9
2.2.1 Fungsi Kalsium
Selain pada pembentukan tulang dan gigi, kalsium juga berperan pada berbagai proses fisiologik dan biokimia di dalam tubuh, seperti pada pembekuan
darah, eksitabilitas saraf otot, kerekatan seluler, transmisi impul-impul saraf, memelihara dan meningkatkan fungsi membran sel, mengaktifkan reaksi enzim
dan sekresi hormon Suhardjo, 1992.
2.2.2 Akibat Kekurangan dan Kelebihan Kalsium
a. Akibat kekurangan kalsium:
Pada massa pertumbuhan, kekurangan kalsium dapat mengganggu pertumbuhan. Setelah dewasa terutama sesudah usia 50 tahun, terjadi kehilangan
kalsium dari tulang yang menyebabkan tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Keadaan ini dikenal sebagai osteoporosis yang dapat dipercepat oleh keadaan
stres sehari-hari Almatsier, 2001. Selain itu, kekurangan kalsium juga dapat menyebabkan osteomalasia
pada orang dewasa, yang dinamakan juga riketsia pada anak-anak biasanya terjadi karena kekurangan vitamin D dan ketidakseimbangaan konsumsi kalsium
terhadap fosfor. Terganggunya mineralisasi matriks tulang menyebabkan kandungan kalsium di dalam tulang menurun Almatsier, 2001.
Rendahnya kadar kalsium dalam darah dapat meneyebabkan tetani atau kejang. Kepekaan serabut saraf dan pusat saraf terhadap rangsangan meningkat,
sehingga terjadi kejang otot misalnya pada kaki. Tetani dapat terjadi pada ibuhamil yang makan terlalu sedikit mengandung kalsium atau terlalu tinggi
mengandung fosfor Almatsier, 2001.
Universitas Sumatera Utara
10 b.
Akibat kelebihan kalsium: Kelebihan kalsium dapat menyebabkan batu ginjal atau gangguan ginjal.
Selain itu, dapat juga meneyebabkan konstipasi susah buang air besar. Kelebihan kalsium bisa terjadi bila menggunakan suplemen kalsium berupa tablet
atau bentuk lain. Oleh karena itu, sebaiknya konsumsi kalsium tidak melebihi 2500 mg perhari Almatsier, 2001.
2.3 Uraian Umum Kalsium Laktat Ditjen POM., 1995