Pengertian Hak Tanggungan Pada Umumnya

26 Hukum Perdata terutama mengenai lembaga jaminan, penting sekali arti pembagian benda bergerak dan benda tak bergerak. Dimana atas dasar pembedaan benda tersebut, menentukan jenis lembaga jaminan ikatan kredit yang mana yang dapat dipasang untuk kredit yang akan diberikan. Jika benda jaminan itu berupa benda bergerak, maka dapat dipasang lembaga jaminan yang berbentuk gadai atau fidusia, sedangkan benda jaminan itu berbentuk benda tidak bergerak, maka sebagai lembaga jaminan dapat dipasang hipotik dan hak tanggungan.

2.4 Pengertian Hak Tanggungan Pada Umumnya

2.4.1 Dasar Hukum Hak Tanggungan Dasar hukum Hak Tanggungan adalah Undang-undang No. 4 tahun 1996 tentang Hak Tanggungan atas tanah serta benda-benda yang berkaitan dengan tanah. Dalam ketentuan Undang-undang No. 4 tahun 1996 tentang Hak Tanggungan atas tanah, yang dalam pasal 4 berbunyi: Tanah - tanah Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan yang telah dibukukan dalam daftar buku tanah menurut ketentuan-ketentuan Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 1997 tentang pendaftaran tanah dapat dibebani Hak Tanggungan. 2.4.2 Pengertian Hak Tanggungan Hak tanggungan menurut pasal 1 ayat 1 Undang-undang Nomor 4 tahun 1996 berbunyi: 27 Hak Tanggungan atas tanah beserta benda-benda yang berkaitan dengan tanah, yang selanjutnya disebut Hak Tanggungan, adalah hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, berikut atau tidak berikut benda-benda lain yang merupakan satu kesatuan dengan tanah itu, untuk pelunasan utang tertentu, yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada kreditor tertentu terhadap kreditor-kreditor lain. Hak tanggungan menurut Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja 2006:13, adalah : ”suatu bentuk jaminan pelunasan utang, dengan hak mendahulu, dengan obyek jaminannya berupa Hak-hak atas tanah yang diatur dalam Undang-undang No.5 Tahun 1960 tentang peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria atau UUPA” . Hak tanggungan menurut Patrik Purwahid dan Kashadi 2002:53 sebagai berikut : “Hak tanggungan adalah hak jaminan atas tanah untuk pelunasan piutang tertentu, yang memberikan kedudukan diutamakan kepada kreditor-kreditor lain” . Dalam penjelasan umum UUHT dikemukakan bahwa sebagai lembaga hak jaminan atas tanah yang kuat, Hak Tanggungan harus mengandung ciri-ciri: 1. hak Jaminan; 2. atas tanah berikut atau tidak berikut benda-benda lain yang merupakan kesatuan dengan tanah yang bersangkutan; 3. untuk pelunasan suatu hutang; 4. memberikan kedudukan yang diutamakan Satrio, 2007:300 . 2.4.3 Subyek dan Obyek Hak Tanggungan Atas Tanah Subyek hak tanggungan adalah “ pemberi hak tanggungan dan pemegang hak tanggungan” Patrik dan Kashadi, 2002:61. Pemberi hak 28 tanggungan menurut pasal 8 ayat 1 UUHT adalah “orang perseorangan atau badan hukum yang mempunyai kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum terhadap obyek Hak Tanggungan yang bersangkutan”. Pemberi Hak Tanggungan bisa orang perseorangan, bisa juga badan hukum. Kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum tersebut dengan sendirinya harus ada pada saat pemberian Hak Tanggungan dihadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah PPAT. Kepastian tentang adanya tersebut harus ada pada waktu Hak Tanggungan didaftar, yang sepanjang mengenai tanah harus dibuktikan dengan sertifikat hak atas tanah yang bersangkutan. Pada saat didaftar itulah Hak Tanggungan yang diberikan lahir. Pemegang Hak Tanggungan adalah “ orang perseorangan atau badan hukum yang berkedudukan sebagai pihak yang berpiutang” pasal 9 UUHT. Hak tanggungan sebagai lembaga jaminan hak atas tanah tidak mengandung kewenangan untuk menguasai secara fisik dan menggunakan tanah yang dijadikan jaminan, maka tanah tetap berada dalam penguasaan pemberi hak tanggungan, kecuali dalam keadaan yang disebut dalam Pasal 11 ayat 2 huruf c Undang-Undang Hak Tanggungan. Obyek dari hak tanggungan dalam Pasal 4 ayat 1 UUHT disebutkan yaitu hak atas tanah yang dapat dibebani hak tanggungan adalah hak milik, hak guna usaha dan hak guna bangunan. Ada dua unsur mutlak dari hak atas tanah yang dapat dijadikan obyek hak tanggungan yaitu: 29 1. Hak tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku wajib didaftar dalam daftar umum, dalam hal ini pada Kantor Pertanahan. Unsur ini berkaitan dengan kededukan diutamakan preferent yang diberikan kepada kreditur pemegang hak tanggungan terhadap kreditur lainnya. Untuk itu harus ada catatan mengenai hak tanggungan tersebut pada buku tanah dan sertifikat hak atas tanah yang dibebaninya, sehingga setiap orang dapat mengetahui azas publisitas. 2. Hak tersebut menurut sifatnya harus dapat dipindahtangankan, sehingga apabila diperlukan dapat segera direalisasi untuk membayar hutang yang dijamin pelunasannya Patrik dan Kashadi, 2002:57 . Dari dua unsur atau syarat tersebut maka hak atas tanah yang dijadikan obyek dari hak tanggungan meliputi: 1. hak milik; 2 hak guna usaha; 3. hak guna bangunan; 4. hak pakai atas tanah negara yang sifatnya dapat dipindah tangankan; 5. hak pakai atas hak milik masih akan diatur dengan Peraturan Pemerintah Sjahdeini, 1999:63. 2.4.4 Hapusnya Hak Tanggungan Berdasarkan pasal 18 UUHT ditentukan bahwa Hak Tanggungan hapus karena: 1. Hak Tanggungan hapus karena hal-hal sebagai berikut: 1 Hapusnya utang yang dijamin Hak Tanggungan; 2 Dilepaskannya Hak Tanggungan oleh pemegang Hak Tanggungan; 3 Pembersihan Hak Tanggungan berdasarkan penetapan peringkat oleh ketua Pengadilan Negeri; 4 Hapusnya hak atas tanah yang dibebani Hak Tanggungan. 2. Hapusnya Hak Tanggungan karena dilepaskan oleh pemegangnya dilakukan dengan pemberian pernyataan tertulis mengenai dilepaskannya Hak Tanggungan tersebut oleh pemegang Hak Tanggungan kepada pemberi Hak Tanggungan. 30 3. Hapusnya Hak Tanggungan karena pembersihan Hak Tanggungan berdasarkan penetapan peringkat oleh Ketua Pengadilan Negeri terjadi karena permohonan pembeli hak atas tanah yang dibebani Hak Tanggungan tersebut agar hak atas tanah yang dibelinya itu dibersihkan dari beban Hak Tanggungan sebagaimana diatur dalam Pasal 19. 4. Hapusnya Hak Tanggungan karena hapusnya hak atas tanah yang dibeban Hak Tanggungan tidak menyebabkan hapusnya utang yang dijamin. 2.4.5 Eksekusi Hak Tanggungan Eksekusi hak tanggungan adalah jika debitor cidera janji maka obyek Hak Tanggungan dijual melalui pelelangan umum menurut tata cara yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku dan pemegang Hak Tanggungan berhak mengambil seluruh atau sebagian dari hasilnya untuk pelunasan piutangnya, dengan hak mendahului dari pada kreditur-kreditur yang lain Patrik dan Kashadi, 2002:85. Masalah eksekusi hak tanggungan diatur dalam ayat 1 pasal 20 UUHT, disebutkan bahwa: 1. hak pemegang Hak Tanggungan pertama untuk menjual obyek Hak Tanggungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, atau 2. titel eksekutorial yang terdapat dalam sertipikat Hak Tanggungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat 2, obyek Hak Tanggungan dijual melalui pelelangan umum menurut tata cara yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan untuk pelunasan piutang pemegang Hak Tanggungan dengan hak mendahulu dari pada kreditor- kreditor lainnya, Obyek Hak tanggungan dijual melalui pelelangan umum menurut tata cara yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan untuk pelunasan piutang pemegang Hak Tanggungan dengan hak mendahulu dari pada kreditur-kreditur lainnya. Ketentuan eksekusi hak tanggungan juga termuat dalam ayat 2 pasal 20 UUHT, yang berbunyi ”Atas kesepakatan pemberi dan pemegang Hak 31 Tanggungan, penjulan obyek Hak Tanggungan dapat dilaksanakan dibawah tangan jika dengan demikian itu akan dapat diperoleh harga tertinggi yang menguntungkan semua pihak”.

2.5 Kerangka Berfikir