Perubahan antara variabel berlawanan, artinya apabila variabel yang satu meningkat, maka variabel yang lain mengalami penurunan.
3. Korelasi Nihil
Terjadi apabila perubahan pada variabel yang satu diikuti pada perubahan yang lain dengan arah yang tidak teratur.
Tabel 2.1 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
Sangat Kuat Kuat
Cukup Kuat Rendah
Sangat Rendah
2.3.2 Koefisien Determinasi
Menentukan koefisien korelasi berganda juga dapat dicari dengan mencari
koefisien determinasi di bawah ini: 2.12
2.4 Uji t Parsial
Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
1. Menentukan formulasi hipotesis
: tidak mempengaruhi Y
: minimal ada satu parameter koefisien regresi tidak sama
dengan nol atau mempengaruhi Y. 2.
Dilakukan uji dua sisi dengan taraf nyata α = 0,05 dan nilai t
tabel
dengan dk yaitu n – k – 1 maka di peroleh
.
3. Menentukan kriteria pengujian
Jika , maka
diterima dan ditolak.
Jika , maka
ditolak dan diterima.
4. Menentukan nilai statistik t
hitung
dengan rumus:
5. Membuat kesimpulan apakah diterima atau ditolak.
BAB 3
PENGOLAHAN DATA
3.1
Data dan Pembahasan
Data yang diolah pada Tugas Akhir ini adalah data sekunder yang diperoleh dari
Badan Pusat Statistik BPS Provinsi Sumatera Utara mengenai Produksi jagung ton di Kabupaten Karo tahun 1995-2011, dan beberapa variabel yang dianggap
mempengaruhi produksi jagung yaitu : luas panen ha, rata-rata suhu udara , rata-rata kelembaban udara , rata-rata curah hujan mm, jumlah hari hujan
hari, Kecepatan angin msec.
23 Tabel 3.1.
Data Hasil Produksi Jagung, Luas Panen, Rata-rata Suhu Udara, Rata-rata Kelembaban Udara, Rata-rata Curah Hujan, Jumlah Hujan dan Rata-rata Kecepatan Angin di Kabupaten Karo Berdasarkan Tahun 1995-2011
NO Tahun
Produksi ton
Luas Panen
ha Rata-rata Suhu
Udara
°C
Rata-rata Kelembaban
Udara Rata-rata
Curah Hujan mm
Jumlah Hari Hujan
hari Rata-rata
Kecepatan Angin msec
1 1995
354.656,00 59.383,00
19,22 89,47
9,90 178
0,51 2
1996 436.189,00
66.899,00 18,92
89,54 15,05
167 0,41
3 1997
563.237,00 74.844,00
16,23 90,72
5,52 178
0,51 4
1998 517.325,00
66.754,00 19,73
91,36 96,58
149 0,57
5 1999
433.883,00 62.648,00
19,23 84,43
121,13 161
0,36 6
2000 370.546,00
61.859,00 19,12
89,58 8,92
131 0,01
7 2001
293.594,00 48.733,00
19,88 89,19
115,17 146
0,21 8
2002 377.689,00
62.857,00 19,15
88,78 132,45
159 11,34
9 2003
323.122,00 52.997,00
18,96 86,02
278,00 153
0,34 10
2004 275.053,00
43.959,00 19,32
88,00 201,45
151 1,01
11 2005
244.583,00 39.805,00
18,85 85,66
159,67 147
1,43 12
2006 318.579,00
50.135,00 18,93
88,39 172,42
172 1,32
13 2007
400.609,00 61.566,00
19,14 86,90
198,67 179
5,89 14
2008 419.619,00
65.234,00 18,48
88,80 188,50
182 9,48
15 2009
427.747,00 67.068,00
18,95 87,38
158,25 170
10,25 16
2010 469.633,00
90.605,00 19,66
89,90 155,65
160 10,09
17 2011
369.813,00 65.318,00
19,21 84,66
142,75 155
18,76
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara
Untuk memudahkan pengolahan data, maka untuk seluruh variabel dilambangkan dengan:
Y : Produksi Jagung ton
X
1
X : Luas Panen ha
2
X : Rata-rata Suhu Udara
3
X : Rata-rata Kelembaban Udara
4
X : Rata-rata Curah Hujan mm
5
X : Jumlah hari hujan hari
6
: Rata-rata Kecepatan Angin msec
Dalam pengolahan data pada Tugas Akhir ini penulis menggunakan sebuah perangkat lunak sebagai implementasi sistem yaitu program SPSS 17.0
For Window untuk memperoleh hasil perhitungan.
3.2 Program SPSS