2
menghangatkan diri. I Made Susun tidak mempunyai kamar mandi, beliau meminta air kepada tetangga untuk mandi dengan menggunakan ember dan beliau biasa mandi dibelakang rumah.
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan
Kondisi ekonomi I Made Susun cukup memprihantinkan. Umur yang sudah tidak muda lagi 80 tahun membuat I Made Susun tidak dapat lagi untuk bekerja. Untuk kebutuhan sehari-
hari I Made Susun hanya mengandalkan pemberian dari tetangga maupun bantuan dari pemerintah dan instansi yang peduli terhadap kondisi beliau. Sehari-hari beliau hanya mencari kayu bakar
untuk keperluan tunggu kecil didalam kamarnya. I Made Susun berusaha keras untuk hidupnya. Karena tidak adanya penghasilan, beliau
harus hidup seadanya. Udara desa yang sangat dingin ditambah dengan umur beliau yang sudah tua membuat kesehatannya menurun. Namun tidak adanya penghasilan dan tidak adanya keluarga
yang membantu, beliau hanya mengandalkan obat yang terdapat di warung terdekat, atau membiarkan rasa sakitnya.
1.2.1 Sumber Penghasilan
I Made Susun tidak memiliki sumber penghasilan. Dahulu beliau sempat menjadi petani namun kini karena faktor usia beliau tidak dapat lagi bekerja sehingga sumber
penghasilannya pun tidak ada ditambah dengan tidak adanya keluargga dekat yang membantu beliau. Beliau hanya mengandalkan bantuan dari orang-orang yang mempunyai
rejeki lebih untuk dibagi kepadanya. Sangat banyak orang yang berbaik hati untuk sekedar memberikan lauk ataupun beras kepada beliau.
1.2.2 Pengeluaran Keluarga
Pengeluaran dari keluarga I Made Susunadalah pengeluaran sehari-hari untuk kebutuhan pokok dan kehidupan sosial masyarakat.
a. Kebutuhan Pokok Sehari-hari
Pengeluaran bapak I Made Susun dihabiskan untuk kebutuhan sehari-hari saja. Bapak I Made Susun mendapatkan bantuan beras dari desa. Bantuan tersebut
cukup untuk menghidupi beliau karena beliau hanya hidup seorang diri, selain itu beras tersebut tidak setap hari dapat dimasak oleh beliau karena tetangga yang
3
berada disekitar rumah beliau memberikan nasi ataupun makanan sekedarnya kepada beliau.
Karena tidak mempunyai penghasilan, beliau memperoleh uang dari tetangga, keluarga jauh, dan instansi lain yang peduli terhadap keadaan I Made
Susun. I Made Susun hanya sangat jarang berbelanja, beliau hanya berbelanja makanan kecil seperti kopi ataupun roti kewarung didekat pondoknya. Apabila
tidak mempunyai uang maka beliau hanya akan membuat minuman hangat dengan tunggu api yang terdapat didalam pondoknya. Paling banyak beliau berbelanja
sekitar Rp. 5000,00 sehari apabila mempunyai uang yang diberikan oleh orang- orang yang peduli kepada beliau.
b. Pengeluaran untuk Pendidikan
I Made Susun hidup seorang diri, anak beliau telah meninggal sejak dahulu, sehingga beliau tidak mengeluarkan biaya untuk pendidikan.
c. Pengeluaran untuk Kesehatan
I Made Susun tidak terlalu memperhatikan kesehatannya. Berdasarkan pengakuan dari Kelian Banjar Pacung beliau telah mendapatkan kartu kesehatan
seperti JAMKESMAS, tetapi beliau tidak pernah mau diajak ke puskesmas saat sedang sakit. Beliau hanya membeli obat di warung terdekat. Tetangga disekitar
rumah beliau sangat sering untuk mengajak beliau berobat ke puskesmas, tetapi beliau tidak pernah mau untuk berobat.
d. Kebutuhan Sosial dan lain-lain
Kebutuhan lainnya seperti air dan listrik di rumah Bapak I Made Susun mengandalkan penerangan sekedarnya yang listriknya dialirkan dari listrik
tetangga. Sedangkan untuk kebutuhan air beliau juga mengambil di tetangga di sekitar rumah.
I Made Susun tidak mempunyai kamar mandi. Beliau hanya mandi di belakang rumahnya. Apabila udara sanga dingin maka beliau membuat air hangat
di tungku api didalam pondoknya.
5
BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
2.1 Permasalahan Keluarga
2.1.1 Masalah Perekonomian
Permasalahan utama yang dihadapi oleh keluarga I Made Susun adalah permasalahan dalam aspek ekonomi. Hal tersebut disebabkan karena
umur beliau yang sudah lanjut usia 80 tahun sehingga beliau tidak dapat lagi bekerja untuk menghidupi kebutuhan sehari-sehari.
2.1.2 Masalah Tempat Tinggal
Kondisi rumah I Made Susun tidak layak huni. Hal ini di sebabkan karena rumah beliau yang masih terbuat dari bambu dengan ukuran 2
meterx2 meter. Rumah beliau hanya terdapat satu kamar saja yang didalamnya langsung terdapat tempat tidur seadanya, tempat penyimpanan
beras, dan tunggu api kecil untuk menghangatkan diri ataupun untuk memasak air. Udara yang sangat dingin di Desa Baturiti mampu menembus
rumah bapak I Made Susun. Udara yang sangat dingin apalagi disaat musim hujan membuat kesehatan beliau cepat menurun. Selai itu tungku api yang
terdapat didalam rumah bisa setiap saat mengancam keselamatan beliau. Hal itu disebabkan karena tunggu api yang cukup dekat dengan tempat tidur
beliau dan dinding rumah yang masih terbuat dari bambu yang dapat menyabakan terjadinya kebakaran.
Disamping rumah beliau terdapat kayu bakar yang telah beliau kumpulkan setiap harinya untuk perapian kecil didalam rumahnya.
I Made Susun tidak memili kamar mandi. Beliau meminta air di tetangga sekitar rumah. Untuk mandi beliau memanfaatkan sedikit lahan
kosong dibelang rumahnya. Penerangan di pondok beliau pun masih sangat minim. Beliau
mengandalkan listrik dari tetangga. Karena hidup seorang diri beliau hanya hidup dengan keadaan secukupnya ditambah dengan kondisi tubuh yang