Faktor – Faktor Penyebab Kepadatan Arus Transportasi

mutlak bagi gerakan-gerakan lalu lintas yang datang dari jalan-jalan yang saling berpotongan konflk-konflik utama. Sinyal-sinyal dapat juga digunakan untuk memisahkan gerakan membelok dari lalu lintas melawan, atau untuk memisahkan gerakan lalu lintas membelok dari pejalan kaki yang menyeberang konflik-konflik kedua. Jika hanya konflik-konflik primer yang dipisahkan, maka untuk pengaturan sinyal lampu lalu lintas hanya dengan dua fase, masing-masing sebuah untuk jalan yang berpotongan. Penggunaan lebih dari dua fase biasanya akan menambah waktu siklus dan rasio waktu yang disediakan untuk pergantian antara fase, pada umumnya berarti kapasitas keseluruhan dari simpang tersebut akan berkurang.

2.5. Faktor – Faktor Penyebab Kepadatan Arus Transportasi

Penyebab kepadatan arus transportasi di masing-masing daerah tidak terlepas dari masalah kemacetan lalu lintas, ruas jalan yang tidak mampu menampung pertumbuhan kendaraan yang pesat, parkir dan pedagang kaki lima. Faktor- faktor penyebab kepadatan transportasi dapat dilihat dari 4 faktor Masalah Kecelakaan Lalu Lintas dan Jalan Raya Indonesia MKJI, 1997 yaitu : 1. Faktor Kendaraan: pertumbuhan kendaraan yang pesat dan kecepatan kendaraan merupakan penyebab terjadinya kemacetan lalu lintas disamping emp Ekuivalen Mobil Penumpang dan frekuensi volume kendaraan tiap jam. 2. Faktor Jalan: kondisi jalan atau jaringan jalan sangat berpengaruh terhadap kemacetan lalu lintas. Kondisi jalan yang berlubang, banyak persimpangan, tidak adanya jalur pemisah, sering tergenang air, merupakan pendorong terjadinya kemacetan lalu lintas. 3. Faktor Alam: dalam hal ini seperti cuaca, topograpi, yang tidak rata, dan banyaknya jalan yang memotong sungai merupakan pendorong terjadinya kemacetan. 4. Faktor Manusia: human error atau kesalahan manusia pada setiap kecelakaan lalu lintas, demikian juga pada kemacetan lalu lintas dimana sikap dan perilaku pengemudi maupun pejalan kaki dan orang disekitar jalan sangat berperan dalam terjadinya kemacetan lalu lintas. Faktor- faktor yang mempengaruhi prilaku pengemudi yang sangat berperan dalam terjadinya kemacetan lalu lintas menurut Alamsyah, 2008 page. 13-14: a. Motivasi merupakan faktor penting didalam penentuan aktifitas masyarakat. b. Pengaruh lingkungan merupakan faktor lingkungan berkaitan dengan motivasi perjalanan atau lalu lintas yang lancar dan teratur, baik dengan berjalan kaki atau berkendaraan. c. Pendidikan merupakan berbagai kegagalan di dalam pemakaian fasilitas perjalanan dan penyebab kecelakaan dapat dikaitkan dengan ketidakmengertian atas situasi. Menurut Abubakar, dkk., 1995, dalam upaya meminimalkan konflik dan melancarkan arus lalu lintas ada beberapa metode pengendalian persimpangan yang dapat dilakukan, yaitu: 1. Persimpangan Prioritas Metode pengendalian persimpangan ini adalah memberikan prioritas yang lebih tinggi kepada kendaraan yang datang dari jalan utama dari semua kendaraan yang bergerak dari jalan kecil jalan minor, 2. Persimpangan Dengan Lampu Pengatur Lalu Lintas Metode ini mengendalikan persimpangan dengan suatu alat yang sederhana manual, mekanis dan elektris dengan memberikan prioritas bagi masing-masing pergerakan lalu lintas secara berurutan untuk memerintahkan pengemudi berhenti atau berjalan, 3. Persimpangan Dengan Bundaran Lalu Lintas Metode ini mengendalikan persimpangan dengan cara membatasi alih gerak kendaraan menjadi pergerakan berpencar diverging, bergabung merging, berpotongan crossing, dan bersilangan weaving sehingga dapat memperlambat kecepatan kendaraan, 4. Persimpangan Tidak Sebidang Metode ini mengendalikan konflik dan hambatan di persimpangan dengan cara menaikkan lajur lalu lintas atau di jalan di atas jalan yang lain melalui penggunaan jembatan atau terowongan.

2.6. Manajemen Lalu Lintas

Dokumen yang terkait

ANALISIS SIMPANG BERSINYAL MENGGUNAKAN SOFTWARE VISSIM (Studi Kasus : Simpang Bersinyal Pelemgurih Yogyakarta)

77 222 235

TESIS PERENCANAAN SIMPANG JALAN TIDAK SEBIDANG SEBAGAI SOLUSI AKIBAT PENINGKATAN ARUS LALU LINTAS (Studi Kasus Simpang Tiga Lengan Gamping Yogyakarta dan Simpang Empat Lengan Pelemgurih Yogyakarta).

0 3 11

PENDAHULUAN PERENCANAAN SIMPANG JALAN TIDAK SEBIDANG SEBAGAI SOLUSI AKIBAT PENINGKATAN ARUS LALU LINTAS (Studi Kasus Simpang Tiga Lengan Gamping Yogyakarta dan Simpang Empat Lengan Pelemgurih Yogyakarta).

0 4 9

LANDASAN TEORI PERENCANAAN SIMPANG JALAN TIDAK SEBIDANG SEBAGAI SOLUSI AKIBAT PENINGKATAN ARUS LALU LINTAS (Studi Kasus Simpang Tiga Lengan Gamping Yogyakarta dan Simpang Empat Lengan Pelemgurih Yogyakarta).

0 3 11

KESIMPULAN DAN SARAN PERENCANAAN SIMPANG JALAN TIDAK SEBIDANG SEBAGAI SOLUSI AKIBAT PENINGKATAN ARUS LALU LINTAS (Studi Kasus Simpang Tiga Lengan Gamping Yogyakarta dan Simpang Empat Lengan Pelemgurih Yogyakarta).

0 6 4

PENDAHULUAN ANALISIS KINERJA SIMPANG EMPAT LENGAN TIDAK BERSINYAL JALAN SETURAN RAYA YOGYAKARTA.

0 2 5

TINJAUAN PUSTAKA ANALISIS KINERJA SIMPANG EMPAT LENGAN TIDAK BERSINYAL JALAN SETURAN RAYA YOGYAKARTA.

0 5 14

KESIMPULAN DAN SARAN ANALISIS KINERJA SIMPANG EMPAT LENGAN TIDAK BERSINYAL JALAN SETURAN RAYA YOGYAKARTA.

0 2 77

TINJAUAN PUSTAKA ANALISIS SIMPANG BERSINYAL PADA SIMPANG TIGA MAGUWOHARJO YOGYAKARTA.

1 4 15

Analisa Kinerja Lalu Lintas Simpang Tak Bersinyal Pada Simpang Tiga Lengan (Studi Kasus : Simpang Jjalan Khatib Sulaiman -Jjalan S. Parman, Padang - Universitas Negeri Padang Repository

0 0 72