Penetapan Kadar Tablet Kalsium Laktat Di Pt. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan Secara Titrasi Kompleksometri

(1)

Lampiran 1. PerhitunganPembakuan Na2EDTA

Data Pembakuan Na2EDTA:

No Berat ZnSO4.7H2O (mg) Volume Na2EDTA (ml)

1 228,0 16,00

2 229,8 16,20

3 228,8 16,00

Normalitas Na2EDTA = Berat ZnSO4.7H2O (mg)

Vol. Na2EDTA (ml) x BE ZnSO4.7H2O BE ZnSO4.7H2O = 287,54

N1 = 228,0 mg

16,00 ml x 287,54 = 0,0495 N

N2 = 229,8 mg

16,20 ml x 287,54 = 0,0493 N

N3 = 228,8 mg

16,00 ml x 287,54 = 0,0497 N

Normalitas Na2EDTA rata-rata = N1+ N2 + N3 3

= 0,0495 N+ 0,0493 N + 0,0497 N 3


(2)

Lampiran 2. Perhitungan Penetapan Kadar Tablet KalsiumLaktat Sampel : Tablet Kalsium Laktat produksi PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan

No. Batch: 101 303 T

Normalitas Na2EDTA : 0,0495 N Berat 10 tablet = 5996,8 mg

Berat rata-rata tablet = Berat 10 tablet 10 = 5996,8 mg

10 = 599,68 mg

Berat serbuk yang ditimbang setara dengan 200 mg kalsium laktat

= Berat Setara Kalsium Laktat x Berat 10 tablet Berat Kalsium Laktat dalam 10 tablet

= 200 mg x 5996,8 mg

10 x 500 mg = 239,872 mg

Maka serbuk yang ditimbang kurang lebih 239,872 mg Kadar Kalsium Laktat = V x N x 15,42 x BR x 100%

NS x BS x BK Keterangan:

V = Volume Na2EDTA yang terpakai N = Normalitas Na2EDTA

BR = Berat rata-rata tablet kalsium laktat NS = Normalitas Standar

BS = Berat Serbuk


(3)

Lampiran 2. (Lanjutan)

1 ml dinatrium edeta 0,05 N setara dengan 15,42 C6H10CaO6.5H2O Perhitungan:

Berat serbuk 1 = 240,2 mg

Kadar 1 = 12,80 ml x 0,0495 N x 15,42 x 599,68 mg x 100% 0,05 N x 240,2 mg x 500 mg

= 97,56% Berat serbuk 2 = 240,4 mg

Kadar 2 = 12,65 ml x 0,0495 N x 15,42 x 599,68 mg x 100% 0,05 N x 240,4 mgx 500 mg

= 96,34%

Kadar Kalsium Laktat rata-rata = 97,56% + 96,34% 2


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, (2011). Penetapan Kadar Kalsium Laktat. Diakses tanggal 9 September 2012. http:// repository.usu.ac.id/

Almatsier, S. (2001). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Hal. 236, 242-243.

Anief, M. (1994). Farmasetika. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hal. 92-93.

Ansel, .H. C. (1989). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi IV. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Hal. 263-264.

Budiyanto, A.K. (2001) Dasar-Dasar Ilmu Gizi. Malang: Universitas Muhamadiyah. Hal. 84.

Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hal. 164-165, 1143, 1150.

Lachman, L., Lieberman, H., dan Kaning, J. (1994). Teori dan Praktek Farmasi Industri. Edisi III. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Hal. 645.

Mulyono, H.A. (2006). Membuat Reagen Kimia di Laboratorium. Jakarta: Bumi Aksara. Hal. 161.

Rivai, H. (1995). Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta: UI Press. Hal. 229.

Rohman, A. (2007). Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal. 149-152.

Siregar, Charles, JP., dan Wikarsa, S. (2010). Teknologi Farmasi Sediaan Tablet: Dasar–Dasar Praktis.Jakarta: EGC. Hal. 196, 224.

Suhardjo, C. (1992). Prinsip-Prinsip Ilmu Gizi. Yogyakarta: Kansinus. Hal. 73. Syamsuni, H.A. (2006). Ilmu Resep. Jakarta : EGC. Hal. 166-171.

Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja. (2007). Obat-obat Penting. Edisi VI. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Hal. 873.


(5)

BAB III METODOLOGI

3.1 Sampel yang diperiksa

Tablet Kalsium Laktat 500 mg dengan nomor bets 101 303 T yang diproduksi oleh PT. Kimia Farma (Persero) Tbk.Plant Medan.

3.2 Alat dan Bahan yang digunakan 3.2.1 Alat-alat

Alat-alat yang digunakan adalah lumpang, mortir, sudip, spatula, timbangan analitik elektrik, erlenmeyer, beaker glass, gelas ukur, pipet tetes, buret, statif, klem.

3.2.2 Bahan-bahan

Bahan–bahan yang digunakan adalah akuades, buffer amonia pH 10, indikatorEriochrom Black T, larutan dinatium etilen diamin tetra asetat.

3.3 Pembuatan Pereaksi

3.3.1 IndikatorEriochrom Black T

Campurkan 10 mg Eriochrom Black Tdan 1 gr NaCl, gerus sampai homogen (Ditjen POM., 1995).

3.3.2 Buffer amonia pH 10

Larutkan 5,4 gr amonia klorida dalam 70 mL amonium hidroksida 5 M dan encerkan dengan air hingga 100 mL (Ditjen POM., 1995).


(6)

3.3.3 Larutan Dinatium Etilen Diamin Tetra Asetat0,05 N

Ditimbang sebanyak 18,61 gram Na2EDTA, dilarutkan dalam sejumlah akuades. Diencerkan dengan akuades sampai 1000 mL (Ditjen POM., 1995).

3.4 Prosedur

3.4.1 Pembakuan Dinatium Etilen Diamin Tetra Asetat

Ditimbang seksama ± 220 mg kristal ZnSO4.7H2O, dilarutkan dalam erlenmeyer yang berisi 25 mL akuades, ditambahkan 5 mL larutan buffer amonia pH 10 dan 50 mg serbuk indikator Eriochrom Black T. Titrasi dengan larutan Na2EDTA 0,05 N sampai titik akhir titrasi berwarna biru.

3.4.2 Penetapan Kadar Tablet Kalsium Laktat 500 mg

Tiap tablet mengandung Kalsium Laktat yang setara 500 mg Kalsium Laktat. Dalam 10 tablet mengandung Kalsium Laktat = 10 x 500 = 5000 mg. Timbang seksama 10 tablet Kalsium Laktat (5996,8 mg). Digerus halus hingga homogen. Timbang seksama sejumlah serbuk tablet setara dengan 200 mg Kalsium Laktat (200 mg/ 5000 mg x 5996,8 mg = 239,872 mg). Masukkan ke dalam labu erlenmeyer 250 mL. Tambahkan 25 mL akuades lalu kocok hingga semua serbuk larut. Tambahkan 5 mL buffer amonia pH 10 dan 50 mg indikatorEriochrom Black T. Kocok larutan hingga homogen. Titrasi dengan larutan Na2EDTA 0,05 N sambil dikocok sampai titik akhir titrasi berwarna biru. 1 mL dinatrium edeta 0,05 N setara dengan 15,42C6H10CaO6.5H2O.


(7)

3.5 Rumus Perhitungan

Kadar Kalsium Laktat= V x N x , x BRNS x BS x BK x %

Keterangan:

V = Volume Na2EDTA yang terpakai N = Normalitas Na2EDTA

BR = Berat rata-rata tablet kalsium laktat NS = Normalitas Standar

BS = Berat Serbuk

BK = Berat Zat Berkhasiat


(8)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Telah dilakukan pengujian penetapan kadar Kalsium Laktat dalam tablet Kalsium Laktat 500 mg dengan nomor bets 101 303 T yang diproduksi oleh PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan secara titrasi kompleksometri.

Tabel 1. Hasil Penetapan Kadar Tablet Kalsium Laktat

No Berat Sampel Volume Titran Kadar Kadar rata – rata

1 240,2 mg 12,8 mL 97,56%

96,95%

2 240,4 mg 12,65 mL 96,34%

(Hasil perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 2)

4.2 Pembahasan

Kadar Kalsium Laktat dalam tablet Kalsium Laktat 500 mg dengan nomor bets 101 303 T yang diproduksi oleh PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan secara titrasi kompleksometri adalah 96,95%. Kadar yang diperoleh ini jika dibandingkan dengan persyaratan kadar tablet Kalsium laktat dalam Farmakope Indonesia Edisi IV (1995), yaitu tidak kurang dari 94,0% dan tidak lebih dari 106,0% yang tertera pada etiket, maka kadar Kalsium Laktat tersebut memenuhi persyaratan.

Pada titrasi kompleksometri (terutama yang melibatkan EDTA), pH sangat menentukan agat titik ekuivalennya tepat. Untuk itu suatu buffer diperlukan,


(9)

namun agar kerja buffer sesuai yang dikehendaki maka larutan yang ditambahkan harus benar-benar netral; penetralan larutan harus tidak menyebabkan terjadinya pengendapan pada pH buffer terutama jika larutan asam dinetralkan dengan basa.

Penggunaan volume indikator harus secukupnya; tidak berlebihan. Banyak indikator memperlihatkan dikroisme, yakni sifat indikator yang mengalami transisi perubahan warna pada 1-2 tetes sebelum titik-akhir yang sebenarnya. Disamping itu, dalam banyak titrasi EDTA, perubahan warna sekitar titik-akhir, mungkin lambat; terhadap hal seperti ini, titran sebaiknya diturunkan sedikit demi sedikit sambil larutan terus diaduk, sebaiknya menggunakan pengaduk magnet (Mulyono, 2006).


(10)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Kadar Kalsium Laktat dalam tablet Kalsium Laktat dengan nomor bets 101 303 T yang diproduksi oleh PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan, yang ditentukan secara titrasi kompleksometri adalah 96,95%.

2. Kadar Kalsium Laktat dalam tablet Kalsium Laktat dengan nomor bets 101 303 T yang diproduksi oleh PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia Edisi IV (1995), yaitu tidak kurang dari 94,0% dan tidak lebih dari 106,0% yang tertera pada etiket.

5.2 Saran

Kualitas tablet Kalsium Laktat yang diproduksi oleh PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan harus tetap dipertahankan.


(11)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tablet

2.1.1 Tablet Secara Umum

Tablet adalah sediaan padat, dibuat secara kempa-cetak berbentuk rata atau cembung rangkap, umumnya bulat, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan (Anief, 1994).

Menurut Anief (1994), zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai:

a. Zat pengisi, digunakan untuk memperbesar volume tablet. Zat-zat yang digunakan seperti: Amilum Manihot, Kalsium Fosfat, Kalsium Karbonat, dan zat lain yang cocok.

b. Zat pengikat, digunakan agar tablet tidak pecah atau retak, dapat merekat. Zat-zat yang digunakan seperti: Musilago gom arab , larutan Metil-cellulosum.

c. Zat penghancur, digunakan agar tablet dapat hancur dalam saluran pencernaan. Zat-zat yang digunakan seperti: Amilum Manihot kering, Gelatin, Natrium Alginat.

d. Zat pelicin, digunakan untuk mencegah agar tablet tidak melekat pada cetakan. Zat-zat yang digunakan seperti: Talkum, Magnesium stearat, Natrium Benzoat.


(12)

2.1.2 Pembuatan Tablet

Dalam pembuatan tablet, zat berkhasiat dan zat-zat lain kecuali pelicin dibuat granul (butiran kasar), karena serbuk yang halus tidak mengisi cetakan tablet dengan baik maka dibuat granul agar mudah mengalir mengisi cetakan serta menjaga agar tablet tidak retak (Anief, 1994).

Ada tiga metode pembuatan tablet, yaitu: a. Metode granulasi basah

Masing-masing zat berkhasiat, zat pengisi, dan zat penghancur dihaluskan terlebih dahulu dalam mesin penghalus. Seluruh serbuk dicampur bersama-sama dalam alat pencampur, lalu dibasahi dengan larutan bahan pengikat. Setelah itu massa lembab diayak menjadi granul menggunakan ayakan 6 atau 8 mesh, dan dikeringkan dalam lemari pengering pada suhu 50o-60oC. Setelah kering diayak lagi untuk memperoleh granul dengan ukuran yang diperlukan (biasanya digunakan ayakan 12-20 mesh). Tambahkan bahan pelicin (lubrikan) kemudian dicetak menjadi tablet dengan mesin tablet (Ansel, 1989).

b. Metode Granulasi Kering (slugging)

Dilakukan dengan mencampurkan zat berkhasiat, zat pengisi, dan zat penghancur, serta jika perlu ditambahkan zat pengikat dan zat pelicin hingga menjadi massa serbuk yang homogen, lalu dikempa cetak pada tekanan yang tinggi, sehingga menjadi tablet besar (slug) yang tidak berbentuk baik, kemudian digiling dan diayak hingga diperoleh granul dengan ukuran partikel yang diinginkan. Setelah itu dicetak sesuai ukuran tablet yang diinginkan (Syamsuni, 2006).


(13)

c. Kempa langsung

Masing-masing zat aktif, zat pengisi, zat pengikat, zat penghancur, dan zat pelicin dihaluskan terlebih dahulu dalam mesin penghalus. Seluruh serbuk dicampur bersama-sama dalam alat pencampur. Campuran serbuk yang telah homogen dikempa dalam mesin tablet menjadi tablet jadi (Siregar dan Wikarsa 2010).

Menurut Lachman dan kawan – kawan (1994), tablet memiliki kelebihan dibandingkan dengan sediaan padat lainnya, diantaranya:

a. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh dan menawarkan kemampuan terbaik dari semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan yang paling rendah.

b. Tablet merupakan bentuk sediaan yang ongkos pembuatannya paling rendah.

c. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling ringan dan paling kompak.

d. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah dan murah untuk dikemas serta dikirim.

e. Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah.

f. Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal di tenggorokan, terutama bila bersalut yang kemungkinan pecah / hancurnya tablet tidak segera terjadi.


(14)

g. Tablet bisa dijadikan produk dengan profil pengelepasan khusus, seperti pengelepasan di usus atau produk lepas lambat.

h. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah untuk diproduksi secara besar-besaran.

i. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran kimia, mekanik, dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik.

2.1.3 Penggolongan Tablet

Menurut Syamsuni (2006), penggolongan tablet dapat dibedakan berdasarkan atas:

1. Metode pembuatan:

Berdasarkan metode pembuatannya, dikenal dua jenis tablet, yaitu tablet cetak dan tablet kempa.

a. Tablet cetak dibuat dari bahan obat dan bahan pengisi yang umumnya mengandung laktosa dan serbuk sukrosa dalam berbagai perbandingan. Massa serbuk dibasahi dengan etanol persentase tinggi. Kadar etanol tergantung pada kelarutan zat aktif dan bahan pengisi dalam sistem pelarut, serta derajat kekerasan tablet yang diinginkan. Massa serbuk yang lembab ditekan dengan tekanan rendah ke dalam lubang cetakan. Kemudian dikeluarkan dan dibiarkan kering.

b. Tablet kempa dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul menggunakan cetakan baja.

2. Cara Pemakaian


(15)

a. Tablet biasa / tablet telan. Dibuat tanpa penyalut, digunakan per oral dengan cara ditelan, pecah dilambung.

b. Tablet kunyah (chewable tablet). Bentuknya seperti tablet biasa, cara pemakaiannya dikunyah dulu dalam mulut kemudian ditelan, umumnya tidak pahit.

c. Tablet isap (lozenges, trochisi, pastiles) adalah sediaan padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat, umumnya dengan bahan dasar beraroma dan manis, yang membuat tablet melarut atau hancur perlahan-lahan dalam mulut.

d. Tablet larut (effervescent tablet) adalah tablet yang sebelum digunakan dilarutkan terlebih dahulu dalam air dan akan menghasilkan buih. Tablet ini selain mengandung zat aktif juga mengandung asam (asam sitrat, asam tartrat) dan Na2CO3.

e. Tablet implant (pelet). Tablet kecil, bulat atau oval putih, steril, dan berisi hormon steroid, dimasukkan ke bawah kulit dengan cara merobek kulit sedikit, kemudian tablet dimasukkan, kemudian dijahit kembali.

f. Tablet hipodermik adalah tablet kempa, dibuat dari bahan yang mudah larut atau larut sempurna dalam air. Tablet ini umumnya digunakan untuk membuat sediaan injeksi hipodemik segar dengan melarutkan tablet dalam air steril untuk injeksi.

g. Tablet bukal adalah tablet yang diletakkan antara pipi dan gusi. h. Tablet sublingual adalah tablet yang diletakkan di bawah lidah.


(16)

i. Tablet vagina (ovula) adalah tablet sisipan yang didesain untuk terdisolusi dan pelepasan lambat zat aktif dalam rongga vagina.Tablet ini berbentuk telur atau berbentuk (buah) pir untuk memudahkan penahanan dalam vagina, untuk melepaskan zat antibakteri, antiseptik, atau zat astringen guna mengobati infeksi vagina atau mungkin melepaskan steroid untuk absorpsi sistemik.

2.2 Kalsium

Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh dibandingkan mineral lain, yaitu: 2% dari berat badan orang dewasa atau sekitar 1,0-1,4 kg. Pada bayi kalsium hanya sedikit (25-30 g), namun setelah usia 20 tahun secara normal akan terjadi penempatan sekitar 1.200 g kalsium dalam tubuhnya. Sebagian besar kalsium terkonsentrasi di jaringan keras yaitu tulang rawan dan gigi, sisanya terdapat dalam cairan tubuh dan jaringan lunak. Di dalam cairan ekstraseluler dan intraseluler kalsium memegang peranan penting dalam mengatur fungsi sel, seperti untuk transmisi saraf, kontraksi otot, penggumpalan darah, dan menjaga permeabilitas membran sel (Winarno, 2004).

Kalsium diekskresikan lewat urine serta feses dan untuk mencegah kehilangan ini diperlukan kalsium melalui makanan. Kalsium tambahan diperlukan dalam keadaan tertentu seperti pada masa pertumbuhan mulai dari anak-anak hingga usia remaja dan pada saat hamil untuk memenuhi kebutuhan janin (Budiyanto, 2001).


(17)

2.2.1 Fungsi Kalsium

Selain pada pembentukan tulang dan gigi, kalsium juga berperan pada berbagai proses fisiologik dan biokimia di dalam tubuh, seperti pada pembekuan darah, eksitabilitas saraf otot, kerekatan seluler, transmisi impul-impul saraf, memelihara dan meningkatkan fungsi membran sel, mengaktifkan reaksi enzim dan sekresi hormon (Suhardjo, 1992).

2.2.2 Akibat Kekurangan dan Kelebihan Kalsium a. Akibat kekurangan kalsium:

Pada massa pertumbuhan, kekurangan kalsium dapat mengganggu pertumbuhan. Setelah dewasa terutama sesudah usia 50 tahun, terjadi kehilangan kalsium dari tulang yang menyebabkan tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Keadaan ini dikenal sebagai osteoporosis yang dapat dipercepat oleh keadaan stres sehari-hari (Almatsier, 2001).

Selain itu, kekurangan kalsium juga dapat menyebabkan osteomalasia pada orang dewasa, yang dinamakan juga riketsia pada anak-anak biasanya terjadi karena kekurangan vitamin D dan ketidakseimbangaan konsumsi kalsium terhadap fosfor. Terganggunya mineralisasi matriks tulang menyebabkan kandungan kalsium di dalam tulang menurun (Almatsier, 2001).

Rendahnya kadar kalsium dalam darah dapat meneyebabkan tetani atau kejang. Kepekaan serabut saraf dan pusat saraf terhadap rangsangan meningkat, sehingga terjadi kejang otot misalnya pada kaki. Tetani dapat terjadi pada ibuhamil yang makan terlalu sedikit mengandung kalsium atau terlalu tinggi mengandung fosfor (Almatsier, 2001).


(18)

b. Akibat kelebihan kalsium:

Kelebihan kalsium dapat menyebabkan batu ginjal atau gangguan ginjal. Selain itu, dapat juga meneyebabkan konstipasi (susah buang air besar). Kelebihan kalsium bisa terjadi bila menggunakan suplemen kalsium berupa tablet atau bentuk lain. Oleh karena itu, sebaiknya konsumsi kalsium tidak melebihi 2500 mg perhari (Almatsier, 2001).

2.3 Uraian Umum Kalsium Laktat (Ditjen POM., 1995) Rumus bangun :

H H

O O

H3C C C C C CH3 5H2O

O Ca O

OH OH

Nama Kimia : Kalsium Laktat Hidrat Sinonim : Kalsium Laktat Pentahidrat Rumus Molekul : C6H10CaO6.5H2O

Berat Molekul : Kalsium Laktat Pentahidrat (BM 308,30) Kalsium Laktat Anhidrat (BM 218,22)

Pemerian : Serbuk atau granul putih; praktis tidak berbau; bentuk pentahidrat mekar pada suhu 120oC menjadi bentukanhidrat.


(19)

Kelarutan : Kalsium Laktat Pentahidrat larut dalam air; praktis tidak larut dalam etanol.

Syarat Kadar : Kalsium Laktat mengandung tidak kurang dari 94,0% dan tidak lebih dari 106,0% C6H10CaO6, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan

2.4 Tablet Kalsium Laktat 500 mg

Tablet Kalsium Laktat mengandung Kalsium Laktat, C6H10CaO6.5H2O, tidak kurang dari 94,0% dan tidak lebih dari 106,0% dari jumlah yang tertera pada etiket (Ditjen POM., 1995).

a. Cara kerja: Kalsium Laktat merupakan garam kalsium yang berguna untuk menjamin kebutuhan tubuh akan kalsium. Kekurangan kalsium dalam tubuh dapat menyebabkan rakitis, osteomalasia, dan tetani. Kalsium berguna untuk fungsi jantung, otot, dan saraf. Pada penderita alergi, seperti asma, yang berhubungan dengan sistem saraf, kalsium penting untuk mengurangi kemudahan sel saraf menerima rangsang, sehingga efek alergi dapat dikurangi. Oleh karena itu, kalsium dapat dipakai sebagai bagian dari pengobatan alergi. Kalsium dapat mencegah karies gigi dengan menguatkan pembentukan gigi. Pada wanita hamil, dalam masa laktasi, serta anak-anak dalam massa pertumbuhan kebutuhan akan kalsium dapat dipenuhi dari kalsium laktat (Tjay dan Rahardja, 2007).

b. Indikasi: Terapi suplemen pada hipokalsemia atau kebutuhan kalsium meninggi, seperti pada : kehamilan, menyusui, defisiensi paratiroid. Pada


(20)

osteomalasia dan rakitis diberikan bersama vitamin D (Tjay dan Rahardja, 2007).

c. Cara penggunaan: Sehari 1 tablet, atau sesuai petunjuk dokter.

d. Kontra indikasi: Gangguan fungsi ginjal atau riwayat batu saluran kemih. e. Efek samping: Hiperkalsemia dapat menyebabkan iritasi lambung,

sembelit (konstipasi), bradikardia, malas, nyeri otot dan sendi, mual, muntah, haus, dan poliuria (Tjay dan Rahardja, 2007).

f. Interaksi obat: Mengurangi absorpsi tetrasiklin karena resorpsi tetrasiklin dihambat akibat terbentuknya kompleks dengan Ca. Serta dapat menambah sekresi gastrin dan asam lambung (Tjay dan Rahardja, 2007). g. Peringatan dan perhatian: Hati-hati pada gangguan ginjal, riwayat batu

saluran kemih (Tjay dan Rahardja, 2007).

2.5 Titrasi Kompeksometri

Titrasi kompleksometri merupakan metode yang sering digunakan untuk menentukan kadar garam-garam logam. Titran yang sering digunakan adalah etilen diamin tetra asetat (EDTA). Kecuali dengan natrium dan kalium, EDTA dapat membentuk kompleks yang stabil dengan semua logam. Pada pH rendah EDTA dengan logam alkali tanah seperti kalsium dan magnesium akan membentuk kompleks yang tidak stabil. Oleh karena itu, titrasi untuk logam-logam alkali tanah dilakukan pada pH 10 dengan menggunakan larutan buffer amonia (Gandjar dan Rohman, 2007).

Untuk menentukan titik akhir titrasi digunakan indikator zat warna. Penambahan indikator sebelum titrasi akan membentuk kompleks antara indikator


(21)

dengan sejumlah kecil logam. Pada saat titik akhir titrasi, sedikit kelebihan EDTA akan memecah kompleks logam-indikator dan menghasilkan warna yang berbeda. Contoh indikator yang digunakan untuk titrasi kompleksometri antara lain: Eriokrom Balck T (Gandjar dan Rohman, 2007).

2.5.1 Macam-Macam Titrasi Kompleksometri

Menurut Gandjar dan Rohman (2007), ada berbagai macam titrasi kompleksometri, yaitu:

a. Titrasi Langsung

Titrasi langsung merupakan metode yang paling sederhana dan sering dipakai. Larutan ion yang akan ditetapkan ditambah dengan bufer, misalnya bufer pH 10 lalu ditambah indikator logam yang sesuai dan dititrasi langsung dengan larutan baku dinatrium edetat.

b. Titrasi Kembali

Cara ini penting untuk logam yang mengendap dengan hidroksida pada pH yang dikehendaki untuk titrasi, untuk senyawa yang tidak larut misalnya sulfat, kalsium oksalat, untuk senyawa yang membentuk kompleks yang sangat lambat dan ion logam yang membentuk kompleks lebih stabil dengan natrium edetat daripada dengan indikator. Pada keadaan demikian, dapat ditambahkan larutan baku dinatrium edetat berlebih kemudian larutan ditambahkan bufer pada pH yangdiinginkan, dan kelebihan dinatrium edetat dititrasi kembali dengan larutan baku ion logam. Titik akhir ditunjukkan dengan pertolongan indikator logam.


(22)

Cara ini dilakukan bila ion logam tersebut tidak memberikan titik akhir yang jelas apabila dititrasi secara langsung atau dengan titrasi kembali, atau juga jika ion logam tersebut membentuk kompleks dengan dinatrium edetat lebih stabil daripada logam lain seperti magnesium dan kalsium.

d. Titrasi Alkalimetri

Larutan logam yang ditetapkan dengan metode ini sebelum dititrasi harus dalam suasana netral terhadap indikator yang digunakan. Penetapan titik akhir menggunakan indikator asam-basa.

2.5.2 Penetapan Kadar Kalsium Laktat

Penetapan kadar kalsium laktat adalah dengan cara titrasi kompleksometri. Cara titrimetri ini didasarkan pada kemampuan ion-ion logam membentuk senyawa kompleks yang mantap dan larut dalam air. Indikator yang digunakan adalah Eriochrom Black T dan titran yang dignakan adalah ligan polidentat, salah satu diantaranya yaitu etilen diamin tetra asetat (EDTA) (Rivai, 1995).


(23)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Obat adalah zat aktif yang secara fisiologi dipakai dalam diagnosis, pencegahan, pengobatan atau penyembuhan suatu penyakit pada manusia atau hewan. Obat dapat berasal dari alam yang diperoleh dari sumber mineral, tumbuh-tumbuhan, hewan atau dapat dihasilkan dari sintesis kimia organik atau biosintesis (Ansel, 1989).

Salah satu jenis obat yang banyak beredar dipasaran dan digunakan dalam pengobatan adalah Kalsium Laktat. Kalsium merupakan elemen esensial bagi pembentukan tulang dan fungsi otot skelet dan otot polos jantung(Anonim, 2011)

Kalsium laktat adalah garam kalsium yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan kalsium tubuh. Kekurangan kalsium dapat menyebabkan rachitis, osteomalacia, tetany dan spasmophylia. Kalsium berguna untuk pemeliharaan fungsional jantung, saraf, otot dan sistem rangka. Kalsium juga dapat mencegah karies dan dalam pembentukan gigi. Pada wanita hamil, laktasi dan pertumbuhan anak-anak, kebutuhan kalsium dapat diperoleh dari kalsium laktat (Anonim, 2011).

Berbagai cara yang dapat dilakukan untuk menentukan kadar suatu obat, tergantung dari struktur kimia dan sifat kimia-fisikanya. Kalsium Laktat dapat ditentukan secara titrimetri yaitu dengan titrasi kompleksometri. Titrasi


(24)

kompleksometri merupakan titrasi yang berdasarkan kemampuan ion-ion logam membentuk senyawa kompleks yang mantap dan larut dalam air (Anonim, 2011).

1.2 Tujuan dan Manfaat 1.2.1 Tujuan

Untuk mengetahui kadar Kalsium L aktat yang terkandung dalam tablet Kalsium laktat 500 mg, yang diproduksi oleh PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan, apakah memenuhi syarat seperti yang tertera pada Farmakope Indonesia Edisi IV (1995), dimana penetapan kadarnya dilakukan secara titrasi kompleksometri.

1.2.1 Manfaat

1. Untuk memastikan kelayakan dosis obat terhadap efek terapi, sehingga dapat tercapai pengobatan yang tepat dan aman.

2. Untuk menambah pengetahuan dan keterampilan khususnya tentang penetapan kadar tablet Kalsium Laktat dengan menggunakan metode Kompleksometri.


(25)

PENETAPAN KADAR TABLET KALSIUM LAKTAT DI PT. KIMIA FARMA (Persero) Tbk. PLANT MEDAN SECARA TITRASI

KOMPLEKSOMETRI

ABSTRAK

Tablet Kalsium Laktat merupakan salah satu sediaan yang sering digunakan sebagai terapi suplemen pada hipokalsemia atau kebutuhan kalsium meninggi. Sediaan ini merupakan garam kalsium yang berguna untuk menjamin kebutuhan tubuh akan kalsium. Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk menetapkan kadar tablet Kalsium Laktat produksi PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan apakah memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia edisi IV (1995), sehingga dengan kadar yang tepat tablet dapat memberikan efek terapi yang dikehendaki.

Penetapan kadar tablet Kalsium Laktat dilakukan secara titrasi kompleksometri dengan menggunakan indikator Eriochrom Blak T dan pentiter Na2EDTA. Diperoleh kadar tablet Kalsium Laktat sebesar 96,95%.

Hasil penetapan kadar menunujkkan bahwa tablet Kalsium Laktat yang diproduksi oleh PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia edisi IV (1995) yaitu tidak kurang dari 94,0% dan tidak lebih dari 106,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.


(26)

PENETAPAN KADAR TABLET KALSIUM LAKTAT

DI PT. KIMIA FARMA (Persero) Tbk. PLANT MEDAN

SECARA TITRASI KOMPLEKSOMETRI

TUGAS AKHIR

OLEH: EVA LINA OLIVIA

NIM 102410083

PROGRAM STUDI DIPLOMA III

ANALIS FARMASI DAN MAKANAN

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(27)

LEMBAR PENGESAHAN

PENETAPAN KADAR TABLET KALSIUM LAKTAT DI PT. KIMIA FARMA (Persero) Tbk. PLANT MEDAN

SECARA TITRASI KOMPLEKSOMETRI

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program Studi Diploma III Analis Farmasi dan Makanan

Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

Oleh :

EVA LINA OLIVIA NIM 102410083

Medan, Mei 2016 Disetujui oleh : Dosen Pembimbing

Dr. Kasmirul Ramlan Sinaga, M.S., Apt. NIP 195504241983031003

Disahkan Oleh


(28)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Tugas Akhir berjudul “Penetapan Kadar Tablet Kalsium Laktat di PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan Secara Titrasi Kompleksometri”. Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan pendidikan Program Studi Diploma III Analis Farmasi dan Makanan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, penulis tidak akan dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini sebagaimana mestinya. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak antara lain:

1. Ibu Dr. Masfria, M.S., Apt sebagai Pejabat Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan.

2. Bapak Dr.Kasmirul Ramlan Sinaga, M.S., Apt., selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan dengan penuh perhatian hingga Tugas Akhir ini selesai.

3. Bapak Prof. Dr. Jansen Silalahi, M.App.Sc., Apt., sebagai Koordinator Program Diploma III Analis Farmasi dan Makanan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Heru Khoerudin, S.Si., Apt., sebagai Pembimbing Praktek Kerja Lapangan di PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan yang telah membimbing pada saat Praktek Kerja Lapangan.


(29)

1. Bapak dan Ibu dosen staf pengajar Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara, atas semua ilmu, didikan dan bimbingan kepada penulis selama di perguruan tinggi ini.

2. Seluruh Staf dan Pegawai PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran kepada penulis dalam melaksanakan Praktek Kerja Lapangan.

3. Orangtuaku tercinta, Ayahanda dr L.M. Lumban Gaol dan Ibunda dr M. Hutagalung yang telah membesarkan penulis dengan penuh kasih sayang dan cinta.

4. Seluruh teman-teman mahasiswa Analis Farmasi dan Makanan, khususnya Ari Nugraha, Veronika Dachi, Yenni, Kiki dan adik saya Stevany, terima kasih atas masukan dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari bahwa sepenuhnya isi dari Tugas Akhir ini masih terdapat kekurangan dan kelemahan serta masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan Tugas Akhir ini dan demi peningkatan mutu penulisan Tugas Akhir di masa yang akan datang. Akhir kata, penulis sangat berharap semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak yang memerlukan. Amin.


(30)

PENETAPAN KADAR TABLET KALSIUM LAKTAT DI PT. KIMIA FARMA (Persero) Tbk. PLANT MEDAN SECARA TITRASI

KOMPLEKSOMETRI

ABSTRAK

Tablet Kalsium Laktat merupakan salah satu sediaan yang sering digunakan sebagai terapi suplemen pada hipokalsemia atau kebutuhan kalsium meninggi. Sediaan ini merupakan garam kalsium yang berguna untuk menjamin kebutuhan tubuh akan kalsium. Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk menetapkan kadar tablet Kalsium Laktat produksi PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan apakah memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia edisi IV (1995), sehingga dengan kadar yang tepat tablet dapat memberikan efek terapi yang dikehendaki.

Penetapan kadar tablet Kalsium Laktat dilakukan secara titrasi kompleksometri dengan menggunakan indikator Eriochrom Blak T dan pentiter Na2EDTA. Diperoleh kadar tablet Kalsium Laktat sebesar 96,95%.

Hasil penetapan kadar menunujkkan bahwa tablet Kalsium Laktat yang diproduksi oleh PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia edisi IV (1995) yaitu tidak kurang dari 94,0% dan tidak lebih dari 106,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.


(31)

DAFTAR ISI

Halama

JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan dan Manfaat ... 2

1.2.1 Tujuan ... 2

1.2.2 Manfaat ... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 3

2.1 Tablet ... 3

2.1.1 Tablet SecaraUmum ... 3

2.1.2 Pembuatan Tablet ... 4

2.1.3 Penggolongan Tablet ... 6

2.2 Kalsium ... 8

2.2.1 FungsiKalsium ... 9

2.2.2 Akibat Kekurangan dan Kelebihan Kalsium ... 9

2.3 Uraian Umum Kalsium Laktat ... 10


(32)

2.5.1 Macam-Macam Titrasi Kompleksometri ... 13

2.5.2 Penetapan Kadar KalsiumLaktat ... 14

BAB III METODOLOGI ... 15

3.1 Sampel yang Diperiksa ... 15

3.2 Alat dan Bahan yang Digunakan ... 15

3.2.1 Alat-alat ... 15

3.2.2 Bahan-bahan ... 15

3.3 Pembuatan Pereaksi ... 15

3.3.1 Indikator Eriochrom Black T ... 15

3.3.2 Buffer amonia pH 10 ... 15

3.3.3 Larutan Dinatium Etilen Diamin Tetra Asetat0,05 N 16

3.4 Prosedur ... 16

3.4.1 Pembakuan Dinatium Etilen Diamin Tetra Asetat .... 16

3.4.2 Penetapan Kadar Tablet Kalsium Laktat 500 mg ... 16

3.5 Rumus Perhitungan ... 17

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 18

4.1 Hasil ... 18

4.2 Pembahasan ... 18

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 20

5.1 Kesimpulan ... 20

5.2 Saran ... 20

DAFTAR PUSTAKA ... 21


(33)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Perhitungan Pembakuan Na2EDTA ... 22 2 Perhitungan Penetapan Kadar Kalsium Laktat ... 23


(1)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Tugas Akhir berjudul “Penetapan Kadar Tablet Kalsium Laktat di PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan Secara Titrasi Kompleksometri”.

Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan pendidikan Program Studi Diploma III Analis Farmasi dan Makanan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, penulis tidak akan dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini sebagaimana mestinya. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak antara lain:

1. Ibu Dr. Masfria, M.S., Apt sebagai Pejabat Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan.

2. Bapak Dr.Kasmirul Ramlan Sinaga, M.S., Apt., selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan dengan penuh perhatian hingga Tugas Akhir ini selesai.

3. Bapak Prof. Dr. Jansen Silalahi, M.App.Sc., Apt., sebagai Koordinator Program Diploma III Analis Farmasi dan Makanan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Heru Khoerudin, S.Si., Apt., sebagai Pembimbing Praktek Kerja Lapangan di PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan yang telah membimbing pada saat Praktek Kerja Lapangan.


(2)

1. Bapak dan Ibu dosen staf pengajar Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara, atas semua ilmu, didikan dan bimbingan kepada penulis selama di perguruan tinggi ini.

2. Seluruh Staf dan Pegawai PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran kepada penulis dalam melaksanakan Praktek Kerja Lapangan.

3. Orangtuaku tercinta, Ayahanda dr L.M. Lumban Gaol dan Ibunda dr M. Hutagalung yang telah membesarkan penulis dengan penuh kasih sayang dan cinta.

4. Seluruh teman-teman mahasiswa Analis Farmasi dan Makanan, khususnya Ari Nugraha, Veronika Dachi, Yenni, Kiki dan adik saya Stevany, terima kasih atas masukan dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari bahwa sepenuhnya isi dari Tugas Akhir ini masih terdapat kekurangan dan kelemahan serta masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan Tugas Akhir ini dan demi peningkatan mutu penulisan Tugas Akhir di masa yang akan datang. Akhir kata, penulis sangat berharap semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak yang memerlukan. Amin.

Medan, Maret 2016

Penulis


(3)

PENETAPAN KADAR TABLET KALSIUM LAKTATDI PT. KIMIA FARMA (Persero) Tbk. PLANT MEDANSECARA TITRASI

KOMPLEKSOMETRI ABSTRAK

Tablet Kalsium Laktat merupakan salah satu sediaan yang sering digunakan sebagai terapi suplemen pada hipokalsemia atau kebutuhan kalsium meninggi. Sediaan ini merupakan garam kalsium yang berguna untuk menjamin kebutuhan tubuh akan kalsium. Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk menetapkan kadar tablet Kalsium Laktat produksi PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan apakah memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia edisi IV (1995), sehingga dengan kadar yang tepat tablet dapat memberikan efek terapi yang dikehendaki.

Penetapan kadar tablet Kalsium Laktat dilakukan secara titrasi kompleksometri dengan menggunakan indikator Eriochrom Blak T dan pentiter Na2EDTA. Diperoleh kadar tablet Kalsium Laktat sebesar 96,95%.

Hasil penetapan kadar menunujkkan bahwa tablet Kalsium Laktat yang diproduksi oleh PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia edisi IV (1995) yaitu tidak kurang dari 94,0% dan tidak lebih dari 106,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.


(4)

DAFTAR ISI

Halama

JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan dan Manfaat ... 2

1.2.1 Tujuan ... 2

1.2.2 Manfaat ... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 3

2.1 Tablet ... 3

2.1.1 Tablet SecaraUmum ... 3

2.1.2 Pembuatan Tablet ... 4

2.1.3 Penggolongan Tablet ... 6

2.2 Kalsium ... 8

2.2.1 FungsiKalsium ... 9

2.2.2 Akibat Kekurangan dan Kelebihan Kalsium ... 9

2.3 Uraian Umum Kalsium Laktat ... 10

2.4 Tablet Kalsium Laktat 500 mg . ... 11


(5)

2.5.1 Macam-Macam Titrasi Kompleksometri ... 13

2.5.2 Penetapan Kadar KalsiumLaktat ... 14

BAB III METODOLOGI ... 15

3.1 Sampel yang Diperiksa ... 15

3.2 Alat dan Bahan yang Digunakan ... 15

3.2.1 Alat-alat ... 15

3.2.2 Bahan-bahan ... 15

3.3 Pembuatan Pereaksi ... 15

3.3.1 Indikator Eriochrom Black T ... 15

3.3.2 Buffer amonia pH 10 ... 15

3.3.3 Larutan Dinatium Etilen Diamin Tetra Asetat0,05 N 16

3.4 Prosedur ... 16

3.4.1 Pembakuan Dinatium Etilen Diamin Tetra Asetat .... 16

3.4.2 Penetapan Kadar Tablet Kalsium Laktat 500 mg ... 16

3.5 Rumus Perhitungan ... 17

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 18

4.1 Hasil ... 18

4.2 Pembahasan ... 18

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 20

5.1 Kesimpulan ... 20

5.2 Saran ... 20

DAFTAR PUSTAKA ... 21


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Perhitungan Pembakuan Na2EDTA ... 22