65 dengan peralatan yang intensitas penggunaannya rendah. Dari aspek proses
pemeliharaan alat, penyebab kerusakan alat antara lain kurangnya dana untuk pemeliharaan alat, kurangnya dana untuk pengerjaan perbaikan alat karena
yang tersedia hanya dana untuk bahan, tidak tersedianya suku cadang untuk peralatan yang memiliki golongan sensitifitas tinggi seperti dial test indicator,
cylinder bore gauge dan alat spooring saat diperlukan jika mengalami kerusakan, penggantian suku cadang yang tidak mengikuti rekomendasi atau
petunjuk dari pabrik pembuat alat, masa penggantian suku cadang yang tidak memperhatikan faktor masa pemakaian, beban kerja maupun cara pemakaian
alat. Siswa sebagai pengguna utama dari peralatan juga dapat menyebabkan
kerusakan alat. Meskipun tingkat pemahaman siswa dalam menggunakan peralatan sudah tergolong baik, tetapi apabila tidak disiplin dan ceroboh dalam
menggunakan alat maka dapat menyebabkan kerusakan.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan pada penelitian ini, maka saran yang dapat dikemukakan oleh peneliti adalah:
1. Meskipun pengelolaan perawatan alat di bengkel otomotif SMK N 2 Pengasih sudah termasuk dalam kategori baik, akan tetapi perlu ditingkatkan lagi
pelaksanaannya. Tindakan pembenahan dalam pengelolaan dan perawatan alat hendaknya memfokuskan pada faktor-faktor penyebab kerusakan alat
pada masing-masing aspek dengan tetap menjaga atau mempertahankan pengelolaan dan perawatan yang sudah baik, sehingga alat-alat tersebut dapat
digunakan secara optimal.
66 2. Untuk mengatasi faktor-faktor penyebab kerusakan alat di bengkel otomotif
SMK N 2 Pengasih maka perlu dilakukan beberapa hal. Untuk aspek teknisi perlun menyeleksi calon teknisi dengan memperhatikan pengalaman kerja dan
hendaknya terdapat kerjasama antara lembaga pendidikan kejuruan atau SMK dengan melaksanakan diklat ataupun pelatihan yang relevan dengan
peningkatan kemampuan teknisi dalam pengelolaan bengkel. Untuk aspek daftar alat dan perlengkapan bengkel perlu memberikan tanda atau setidaknya
menempatkan pada tempat khusus untuk peralatan yang intensitas pemakaiannya tinggi. Selain dapat dengan mudah dijangkau saat diperlukan,
peralatan tersebut juga dapat disiapkan suku cadangnya apabila mengalami kerusakan sehingga ketika mengalami kerusakan dapat segera diperbaiki dan
dapat digunakan kembali. Keselamatan, keamanan dan keindahan penataan peralatan hendaknya selalu dikontrol dan pengaturan penggunaan peralatan
agar dikendalikan sehingga terhindar dari kerusakan. Untuk aspek penyimpanan alat, peralatan yang intensitas penggunaannya tinggi
seharusnya diberi tanda khusus sehingga dapat dibedakan dengan peralatan yang lainnya. Untuk proses pemeliharaan alat, apabila pendanaan dari pihak
sekolah mengalami kekurangan maka seharusnya dapat memanfaatkan dana lain yang belum digunakan untuk melakukan perawatan maupun perbaikan
alat. Untuk mencegah kerusakan salah satu solusinya adalah dengan menggunakan suku cadang asli dari peralatan tersebut. Sekolah seharusnya
menyiapkan dana untuk kebutuhan perawatan dan pemeliharaan alat yang berkualitas, tidak hanya sekedar alat dapat diperbaiki saja. Dengan demikian
maka peralatan praktik akan memiliki masa pakai yang lebih panjang dan
67 tentunya tidak akan membebankan biaya perawatan lagi karena kualitas suku
cadang yang baik dapat memperpanjang masa pakai peralatan. Siswa sebagai pengguna utama tentunya mendapatkan pengarahan
mengenai cara penggunaan alat dari guru. Dengan demikian selain siswa yang harus disiplin dan tidak melakukan kecerobohan selama menggunakan
peralatan untuk praktik, maka guru pun harus memberikan penjelasan mengenai cara penggunaan alat yang baik sesuai dengan standar operasional
prosedur. Siswa juga harus dipantau dalam menggunakan peralatan, dan apabila mengalami kesulitan dalam pengoperasian peralatan praktik dapat
langsung menanyakan kepada guru ataupun teknisi.
68
DAFTAR PUSTAKA
Agus Y.A. 2013. Mengenal Memahami Alat-alat Ukur Otomotif. Yogyakarta: Javalitera.
Alip M, Sugiyono dan Nurjito. 1986. Identifikasi dan Validasi Tugas Teknisi Bengkel Mesin Laporan Penelitian. Yogyakarta: Lembaga Penelitian IKIP
Yogyakarta. Andi Prastowo. 2011. Memahami Metode-metode Penelitian. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media. Barnawi M. Arifin. 2012. Manajemen sarana dan prasarana sekolah.
Jogjakarta: Arruz Media. Buchari Alma. 2009. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung:
Alfabeta. Dalim S.A. dan Sutiarmo, Oja. 1983. Keselamatan Kerja dalam Tatalaksana
Bengkel 1. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Daryanto. 2010. Keselamatan Kerja Peralatan Bengkel dan Perawatan Mesin.
Bandung: Alfabeta. Depdiknas. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi keempat. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama. Haris Herdiansyah. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial.
Jakarta: Salemba Humanika. Ibrahim Bafadal. 2004. Manajemen perlengkapan sekolah teori dan aplikasinya.
Jakarta: Bumi Aksara. Lalu Danuar Izzan. 2014. Skripsi: Kesiapan Fasilitas Bengkel Praktik Otomotif
bagi Siswa SMK Muhammadiyah 2 Borobudur. Yogyakarta: FT UNY. Muljani A. Nurhadi. 2011. Dilema Kebijakan Pendanaan Pendidikan. Yogyakarta:
Nurhadi Center. Mulyono. 2010. Manajemen administrasi dan organisasi pendidikan. Yogyakarta:
Ar Ruzz Media. Nana Sudjana. 1989. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru
Algensindo. Peraturan Menteri. 2008. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 40 Tahun
2008 tentang Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah KejuruanMadrasah Aliyah Kejuruan SMKMAK.
69 Peraturan Pemerintah. 2005. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Riduwan. 2009. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung:
Alfabeta. Saifudin Azwar. 2003. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Bina Aksara.
Suharso dan Ana Retnoningsih. 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi lux. Semarang: CV. Widya Karya.
Sukamto. 1988. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum PTK. Jakarta: Dikti.
Sukirman. 1999. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: IKIP. Sumantri. 1989. Perawatan Mesin Suatu Penelitian Kepustakaan. Jakarta:
Depdikbud. Sutrisno Hadi. 2002. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset.
Sutriyono. 2000. Skripsi: Analisis Penyebab Belt Conveyor Miring di PT. Tambang Batubara Bukit Asam Tanjung Enim Sumatera Selatan.
Yogyakarta: FT UNY. Taramana, R. Dadang dan Hamid A. 1983. Perbengkelan Pertanian 1. Jakarta:
Depdikbud. Tim Tugas Akhir Skripsi FT UNY. 2013. Pedoman Penyusunan Tugas Akhir
Skripsi. Yogyakarta: FT UNY. Tri Hananto. 2009. Skripsi: Pengaruh Penggunaan Alat Praktik Terhadap
Peningkatan Prestasi Belajar Kelistrikan Otomotif Siswa Kelas II Program Mesin Otomotif Smk Sakti Gemolong Tahun Ajaran 20082009. Surakarta:
FKIP UNS.
Umar Ali. 1980. Buku Petunjuk Pengisian Daftar Inventaris MilikKekayaan Negara. Jakarta: Depdikbud.
Wawan Darman. 2012. Skripsi: Pengaruh Kesiapan Fasilitas Dan Sikap Penggunaan Peralatan Praktik Terhadap Prestasi Praktik Memperbaiki
Motor Listrik Siswa Kelas Xi Smkn 1 Sedayu Skripsi. Yogyakarta: FT UNY. Zevy D Maran. 2007. Peralatan Bengkel Otomotif jilid 2. Yogyakarta: Andi
Publisher.
Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas Teknik UNY
70
Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian dari Sekretariat Daerah DIY
71
Lampiran 3. Surat Ijin Penelitian dari Pemerintah Kabupaten Kulon Progo
72
Lampiran 4. Surat Ijin Penelitian dari SMK Negeri 2 Pengasih
73
Lampiran 5. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
74
Lampiran 6. Instrumen Penelitian lanjutan
75
Instrumen Penelitian
Checklist tentang kondisi yang terdapat di lingkungan bengkel otomotif SMK Negeri 2 Pengasih.
No. Pertanyaan
Y T
A. Teknisi 1.