Perbandingan Kadar IGF-1 Pada Wharton Jelly Tali Pusat dan Plasenta
43
melaporkan berbagai efek samping yang merugikan meskipun bersifat sementara dan dapat ditoleransi dengan baik serta mudah dikelola tanpa penghentian terapi.
Telah dilaporkan episode takikardia dapat sembuh sendiri dan mungkin karena efek inotropik dari rhIGF-1, peningkatan sementara tekanan intrakranial dengan
sakit kepala dan muntah konsisten dengan profil keselamatan dari terapi rhGH, hipertrofi pada tempat injeksi, hipertrofi tonsil, edema wajah, arthralgia, mialgia,
hipotensi ortostatik dan hipoglikemia. Penurunan gula darah ini bisa menjadi konsekuensi dari aksi IGF-1 yang mirip insulin, dan pengikatan IGF-1 pada
reseptor insulin. Menariknya, studi yang dilakukan oleh Laron dengan dosis lebih rendah dari 60 µgKghari tidak menunjukkan efek samping, baik dalam uji klinis
pada manusia maupun pada model hewan eksperimental Puche et al, 2012. Berdasarkan beberapa penelitian yang sudah ada, dosis rendah IGF-1
tampaknya mampu mengembalikan tingkat sirkulasi hormon ini dan memberikan efek menguntungkan tanpa efek merugikan termasuk hipoglikemia. Efek
merugikan dari terapi IGF-1 dilaporkan setelah pemberian dosis lebih tinggi dari 60-80 µgKghari. Terapi dengan IGF-1 dapat digunakan untuk mengembalikan
kadar fisiologisnya sebagai terapi pengganti, tetapi jangan pernah meningkatkan kadar IGF-1 lebih tinggi di atas kisaran normal Aguirre et al, 2016; Puche et al,
2012.
44