HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

4.1.2. Hasil Penelitian Siklus II 79 4.1.2.1. Permasalahan II 79 4.1.2.2. Tahap Pelaksanaan Tindakan II 79 4.1.2.3. Analisis Data II 81 4.1.2.3.1. Analisis Data Motivasi Siswa II 81 4.1.2.3.2. Analisis Data Tes Hasil Belajar II 82 4.1.2.4. Hasil Observasi II 83 4.1.2.5. Analisis Data Hasil Siklus II 86 4.1.2.5.1. Hasil Tes Siklus II 86 4.1.2.6. Hasil Refleksi II 87 4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 89

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

94 5.2 Saran 94 DAFTAR PUSTAKA 96 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1.1. Kesalahan Siswa dalam Mengartikan Bilangan Pecahan 4 Gambar 1.2. Kesalahan Siswa dalam Menjumlahkan Pecahan 4 Gambar 1.3. Kesalahan Siswa dalam Mengalikan Pecahan 5 Gambar 3.1. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas 54 DAFTAR DIAGRAM Halaman Diagram 4.1. Deskripsi Tingkat Kemampuan Hasil Belajar Siswa Siklus I 73 Diagram 4.2. Deskripsi Tingkat Kemampuan Hasil Belajar Siswa Siklus I I 83 Diagram 4.3. Hasil Observasi Terhadap Guru 89 Diagram 4.4. Hasil Observasi Terhadap Siswa 90 Diagram 4.5. Persentase Motivasi Awal Siswa, Siklus I dan Siklus II 92 Diagram 4.6. Persentase THB Siswa pada Tes Awal, THB I dan THB II 93 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I Siklus I 98 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II Siklus I 106 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III Siklus II 114 Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IV Siklus II 120 Lampiran 5. Lembar Aktivitas Siswa I 127 Lampiran 6. Lembar Aktivitas Siswa II 130 Lampiran 7. Lembar Aktivitas Siswa III 133 Lampiran 8. Lembar Aktivitas Siswa IV 135 Lampiran 9. Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa I 137 Lampiran 10. Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa II 140 Lampiran 11. Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa III 143 Lampiran 12. Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa IV 145 Lampiran 13. Kisi-kisi Tes Kemampuan Awal 147 Lampiran 14. Tes Kemampuan Awal 148 Lampiran 15. Alternatif Tes Kemampuan Awal 149 Lampiran 16. Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Awal 151 Lampiran 17. Lembar Validitasi Soal Tes Kemampuan Awal 152 Lampiran 18. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar I 155 Lampiran 19. Tes Hasil Belajar I 157 Lampiran 20. Alternatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar I 159 Lampiran 21. Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar I 163 Lampiran 22. Lembar Validitasi Soal Tes Hasil Belajar I 164 Lampiran 23. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar II 167 Lampiran 24. Tes Hasil Belajar II 168 Lampiran 25. Alternatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar II 170 Lampiran 26. Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar II 173 Lampiran 27. Lembar Validitasi Soal Tes Hasil Belajar II 174 Lampiran 28. Lembar Observasi Guru 177 Lampiran 29. Lembar Observasi Siswa 181 Lampiran 30. Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Siswa 185 Lampiran 31. Lembar Validitasi Angket Motivasi Siswa 186 Lampiran 32. Angket Motivasi Belajar Siswa Siswa 189 Lampiran 33. Hasil Angket Motivasi Awal 192 Lampiran 34. Hasil Angket Motivasi I 194 Lampiran 35. Hasil Angket Motivasi II 196 Lampiran 36. Hasil Tes Awal 198 Lampiran 37. Hasil Tes Belajar I 200 Lampiran 38. Hasil Tes Belajar II 202 Lampiran 39. Rekapitulasi Hasil Observasi Guru Proses Pembelajaran Pada Siklus I 204 Lampiran 40. Rekapitulasi Hasil Observasi Guru Proses Pembelajaran Pada Siklus II 205 Lampiran 41. Rekapitulasi Hasil Observasi Siswa Proses Pembelajaran Pada Siklus I 206 Lampiran 42. Rekapitulasi Hasil Observasi Siswa Proses Pembelajaran Pada Siklus II 207 Lampiran 43. Dokumentasi Penelitian 208

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Matematika memiliki peran penting dalam aspek kehidupan.Banyak permasalahan dan kegiatan dalam hidup yang harus diselesaikan dengan menggunakan ilmu matematika seperti menghitung,mengukur dan lain-lain. Peran matematika dewasa ini semakin penting, karena banyak informasi yang disampaikan dalam bahasa matematika seperti tabel, grafik, diagram dan persamaan. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk memahami dan menguasai informasi yang berkembang pesat yaitu dengan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Perkembangan teknologi yang pesat sangat berpengaruh dalam dunia pendidikan. Dengan perkembangan teknologi ini pemerintah perlu meningkatkan pembangunan di bidang pendidikan yang dilihat dari segi kualitas maupun kuantitas. Peningkatan kualitas ini dilakukan dengan peningkatan sarana dan prasarana, peningkatan tenaga profesionalisme, tenaga pendidik, dan peningkatan mutu anak didik. Dalam meningkatkan mutu pendidikan, penguasaan materi merupakan salah satu unsur penting yang harus diperhatikan guru dan siswa. Idris dalam makalahpendidikan.blogdetik.com mengungkapkan : Dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Pemerintah harus bisa membuat prioritas dalam upaya perbaikan kualitas manusia Indonesia. Kelengkapan fasilitas serta pemerataan kualitas pendidikan bagi setiap warga negara, khususnya daerah-daerah yang jauh dari pusat kota. Terakhir, perbaikan kualitas para pendidik pun harus bisa diperhatikan oleh pemerintah. Jangan sampai para guru yang mengajari para calon pemimpin bangsa ini justru merupakan orang-orang yang tidak mengerti apa yang mereka ajarkan. Pendidikan matematika adalah salah satu penentuan kunci keberhasilan, bagi seorang siswa mempelajari matematika akan membuka pintu karir yang cemerlang, sementara bagi para warga Negara matematika akan menunjang pengambilan yang tepat, sedangkan bagi suatu Negara, matematika akan menyiapkan warganya untuk bersaing dan berkompetensi di bidang teknologi dan ekonomi. Matematika merupakan mata pelajaran yang penting. Cockroft dalam Abdurrahman, 2009: 253 mengemukakan alasan pentingnya siswa belajar matematika: Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena : 1 selalu digunakan dalam kehidupan sehari-hari; 2 semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; 3 merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas; 4 dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; 5 meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan , dan; 6 memberikan kemampuan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang. Untuk itu matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang sangat penting diajarkan kepada siswa karena matematika akan menuntun seseorang untuk berpikir logis, teliti dan penuh perhitungan yang bermanfaat dalam memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Cornelius dalam Abdurrahman, 2009: 253 juga mengemukakan alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan: Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan 1 sarana berpikir yang jelas dan logis, 2 sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, 3 sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, 4 sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan 5 sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya. Namun kenyataannya, pendidikan matematika di Indonesia masih memprihatinkan jika di lihat dari rendahnya hasil belajar yang di capai siswa. Hal ini sesuai dengan data yang di peroleh dari hasil survey Trends in International Mathematics and Science Study TIMMS sebuah lembaga yang mengukur dan membandingkan tingkat kemampuan matematika siswa antar negara. Sebagaimana yang diungkapkan Sihombing dalam http:www.peduli-matematika.org : Hasil penelitian Trends in International Mathematics and Science Study TIMMS, 1999 menunjukkan bahwa peringkat matematika siswa Indonesia berada di deretan 34 dari 38 negara. Hasil penelitian TIMMS empat tahun kemudian 2003, peringkat matematika siswa Indonesia berada pada deretan 34 dari 45 negara. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa Indonesia masih belum mampu lepas dari deretan penghuni papan bawah dan jauh tertinggal dibandingkan dengan Singapura dan Malaysia. Rendahnya hasil belajar dan kemampuan matematika disebabkan masih banyaknya siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar matematika, kurang berminat, dan selalu menganggap matematika sebagai pelajaran yang sukar, sehingga menimbulkan rasa takut untuk belajar matematika. Abdurrahman 2009: 252 mengungkapkan: “Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang tidak berkesulitan belajar, dan lebih-lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar.” Kenyataan ini sejalan dengan hasil pelaksanaan observasi yang dilaksanakan di SMP Swasta PAB 18 Medan. Observasi dilaksanakan pada kelas VII-1 Jumlah Siswa sebanyak 28 orang. Berdasarkan hasil wawancara dari salah satu guru matematika kelas VII-1 di SMP Swasta PAB 18 Medan yaitu Bapak Hamka Muhammad,S.Pd bahwa : “hasil belajar matematika siswa kelas VII-1 di kategorikan rendah. Salah satu materi dalam matematika yang juga sulit bagi siswa kelas VII-1 adalah Bilangan Pecahan ”. Hamka Muhammad,S.Pd menyatakan : Siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari materi bilangan. Siswa belum dapat memahami konsep bilangan, serta siswa juga masih belum mampu menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan materi bilangan dan mengaitkan soal cerita ke dalam pecahan. Karena dalam belajar siswa masih kurang termotivasi dan berminat untuk mempelajari matematika khususnya pada materi bilangan. Sehingga hasil belajar siswa tidak mencapai nilai ketuntasan KKM 70. Berdasarkan kutipan di atas, peneliti juga melakukan observasi melalui tes kemampuan awal mengenai bilangan pecahan di kelas VII-1 SMP PAB 18 Medan, dari 28 siswa yang mengikuti tes kemampuan awal diperoleh bahwa nilai tes kemampuan awal siswa masih tergolong rendah. Dari 28 siswa diperoleh 2 orang

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD DALAM MATERI BILANGAN BULAT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS 4 SDN CODO 2 WAJAK

0 10 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII DI SMP TAMAN SISWA GEDONGTATAAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 8 51

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII

0 0 6

PENERAPAN MODEL PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN BERBANTUAN BLOK PECAHAN SISWA KELAS IV SD 2 PIJI

0 0 24

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD 2 SINGOCANDI TAHUN AJARAN 20132014

0 0 21

PEMANFAATAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

0 0 10

PENGGUNAAN METODE QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIIA SMP TAMAN DEWASA IBU PAWIYATAN YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20132014

0 0 6

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING

0 0 8

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN VERBAL-LINGUISTIK SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS Roni Rodiyana PGSD-Universitas Majalengka ABSTRAK - PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN VERBAL-LINGUISTIK SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

1 1 12

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PECAHAN KELAS IV SEMESTER 2 SDN 1 BULUNGCANGKRING

0 0 23