Mineral Batu Padas Aktivasi asam pada Batu Padas

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1. Tempat, Waktu dan Pengambilan Sampel

Penelitian akan dilaksanakan di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Universitas Udayana dari saat diterimanya usulan penelitian ini. Pengambilan batu padas akan dilakukan di Kabupaten Gianyar Propinsi Bali. Rencana Kegiatan dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2 : Tabel 3.1 Rencana Kegiatan penelitian di Laboratorium No Kegiatan Bulan ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 12 1 Survey dan pengambilan batu padas ke Kab. Gianyar X 2 Penanganan awal batu padas dan penyiapan bahan penelitian X X 3 Eksperimen di lab : A Aktivasi batu padas secara fisika pemanasandan kimia penambahan asam X X X B Karakterisasi adsorben meliputi: Luas permukaan, keasaman permukaan, kandungan kation, penentuan rasio SiAl, X X X 4.2. Bahan dan Alat yang Digunakan 4.2.1. Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan adalah limbah batu padas dari sisa pembuatan patung diperoleh dari Kabupaten Gianyar Bali, AgNO 3 , HCl 37, HNO 3 , HF, NaOH, , H 2 SO 4 , NaCl, KMnO 4 , , indikator PP, Na 2 EDTA, larutan buffer pH 1 – 7, bahan warna garmen asam dan basa, akuades dan akua demineralisasi.

4.2.2. Alat

Alat-alat yang dibutuhkan antara lain : alat-alat gelas yang umum digunakan, Shaker, Magnetic strirer, analyzer gas surface area, Spektrofotometer Serapan Atom AAS, Spektrofotometer Uv-Vis, pH meter dan kertas saring Whatman 42.

4.3. Pengamatan

Parameter yang akan diamati pada penelitian ini adalah : 1. Waktu kontak larutan zat warna dengan adsorbren batu padas 2. pH awal larutan 3. Absorbansi larutan standar zat warna asam dan zat warna basa sebelum dan sesudah proses adsorpsi diukur dengan Spektrofotometer Uv Vis. Dari data ini, C Optimasi pH , Optimasi Waktu, Optimasi rasio adsorben dengan zat warna, Isotherm adsorpsi adsorpsi, Desorpsi zat warna. X X X 4 Analisis Data dan Penyusunan laporan X X X 5 Publikasi pada Jurnal Nasional terakretasi ber ISSN X X konsentrasi zat warna yang sisa dalam larutan akan diperoleh dan banyaknya zat warna yang teradsorpsi dapat ditentukan. 4.5. Prosedur Percobaan 4.5.1. Penyiapan Adsorben Batu Padas Batu padasdikoleksi dari sisa pembuatan patung di Kabupaten Gianyar Bali. Dikeringkan dengan sinar matahari. Batu padas ini kemudian digerus dan diayak dengan ayakan 0,3 dan 0,2 mm. Ukuran partikel adsorbennya adalah 0,20-0,30 mm. Partikel adsorben yang diperoleh dicuci dengan akuades sampai bersih filtratnya bening kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 100 o C dan disimpan dalam desikator adsorben BA. Untuk adsorben teraktivasi asam kloridaBAK dan teraktivasi asam sulfatBAS,sejumlah berat tertentu B00 diasamkan masing-masing dengan asam klorida 0,1, 0,5 dan 1 M dan dengan asam sulfat 0,1, 0,5, dan 1 M, kemudian dicuci sampai filtratnya netral pH7, lalu dikeringakan dalam oven 100 o Ckemudian disimpan dalam desikator. Untuk mendapatkan adsorben teraktivasi asam terbaik, masing-masing adsorben yang sudah diasamkan digunakan untuk mengadsorpsi limbah deterjen pada konsentrasi tertentu 200 ppm. adsorben yang mengadsorpsi limbah deterjen paling banyak merupakan adsorben yang teraktivasi paling baik.adsorben teraktivasi asam klorida terbaik disebut BAKG dan teraktivasi asam sulfat terbaik disebut BASG.

4.5.2. Penentuan pH Optimum Adsorpsi Limbah Deterjen oleh Masing-masing Adsorben BA, BAK, dan BAS