediaan bahan penyusun beton adalah disaring, dicuci dan dijemur hingga kering permukaan. Kemudiaan bahan tersebut disimpan dalam kotak dan ditempatkan di ruangan tertutup, hal ini untuk menghindari pengaruh cuaca luar yang dapat merusak bahan ataupun mengakibatkan perbedaan kualitas bahan. Sehari sebelum dilakukan pengecoran benda uji bahan yang telah dipersiapkan tersebut ditimbang berapa beratnya sesuai dengan variasi campuran yang ada dan diletakkan dalam wadah yang terpisah untuk mempermudah pelaksanaan pengecoran yang dilakukan.

3.5 Pembuatan Benda Uji

Pembuatan benda uji terdiri dari empat variasi campuran untuk percobaan, yaitu campuran normal tanpa bahan tambahan, campuran dengan penambahan Master Glenium SKY 8316 800 ml, 1400 ml, 2000 ml per 100 kg Cementitious. Universitas Sumatera Utara 49 Setelah semua bahan selesai disediakan, hidupkan mesin molen dan masukkan campuran beton sembarang ke dalamnya yang berfungsi untuk membasahi mesin tersebut supaya adukan beton yang sebenarnya tidak berkurang. Setelah ± 30 detik, campuran tersebut di buang. Untuk beton normal, langkah pertama masukkan agregat halus dan semen selama ± 30 detik supaya agregat halus dan semen tercampur rata. Kemudian air dimasukkan sebagian-sebagian ke dalam molen secara menyebar, hal ini dilakukan supaya air tidak hanya tercampur di beberapa tempat dan menyebabkan adukannya tidak rata menggumpal. Selanjutnya masukkan batu pecah dan biarkan mesin molen selama ± 1 menit sampai campuran beton benar-benar tercampur secara merata dan homogen. Adukan yang sudah tercampur merata, dituangkan ke dalam sebuah pan besar yang tidak menyerap air, dan kemudian adukan diukur kekentalannya dengan menggunakan metode slump test dari kerucut Abrams-Harder. Setelah pengukuran nilai slump, campuran beton dimasukkan ke dalam cetakan silinder yang berukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 dengan cara dibagi dalam tiga tahapan, dimana masing-masing tahapan diisi 13 bagian dari cetakan silinder dan lalu dipadatkan dengan menggunakan alat vibrator. Pada campuran beton dengan penambahan Master Glenium SKY 8316, meskipun pada Technical Data Set telah ditentukan kita harus melakukan trial mix untuk mendapatkan seberapa besar air yang dapat diserap oleh aditif tersebut, karena jenis material berbeda, maka pada saat pengadukan campuran beton normal masukkan 50 air + Master Glenium SKY 8316 superplasticizer tipe f 800 ml 100 kg cementitious, kemudian ambil nilai slump, jika didapati masih lebih kecil dari 12 cm, maka dilakukan penambahan air sedikit demi sedikit Universitas Sumatera Utara 50 sampai mencapai slump 12 cm. Maka selisih air yang digunakan dengan beton normal merupakan kemampuan Master Glenium SKY 8316 superplasticizer tipe f 800 ml 100 kg cementitious mereduksi air pada campuran beton, setelah itu kita hitung kembali perencanaan campurannya dengan pengurangan air dan FAS yang tetap, kemudian digunakan untuk variasi yang telah ditentukan. Setelah beton berumur 24 jam, cetakan silinder dibuka dan mulai dilakukan perawatan beton dengan cara direndam dalam bak perendaman sampai pada masa yang direncanakan untuk melakukan pengujian. 3.6 Penggunaan Master glenium sky 8316 superplastisizer tipe f “Water Reducing, High Range Admixtures” Pada tugas akhir saya ini, dosis yang digunakan adalah 800 ml,1400 ml dan 2000 ml per 100 kg Cementitious. Adapun cara perhitungan dosis yang digunakan antara lain sebagai berikut : Variasi I Beton Normal Proporsi campuran 1 m 3 satuan kg : S : P : A : K 513.5 : 661.8 : 185.4 : 992.7 Variasi II 800 ml100kg.Cementitious Water reducer = 18 x 185.4 kgm 3 = 33.37 kgm 3 Maka air yang digunakan adalah 185.4 kgm 3 –33.37 kgm 3 = 152.03 kgm 3 Perhitungan pemakaian jumlah semen Water Cement Ratio WCR = Water W Cement C Universitas Sumatera Utara 51 C = W WCR C = 152.03 kgm 3 0.36 = 422.30 kgm 3 Penggunaan Master Glenium SKY 8316 = 800 ml100 kg x 422.30 kgm 3 = 3378,4 mlm 3 Proporsi campuran 1 m 3 satuan kg : S : P : A : K 422.3 : 725 : 152.03 : 1087.6 Variasi III 1400 ml100kg.Cementitious Water reducer = 27 x 185.4 kgm 3 = 50.06 kgm 3 Maka air yang digunakan adalah 185.4 kgm 3 –50.06 kgm 3 = 135.34 kgm 3 Perhitungan pemakaian jumlah semen Water Cement Ratio WCR = Water W Cement C C = W WCR C = 13534 kgm 3 0.36 = 376 kgm 3 Penggunaan Master Glenium SKY 8316 = 1400 ml100 kg x 377 kgm 3 = 5264 mlm 3 Proporsi campuran 1 m 3 satuan kg : S : P : A : K 376 : 757.2 : 135.7 : 1135.8 Variasi IV 2000 ml100kg.Cementitious Water reducer = 35 x 185.4 kgm 3 = 64.89 kgm 3 Maka air yang digunakan adalah 185.4 kgm 3 – 64.89 kgm 3 = 120.51 kgm 3 Universitas Sumatera Utara 52 Perhitungan pemakaian jumlah semen Water Cement Ratio WCR = Water W Cement C C = W WCR C = 120.51 kgm 3 0.36 = 334.8 kgm 3 Penggunaan Master Glenium SKY 8316 = 2000 ml100 kg x 334.8 kgm 3 = 6696 mlm 3 Proporsi campuran 1 m 3 satuan kg : S : P : A : K 334.8 : 785.7 : 120.51 : 1178.6

3.7 Pengujian Sampel