KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.1 Analisis Kesalahan Siswa 3 Tabel 2.1. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah 27 Tabel 2.2 Karakteristik Berpikir Kreatif 30 Tabel 2.3 Karakteristik Berpikir Kreatif Terhadap Pembelajaran Berbasis Masalah 31 Tabel 3.1 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika 43 Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika 44 Tabel 4.1 Deskripsi Hasil Tes Awal Kemampuan Berpikir Kreatif 49 Tabel 4.2 Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Awal Berdasarkan Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif 50 Tabel 4.3 Nilai Observasi Kegiatan Guru pada Pertemuan I dan Pertemuan II 56 Tabel 4.4 Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif I 57 Tabel 4.5 Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Berdasarkan Tiap Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif I 58 Tabel 4.6 Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif II 59 Tabel 4.7 Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Berdasarkan Tiap Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif II 59 Tabel 4.8 Nilai Observasi Kegiatan Guru pada Pertemuan III dan Pertemuan IV 68 Tabel 4.9 Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif III 68 Tabel 4.10 Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Berdasarkan Tiap Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif III 69 Tabel 4.11 Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif IV 70 Tabel 4.12 Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Berdasarkan Tiap Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif IV 70 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1. Kubus ABCD.EFGH 32 Gambar 2.2. Balok ABCD.EFGH 32 Gambar 3.1. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas 39 Gambar 4.1. Diagram Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa Berdasarkan Indikator Pada Tes Awal 50 Gambar 4.2. Diagram Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa Berdasarkan Indikator Pada TKBK I Siklus I 58 Gambar 4.3. Diagram Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa Berdasarkan Indikator Pada TKBK II Siklus I 60 Gambar 4.4. Diagram Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa Berdasarkan Indikator Pada TKBK III Siklus II 69 Gambar 4.5. Diagram Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa Berdasarkan Indikator Pada TKBK IV Siklus II 71 Gambar 4.6 Diagram Nilai Rata-Rata Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada Setiap Pertemuan 74 Gambar 4.7 Diagram Persentase Ketuntasan Belajar Siswa 75 Gambar 4.8 Diagram Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada Siklus II 77 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan I 84 Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan II 96 Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan III 102 Lampiran 4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan IV 107 Lampiran 5 : Lembar Aktivitas Siswa LAS I 112 Lampiran 6 : Lembar Aktivitas Siswa LAS II 118 Lampiran 7 : Lembar Aktivitas Siswa LAS III 122 Lampiran 8 : Lembar Aktivitas Siswa LAS IV 125 Lampiran 9 : Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa I 129 Lampiran 10 : Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa II 134 Lampiran 11 : Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa III 139 Lampiran 12 : Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa IV 142 Lampiran 13 : Kisi-kisi Tes Awal 145 Lampiran 14 : Tes Kemampuan Awal 146 Lampiran 15 : Alternatif Penyelesaian Tes Awal 147 Lampiran 16 : Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kreatif 150 Lampiran 17 : Kisi-kisi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif I 152 Lampiran 18 : Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika I 153 Lampiran 19 : Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika II 154 Lampiran 20 : Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika III 156 Lampiran 21 : Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika IV 157 Lampiran 22 : Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Berpikir Kreatif I 158 Lampiran 23 : Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Berpikir Kreatif II 160 Lampiran 24 : Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Berpikir Kreatif III 165 Lampiran 25 : Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Berpikir Kreatif IV 168 Lampiran 26 : Lembar Validasi 171 Lampiran 27 : Hasil Tes Kemampuan Awal 183 Lampiran 28 : Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif I 185 Lampiran 29 : Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif II 187 Lampiran 30 : Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif III 189 Lampiran 31 : Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif IV 192 Lampiran 32 : Lembar Observasi Kegiatan Guru 193 Lampiran 33 : Daftra Nama Siswa 205 Lampiran 34 : Daftar Nama Kelompok Siswa 206 Lampiran 34 : Dokumentasi Penelitian 207 Surat Izin Penelitian Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu menghadapi berbagai tantangan serta mampu bersaing. Sumber daya yang berkualitas dapat dihasilkan melalui pendidikan yang berkualitas. Sekolah adalah salah satu lembaga untuk mendapatkan pendidikan. Sekolah mengemban tugas yang sangat berat, yaitu membentuk individu-individu agar mempunyai wawasan dan pengetahuan luas serta keahlian sesuai dengan kebutuhan zaman. Sehingga harapan masyarakat untuk memiliki sumber daya manusia yang berkualitas dan berkuantitas dapat terpenuhi. Salah satu ilmu dasar dari pendidikan yang harus dikuasai oleh siswa adalah matematika, sebab matematika tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sehari-hari. Matematika adalah ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Cockroft Abdurrahman, 2012:204 mengemukakan alasan bahwa matematika perlu diajarkan kepada siswa, karena : 1 Selalu digunakan dalam segala segi kehidupan, 2 semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai, 3 merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas, 4 dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara, 5 meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian dan kesadaran keruangan, 6 memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang. Matematika merupakan ilmu yang penting bagi setiap individu. Namun demikian, mata pelajaran matematika masih dianggap sebagai mata pelajaran yang membosankan dan sulit untuk dipahami. Seperti yang diungkapkan Abdurrahman 2012:202 : “Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang tidak berkesulitan belajar dan lebih-lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar ”. Penyebab siswa kesulitan mengerjakan soal matematika diantaranya mencakup penekanan yang berlebihan pada penghafalan semata, penekanan pada kecepatan berhitung, pengajaran otoriter, kurangnya variasi pada proses belajar mengajar matematika, serta penekanan berlebihan pada prestasi individu. Karena itu untuk mengatasi masalah ini, peranan guru sangatlah penting. Adapun salah satu tujuan pembelajaran matematika adalah agar siswa memiliki kemampuan berpikir kreatif, dengan kemampuan berpikir kreatif seseorang dapat memandang suatu masalah dari berbagai sudut pandang sehingga dapat menemukan berbagai kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah atau dengan kata lain kreatif dalam memecahkan masalah yang memungkinkan seseorang tersebut dapat meningkatkan kualitas hidupnya. Namun dalam kenyataanya guru lebih menekankan kecerdasan dari pada kemampuan berpikir kreatif pada siswa agar hasil belajar mereka meningkat, padahal apabila kemampuan berpikir kreatif di kembangkan dalam pemikiran siswa maka hasil belajar mereka pun akan meningkat pula, hal ini sejalan dengan yang di ungkapkan Munandar 2012:27 , “Sistem pendidikan saat ini lebih menekankan pengembangan kecerdasan dalam arti yang sangat sempit dan kurang memberi perhatian kepada pengembangan bakat kreativitas peser ta didik”. Kenyataanya juga menunjukkan bahwa tingkat kreativitas anak Indonesia dibandingkan negara lain masih rendah. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Jellen-Urban Munandar, 2012: 66 menyatakan bahwa: “Penelitian penjajakan menggunakan TCT-DP Test for Creative Thinking-Drawing Production dengan sampel anak dari delapan negara, termasuk anak Indonesia mencapai skor kreativitas paling rendah dibandingkan dengan negara-negara lain, diantaranya Filipina, India, dan Afrika Selatan ”. Rendahnya tingkat kreativitas siswa menunjukkan bahwa guru-guru di sekolah kurang memperhatikan kemampuan berpikir kreatif pada siswa, padahal berpikir kreatif sangatlah penting bagi siswa untuk memecahkan persoalan di dalam matematika maupun di dalam kehidupan sehari-hari. Pentingnya kemampuan berpikir kreatif bagi siswa dikemukakan oleh Kiesswetter Munandar, 2012:48 yang me nyatakan bahwa : “Kemampuan berpikir fleksibel