RESENSI BUKU MITOS JURNALISME

RESENSI BUKU MITOS JURNALISME

Judul

: Mitos Jurnalisme

Pengarang

: Dudi Iskandar dan Rini Lestari

Penerbit

: Penerbit ANDI

Tahun Terbit

: 2016

Halaman

: 328 halaman


TENTANG PENULIS
Dudi Sabil Iskandar, Lahir di Bandung pada 5 Maret 1972. Menyelesaikan kuliahnya
di jurusan Dakwah Fakultas Ushuluddin Institut Agama Islam Negeri (IAIN) pada
tahun 1996. Melanjutkan pendidikan ke tingkat magister di Pascasarjana Universitas
Mercu Buana pada tahun 2012, dengan spesialis Political Communication. Sejak
Maret 2012, menjadi pengajar di Fakultas Ilmu Komunikasi di Universitas Budi

Luhur. Selama 12 tahun menjadi wartawan di berbagai media cetak dan online.
Puluhan tulisan dimuat di Kompas, Koran Tempo, Media Indonesia, Jurnal Nasional,
Republika, Seputar Indonesia, Sinar Harapan Pikiran Rakyat, dan Majalah Panji
Masyarakat, serta di beberapa jurnal ilmiah komunikasi.
Sudah sembilan buah buku yang telah ditulis dan dieditnya. Antara lain;
Rekonstruksi Nilai Dasar Perjuangan (NDP) HMI bersama Andito (1998), Keajaiban
di Tanah Suci Saat Haji dan Umrah (2004), Haji ; Antara Aroma Bisnis dan Tarikan
Spiritual (Editor) (2005), Menggapai Demokrasi; Jejak Politik HR Syaukani bersama
Hery Susanto dan Ali Amran Hasibuan (2006), Perjalanan Sebuah Bangsa; Catatan
80 Tokoh Nasional (2008) bersama Dwi Agus Susilo dan Masad Masrur (2013), dan
Jejak Prestasi Olahraga Indonesia; SEA Games, Asean Games, dan Olimpiade
1951-2011 (2012), KNPI; Sebuah Analisis tentang Sebuah Konflik, Media, dan

Paradigma (bersama Dwi Agus Susilo dan Masad Masruru, 2013), serta Dari
Bangku Sekolah ke Medan Perang (bersama Israr Iskandar, 2013), Keruntuhan
Jurnalisme (2015). Dan buku ini adalah buku keduanya yang merupakan karya
intelektual yang ditulisnya bersama Rini Lestari.
Rini Lestari, Lahir di Gunung Kidul pada 1 September 1977, Pendidikan S1 Public
Relations Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Budi Luhur, S2 Program
Pascasarjana Magister Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur. Saat ini beliau
merupakan

Dosen

Fakultas

Ilmu

Komunikasi

Universitas

Budi


Luhur.

Beberapa karya yang dipublikasikan antara lain: Peran dan Fungsi Humas Badan
Pengawas Pemilu dalam Meningkatkan Citra pada Jurnal Communication vol.2
nomor 1 April 2011, Paradigmatis Fenomenologi Dalam Ilmu Komunikasi pada
Jurnal Semiotika vol.7 no.1 Juni 2013, Efektifitas Terpaan Iklan Layanan Masyarakat
Tentang Ketertiban Lalu Lintas dalam Membentuk Pengetahuan dan Sikap Pada
Pelajar SMA di Jakarta Selatan di Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu
Universitas Budi Luhur 10 Mei 2014, dan Relasi Pelanggaran Content Televisi dan
Komodifikasi Media (Studi atas Pelanggaran Program Acara Televisi Nasional dalam
Perspektif Ekonomi Politik Media) di Jurnal Avant Garde vol.2 no.1 Juli 2014.

Berkaitan dengan ikhtisar dari isi buku di atas, dapat mengemukakan ikhtisar
tersebut sebagaimana beriku;
Komunikasi adalah salah satu cara manusia mempertahankan harkat dan
martabat kemanusiaannya. Dengan komunikasi, manusia mengaktualisasikan
segala potensinya. Dalam setiap gerak, manusia berkomunikasi dalam berbagai
bentuknya, mikro, meso, dan makro. Komunikasi juga merupakan konsekuensal dari
posisi manusia sebagai makhluk sosial. Ketiadaan atau gangguan dalam prses

komunikasi bukan saja akan mempersulit gerak langkah sebagai makhluk sosial,
tetapi juga membuat manusia kesulitan mengeksplorasi segenap kemampuan
dasarnya sebagai individual.
Sepanjang sejarah, komunikasi mengenal dua aliran/mahzab pemikiran.
Yakni aliran perpindahan pesan (mahzab transmisi) dan aliran pertukaran makna
(mahzab semiontika). Elemen pokok dari aliran transmisi ini adalah komunikator,
pesan, media, komunikan, dan efek. Dalam perspektif ini, komunikasi adalah sebuah
proses perpindahan pesan atau komunikasi bisa dipahami sebagai proses-proses
penyampaian pesan, baik verbal maupun nonverbal. Sedangkan aliran petukaran
makna (production and exchange of maenings) digagas dateng belakangan.
Semiotika adalah ilmu yang mempelajaran tanda makna. Komunikasi dalam
pendekatan semiotik ini melibatkan dalam unsur bahasa (linguistik) dan aspek-aspek
seni. Internalisasi adalah proses masyarakat sebagai kenyataan subjektif olej setiap
individu. Objektifitas merupakan hasil yang digapai (mental dan fisik) dari
eksternalisasi. Eksternalisasi adalah usaha atau ekpresi setiap individu ke dalam
dunia, baik mental ataupun fisik. Proses ini adalah ekspresi untuk menguatkan
eksisitensi individu dalam masyarakat.
Sejak kemunculan internet, plus kemudahan mengaksesnya, sebagai aspek
kehidupan masyarakat berubah secara drastis dan dramatis.kemunculan media
akses yang berbasis internet kian mempertajam efek media. Sebagai media akses,

internet juga kerap disandingkan sebagai konvergensi media dan media internal.
Hampir semua media cetak dan elektronik membarenginya dengan bentuk berita
online, e-paper, dan live streaming. Salah satu pembentukan konstruksi realitas di
dunia modern adalah media massa. Inti dari teori ini terletak pada sirkulasi informasi
cepat dan luas yang disebarkan oleh media massa, sehingga konstruksi sosial akan

berlangsung sangat cepat dan sebenernya mereta. Realitas yang dibangun media
massa tersebut membentuk opini publik, massa cenderung apriori, dan opini massa
cenderung sinis.
Ada tiga petimbangan sebuah peristiwa menjadi berita di media, yaitu
ideologis, plitis, dan bisnis. bahasa dalam bentuk berita tidak bisa bebas dari nilai. Ia
dikonstruksi dan mengkontruksi makna-makna tertentu, tergantung dari orang yang
membuat dan membacanya. Dengana demikian, wacana yang dikontruksi media
cetak harus dibedah dan dianalisis sehingga akan terkuak maknanya.Kehadiran
internet selanjutnya mengubah secara drastis dan dramatis perkembangan massa.
Internet memicu dua perubahan mendasar dalam media. Pertama, subtansi media,
yaitu proses jurnalistik. Kedua, bentuk atau format organisasi media. Jika
sebelumnya setiap jenis media massa berdiri sendiri atau memiliki organisasi dan
manajemen mandiri, kini mereka bergabung dalam satu kesatuan yang dikenal
dengan konvergensi media. Kini, hampir semua media cetak dan elektronik

membarenginya dengan bentuk berita online, e-paper, dan live streaming. Media
hanya bisa menjadi pilar keempat demokrasi jika mengambil jarak dan independen
dengan tiga jenis kekuasaan yang terdapat pada lembaga negara (eksekutif,
legeslatif, dan yudikatif).
Pers menjadi mitos ketika pers kehilangan makna denotatifnya, yaitu sebagai
penyampain informasi dan author makna bagi khalayak. Pers menjadi mitos ketika
ias berada di wilayah konotatif. Pers berfungsi sebagai penopang kekuasaan,
penghasil bisnis, dan pemuas syahwat politik adalah pers dalam wujud mitos. Ia
bukan lagi sebagai pilar keempat demokrasi tetapi pers sebagai penghancur
demokrasi. Mitos secara etimologi adalah sebuah tipe pembicaraan atau wicara.
Mitos menurut subtansinya merupakan hal menyesatkan, karena mitos adalah
semacam wicara, segalanya dapat menjadi mitos hal itu disampaikan lewat wacana.
Barthes mengatakan kesatuan sebuah eksplanasi tidak bisa didasarkan pada
amputasi salah satu pendekatan didasarkan pada koordinasi dialektis terhadap ilmuilmu yang digunakan. Sebagian bagian dari semiologi, maka mitos merupakan
bagian dan ideologi, karena mitos merupakan ilmu formal dan merupakan ilmu
sejarah, serta ia mempelajari gagasan dalam bentuk-bentuk.

Kemudian dalam buku tersebut juga menyajikan hasil penelitian terhadap 18
media online yang diambil. Berdasarkan hasil penelitian


banyak penggunaan

bahasa dan istilah asing dalam berita padahal itu sesungguhnhya tidak perlu. Lalu
narasumber yang disajikan dalam berita tersebut tunggal atau tanpa cover (all) both
sides dan tidak berkompeten. Berita juga prasangka dan tidak ada verifikasi fakta.
Padahal seharusnya berita atau pers harus sesuai dengan nila kesejatian pers.
Pers adalah lembaga indenpenden yang tidak memihak kepada salah satu golongan
ataupun pemerintah, tetapi berpihak kepada kebenaran informasi berupa fakta yang
disampaikan kepada masyarakat.
Brian McNair mencatat lima peran ideal media untuk mewujudkan kehidupan
yang demokratis. Pertama, menginformasikan apa yang sedang terjadi. Kedua,
mengedukasi masyarakat ihwal fakta yang ditemukan di lapangan. Ketiga, menjadi
wadah diskusus sehingga bisa mempengaruhi opini publik. Keempat, berperan
sebagai

pemantau

kekuasaan.

Kelima,


berperan

mengadvokasi

beberapa

pandangan politik. Peran pers seperti termaktub dalam UU Nomor 40 tahun 1999,
yakni, pertama, memenuhi keinginan masyarakat untuk mengetahui kejadian atau
peristiwa yang terjadi di lingkungannya. Kedua, berusaha menegakkan nilai-nilai
kehidupan demokrasi dalam masyarakat, mendorong penegakkan aturan hukum
dan hak asasi manusia dan menghormati perbedaan di dalam masyarakat. Ketiga,
mengembangkan pendapat masyarakat secara umum berdasarkan informasi yang
tepat, akurat, dan benar. Keempat, melakukan pengawasan kritis, memberikan
koreksi dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat
umum. Kelima, memperjuangkan keadilan dan kebenaran.
Kelebihan dan kekurangan buku
Beberapa kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam buku tersebut,
dapat simpulkan sebagai berikut
Kelebihan Buku

1. Materi yang terkandung memberikan pemahaman secara jelas yang
dimaksud dengan mitos jurnalisme.
2. Terdapat catatan kaki untuk memperjelas teori.

3. Terdapat lampiran tentang pasal kode etik jurnalistik, pasal-pasal, informasi
dan transaksi elektronik dan penyiaran sebagai pendukung buku.
4. Penampilan buku menarik mulai dari judul, cover dan beserta isinya.
Kekurangan Buku
1. Ada beberapa kata yang sulit dimengerti.
2. Ada kata-kata yang salah dalam pengetikan.
KESIMPULAN
Dari kesimpulan buku Mitos Jurnalisme ini layak sekali untuk dibaca karena di
dalamnya memuat ilmu pendidikan. Penulisan buku ini tidak hanya berdasarkan
penulis melainkan menyajikan penjelasan dengan mengkaitkan teori-teori yang telah
ada, serta berdasarkan kajian dan hasil penelitian. Buku ini sangat menambah
wawasan tentang jurnalisme dalam kehidupan. Buku ini juga membuat kita mengeti
tentang peraturan perundang-undangan tentang pres, karena di dalamnya banyak
sekali pasal dan undang-undang. Dan buku ini juga sangat dapat dijadikan referensi
baca.