PENGARUH TAYANGAN “WISATA KULINER” DI TRANS TV TERHADAP MINAT KHALAYAK UNTUK BERWISATA KULINER (Studi Pada Ibu-ibu Rumah Tangga di Perumahan Beringin Raya RT.01 -04 Kecamatan Kemiling Bandar Lampung)

(1)

(2)

ABSTRAK

PENGARUH TAYANGAN “WISATA KULINER” DI TRANS TV TERHADAP MINAT KHALAYAK UNTUK BERWISATA KULINER

(Studi Pada Ibu-ibu Rumah Tangga di Perumahan Beringin Raya RT.01-04 Kecamatan Kemiling Bandar Lampung)

Oleh ANTONIUS

Dewasa ini wisata kuliner merupakan salah satu kegiatan yang tak terlepas dari kehidupan masyarakat modern. Tujuan mereka melakukan kegiatan wisata kuliner adalah untuk mencari kepuasan dengan cara menikmati sajian-sajian kuliner di daerah tertentu. Fenomena tersebut yang mendasari banyaknya acara-acara kulner di televisi, dan salah satu acara yang banyak menarik perhatian pemirsa televisi adalah Wisata Kuliner. Tayangan Wisata Kuliner dikemas dalam konsep yang sederhana dan menarik, dengan menggunakan pembawa acara yang pintar yaitu Bondan Winarno. Tayangan Wisata Kuliner di Trans Tv diasumsikan dapat menarik minat pemirsa untuk melakukan kegiatan wisata kuliner, mengingat televisi merupakan salah satu media massa yang paling dekat dengan masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tayangan Wisata Kuliner di Trans Tv terhadap minat khalayak untuk melakukan kegiatan wisata kuliner. Khalayak yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah ibu-ibu rumah tangga di Perumahan Beringin Raya RT.01-04 Kemiling Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jumlah responden sebanyak 52 orang dengan menggunakan metode simple random sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner, dengan teknik analisa data menggunakan regresi linear sederhana dengan bantuan program SPSS 13.0. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa: (1). Ibu-ibu di Perumahan Beringin Raya RT.01-04 memiliki kecenderungan atau minat tersendiri untuk melakukan kegiatan wisata kuliner. Hal ini dapat dilihat dari nilai constanta intercept sebesar 15,911. Artinya jika tidak ada tayangan Wisata Kuliner di Trans Tv maka minat pemirsa untuk berwisata kuliner adalah sebesar 15,911. (2). Terdapat pengaruh yang lemah dari tayangan Wisata Kuliner di Trans Tv terhadap minat khalayak untuk melakukan kegiatan wisata kuliner sebesar 10,8%, yang dapat dilihat dari angka Rsquare yang diperoleh yaitu sebesar 0,108. Sedangkan 89,2% harus dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.


(3)

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Televisi merupakan media komunikasi massa yang sangat dekat dengan kehidupan masyarakat sekarang ini. Hampir di setiap daerah di Indonesia televisi menjadi primadona bagi kebanyakan orang. Hal ini disebabkan oleh sifatnya yang audio visual, dapat dilihat dan didengar, sehingga mudah diterima masyarakat. Peran televisi sebagai media komunikasi massa sangatlah besar dalam kehidupan kita, yaitu sebagai alat informasi, hiburan, kontrol sosial, dan sebagai sarana pendidikan. Beragam tayangan yang disajikan lewat media televisi memiliki tujuannya masing-masing. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh pakar ilmu komunikasi, Wilbur Schramm yang menyatakan bahwa kajian isi atau pesan dari suatu tayangan dalam media televisi tidak bebas nilai akan tetapi sarat nilai . Bersamaan dengan jalannya proses penyampaian isi pesan media televisi kepada pemirsa, maka isi pesan itu juga akan diinterpretasikan secara berbeda-beda menurut pandangan pemirsa, yang didasarkan antara lain pada latar belakang, pengalaman dan tingkat pendidikannya (Cangara:2002).

Televisi sebagai media komunikasi massa juga berorientasi pada tujuan komunikasi pada umumnya, yaitu untuk mengubah sikap, pandangan, dan perilaku orang lain atau pemirsanya (Onong Uchjana Effendi, 1988:17).


(4)

Dalam hal ini pengaruh televisi terhadap minat, sikap dan perilaku pemirsanya ditentukan diantaranya oleh materi atau pesan yang disampaikan, intensitas pemirsa dalam menonton televisi, latar belakang pendidikan dan pengalaman pemirsa, nilai dan norma budaya serta lingkungan tempat pemirsa tersebut berada. Artinya pesan (message) tayangan televisi akan dikonsumsi khalayak dan berpengaruh baik secara langsung atau tidak pada wilayah pengetahuan atau wawasan (kognisi), perasaan (afeksi), dan prilaku (psikomotorik).

Sejalan dengan besarnya peran televisi dalam masyarakat, perkembangan dunia pertelevisian di tanah air juga menunjukkan kemajuan yang signifikan, yaitu dengan banyaknya stasiun televisi swasta yang mengudara setiap harinya. Dalam suasana kompetisi bisnis pertelevisian yang sehat, tiap stasiun televisi swasta berusaha menarik perhatian pemirsanya lewat sajian tayangan-tayangan yang berbeda dan tentunya dekat dengan kehidupan pemirsa.

Stasiun televisi swasta yang perkembangannya cukup pesat diantaranya adalah Trans tv. Trans tv adalah stasiun televisi yang memposisikan diri sebagai televisi gaya hidup atau life style. Kelebihan Trans tv adalah pada beberapa program yang merupakan garapan sendiri (in-house production) yang terbukti cukup ampuh meraih perhatian pemirsa. Hal tersebut dapat dilihat dari rating tayangan-tayangan Trans tv yang mampu bersaing dengan tayangan stasiun-stasiun televisi lain yang sudah lebih dulu ada. Salah satu program acara yang merupakan garapan sendiri dari Trans tv adalah Wisata Kuliner.

Semua orang tentu suka dan perlu untuk makan, maka tak heran acara bertema kuliner bisa dengan cepat sukses di layar kaca. Acara kuliner memang telah


(5)

3

menjadi suatu fenomena tersendiri di masyarakat. Bagi sebagian masyarakat tampaknya dunia kuliner sudah menjadi hobby atau bahkan kebutuhan mendasar yang harus selalu terpenuhi. Fenomena tersebut mendasari banyaknya tayangan kuliner di televisi. Selain Trans tv yang menayangkan "Wisata Kuliner", ada juga TVRI yang mengeluarkan "Dunia Wanita", TPI lewat "Santapan Nusantara", dan Indosiar yang menayangkan "Iron Chef" serta "Bango Selera Nusantara". Stasiun televisi lain pun tak ketinggalan, meski tidak menjadikan kuliner sebagai acara khusus.

Diantara banyaknya tayangan kuliner di televisi, tayangan Wisata Kuliner di Trans tv merupakan program yang lebih banyak menarik perhatian pemirsa. Berdasarkan hasil survei lembaga AC Nielsen sepanjang tahun 2007 dan 2008 acara Wisata Kuliner tergolong program terdepan pada genre program kuliner. Dari data tersebut rata-rata sebaran penonton Wisata Kuliner mampu menembus hingga 14,8 persen dengan rating 2,1 poin. Sedangkan program sejenis milik TV lain, seperti “Cita Rasa Nusantara” hanya memiliki rating 1,1 dan share 10,6 persen serta “Santapan Nusantara” (TPI) rating 1, share 9,9 persen. Dan hingga tahun 2009 pencapaian Wisata Kuliner belum bisa ditandingi acara-acara kuliner lain (Metamorfosis Tayangan Kuliner di Layar Kaca

,

http//www.republika.co.id.

diakses tanggal 5 Juli 2009).

Banyaknya komentar atau tanggapan dalam website Trans tv serta wacana atau diskusi yang ada di berbagai media massa seperti surat kabar dan internet tentang acara Wisata Kuliner juga menandakan bahwa acara tersebut banyak menarik perhatian pemirsa. Selain itu, adanya fenomena ungkapan ”maknyuss” yang


(6)

dipopulerkan oleh presenter Wisata Kuliner, Bondan Winarno, yang sangat menjamur di masyarakat juga membuktikan bahwa Wisata Kuliner memang mendapat tempat di hati masyarakat, khususnya pecinta kuliner.

Wisata Kuliner adalah program news Trans tv yang di dalamnya terdapat unsur informasi sekaligus hiburan. Wisata Kuliner mengangkat tema beragam makanan, khususnya yang disajikan oleh warung-warung pinggir jalan dan berharga murah serta dipenuhi pelanggan. Tempat-tempat yang dikunjungi tersebar di seluruh pojok kota, kabupaten, kota provinsi atau ibukota. Selain itu Wisata Kuliner juga sesekali menampilkan sajian-sajian kuliner yang ada di luar negeri (Resensi Program Acara Wisata Kuliner, http://www.transtv.co.id. diakses tanggal 12 Februari 2008).

Program ini dipandu oleh Bondan Winarno, dan tayang dari Setiap hari Sabtu pada pukul 07.30 WIB. Dalam program ini, pemirsa diajak berkeliling tempat-tempat menarik sambil mencicipi kelezatan makanannya. Selain itu, program ini juga menceritakan keunikan suatu daerah, mulai dari sejarah, arsitektur, hingga budayanya. Tak hanya itu, Wisata Kuliner juga menjelaskan secara detail menu-menu favorit yang khas di suatu daerah tertentu, serta dilengkapi daftar harga makanan yang direkomendasikan.

Presenter Wisata Kuliner, Bondan Winarno bisa disebut sebagai ikon bagi tayangan wisata yang mengangkat aspek kuliner di televisi. Wisata Kuliner dan pembawa acaranya Bondan Winarno, memang mempunyai ciri dan karakter yang kuat. Dalam tayangan tersebut Bondan selain sebagai pemandu selera juga tampak seperti promotor makanan. Semua tindakan Bondan adalah representasi dari usaha


(7)

5

untuk mempromosikan. Gesture Bondan, kaget dan nikmat, senyum dan gelengan kepala merupakan keunikan tersendriri dari tayangan Wisata kuliner. Citarasa makanan kemudian hadir dalam bentuk ucapan verbal diantaranya, "maknyus", "nendang banget" dan "pecah di lidah". Pengalaman panjang Bondan diberbagai bidang, diantaranya sastra, jurnalistik dan dunia usaha, juga sesekali tampak terlihat dari informasi spontan yang diucapkannya mengenai sejarah daerah yang dikunjunginya (Memaknai Maknyus Si Bondan, http://www.suaramerdeka.com. diakses tanggal 14 Februari 2008).

Pada dasarnya tujuan utama dari program acara Wisata kuliner adalah untuk melestarikan sajian-sajian kuliner Nusantara dengan jalan memperkenalkan dan mempromosikan kepada pemirsa berbagai macam masakan-masakan lokal yang khas dan bercitarasa tinggi yang ada di seluruh nusantara. Tayangan Wisata Kuliner diharapkan dapat menarik minat pemirsa untuk dapat mencicipi dan ikut melestarikan sajian-sajian khas dari berbagai daerah. Namun pada beberapa edisi terakhir tayangan Wisata Kuliner juga menayangkan makanan-makanan dari luar negeri, seiring dengan timbulnya beberapa permintaan dari pemirsanya.

Berdasarkan hal di atas, maka peneliti ingin mengetahui bagaimana pengaruh program acara Wisata Kuliner di Trans tv terhadap minat khalayak pemirsanya untuk melakukan wisata kuliner atau pelesiran. Adapun pendekatan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah S-O-R Theory (Teori S-O-R). Teori ini mengasumsikan bahwa efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimuli khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan


(8)

kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Unsur- unsur dalam teori ini adalah :

1. Pesan (Stimulus, S), Stimulus yang ada dalam penelitian ini diwakili oleh program acara Wisata Kuliner di Trans tv.

2. Komunikan (Organisme, O), merupakan bentuk sikap yang diberikan oleh komunikan berupa perhatian, pengertian, dan penerimaan.

3. Efek (Respon, R), merupakan bentuk perubahan sikap yang diberikan oleh komunikan terhadap stimulus yang diterima. Terkait dengan penelitian ini, respon digambarkan dalam bentuk minat atau kecenderungan khalayak untuk melakukan wisata kuliner.

Khalayak yang dimaksud adalah ibu-ibu rumah tangga di Perumahan Beringin Raya RT.01 sampai dengan RT.04 Kecamatan Kemiling Bandar Lampung. Peneliti memilih ibu rumah tangga sebagai populasi yang mewakili khalayak yang akan diteliti didasari oleh beberapa pertimbangan. Karena ibu rumah tangga lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah pada akhir pekan terutama di pagi hari, dimana tayangan Wisata Kuliner disiarkan. Umumnya ibu rumah tangga juga memilki tanggung jawab sebagai pengelola keuangan keluarga dan memegang peran penting dalam mengambil keputusan dominan dalam keluarga, diantaranya dalam memutuskan liburan keluarga. Sebagian besar ibu rumah tangga pastinya juga lebih mengerti dan peka terhadap makanan atau masak-masakan.

Adapun alasan pemilihan lokasi sampel didasarkan oleh pertimbangan bahwa masyarakat di Perumahan Beringin Raya Kecamatan Kemiling Bandar Lampung umumnya bersifat heterogen. Artinya masyarakat di perumahan ini terdiri dari


(9)

7

berbagai suku, agama, pekerjaan, pengalaman dan latar belakang pendidikan yang dapat mewakili suatu khalayak. Selain itu di Perumahan Beringin Raya Kecamatan Kemiling Bandar Lampung banyak didapati keluarga yang secara sosial ekonomi termasuk kategori menengah ke atas, yang secara langsung atau tidak berpengaruh terhadap keputusan dalam melakukan kegiatan wisata kuliner.

Dalam penelitian ini, peneliti membatasi lokasi penelitian yakni Perumahan Beringin Raya RT.01 sampai dengan RT.04. Berdasarkan prariset, di Perumahan Beringin Raya RT.01 sampai dengan RT.04 Kecamatan Kemiling Bandar Lampung terdapat 275 unit rumah dan yang telah dihuni sekitar 240 unit. Di dalamnya terdapat 110 penduduk perempuan yang termasuk dalam kategori ibu rumah tangga dan umumnya mereka pernah menonton program acara Wisata Kuliner di Trans tv.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti merumuskan masalah yaitu, “Adakah pengaruh program acara Wisata Kuliner di Trans tv terhadap minat khalayak untuk melakukan wisata kuliner?”.

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh program acara Wisata Kuliner di Trans tv terhadap minat khalayak untuk melakukan wisata kuliner.


(10)

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini meliputi: 1 Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan bagi kajian ilmu komunikasi khususnya dan ilmu sosial lain pada umumnya serta dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berminat melakukan penelitian dengan teori S-O-R pada masa mendatang.

2. Secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran penulis kepada stasiun televisi atau rumah produksi dalam memproduksi atau mengadakan evaluasi penayangan program acara Wisata Kuliner maupun acara lain yang sejenis.


(11)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian

Tipe penelitian ini adalah penelitian penjelasan (explanatory research), yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang menggunakan analisis statistik (Masri Singarimbun, 1995:5) Penelitian penjelasan atau eksplanatoris tidak hanya untuk memperkecil penyimpangan atau terjadinya bias, tetapi lebih meningkatkan nilai kepercayaan, dan untuk tujuan menguji hipotesis atau hubungan sebab-akibat (Rosady Ruslan, 2003:13).

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian ini yaitu metode survei. Metode survei yaitu mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok (Masri Singarimbun, 1995:3)

3.3 Definisi Konseptual

Definisi konseptual merupakan pemikiran dari konsep yang digunakan sehingga akan memudahkan peneliti untuk mengoperasionalkan konsep tersebut di lapangan. Menurut Kerlinger, konsep adalah abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasikan hal-hal khusus (Rakhmat, 2002 :12).


(12)

Adapun definisi konsep pada penelitian ini adalah : 1. Program Acara Wisata Kuliner.

Program Acara Wisata Kuliner adalah program yang mengangkat tema beragam makanan, khususnya yang disajikan oleh warung-warung pinggir jalan dan berharga murah serta dipenuhi pelanggan. Tempat-tempat yang dikunjungi tersebar di seluruh pojok kota, kabupaten, kota provinsi atau ibukota. Program ini dipandu oleh Bondan Winarno, dan tayang setiap hari Sabtu pada pukul 07.30 WIB di stasiun televisi Trans tv.

2. Minat Khalayak Untuk Melakukan Wisata Kuliner

Minat diartikan sebagai suatu rasa suka dan ketertarikan pada suatu hal, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Minat dalam penelitian ini terkait dengan keinginan atau kecenderungan hati khalayak untuk melakukan kegiatan wisata kuliner setelah menyaksikan program acara Wisata Kuliner di Trans tv.

3.4 Definisi Operasional

Definisi operasional memberikan makna pada konstruk atau variabel dengan cara menetapkan aktivitas-aktivitas atau operasi yang dilakukan untuk mengukurnya (Bulaeng, 2004 : 60).

Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur variabel (Singarimbun, 1995:46)


(13)

35

Adapun indikator dari definisi operasional dalam penelitian ini adalah: 1. Program acara Wisata Kuliner

a) Mengenai Elemen atau Unsur dalam program acara Wisata Kuliner

 Waktu penayangan dan durasi program acara Wisata Kuliner, dengan kategori indikator sebagai berikut:

 Setuju, dengan skoring 3

 Ragu-ragu, dengan skoring 2

 Tidak setuju, dengan skoring 1

 Seting atau lokasi

 Pembawa acara

b). Mengenai frekuensi menonton program acara Wisata Kuliner, dengan kategori frekuensi menonton:

- Tinggi (4-5 kali dalam sebulan), dengan skoring 3 - Sedang (2-3 kali dalam sebulan), dengan skoring 2 - Rendah (0-1 kali dalam sebulan), dengan skoring 1 2. Minat atau kecenderungan khalayak untuk berwisata kuliner

 Perasaan suka atau ketertarikan, dengan kategori: - Menarik, dengan skoring 3

- Ragu-ragu, dengan skoring 2 - Tidak menarik, dengan skoring 1

 Minat atau kecenderungan khalayak untuk berwisata kuliner

- Berminat, dengan skoring 3 - Ragu-ragu, dengan skoring 2


(14)

- Tidak Berminat, dengan skoring 1

3.5 Populasi dan Sampel 3.5.1 Populasi

Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya akan diduga (Singarimbun, 1995:152). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga di Perumahan Beringin Raya, RT.01 sampai dengan RT.04 Kecamatan Kemiling Bandar Lampung. Berdasarkan prariset, di Perumahan Beringin Raya RT.01 sampai dengan RT.04 Kecamatan Kemiling Bandar Lampung terdapat 110 penduduk wanita yang termasuk dalam kategori ibu rumah tangga.

3.5.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu (Hasan, 2002:44). Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampel acak sederhana (Simple random sampling). Berikut ini rumus untuk menentukan besarnya sampel :

n =

1 2  Nd

N

Keterangan : n = Sampel N = Populasi

d = Sampel error (10%) 1 = Bilangan Konstant

Apabila sampel error sebesar 10% maka besar sampel penelitian ini adalah: n =

1 ) 1 , 0 ( 110

110


(15)

37

Dengan demikian maka sampel penelitian ini adalah 52 ibu rumah tangga yang tinggal di perumahan Beringin Raya RT.01 sampai dengan RT.04 Kemiling Bandar Lampung.

3.6 Sumber Data

Sumber data penelitian ini meliputi:

1 Data Primer, data yang diperoleh secara langsung dari lapangan penelitian berupa kuesioner-kuesioner yang dibagikan kepada responden dan wawancara yang dilakukan terhadap responden

2 Data Sekunder, merupakan data yang tidak diperoleh secara langsung melainkan berasal dari dokumen-dokumen atau data-data yang telah ada sebelumnya.

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik-teknik. 1. Kuesioner

Data diperoleh dengan menyebarkan kuesioner yang berisikan daftar pertanyaan mengenai indikator-indikator penelitian yang telah dijabarkan dalam definisi operasional.

2. Kepustakaan

Data diperoleh dari buku-buku atau kepustakaan lainnya yang menjadi referensi dari penelitian.

3. Observasi

Data diperoleh dari hasil mengamati secara langsung program acara Wisata Kuliner di Trans tv.


(16)

3.8 Teknik Pengolahan Data

Setelah mengumpulkan data dari lapangan, maka tahap selanjutnya adalah mengadakan pengolahan data. Adapun kegiatan pengolahan data dilakukan dengan teknik-teknik sebagai berikut:

1. Editing

Editing adalah penelitian ulang data-data yang diperoleh mengenai kelengkapan jawaban, kejelasan tulisan, serta kesesuaian antara jawaban yang satu dengan jawab yang lain.

2. Koding

Koding merupakan tahap dimana jawaban responden diklasifikasikan menurut jenis pertanyaan dengan jalan memberi tanda pada tiap-tiap data termasuk dalam kategori yang sama dalam bentuk angka

3. Tabulasi

Tabulasi adalah mengelompokkan jawaban-jawaban yang serupa secara teratur dan sistematis berdasarkan kategori tertentu dalam bentuk tabel.

4. Interpretasi

Interpretasi merupakan memberikan penafsiran dari data-data yang ada pada tabel untuk diberi makna yang lebih luas.

3.9 Teknik Pemberian Skor

Setiap pertanyaan dalam kuesioner akan diberi tiga alternatif jawaban yaitu A, B, dan C dengan skor jawaban menggunakan ukuran interval.


(17)

39

Penentuan skor untuk masing-masing alternative jawaban adalah sebagai berikut: 1. Alternatif jawaban A akan diberi skor 3, yang menunjukkan jawaban tinggi/interval tinggi.

2. Alternatif jawaban B akan diberi skor 2, yang menunjukkan jawaban yang sedang/interval sedang.

3. Alternatif jawaban C akan diberi skor 1, yang menunjukkan jawaban yang kurang/interval rendah.

Setelah data diperoleh dari masing-masing responden selanjutnya data akan diadakan penggolongan yang kemudian disajikan dengan presentasi dari masing-masing variabel.

Adapun cara penggolongan data tersebut dengan menggunakan rumus interval : I =

K NR NT

Keterangan :

I : interval nilai NT : nilai tertinggi NR : nilai terendah K : kategori

3.10 Teknik Pengujian Instrumen 1. Uji Validitas Kuesioner

Menurut Singarimbun (1995:122), validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Untuk mengukur tingkat validitas instrumen, penulis menggunakan rumus product moment sebagai berikut:


(18)

r =

 

2 2

2

 

2

   Y Y N X X N Y X XY N Keterangan:

r = koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y X = skor item

Y = skor total item

N = jumlah sampel penelitian

XY = skor item dikalikan dengan skor total item (Singarimbun,1995:137).

2. Uji Reliabilitas Kuesioner

Uji reliabilitas adalah ukuran yang menunjukkan bahwa instrumen yang digunakan dapat dipercaya sebagai alat ukur data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 1998:170). Untuk mengukur tingkat reliabilitas instrumen digunakan teknik Alpha yaitu:

             

2 2 1 1 1 t k k    Keterangan:

: nilai reliabilitas

k : jumlah item pertanyaan

2

1

: nilai varians masing-masing item

2

t

: nilai varians total

Instrumen tersebut memenuhi syarat jika memilki reliabilitas hasil rn> r tabel. 3.11 Teknik Analisis Data

Analisa data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, yaitu data yang diperoleh di lapangan dimasukkan ke dalam tabel tunggal untuk melihat ada tidaknya pengaruh program acara Wisata Kuliner terhadap minat khalayak untuk


(19)

41

melakukan wisata kuliner, kemudian dihitung presentasenya. Adapun rumus yang dipergunakan untuk menghitung presentase adalah :

P = x100% N

F

Keterangan :

P : persentase

F : frekuensi pada klasifikasi atau kategori variasi

N : jumlah frekuensi dari seluruh klasifikasi atau kategori variasi Setelah dihitung presentasenya, kemudian dilakukan interpretasi data sesuai dengan hasil yang diperoleh di lapangan.

Data yang telah terkumpul kemudian akan dianalisa dengan menggunakan rumus regresi linear sederhana. Gunanya untuk mengetahui besarnya pengaruh antara variabel x dan variabel y dengan rumus sebagai berikut :

y = a + bx Keterangan :

y = nilai variabel bebas yang diramalkan a = konstanta

b = koefisien regresi dari x


(20)

Sedangkan untuk mencari nilai a dan b digunakn rumus sebagai berikut : a =

 

  

2

  

2 2

  x x n xy x x y

b =

 

2

  

2

  x x n xy x xy n Keterangan :

y = jumlah skor dari variabel terikat x = jumlah skor dari variabel bebas n = jumlah sampel

Selanjutnya untuk mengetahui apakah regresi linear tersebut digunakan atau tidak maka dipakai rumus :

Thit = Sb

b

Keterangan :

Sb = standard error b b = koefisien regresi

Dalam pengujian signifikansi regresi linear, kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut :

 Bila Thit > T tabel dengan syarat signifikansi 5%, maka koefisien regresinya signifikan yang berarti H1 diterima dan H0 ditolak.

 Bila Thit < T tabel dengan syarat signifikansi 5%, maka koefisien regresinya signifikan yang berarti H1 ditolak dan H0 diterima.


(21)

IV. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

4.1 Gambaran Mengenai Trans Tv 4.1.1 Sejarah Trans Tv

PT. Televisi Transformasi Indonesia (Trans Tv) merupakan perusahaan yang dimiliki oleh Trans Corporation, yang juga merupakan pemilik dari stasiun televisi Trans7. Memperoleh ijin siaran pada bulan Oktober 1998 setelah dinyatakan lulus dari ujian kelayakan yang dilakukan tim antar departemen pemerintah, maka sejak tanggal 15 Desember 2001, Trans Tv memulai siaran secara resmi.

Trans Tv adalah sebuah stasiun televisi swasta Indonesia, yang dimiliki oleh konglomerat Chairul Tanjung. Dengan motto "Milik Kita Bersama", konsep acara Trans Tv sedikit berbeda dengan stasiun swasta lainnya. Trans Tv lebih mengutamakan hiburan variatif yang diproduksi sendiri. Kantor Pusat stasiun ini berada di Studio Trans Tv, Jalan Kapten Pierre Tendean, Jakarta Selatan

4.1.2 Visi dan Misi Trans Tv Visi:

Menjadi televisi terbaik di Indonesia maupun ASEAN, memberikan hasil usaha yang positif bagi stakeholders, menyampaikan program-program berkualitas,


(22)

berperilaku berdasarkan nilai-nilai moral budaya kerja yang dapat diterima oleh stakeholders serta mitra kerja, dan memberikan kontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan serta kecerdasan masyarakat.

Misi:

Wadah gagasan dan aspirasi masyarakat untuk mencerdaskan serta mensejahterakan bangsa, memperkuat persatuan dan menumbuhkan nilai-nilai demokrasi.

4.1.3 Filosofi Logo Trans Tv

Logo Trans Tv berbentuk berlian, yang menandakan keindahan dan keabadian. Kilauannya mereflesikan kehidupan dan adat istiadat dari berbagai pelosok daerah di Indonesia sebagai simbol pantulan kehidupan serta budaya masyarakat Indonesia. Huruf dari jenis serif, yang mencerminkan karakter abadi, klasik, namun akrab dan mudah dikenali.

4.1.4 Organisasi Trans Tv Jajaran Komisaris

Komisaris Utama : Chairul Tanjung Direktur Utama : Ishadi S K


(23)

45

Wakil Direktur Utama : Wishnutama Direktur Operasional : Wishnutama Direktur Finance & Human Capital : Warnedy

Direktur Sales & Marketing : Atiek Nur Wahyuni

4.1.5 Stasiun Transmisi

Gambar 2. Sebaran Stasiun Transmisi Trans Tv

4.2 Gambaran Umum Mengenai Tayangan Wisata Kuliner di Trans Tv 4.2.1 Profil Program Acara Wisata Kuliner di Trans Tv

Wisata Kuliner adalah suatu program acara di Trans Tv yang isi tayangannya menampilkan tentang masakan-masakan khas di suatu daerah tertentu. Program Wisata Kuliner di Trans Tv ini dipandu oleh Bondan Winarno sebagai pembawa acara. Dalam program ini Bondan Winarno mengajak pemirsa berkeliling ke warung makan atau restoran-restoran di berbagai daerah dan menjelaskan secara


(24)

detail menu-menu favorit yang khas di suatu daerah, serta dilengkapi daftar harga makanan yang direkomendasikan. Dalam tayangannya, Bondan Winarno seringkali menjelaskan tentang seluk-beluk masakan, seperti bahan pembuatannya, cara pengolahannya, dan kandungan gizinya.

4.2.2 Jadwal Tayangan Wisata Kuliner di Trans Tv 1 Hari

Program acara Wisata Kuliner di Trans Tv ditayangkan setiap hari Sabtu.

2. Jam Tayang

Program acara Wisata Kuliner di Trans Tv ditayangkan pada pukul 07.30 WIB. 3. Lama Tayangan (Durasi)

Program acara Wisata Kuliner di Trans Tv ditayangkan dengan lama durasi 30 menit sudah termasuk iklan sponsor.

4.2.3 Isi Tayangan

Tayangan yang diteliti dan dijadikan acuan pembuatan kuisoner dalam penelitian ini adalah tayangan Wisata Kuliner episode bulan Oktober – November 2009. Dalam tayangan tersebut sang Presenter yaitu Bondan mengajak pemirsa berjalan-jalan di beberapa tempat di kota Bandung, Medan, Wonosobo dan beberapa pada episode lainnya di kota Jakarta. Dalam Tayangan tersebut digambarkan bahwa daerah Bandung dan kota-kota lainnya memiliki beragam tempat makan yang enak, menarik dan terjangkau.


(25)

47

Adapun isi dari tayangan Wisata Kuliner terdiri dari beberapa bagian, dan yang pertama dimulai highlight tempat-tempat makan yang akan dikunjungi dan juga pemandangan sekitar dari daerah yang dikunjungi., lalu masuk ke pembukaan acara oleh Bondan Winarno, singgah di suatu rumah makan, sesi mencicipi dan komentar dari Bondan Winarno, dan yang terakhir slogan yang sering disampaikan Bondan Winarno.

4.2.4 Pembawa Acara Tayangan Wisata Kuliner di Trans Tv

Presenter dalam program acara ini adalah Bondan Winarno. Bondan Winarno Lahir di Surabaya 60 tahun yang lalu. Beliau adalah seorang penulis dan wartawan Indonesia dengan berbagai keahlian. Sejak 1960 Bondan menjadi penulis lepas. Ia menulis di berbagai penerbitan seperti Kompas, Sinar Harapan, Suara Pembaruan, Tempo, Mutiara, Asian Wall Street Journal, dan lain-lain. Pada 1984-1987 ia menjadi redaktur kepala majalah SWA.

Pada 1987-1994 ia beralih menjadi pengusaha dan menjabat sebagai Presiden Ocean Beauty International, sebuah perusahaan makanan laut yang berbasis di Seattle Washington, AS. Antara 1998-1999 ia menjadi konsultan untuk Bank Dunia di Jakarta, dan setelah itu, hingga 2000 ia menjadi direktur eksekutif dari sebuah organisasi pelestarian lingkungan. Pada 2001-2003 ia menjadi pemimpin redaksi harian Suara Pembaruan.

Bondan tak pernah mengikuti pendidikan formal tentang dunia kuliner. Bondan memiliki pengetahuan tentang kuliner hanya dari keluarga. Pria kelahiran Madiun ini, hidup dari keluarga penikmat kuliner, Bondan pun mengaku, ilmu tersebut didapatnya dari ibunda tercinta. Sejak kecil Bondan sudah mencoba berbagai


(26)

macam jenis kuliner karena perintah sang ibu. Keahlian memasaknya datang karena anak kedua dari tiga bersaudara ini kerap diperintahkan orang tuanya untuk menyajikan masakan untuk keluarga. Dari situlah kegemarannya terhadap kuliner mulai tumbuh.

Saat ini Bondan aktif menjabat sebagai ketua dari komunitas pecinta kuliner Jalansutra, yang didirikan oleh Bondan sendiri. Anggota dari komunitas ini cukup banyak dan setiap hari aktif berdiskusi tentang makanan di dunia maya.

4.2.5 Ciri Tayangan Wisata Kuliner di Trans Tv

Dalam setiap episode tayangannya Wisata Kuliner di Trans Tv singgah di 2 atau 3 tempat yang masih dalam satu wilayah tertentu. Biasanya Wisata Kuliner Trans Tv mencari tempat-tempat yang ramai dikunjungi dan memiliki menu masakan yang unik dan lezat.

Dalam setiap penayangannya Wisata Kuliner di Trans Tv diawali dengan menampilkan highlight pemandangan sekitar tempat yang dituju dan juga cuplikan sekilas restoran dan masakan yang ditampilkan dengan dilatarbelakangi suara announcer yang menjelaskan tentang isi episode tayangan Wisata Kuliner.

Selanjutnya pembawa acara Bondan Winarno muncul dan menyapa pemirsanya. Setelah membuka acara dan menyapa pemirsa, Bondan menjelaskan tentang isi dari tayangan episode kali ini. Di awal Bondan memberi informasi kepada pemirsa tentang dimana daerah Wisata Kuliner singgah, beserta ciri khas dan keunikan dari daerah tersebut. Bondan juga menjabarkan restoran mana saja yang


(27)

49

akan dikunjungi. Setelah itu Bondan mengatakan, “yuk..ikut saya jalan-jalan.” seolah mengajak penonton untuk ikut bersama dia berwisata kuliner.

Selanjutnya Bondan singgah di satu rumah makan, dan menjelaskan tentang rumah makan tersebut beserta menu masakan yang akan ia cicipi. Selayaknya konsumen pada umumnya, tak lama kemudian bondan disuguhi aneka masakan dari pihak restoran.

Masakan yang disajikan biasanya merupakan menu masakan andalan dari restoran tersebut atau juga menu yang merupakan makanan khas dari daerah tersebut. Masakan ditampilkan dengan visual yang terlihat menarik dan dilengkapi dengan hidangan tambahan seperti sambal, lalapan juga minuman.

Kemudian Bondan Winarno mulai mencicipi masakan sembari bercerita seputar menu yang disajikan tadi. Ia menjelaskan tentang keunikan masakan dan bahan-bahan pembuatannya. Seusai mencicipi, Bondan langsung mengungkapkan ekspresinya. Seringkali ia melotot seolah meyakinkan pemirsa bahwa masakan yang disantapnya benar-benar nikmat. Kadang ia juga memberi kesan dengan mengacungkan jari jempolnya. Berbarengan dengan itu Bondan lalu mengucapkan kata-kata unik yang menggambarkan cita rasa dari masakan tersebut yang menjadi ciri khas tayangan Wisata Kuliiner. Kata- kata yang biasa ia ucapkan setelah mencicipinya adalah maknyuus, top markotop, sedep banget, nendang banget, gurih banget dan pecah dilidah.

Kemudian bondan mengomentari tentang masakan tadi seperti ia menjelasakan letak kenikmatannya dan juga kadang memberi tahu kekurangannya. Ia juga


(28)

menambahkan beberapa saran kepada pemirsa bagaimana dan kapan cara yang paling enak untuk memakan sajian tadi. Setelah itu Bondan menutup sesi pertama dan mengajak pemirsa agar tetap bersama setelah jeda iklan.

Pada sesi kedua setelah jeda iklan komersial, announcer kembali menyapa pemirsa dan menjelaskan tempat tujuan selanjutnya dengan dilatarbelakangi grafis peta tujuan dan gambar restoran tersebut. Lalu selanjutnya sama seperti sesi pertama, Bondan muncul dan menyapa pemirsa lalu masuk ke sebuah restoran. Masih sama seperti sesi pertama ia mencicipi, mengekspresikan dan menilai masakan yang disajikan. Setelah memandu acara hingga akhir, Bondan lalu menutup acara dan mengucapkan salam kepada pemirsnya sembari mengajak pemirsa agar kembali menyaksikan tayangan Wisata Kuliner di episode selanjutnya.

4.2.6 Ciri Tayangan Wisata Kuliner yang Menimbulkan Daya Tarik

Dalam tayangan Wisata Kuliner Bondan Winarno merupakan sosok sentral yang sangat menonjol. Bondan sudah menjadi ciri khas dari acara Wisata Kuliner di Trans Tv. Dalam banyak kesempatan Bondan sering kali mengucapkan kata-kata unik yang menggambarkan rasa dari masakan yang dicicipnya, seperti “nendang banget”, “pecah di lidah”, “top markotop”, dan yang paling sering digunakan dan telah menjadi slogan acara Wisata Kuliner yaitu “maknyuss”. Penggunaan kata -kata tersebut merupakan ciri utama dari acara Wisata Kuliner yang menimbulkan minat atau daya tarik dari penonton acara Wisata Kuliner.

Selain itu ekspresi spontan dan meyakinkan dari wajah dan gesture Bondan sesudah mencicipi masakan juga menjadi kelebihan tersendiri dari tayangan


(29)

51

Wisata Kuliner yang dapat menggugah minat penontonnya. Jika masakan terasa nikmat Bondan biasanya langsung berekspresi seperti melotot atau mengacungkan jari jempol. Penjelasan yang luwes dari Bondan Winarno mengenai sejarah kota ataupun tentang masakan membuat tayangan Wisata Kuliner berbeda dari tayangan kuliner lainnya.

Ciri lain dari tayangan Wisata Kuliner yang menimbulkan daya tarik ialah aneka masakan yang disajikan terlihat sangat menarik. Karena biasanya masakan yang di tampilkan merupakan menu andalan dari restoran tersebut. Apalagi masakan dikemas sedemikian rupa sehingga enak dilihat dan menarik.

4.3 Historis Geografis Wilayah Perumahan Beringin Raya 4.3.1 Sejarah Singkat Perumahan Beringin Raya

Dengan ditetapkan dan disyahkannya Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2001, tanggal 3 Oktober 2001 tentang pembentukan, penghapusan, penggabungan Kecamatan dan Kelurahan dalam Kota Bandar Lampung, maka Kelurahan Beringin Raya termasuk di dalam Kecamatan Kemiling, dan Lurah Beringin Raya pada periode saat ini dijabat oleh Abdurahman, S.Sos, berdasarkan surat keputusan Walikota Bandar Lampung No 824/10/25/2006 tanggal 30 Juni 2006 tentang Pengangkatan Lurah Kepala Beringin Raya Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung.

Dalam rangka menunjang kegiatan dan kinerja pemerintahan Kelurahan Beringin Raya Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung, Lurah Beringin Raya dibantu oleh beberapa pegawai atau staff seperti dapat dilihat pada tabel di bawah ini:


(30)

Tabel 1: Staff Kelurahan Beringin Raya Kemiling, Bandar Lampung

(Sumber: Monografi Kelurahan Beringin Raya, Kecamatan Kemiling, Kota Bandar Lampung, Tahun 2006)

4.3.2 Struktur Organisasi Kantor Kelurahan Beringin Raya Bagan 1:

(Sumber: Monografi Kelurahan Beringin Raya, Kecamatan Kemiling, Kota Bandar Lampung, Tahun 2006)

No Jabatan Nama Pegawai

1 Lurah Abdurahman, S. Sos

2 Sekertaris Dra. Yunita

3 Staf Sekertaris Malahayati

4 Kasi Pemerintahan Reuli Fatoni, S. STP. MM 5 Staf Seksi Pemerintahan Paidi

6 PLT Kasi Pembangunan Rusyami Fadillah 7 Staf Seksi Pembangunan Almasuri

8 PJ Kasi Ketentraman dan Ketertiban Hairuddin, S. Sos 9 Staf Seksi Trantib Dewi Wahyuni

Lurah Abdurahman, S. Sos

Sekertaris Dra. Yunita

Kasi Pemerintahan

Reuli Fatoni, S. STP. MM

Kasi Pembangunan Rusyami Fadillah Staf Sekertaris Malahayati Kasi Trantib Hairuddin, S. Sos Staf Seksi Pemerintahan Paidi Staf Seksi Pembangunan Almasuri Staf Seksi Trantib Dewi Wahyuni


(31)

53

4.3.3 Letak Geografis Kelurahan Beringin Raya

Kelurahan Beringin Raya Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung memiliki luas sekitar 439 hektar, dengan batas-batas kelurahan sebagai berikut:

a. Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Sumberejo.

b. Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Kedaung/Kelurahan Sumberejo. c. Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Sumberejo.

d. Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Pinang Jaya/Sumber Agung. (Sumber: Monografi Kelurahan Beringin Raya, Kecamatan Kemiling, Kota Bandar Lampung, Tahun 2006)

4.3.4 Keadaan Demografi Kelurahan Beringin Raya

Penduduk di Kelurahan Beringin Raya Kecamatan Kemiling, Kota Bandar Lampung terdiri dari berbagai suku bangsa. Sampai dengan tahun 2006, berdasarkan data statistik Kelurahan Beringin Raya berpenduduk 13.804 jiwa. Penyebaran penduduk di Kelurahan Beringin Raya secara umum merata di semua tempat dan banyak berdiri Perumahan-perumahan dan Ruko-ruko. Tidak hanya itu, dalam wilayah Kelurahan Beringin Raya terdapat Sekolah Polisi Negara (SPN), Sekolah Menengah Umum (SMU), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Luar Biasa (SLB) khusus paket C, Sekolah Dasar (SD), Taman Kanak-kanak (TK) dan sekolah-sekolah swasta lainnya.

(Sumber: Monografi Kelurahan Beringin Raya, Kecamatan Kemiling, Kota Bandar Lampung, Tahun 2006)


(32)

4.4 Ibu-ibu rumah tangga di Perumahan Beringin Raya RT.01-04 Kemiling Ibu-ibu rumah tangga di perumahan Beringin Raya terdiri dari beberapa pekerjaaan dan latar belakang yang berbeda. Jumlah dari mereka yang hanya bekerja di rumah dan yang bekerja di luar hampir sama. Adapun populasi ibu-ibu rumah tangga di perumahan Beringin Raya RT.01-04 berjumlah 110 orang. Ibu-ibu rumah tangga di perumahan Beringin Raya ini adalah ibu-ibu yang menyatakan pernah menonton tayangan Wisata Kuliner di Trans Tv dan bersedia menjadi responden. Meraka pada umumnya berada di rumah setiap hari Sabtu dimana acara Wisata Kuliner ditayangkan. Setelah mengamati selanjutnya peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan melalui kusioner yang dibagikan kepada sampel atau responden yang terpilih yaitu sejumlah 52 ibu-ibu rumah tangga.

4.4.1 Ibu-ibu rumah tangga di Perumahan Beringin Raya RT.01-04 Kemiling Sebagai Khalayak Televisi

Televisi merupakan media infomasi yang cukup penting bagi masyarakat sekarang ini. Sebagian besar masyarakat Indonesia telah menjadikan televisi sebagai sarana untuk mendapatkan informasi sekaligus mencari hiburan. Tak terkecuali ibu-ibu rumah tangga di Perumahan Beringin Raya yang umumnya telah memiliki pesawat televisi disetiap rumah.

Berdasarkan observasi, ibu rumah tangga di perumahan Beringin Raya umumnya banyak menghabiskan waktu di depan televisi untuk mendapatkan informasi dan hiburan. Seperti kebanyakan penduduk di komplek atau perumahan, mereka


(33)

55

jarang berkomunikasi satu sama lain di luar rumah. Dan televisi dalam hal ini menjadi suatu sarana yang sangat penting bagi mereka.

Adapun fungsi televisi bagi ibu-ibu rumah tangga di perumahan beringin raya , antara lain :

1. Televisi sebagai media informasi

Dalam hal ini televisi sebagai media informasi adalah melalui tayangan-tayangan berita yang banyak sekali di layar kaca. Berita-berita tersebut di sajikan dalam berbagai gaya atau alur cerita. Seperti berita umum, live report, debat atau diskusi, atau penelusuran (investigasi).

2. Televisi sebagai media hiburan

Dalam hal ini televisi sebagai media hiburan adalah melalui tayangan-tayangan ringan yang bersifat menghibur, seperti acara musik, infotainment, komedi, atau sinetron-sinetron yang banyak menampilkan artis – artis favorit pemirsa.

4.4.2 Ibu-ibu rumah tangga di Perumahan Beringin Raya RT.01-04 Kemiling Sebagai Khalayak Trans Tv

Ibu rumah tangga selain mengerjakan beberapa pekerjaan rumah tangga, juga berusaha memenuhi kebutuhan baik berupa tentang informasi, dan hiburan melalui media televisi. Begitu pun dengan ibu-ibu rumah tangga di perumahan Beringin Raya Kemiling. Mereka umumnya mencari tayangan-tayangan yang dapat membuka cakrawala infomasi mereka.

Berdasarkan observasi dari sekian banyak stasiun televisi, Trans Tv merupakan salah satu favorit para ibu-ibu rumah tangga di perumahan beringin raya. Trans tv


(34)

adalah stasiun televisi yang memposisikan diri sebagai televisi gaya hidup atau life style. Kelebihan Trans tv adalah pada beberapa program yang merupakan garapan sendiri (in-house production) yang terbukti cukup ampuh meraih perhatian pemirsa. Hal tersebut dapat dilihat dari rating tayangan-tayangan Trans tv yang mampu bersaing dengan tayangan stasiun-stasiun televisi lain yang sudah lebih dulu ada.

Trans Tv konsisten menayangkan acara-acara yang bersifat informatif sekaligus menghibur yang temanya erat dengan kehidupan ibu rumah tangga, seperti tayangan talkshow, jalan-jalan dan masak-memasak. Salah satunya adalah tayangan Wisata Kuliner yang tayang di Trans Tv setiap hari Sabtu pada pukul 07.30 WIB.

4.4.3 Ibu-ibu rumah tangga di Perumahan Beringin Raya RT.01-04 Kemiling Sebagai Khalayak Tayangan Wisata Kuliner

Berdasarkan obeservasi diketahui bahwa ibu-ibu rumah tangga di perumahan Beringin Raya pernah menonton tayangan Wisata Kuliner dan mereka umumnya senang dengan konsep acara Wisata Kuliner yang berbeda dari kebanyakan acara kuliner lainnya. Jika acara kuliner lain lebih mengedepankan cara memasak atau proses pembuatan masakan, Wisata Kuliner lebih menonjolkan tempat atau warung-warung yang menyediakan masakan yang bercita rasa tinggi.

Ibu-ibu rumah tangga di perumahan beringin raya tersebut juga suka dengan pembawa acara Wisata Kuliner yang menurut mereka pintar dan cerdas dalam menilai atau mengomentari masakan. Penggunaan kata-kata yang unik juga menjadi daya tarik tersendiri bagi ibu-ibu rumah tangga yang menjadi responden.


(35)

57

4.4.4 Kesan Hasil Observasi

Dari hasil observasi peneliti ketika menyebarkan kuisoner kepada ibu- ibu yang menjadi pemirsa atau penonton tayangan Wisata Kuliner ini, terlihat mereka begitu terbuka dan bersedia untuk mengisi angket yang telah disediakan. Dan ketika diberi pertanyaan secara langsung, berkenaan dengan tayangan Wisata Kuliner, responden kebanyakan sangat mengenal dan menyukai acara Wisata Kuliner. Bahkan sebagian dari responden langsung hapal nama pembawa acara Wisata Kuliner.

Dilihat dari jawaban-jawabannya juga ibu-ibu rumah tangga di perumahan Beringin Raya RT.01-04 terlihat cukup tertarik akan tayangan Wisata Kuliner di Trans Tv, Menurut mereka tayangan Wisata Kuliner dapat memberikan informasi tentang tempat-tempat makan yang bagus dan masakan-masakan yang berbeda dari yang biasa mereka dapatkan. Menurut mereka pembawa acara Wisata Kuliner di Trans Tv juga sering memberi informasi seputar masakan yang dapat membuka cakarawala mereka.


(36)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 HASIL

Dalam bab ini akan dibahas pengaruh program acara Wisata Kuliner terhadap minat khalayak untuk melakukan kegiatan wisata kuliner. Penelitian dilakukan pada ibu-ibu rumah tangga di Perumahan Beringin Raya, RT.01-04 kecamatan Kemiling Bandar Lampung sebagai pirsawan Wisata kuliner di Trans Tv. Penelitian dilapangan dilakukan pada hari Senin, tanggal 30 November 2009 hingga Rabu, 2 Desember 2009 dengan menyebarkan kuisoner kepada responden yang telah ditentukan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitaif yang bersifat eksplanasi atau menjelaskan.

5.1.1. Karakterisitik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga di Perumahan Beringin Raya, RT.01 sampai dengan RT.04 kecamatan Kemiling Bandar Lampung. Berarti yang menjadi responden disini adalah ibu rumah tangga yang umumnya telah menonton program acara Wisata Kuliner di Trans Tv, yang berjumlah 52 orang. Mereka semua dipilih secara acak dan seluruh responden ini akan dijelaskan berdasarkan pekerjaan dan usia.


(37)

59

5.1.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pengelompokkan karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2. Distribusi Responden berdasarkan Pekerjaan

No Pekerjaan Frekuensi Persentasi

1. 2. 3. 4. 5.

Pegawai Negeri sipil Pegawai Swasta Wiraswasta/pedagang

Ibu rumah Tangga (di rumah) Guru 11 12 9 18 2 21,15% 23,07% 17,30% 34,61% 3,84%

Jumlah 52 100%

Sumber : Hasil kuesioner , 2009

Dari tabel di atas dapat dilihat, dari 52 responden sebanyak 11 responden (21,15%) yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil, 12 responden (23,07%) bekerja sebagai Pegawai Swasta, 9 responden (17,30%) bekerja sebagai wiraswasta atau pedagang, 18 responden (34,61%) adalah ibu rumah tangga yang tidak bekerja di luar dan hanya bekerja di rumah, dan 2 responden (3,84) bekerja sebagai guru.

Dengan demikian, karakteristik responden berdasarkan pekerjaan adalah responden yang hanya sebagai Ibu rumah tangga yang tidak bekerja di luar namun hanya bekerja di rumah lebih banyak dibandingkan responden yang memiliki pekerjaan lainnya.


(38)

5.1.1.2 Karakteristik responden berdasarkan usia

Selain berdasarkan pekerjaan, responden juga dikelompokkan berdasarkan usia, adapun pengelompokkan responden berdasarkan usia tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Usia

No Usia Frekuensi Persentasi

1. 21-30 tahun 10 19,23%

2. 31-40 tahun 25 48,07%

3. 41-50 tahun 17 32,69%

Jumlah 52 100%

Sumber: Hasil Kuesioner, 2009

Dari tabel di atas dapat dilihat, dari 52 responden sebanyak 10 responden (19,23%) yang berusia 21-30 tahun, sedangkan responden berusia 31-40 tahun terdapat sebanyak 25 responden (48,07%), dan responden yang berusia 41-50 tahun sebanyak 17 responden (32,69%) . Dengan demikian, karakteristik responden berdasarkan usia adalah responden yang berusia 31-40 tahun lebih banyak dibandingkan responden dengan usia lainnya. Karena pada taraf usia tersebut ibu-ibu sudah cukup memiliki pengalaman dan pemikiran yang matang dalam menentukan dan memilih informasi yang didapat serta melakukan keputusan.


(39)

61

5.1.2 Hasil Penelitian Tayangan Wisata Kuliner di Trans Tv (X)

Analisis tabel tunggal pada program acara Wisata Kuliner di Trans Tv meliputi frekuensi, waktu tayang, durasi tayang, setting dan pembawa acara. Selanjutnya peneliti akan menyajikan analisis data tunggal variabel X berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner.

5.1.2.1 Frekuensi Responden Menonton Program Acara Wisata Kuliner di Trans Tv Dalam Satu Bulan

Frekuensi menonton dalam penelitian ini menunjukkan tingkat keseringan atau berapa kali responden menonton tayangan Wisata Kuliner dalam satu bulan. Tayangan kuliner merupakan salah satu tayangan informasi yang ditayangkan di televisi dan memberikan warna tersendiri, dari tayangan-tayangan yang ada khususnya pada tayangan Wisata Kuliner di Trans Tv, dimana dalam tayangan ini khalayak diajak berkeliling tempat-tempat yang dapat menjadi rekomendasi untuk melakukan perjalanan wisata kuliner. Tayangan Wisata kuliner ini ditayangkan sebanyak satu kali dalam seminggu. Dari tayangan Wisata Kuliner yang ada di televisi, kita dapat mengetahui tingkat keseringan responden menonton tayangan Wisata Kuliner, dimana peneliti membaginya dalam 3 kategori yaitu yang pertama sangat sering dengan frekuensi menonton sebanyak 4-5 kali dalam sebulan atau menyaksikan tayangan Wisata Kuliner setiap minggu. Kategori kedua yaitu sering dengan frekuensi menonton sebanyak 2-3 kali dalam sebulan. Dan yang ketiga yaitu kategori jawaban kadang-kadang dengan frekuensi menonton sebanyak 0-1 kali dalam sebulan.


(40)

Frekuensi atau tingkat keseringan responden menonton tayangan Wisata Kuliner di Trans Tv ini dapat dilihat dari tabel dibawah ini:

Tabel 4. Frekuensi Responden Menonton Tayangan Wisata Kuliner di Trans Tv Dalam Satu Bulan

Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat sering (4-5 kali) Sering (2-3 kali)

Kadang-kadang (1 kali)

42 7 3

80,76 % 13,46 % 5,76 %

Jumlah 52 100 %

Sumber: hasil kuesioner pertanyaan No. 1

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 52 responden, yang menjawab sangat sering atau yang berarti responden menonton tayangan Wisata Kuliner tiap hari Sabtu setiap minggunya atau 4-5 kali dalam sebulan sebanyak 42 responden (80,76%). Responden yang menjawab sering atau 2 sampai 3 kali dalam sebulan sebanyak 7 responden (13,46%), sedangkan responden yang menjawab kadang-kadang atau sekali dalam sebulan sebanyak 3 responden (5,76%).

Berdasarkan hasil jawaban responden, mayoritas responden menjawab sangat sering atau menyaksikan tayangan Wisata Kuliner setiap minggunya. Sebagian besar dari responden menaruh perhatian terhadap tayangan Wisata Kuliner yang ditayangkan setiap hari Sabtu pukul 07.30 WIB.


(41)

63

5.1.2.2 Waktu Penayangan Wisata Kuliner

Waktu penayangan Wisata Kuliner dalam penelitian ini menunjukkan bagaimana tanggapan responden terhadap waktu penayangan acara tersebut. Dan dalam penelitian ini waktu penayangan dibagi ke dalam dua indikator, yakni hari penayangan dan jam penayangan acara Wisata Kuliner di televisi.

a. Tanggapan Responden Terhadap Hari Penayangan Wisata Kuliner

Tayangan Wisata Kuliner ditayangkan setiap hari Sabtu di stasiun televisi Trans Tv. Dan untuk mengetahui tanggapan responden terhadap hari penayangan Wisata Kuliner ini, peneliti mengelompokannya ke dalam tiga kategori jawaban sebagai berikut: setuju apabila responden menyukai atau setuju dengan hari Sabtu sebagai hari penayangan Wisata Kuliner. Ragu-ragu apabila responden tidak tahu atau biasa saja dengan hari Sabtu sebagai hari penayangan Wisata Kuliner. Tidak setuju apabila responden tidak menyukai hari Sabtu sebagai hari penayangan Wisata Kuliner.

Untuk mengetahui tanggapan responden terhadap hari penayangan wisata Kuliner dapat terlihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5. Tanggapan Responden Terhadap Hari Penayangan Wisata Kuliner

Jawaban Frekuensi Persentase

Setuju Ragu-ragu Tidak setuju

38 10 4

73,07 % 19,23 % 7,69 %

Jumlah 52 100 %


(42)

Dari tabel di atas dapat terlihat 38 responden (73,07%) menjawab setuju yang berarti bahwa mereka setuju dengan hari Sabtu sebagai hari penayangan Wisata Kuliner. 10 responden (19,23%) menjawab ragu-ragu, serta 4 responden (7,69%) menjawab tidak setuju yang berarti bahwa mereka tidak setuju dengan hari Sabtu sebagai hari penayangan Wisata Kuliner.

Berdasarkan hasil jawaban responden, mayoritas responden menjawab setuju yang bermakna bahwa sebagian besar responden dapat menerima hari penayangan Wisata Kuliner di Trans Tv setiap hari Sabtu. Hal ini dikarenankan hari Sabtu dirasakan merupakan hari pas bagi responden ibu-ibu yang bekerja di luar. Dimana sebagian besar dari mereka libur kerja. Dan bagi ibu rumah tangga hari sabtu bisa dianggap sebagai momen yang tepat untuk bersantai bersama keluarga untuk menonton televisi.

b. Tanggapan Responden Terhadap Jam Penayangan Wisata Kuliner di Trans Tv

Tayangan wisata kuliner di Trans Tv ditayangkan pada jam 07.30 WIB. Dan untuk mengetahui tanggapan responden terhadap jam penayangan Wisata Kuliner ini, peneliti membagi kategori jawaban ke dalam tiga kelompok, dengan pengelompokkan sebagai berikut: setuju apabila responden setuju dengan jam 07.30 sebagai jam penyangan Wisata Kuliner di Trans Tv, ragu-ragu apabila responden tidak tahu dan biasa saja terhadap jam 07.30 sebagai jam penayangan Wisata Kuliner di Trans Tv, dan tidak setuju apabila khalayak tidak suka dengan jam 07.30 sebagai jam penayangan Wisata Kuliner di Trans Tv.


(43)

65

Untuk mengetahui tanggapan responden terhadap jam penayangan Wisata Kuliner daat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 6. Tanggapan Responden terhadap Jam Penayangan Wisata Kuliner di Trans Tv

Jawaban Frekuensi Persentase

Setuju Ragu-ragu Tidak setuju

43 6 3

82,69 % 11,53 % 5,76 %

Jumlah 52 100 %

Sumber: hasil kuesioner pertanyaan No. 3

Dari tabel di atas dapat terlihat 43 responden (82,69%) menjawab setuju yang berarti bahwa mereka setuju dengan jam 07.30 sebagai jam penayangan Wisata Kuliner. 6 responden (11,53%) menjawab ragu-ragu, serta 3 responden (5,76%) menjawab tidak setuju yang berarti bahwa mereka tidak setuju dengan penayangan Wisata Kuliner yang ditayangkan setiap pukul 07.30

Berdasarkan hasil jawaban responden, mayoritas responden menjawab setuju yang bermakna bahwa responden menyukai jam 07.30 sebagai jam penayangan Wisata Kuliner di Trans Tv. Respoden ibu-ibu pada waktu tersebut biasanya telah bangun dan memilih untuk bersantai di depan televisi untuk menyaksikan tayangan Wisata Kuliner.


(44)

5.1.2.3 Tanggapan Responden Terhadap Durasi Tayang Wisata Kuliner di Trans Tv

Durasi Tayangan Wisata Kuliner di Trans Tv ini berkaitan dengan lamanya acara Wisata Kuliner ditayangkan, indikatornya adalah penerimaan responden terhadap durasi tayangan Wisata Kuliner. Tayangan Wisata Kuliner di Trans Tv ditayangkan dengan durasi selama 30 menit. Dan untuk mengetahui tanggapan responden terhadap durasi penayangan Wisata Kuliner ini, peneliti membagi kategori jawaban ke dalam tiga kelompok, dengan pengelompokkan sebagai berikut: setuju apabila responden setuju dengan durasi tayang Wisata Kuliner di Trans Tv selama 30 menit, ragu-ragu apabila responden tidak mengerti atau biasa saja, tidak setuju ataupun tidak menolak terhadap durasi tayang Wisata Kuliner di Trans Tv yang selama 30 menit, dan tidak setuju apabila responden tidak setuju dengan penayangan Wisata Kuliner yang berlangsung selama 30 menit.

Untuk mengetahui tanggapan responden terhadap durasi tayang Wisata Kuliner dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 7. Tanggapan Responden terhadap Durasi Tayang Wisata Kuliner di Trans Tv

Jawaban Frekuensi Persentase

Setuju Ragu-ragu Tidak setuju

41 7 4

78,84 % 13,46 % 7,69 %

Jumlah 52 100 %


(45)

67

Dari tabel di atas dapat terlihat 41 responden (78,84%) menjawab setuju yang berarti bahwa mereka setuju dengan durasi tayang Wisata Kuliner selama 30 menit. 7 responden (13,46%) menjawab ragu-ragu, serta 4 responden (7,69%) menjawab tidak setuju yang berarti bahwa mereka tidak setuju dengan durasi tayang Wisata Kuliner selama 30 menit.

Berdasarkan hasil jawaban responden, mayoritas responden menjawab setuju yang bermakna responden setuju atau tidak merasa keberatan dengan durasi penayangan Wisata Kuliner selama 30 menit. Bagi responden waktu durasi selama 30 menit ini tidak terlalu lama dan tidak terlalu singkat, sehingga tidak menimbulkan rasa bosan karena terlalu lama tayangannya, dan juga tidak merasa kurang karena terlalu singkat durasi tayangannya.

5.1.2.4 Lokasi atau Setting Tayangan Wisata Kuliner di Trans Tv

Dalam setiap episode penayangannya Wisata kuliner selalu mengambil lokasi di tempat yang berbeda-beda. Hal ini dikarenakan muatan acara ini adalah perjalanan pembawa acara wisata kuliner ke berbagi tempat yang pastinya selalu berbeda-beda di setiap penayangannya, mulai dari lokasi yang berada di dalam negeri sampai lokasi yang berada di luar negeri. Ini pula yang menjadi salah satu alasan sehingga acara Wisata Kuliner ini banyak digemari oleh khalayak ramai, karena hanya dengan menyaksikan acara Wisata Kuliner mereka dapat mengetahui berbagai tempat yang menarik beserta dengan hidangan kulinernya baik yang berada di dalam negeri maupun yang berada d luar negeri. Ini juga berarti dapat menambah wawasan pengetahuan khalayak dan juga dapat memberikan rekomendasi kepada khalayak yang ingin melakukan wisata kuliner.


(46)

a. Kesukaan Responden Terhadap Lokasi-lokasi yang Menjadi Obyek Dalam Tayangan Wisata Kuliner

Di atas telah dijelaskan bahwa acara Wisata Kuliner di Trans Tv selalu mengambil setting di tempat yang berbeda-beda di tiap tayangannya. Dan untuk mengetahui tingkat kesukaan responden terhadap lokasi-lokasi yang menjadi obyek dalam tayangan Wisata Kuliner di Trans Tv dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 8. Kesukaan Responden Terhadap Lokasi-lokasi yang Menjadi Obyek Dalam Tayangan Wisata Kuliner

Jawaban Frekuensi Persentase

Suka Ragu-ragu Tidak suka

47 3 2

90,38 % 5,76 % 3,84 %

Jumlah 52 100 %

Sumber: hasil kuesioner pertanyaan No. 5

Dari tabel di atas dapat terlihat 47 responden (90,38%) menjawab suka yang berarti bahwa mereka menyukai pemilihan lokasi-lokasi yang menjadi obyek dalam tayangan Wisata Kuliner di Trans Tv. 3 responden (5,76%) menjawab ragu-ragu, ini berarti bahwa mereka bersikap biasa saja terhadap lokasi-lokasi yang menjadi obyek dalam tayangan Wisata Kuliner di Trans Tv. Serta 2 responden (3,84%) menjawab tidak suka yang berarti bahwa mereka tidak suka dengan lokasi-lokasi yang menjadi obyek dalam tayangan Wisata Kuliner di Trans Tv.


(47)

69

Berdasarkan hasil jawaban responden, mayoritas responden menjawab suka yang bermakna bahwa responden menyukai lokasi-lokasi yang menjadi obyek dalam tayangan Wisata Kuliner di Trans Tv. Berarti tempat-tempat yang menjadi obyek dalam tayangan Wisata Kuliner ini cukup variatif dan menarik, sehingga dapat menambah wawasan bagi responden dalam mengenal lebih banyak tempat yang dapat dijadikan tempat berwisata kuliner bagi keluarganya.

b. Tanggapan Responden Terhadap Penayangan Wisata Kuliner yang Mengambil Lokasi di Luar Negeri

Selain mengambil lokasi di dalam negeri, Wisata Kuliner juga mengambil lokasi di luar negeri. Dan untuk mengetahui tanggapan responden terhadap penayangan Wisata Kuliner yang mengambil lokasi di luar negeri dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 9. Tanggapan Responden Terhadap Penayangan Wisata Kuliner yang Mengambil Lokasi di Luar Negeri

Jawaban Frekuensi Persentase

Setuju Ragu-ragu Tidak setuju

45 4 3

86,53 % 7,69 % 5,76 %

Jumlah 52 100 %

Sumber: hasil kuesioner pertanyaan No. 6

Dari tabel di atas dapat terlihat 45 responden (86,53%) menjawab setuju yang berarti bahwa mereka setuju dengan penayangan Wisata Kuliner yang mengambil lokasi di luar negeri. 4 responden (7,69%) menjawab ragu-ragu, ini berarti bahwa


(48)

mereka bersikap biasa saja terhadap penayangan Wisata Kuliner yang mengambil lokasi di luar negeri. Serta 3 responden (5,76%) menjawab tidak setuju yang berarti bahwa mereka tidak setuju dengan penayangan Wisata Kuliner yang mengambil lokasi di luar negeri.

Berdasarkan hasil jawaban responden, mayoritas responden menjawab setuju yang bermakna bahwa responden setuju atau menyukai penayangan Wisata Kuliner yang mengambil lokasi di luar negeri. Hal ini berarti responden merasa melalui tayangan Wisata Kuliner ini mereka dapat mengetahui tempat-tempat yang menarik sebagai tempat berwisata kuliner yang terdapat di luar negeri, bukan hanya yang berada di dalam negeri saja. Tentunya ini membawa efek bertambahnya wawasan responden terhadap tempat-tempat yang berada di luar negeri tanpa harus mengunjunginya secara langsung.

5.1.2.5 Pembawa Acara Wisata Kuliner di Trans Tv

Pembawa acara tayangan Wisata Kuliner yang ditayangkan di Trans Tv ini adalah Bondan Winarno. Beliau dengan mudah dkenali dan diingat oleh pirsawan Wisata Kuliner, karena dalam membawakan acara ini beliau sering menggunakan kata-kata yang unik yaitu seperti maknyus, nendang banget, pecah di lidah, dan tidak jarang diikuti oleh gerak tubuhnya yang menarik pula. Pengetahuan Bondan akan masakan juga nilai lebih bagi acara Wisata Kuliner. Hal inilah yang menjadikan acara ini adalah acara informasi yang sangat menarik karena dikemas dengan penyajian yang cukup menarik oleh Bondan Winarno.


(49)

71

a. Kesukaan Responden terhadap Penampilan atau Kecakapan Bondan Winarno Dalam Membawakan Acara Wisata Kuliner di Trans Tv

Penampilan dalam hal ini adalah kecakapan atau kemampuan Bondan Winarno dalam menguasai materi tayangan. Dalam mengukur tingkat kesukaan responden terhadap penampilan atau kecakapan Bondan Winarno dalam membawakan acara Wisata Kuliner di Trans Tv, peneliti menggunakan tiga kelompok jawaban, yaitu: suka apabila responden menyukai penampilan Bondan winarno dalam membawakan acara Wisata Kuliner, ragu-ragu apabila responden biasa saja terhadap penampilan Bondan Winarno dalam membawakan acara Wisata Kuliner, serta tidak suka apabila responden tidak menyukai penampilan Bondan Winarno dalam membawakan acara Wisata Kuliner.

Untuk lebih jelas mengetahui tingkat kesukaan responden terhadap penampilan Bondan winarno dalam membawakan acara Wisata Kuliner di Trans Tv dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 10. Tingkat Kesukaan Responden terhadap Penampilan Bondan Winarno Dalam Membawakan Acara Wisata Kuliner di Trans Tv

Jawaban Frekuensi Persentase

Suka Ragu-ragu Tidak suka

43 6 3

82,69 % 11,53 % 5,76 %

Jumlah 52 100 %


(50)

Dari tabel di atas dapat terlihat 43 responden (82,69%) menjawab suka yang berarti bahwa mereka suka dengan penampilan dan kecakapan Bondan Winarno dalam membawakan acara Wisata Kuliner di Trans Tv. 6 responden (11,53%) menjawab ragu-ragu, ini berarti bahwa mereka bersikap biasa saja atau tidak mengerti terhadap penampilan Bondan Winarno dalam membawakan acara Wisata Kuliner di Trans Tv. Serta 3 responden (5,76%) menjawab tidak setuju yang berarti bahwa mereka tidak suka dengan penampilan atau kecakapan Bondan Winarno dalam membawakan acara Wisata Kuliner di Trans Tv.

Berdasarkan hasil jawaban responden, mayoritas responden menjawab suka yang bermakna bahwa responden setuju atau menyukai penampilan dalam hal ini kecakapan dan kemampuan Bondan Winarno dalam membawakan acara Wisata Kuliner di Trans Tv. Responden merasa bahwa Bondan Winarno sebagai pembawa acara Wisata Kuliner terlihat begitu menguasai hal-hal yang berkenaan dengan masakan ataupun daerah tujuan wisatanya. Pengetahuan Bondan Winarno dilatarbelakangi oleh pengalaman dia yang telah bepergian ke berbagai tempat dan menggeluti berbagai bidang. Hal ini lah yang menjadikan responden menyukai penampilan atau kecakapan Bondan Winarno dalam tayangan Wisata Kuliner.

b. Kesukaan Responden terhadap Penggunaan kata-kata yang Diucapkan oleh Bondan Winarno

Dalam membawakan acara Wisata Kuliner ini Bondan Winarno menggunakan kata-kata yang baru atau khusus seperti maknyus, suedep banget, pecah di lidah, atau nendang banget.


(51)

73

Dalam mengukur tingkat kesukaan responden terhadap Bondan winarno sebagai pembawa acara Wisata Kuliner di Trans Tv, peneliti menggunakan tiga kelompok jawaban, yaitu: suka apabila responden menyukai penggunaan kata-kata yang diucapkan oleh Bondan Winarno dalam acara wisata Kuliner di Trans Tv, ragu-ragu apabila responden biasa saja terhadap penggunaan kata-kata yang diucapkan oleh Bondan Winarno dalam acara wisata Kuliner di Trans Tv, serta tidak suka apabila responden tidak menyukai penggunaan kata-kata yang diucapkan oleh Bondan Winarno dalam acara wisata Kuliner di Trans Tv.

Untuk lebih jelas mengetahui tingkat kesukaan responden terhadap penggunaan kata-kata yang diucapkan oleh Bondan Winarno dalam acara wisata Kuliner di Trans Tv dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 11. Tingkat Kesukaan Responden Terhadap Penggunaan kata-kata yang Diucapkan oleh Bondan Winarno

Jawaban Frekuensi Persentase

Suka Ragu-ragu Tidak suka

44 6 2

84,61 % 11,53 % 3,84 %

Jumlah 52 100 %

Sumber: hasil kuesioner pertanyaan No. 8

Dari tabel di atas dapat terlihat 44 responden (84,61%) menjawab suka yang berarti bahwa mereka suka dengan penggunaan kata-kata yang diucapkan oleh Bondan Winarno dalam acara wisata Kuliner di Trans Tv. 6 responden (11,53%) menjawab ragu-ragu, ini berarti bahwa mereka bersikap biasa saja terhadap


(52)

penggunaan kata-kata yang diucapkan oleh Bondan Winarno dalam acara wisata Kuliner di Trans Tv. Serta 2 responden (3,84%) menjawab tidak setuju yang berarti bahwa mereka tidak suka dengan penggunaan kata-kata yang diucapkan oleh Bondan Winarno dalam acara wisata Kuliner di Trans Tv.

Berdasarkan hasil jawaban responden, mayoritas responden menjawab suka yang bermakna bahwa responden setuju atau menyukai penggunaan kata-kata yang diucapkan oleh Bondan Winarno dalam acara wisata Kuliner di Trans Tv.

Kata-kata yang diucapkkan oleh Bondan untuk menggambarkan rasa makanan terbilang cukup unik dan berkesan. Kata-kata tersebut umumnya merupakan kosakata baru dan kadang berupa kiasan yang hanya digunakan dalam tayangan ini, sehingga responden merasa ingin mengetahui makna dari kata-kata tersebut. Ditambah lagi setiap kata-kata baru tersebut selalu diiringi oleh gesture dari Bondan, sehingga menambah menarik perhatian pemirsa. Selain itu kata-kata yang diucapkan oleh Bondan cukup mewakili apa yang sedang dinikmati oleh Bondan saat mengucapkan kata-kata tersebut.

c. Kesukaan Responden terhadap Bondan Winarno Sebagai Pembawa Acara Wisata Kuliner di Trans Tv

Kesukaan responden terhadap Bondan Winarno sebagai pembawa acara Wisata Kuliner dalam hal ini adalah bagaimana tanggapan responden terhadap cara penyampaian materi oleh Bondan. Dalam mengukur tingkat kesukaan responden terhadap Bondan Winarno sebagai pembawa acara Wisata Kuliner di Trans Tv, peneliti menggunakan 3 kelompok jawaban, yaitu: suka apabila responden menyukai Bondan Winarno sebagai pembawa acara Wisata Kuliner, ragu-ragu


(53)

75

apabila responden tidak tahu atau biasa saja terhadap Bondan Winarno sebagai pembawa acara Wisata Kuliner, serta tidak suka apabila responden tidak menyukai Bondan Winarno sebagai pembawa acara Wisata Kuliner.

Untuk lebih jelas mengetahui tingkat kesukaan responden terhadap Bondan Winarno sebagai pembawa acara Wisata Kuliner di Trans Tv dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 12. Tingkat Kesukaan Responden terhadap Bondan Winarno Sebagai Pembawa Acara Wisata Kuliner di Trans Tv

Jawaban Frekuensi Persentase

Suka Ragu-ragu Tidak suka

40 9 3

76,92 % 17,30 % 5,76 %

Jumlah 52 100 %

Sumber: hasil kuesioner pertanyaan No. 9

Dari tabel di atas dapat terlihat 40 responden (76,92%) menjawab suka yang berarti bahwa mereka suka dengan Bondan winarno sebagai pembawa acara Wisata Kuliner di Trans Tv. 9 responden (17,30%) menjawab ragu-ragu, ini berarti bahwa mereka tidak tahu atau bersikap biasa saja terhadap Bondan Winarno sebagai pembawa acara Wisata Kuliner di Trans Tv. Serta 3 responden (5,76%) menjawab tidak suka yang berarti bahwa mereka tidak menyukai pemilihan Bondan Winarno sebagai pembawa acara Wisata Kuliner di Trans Tv. Berdasarkan hasil jawaban responden, mayoritas responden menjawab suka yang bermakna bahwa responden setuju atau menyukai Bondan Winarno sebagai


(54)

3 12 27

pembawa acara Wisata Kuliner di Trans Tv. Responden menyukai cara Bondan dalam menyampaikan materi dan mempromosikan masakan. Bondan Winarno terlihat tidak terlalu kaku dan berlebihan dalam memberikan penjelasan sehingga dirasa cocok oleh responden. Bondan juga memiliki penampilan yang sederhana namun informasi yang diberikan cukup meyakinkan dan dirasa dapat mewakili obyek yang sedang dijadikan tempat wisata kuliner.

5.1.2.6 Analisis Data Berdasarkan Kategori Jawaban Responden Mengenai Tayangan Wisata Kuliner di Trans Tv

Analisis data menurut kategori jawaban responden mengenai tayangan wisata Kuliner di Trans Tv dalam kategori jawaban yaitu tinggi, sedang dan rendah. Dari kuesioner yang telah dikumpulkan dan melihat total-total skor pada variable X, diketahui bahwa skor tertinggi adalah 27 dan skor terendah adalah 12, maka:

I = K

NR NT

I=

I= 3 15

I= 5

Setelah diketahui intervalnya, maka disusun kategori yang dimaksud: Tinggi : 22 - 27

Sedang : 17 - 21 Rendah : 12 - 16


(55)

77

Setelah diketahui kategori jawaban responden, maka analisis data menurut kategori jawaban responden mengenai penayangan Wisata kuliner di Trans Tv dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 13. Analisis Data Berdasarkan Kategori Jawaban Responden Tayangan Wisata kuliner di Trans Tv

Kategori Jawaban Kelas Interval Total Persentase Tinggi

Sedang Rendah

22 – 27 17 - 21 12 – 16

42 6 4

80,76 % 11,53 % 7,69 %

Jumlah 52 100%

Sumber: Data diolah, 2009

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat dari 52 responden sebanyak 42 responden (80,76%) menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan tayangan Wisata Kuliner di Trans Tv, digolongkan dalam kategori tinggi. 6 responden (11,53%) digolongkan dalam kategori sedang. Dan 4 responden (7,69%) digolongkan dalam kategori rendah.

Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa dari seluruh responden, mayoritas responden digolongkan dalam kategori tinggi. Oleh karena itu tabel di atas dapat bermakna bahwa berdasarkan penayangan Wisata Kuliner di Trans Tv dapat dimasukkan dalam kategori tinggi, terhadap terpaan yang disampaikan oleh tayangan Wisata Kuliner tersebut kepada responden.


(56)

5.1.3 Hasil Penelitian Minat Khalayak Melakukan Wisata Kuliner (Y) Analisis Indikator Penelitian

Aspek yang ingin di lihat dalam penelitian ini mencakup aspek kognitif, afeksi, dan konatif. Aspek kognitif yaitu berkaitan dengan pengertian atau nalar yakni apakah responden mengerti tentang kegiatan Wisata Kuliner. Aspek afeksi berkaitan dengan perasaan atau emosi yakni apakah responden menyukai gagasan tentang kegiatan Wisata Kuliner. Kemudian aspek konatif yaitu apakah responden memiliki kecenderungan atau keinginan untuk melakukan kegiatan wisata kuliner.

5.1.3.1 Aspek kognitif

Aspek ini menjelaskan apakah responden mengerti tentang kegiatan wisata kuliner. Penulis mengkategorikan tanggapan responden dalam tiga kategori, yakni: menarik apabila responden mengerti dan merasa tertarik pada kegiatan wisata kuliner, biasa saja apabila responden tidak merasa bahwa kegiatan wisata kuliner merupakan kegiatan yang menarik atau menganggap bahwa kegiatan wisata kuliner tidak menarik, serta tidak menarik apabila responden tidak tertarik terhadap kegiatan wisata kuliner.


(57)

79

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 14. Tanggapan Responden Mengenai Kegiatan Wisata Kuliner

Jawaban Frekuensi Persentase

Menarik Biasa saja Tidak menarik

46 5 1

88,46 % 9,61 % 1,92 %

Jumlah 52 100 %

Sumber: hasil kuesioner pertanyaan No. 10

Dari tabel di atas dapat terlihat 46 responden (88,46%) menjawab menarik yang berarti bahwa mereka mengerti dan merasa tertarik terhadap kegiatan wisata kuliner. 5 responden (9,61%) menjawab biasa saja, ini berarti bahwa mereka merasa biasa saja atau bersikap netral yakni tidak menganggap bahwa kegiatan wisata kuliner itu menarik atau tidak menarik.. Serta 1 responden (1,92%) menjawab tidak menarik yang berarti bahwa mereka tidak mengerti dan tidak tertarik terhadap kegiatan wisata kuliner.

Berdasarkan hasil jawaban responden, mayoritas responden menjawab menarik. Hal ini menandakan bahwa sebagian besar responden mengerti dan merasa tertarik terhadap kegiatan wisata kuliner. Menurut mereka banyak hal positif yang dapat diambil dari kegiatan wisata kuliner. Yang utama tentunya dapat memuaskan kebutuhan akan makanan. Karena tidak setiap saat mereka dapat memasak dan menyajikan makanan sendiri. Dan mereka serta keluarga juga akan merasa jenuh jika terus-menerus hanya memakan masakan rumah. Selain itu menurut responden dengan berwisata kuliner mereka serta keluarga dapat lebih


(58)

mengerti ciri masakan di tiap daerah. Dan juga wisata kuliner juga bisa lebih mempererat hubungan antar anggota keluarga.

5.1.3.2 Aspek Afeksi

Aspek ini berarti bahwa apakah responden responden menyukai gagasan tentang kegiatan Wisata Kuliner. Pertanyaan pertama pada aspek ini adalah apakah responden suka melakukan kegiatan wisata kuliner di daerah lampung. Untuk mengetahui hal ini penulis mengkategorikan tanggapan responden dalam tiga kategori, yakni: ya apabila responden suka melakukan kegiatan wisata kuliner di daerah Lampung, ragu-ragu apabila responden merasa tidak mengerti dan tidak tahu terhadap kegiatan wisata kuliner di daerah Lmpung, serta tidak apabila responden tidak menyukai kegiatan wisata kuliner di daerah Lampung..

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 15. Responden Suka Melakukan Kegiatan Wisata Kuliner Di Daerah Lampung

Jawaban Frekuensi Persentase

Ya

Ragu-ragu Tidak

40 8 4

76,92 % 15,38 % 7,69 %

Jumlah 52 100 %

Sumber: hasil kuesioner pertanyaan No. 11

Dari tabel di atas dapat terlihat 40 responden (76,92%) menjawab ya yang berarti bahwa mereka menyukai gagasan tentang kegiatan wisata kuliner dengan melakukan kegiatan wisata kuliner di daerah Lampung. 8 responden (15,38%)


(59)

81

menjawab ragu-ragu, ini berarti bahwa mereka merasa tidak tahu dan tidak mengerti terhadap gagasan tentang kegiatan wisata kuliner. Serta 4 responden (7,69%) menjawab tidak yang berarti bahwa mereka tidak menyukai gagasan tentang kegiatan wisata kuliner dan mereka tidak melakukan kegiatan wisata kuliner di daerah Lampung.

Berdasarkan hasil jawaban responden, mayoritas responden menjawab ya yang bermakna bahwa responden menyukai gagasan tentang kegiatan wisata kuliner dengan melakukan kegiatan wisata kuliner di daerah Lampung. Hal ini karena responden berdomisili di Lampung sehingga untuk melakukan kegiatan berwisata kuliner di Lampung tidak perlu menghabisakan terlalu banyak waktu dan uang. Karena waktu yang dibutuhkan tidak terlalu lama, karena masih berada dalam satu propinsi sehingga obyek-obyeknya dapat dijangkau dalam waktu yang cukup singkat, sehingga ini juga berdampak untuk uang yang dibutuhkan tidak terlalu banyak. Selain itu juga dapat lebih mengenal obyek-obyek wisata kuliner yang ada di Lampung yang tentunya tidak kalah dengan di daerah lainnya.

Tabel 16. Responden Suka Melakukan Kegiatan Wisata Kuliner Ke Luar Kota

Jawaban Frekuensi Persentase

Ya

Ragu-ragu Tidak

10 12 30

19,23 % 23,07 % 57,69 %

Jumlah 52 100 %


(60)

Dari tabel di atas dapat terlihat 10 responden (19,23%) menjawab ya yang berarti bahwa mereka menyukai gagasan melakukan kegiatan wisata kuliner ke luar kota. 12 responden (23,07%) menjawab ragu-ragu, ini berarti bahwa mereka merasa tidak mengerti terhadap gagasan tentang kegiatan wisata kuliner ke luar kota. Serta 30 responden (57,69%) menjawab tidak yang berarti bahwa mereka tidak menyukai gagasan melakukan kegiatan wisata kuliner ke luar kota.

Berdasarkan hasil jawaban responden, mayoritas responden menjawab tidak yang bermakna bahwa responden tidak menyukai gagasan melakukan kegiatan wisata kuliner ke luar kota. Hal ini berkaitan dengan tabel sebelumnya, bahwa responden lebih suka menghabiskan waktu untuk berwisata kuliner di dalam kota saja dibanding ke luar kota. Dan yang menjadi alasan yang mendasar adalah berwisata kuliner di dalam kota lebih mudah dan murah dibandingkan dengan melakukannya ke luar kota. Selain itu obyek yang berada di dalam kota juga tidak kalah banyak dan bagus dibandingkan dengan obyek yang ada di luar kota.

Tabel 17. Responden Suka Melakukan Kegiatan Wisata Kuliner Secara Khusus

Jawaban Frekuensi Persentase

Ya

Ragu-ragu Tidak

8 14 30

15,38 % 26,92 % 57,69 %

Jumlah 52 100 %


(61)

83

Dari tabel di atas dapat terlihat 8 responden (15,38%) menjawab ya yang berarti bahwa mereka suka melakukan kegiatan wisata kuliner secara khusus. 14 responden (26,92%) menjawab ragu-ragu, ini berarti bahwa mereka merasa tidak tahu dan tidal mengerti akan gagasan tentang kegiatan wisata kuliner secara khusus. Serta 30 responden (57,69%) menjawab tidak yang berarti bahwa mereka tidak suka melakukan kegiatan wisata kuliner secara khusus.

Berdasarkan hasil jawaban responden, mayoritas responden menjawab tidak yang bermakna bahwa responden tidak melakukan kegiatan wisata kuliner secara khusus. Sebagian besar dari mereka umumnya tidak merencanakan dan meluangkan waktu secara khusus untuk pergi berwisata kuliner. Umumnya mereka pergi jika ada momen yang pas seperti seluruh anggota keluarga berkumpul, sedang tidak memasak di rumah atau pada saat kunjungan kerja.

Tabel 18. Responden Suka Melakukan Kegiatan Wisata Kuliner Dibarengi Tugas Atau Pekerjaan

Jawaban Frekuensi Persentase

Ya

Ragu-ragu Tidak

20 22 10

38,46 % 42,30 % 19,23 %

Jumlah 52 100 %

Sumber: hasil kuesioner pertanyaan No. 14

Dari tabel di atas dapat terlihat 20 responden (38,46%) menjawab ya yang berarti bahwa mereka menyukai gagasan untuk melakukan kegiatan wisata kuliner dengan dibarengi tugas atau pekerjaan. 22 responden (42,30%) menjawab


(1)

101

membuat pemirsa tergoda. Pemilihan waktu yang tepat yakni setiap akhir pekan, dimana sebagian besar dari responden baik yang bekerja atau pun tidak berada di rumah juga berpengaruh terhadap reaksi responden.

Pada akhirnya penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh para peneliti lainnya dalam penelitian lebih lanjut yang ada hubungannya dengan pengaruh tayangan televisi terhadap minat tertentu dari khalayak. Berkenaan dengan penelitian ini adalah minat khalayak akan dunia kuliner atau masakan, karena tayangan di televisi tentang kuliner cukup banyak dengan format dan penyajian acara yang berbeda-beda. Misalnya meneliti faktor yang lebih mendalam seperti citra presenter atau usaha promosi bisnis kuliner lewat televisi. Selain itu, hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai media informasi dan menambah pengetahuan kepada khalayak pemirsa televisi.

Demikian, lewat penelitian ini peran televisi sebagai salah satu media komunikasi massa, dalam hal mengubah pendapat, sikap dan perilaku khalayaknya telah terbukti, walaupun hanya memberikan kontribusi yang sangat kecil.


(2)

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data yang diperoleh pada penelitian yang dilakukan di Perumahan Beringin Raya, RT.01 sampai dengan RT.04 Kecamatan Kemiling Bandar Lampung mengenai pengaruh tayangan Wisata Kuliner di Trans Tv terhadap minat khalayak untuk melakukan kegiatan wisata kuliner. Maka dapat ditarik kesimpulan:

1. Ibu-ibu rumah tangga di perumahan Beringin Raya RT.01-04 Kemiling merupakan pirsawan dari program acara Wisata Kuliner yang ditayangkan stasiun Trans tv setiap hari Sabtu pukul 07.30 WIB.

2. Terdapat pengaruh yang lemah dari tayangan Wisata Kuliner di Trans Tv terhadap minat responden untuk melakukan kegiatan wisata kuliner. Dengan tingkat pengaruh 10,8 %. Hal ini terbukti dengan t hitung 6,084 pada taraf nyata 0,05 sedangkan nilai t tabel 2,000, dengan demikian hipotesis diterima dan dinyatakan tayangan Wisata Kuliner di Trans Tv mempengaruhi minat responden untuk melakukan kegiatan wisata kuliner. 3. Sebagian besar responden lebih memilih melakukan kegiatan wisata


(3)

103

jarak dan biaya, maka responden memiliki minat yang kecil untuk berwisata kuliner ke luar kota.

4. Ternyata sebanyak 89,2 % tingkat pengaruh yang mempengaruhi minat khalayak untuk melakukan kegiatan wisata kuliner tidak berasal dari tayangan Wisata Kuliner, melainkan dari faktor-faktor penyebab lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

6.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis mengajukan saran-saran antara lain:

1. Tayangan Wisata Kuliner sebaiknya lebih memperkaya materi dan memperbanyak obyek yang berada di daerah Lampung, untuk membuat khalayak responden lebih mengenal tempat-tempat menarik yang ada di sekitar tempat tinggalnya, sehingga nantinya diharapkan akan lebih banyak wisatawan domestik menghabiskan waktu luangnya untuk sekedar berwisata kuliner

2. Masyarakat diharapkan menyaksikan tayangan seperti Wisata Kuliner dikarenakan melalui tayangan seperti ini masyarakat dapat menambah wawasan tentang tempat-tempat menarik di berbagai daerah. Dan melalui program seperti ini masyarakat dapat memiliki referensi untuk menghabiskan waktu liburan bersama keluarga.

3. Bagi para peneliti yang akan meneliti fenomena tayangan kuliner di televisi ada baiknya meneliti aspek-aspek lain yang lebih mendalam dari


(4)

penayangan acara-acara sejenis, seperti citra presenter dan usaha promosi dari bisnis kuliner lewat layer kaca.


(5)

PENGARUH TAYANGAN “WISATA KULINER” DI TRANS TV TERHADAP MINAT KHALAYAK UNTUK BERWISATA KULINER (Studi Pada Ibu-ibu Rumah Tangga di Perumahan Beringin Raya RT.01-04

Kecamatan Kemiling Bandar Lampung)

(Skripsi)

Oleh ANTONIUS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG 2010


(6)

PENGARUH TAYANGAN “WISATA KULINER” DI TRANS TV TERHADAP MINAT KHALAYAK UNTUK BERWISATA KULINER (Studi Pada Ibu-ibu Rumah Tangga di Perumahan Beringin Raya RT.01-04

Kecamatan Kemiling Bandar Lampung)

Oleh ANTONIUS

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA ILMU KOMUNIKASI

Pada

Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG 2010


Dokumen yang terkait

Wisata Salib Kasih (Studi Etnografi mengenai Wisata Religi di Kecamatan Siatasbarita, Kabupaten Tapanuli Utara)

14 123 103

Terpaan “Reportase Investigasi” Dan Tingkat Kecemasan Ibu Rumah Tangga(StudiKorelasional Tentang Terpaan “Reportase Investigasi” Trans Tv Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu Rumah Tangga Di Lingkungan Iv Kelurahan Besar Kecamatan Medan Labuhan)

0 63 106

Tayangan Jejak Petulang Dan Minat Berpetualang Siswa (Studi Korelasional Pengaruh Tayangan Jejak Petualang di Trans 7 terhadap Minat Berpetualang Siswa SMA Negeri 1 Berastagi)

6 41 118

Motivasi Konsumsi Terhadap Tayangan Musik Dahsyat Di Rcti Dan Pemenuhan Kebutuhan Informasinya (Studi Korelasional Tentang Motivasi Konsumsi Terhadap Tayangan Musik Dahsyat di RCTI dan Pemenuhan Kebutuhan Informasinya Di Kalangan Mahasiswa Fakultas Ilmu

3 55 106

Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” Di Metro Tv Dan Konsep Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” di Metro TV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU)

2 38 89

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MINAT IBU RUMAH TANGGA MENONTON PROGRAM TALK SHOW DI TV SWASTA(Studi Terhadap Ibu Rumah Tangga di Desa Ngariboyo Kecamatan Ngariboyo Kabupaten Magetan Tentang program Dorce Show di Trans TV)

0 6 1

PERSEPSI IBU-IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN SUPER TWIN CONCERT DI INDOSIAR(Studi pada Ibu Rumah Tangga Rt 18/ Rw 05 Perumahan Kemiri Indah Kelurahan Kemiri Indah Sidoarjo)

0 17 11

PENGARUH TAYANGAN “WISATA KULINER” DI TRANS TV TERHADAP MINAT KHALAYAK UNTUK BERWISATA KULINER (Studi Pada Ibu-ibu Rumah Tangga di Perumahan Beringin Raya RT.01 -04 Kecamatan Kemiling Bandar Lampung)

1 10 12

TAYANGAN “WISATA KULINER” DAN KEPUASAN (Studi Korelasi Antara Motivasi Menonton Tayangan “Wisata Kuliner” di Trans TV Dan Kepuasan Penonton dikalangan Mahasiswa AMPTA Yogyakarta Tahun Ajaran 2008

0 8 131