PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII MTS NEGERI 2 MEDAN T.A 2015/2016.

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

SISWA PADA POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII MTs NEGERI 2 MEDAN T.A. 2015/ 2016

Oleh:

Wijayanti Ibrahim NIM. 4121111029

Program StudiPendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2016


(2)

(3)

ii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Wijayanti Ibrahim adalah anak pertama dari empat bersaudara. Lahir di Medan pada tanggal 28 Desember 1993. Ayah bernama Ibrahim dan ibu bernama Suhatri. Pada tahun 2000, penulis masuk MIN Medan dan lulus tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan sekolah di MTs Negeri 2 Medan dan lulus tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis melanjutkan sekolah di SMA Swasta An-nizam Medan dan lulus tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.


(4)

iii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

SISWA PADA POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII MTs NEGERI 2 MEDAN T.A 2015/2016

Wijayanti Ibrahim (NIM 4121111029) ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi penerapan pembelajaran berbasis masalah yang digunakan dapat meningkatan kemampuan berpikir kreatif matematika siswa dan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa setelah diterapkannya model Pembelajaran Berbasis Masalah pada pokok bahasan kubus dan balok di MTsN 2 Medan T.A 2015/2016.

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-P2 MTs Negeri 2 Medan yang berjumlah 24 orang siswa dan objek penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa pada pokok bahasan kubus dan balok di kelas VIII MTs Negeri 2 Medan T.A 2015/2016. Instrumen penelitian yang digunakan adalah observasi, tes dan dokumentasi.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri atas 2 siklus, masing-masing terdiri dari 2 kali pertemuan. Setiap akhir pertemuan diberikan tes kemampuan berpikir kreatif. Dari hasil analisis data diperoleh peningkatan hasil tes awal sampai tes akhir kemampuan berpikir kreatif matematika siswa. Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar dari tes awal yaitu 20 orang dari 24 orang siswa (83,33%) dengan nilai rata-rata kelas 86,45. Hasil analisis data siklus I pada tes kemampuan berpikir kreatif I setelah dilakukan penerapan model pembelajaran berbasis masalah menunjukkan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar adalah 11 orang siswa (45,83%) dengan rata-rata kelas 57,81. Hasil analisis data pada tes kemampuan berpikir kreatif II dengan pembelajaran yang sama menunjukkan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar adalah 15 orang siswa (62,5%) dengan rata-rata kelas 71,87. Hasil analisis data siklus II pada tes kemampuan berpikir kreatif III dengan pembelajaran yang sama diperoleh jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar yaitu 19 orang siswa (79,17%) dengan rata-rata kelas 75,78. Hasil analisis data pada tes kemampuan berpikir kreatif IV dengan pembelajaran yang sama menunjukkan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar adalah 22 orang siswa (91,66%) dengan rata-rata kelas 86,45. Berdasarkan kriteria ketuntasan belajar klasikal maka pembelajaran ini telah mencapai target ketuntasan belajar.

Berdasarkan hasil analisis data dan observasi kegiatan pembelajaran, penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.


(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah, rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Skripsi ini berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada Pokok Bahasan Kubus Dan Balok Di Kelas VIII MTs Negwri 2 Medan T.A 2015/2016”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan saran guna kesempurnaan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan pada Bapak Dr. KMS. Amin Fauzi, M.Pd, Drs. M. Panjaitan, M.Pd, dan Ibu Dra. Katrina Samosir, M.Pd selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan saran mulai dari perencanaan penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dra. Katrina Samosir, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik dan kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen serta staf pegawai jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang telah banyak membantu penulis.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta para staf pegawai di rektorat, Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd, selaku Dekan FMIPA, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D selaku Ketua Prodi Pendidikan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Musianto, MA selaku kepala sekolah di MTs Negeri 2 Medan beserta para staf pegawai, dan Bunda Hanizar Sary, S.Pd selaku guru bidang studi matematika di MTs Negeri 2 Medan yang telah banyak membantu penulis selama penelitian.


(6)

v

Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda Ibrahim dan Ibunda tercinta Suhatri yang terus memberikan motivasi serta do’a demi keberhasilan penulis menyelesaikan skripsi ini, juga kepada adik-adik tersayang Widiansyah Ibrahim, Tia Chairani Ibrahim dan Ferdiansyah Ibrahim.

Ucapan terima kasih juga untuk sahabat-sahabat terbaik penulis, Suryati, Ulfa Armadhani, Dhiena Safitri , Ridwansyah Siregar, dan teman-teman seperjuangan di Jurusan Matematika khususnya kelas DIK C 2012 yang telah banyak membantu penulis selama perkuliahan sampai menyelesaikan skripsi ini, teman-teman PPLT SMK Tri Sakti 4 (Pariwisata) Lubuk Pakam, Kak Santri, Kak Elisa, Kak Yuni beserta semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang turut memberikan semangat dan bantuan kepada penulis.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.

Medan, Juni 2016 Penulis

Wijayanti Ibrahim NIM. 4121111029


(7)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Daftar Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah 1

1.2.Identifikasi Masalah 7

1.3.Batasan Masalah 7

1.4.Rumusan Masalah 8

1.5.Tujuan Penelitian 8

1.6.Manfaat Penelitian 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 10

2.1.1. Pengertian Belajar 10

2.1.2. Pembelajaran Matematika 11

2.1.3. Strategi Pembelajaran Matematika 13 2.1.4. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika 14

2.1.4.1. Berpikir Kreatif 14

2.1.4.2. Ciri-Ciri Berpikir Kreatif 17 2.1.4.3. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika 19 2.1.5. Model Pembelajaran Berbasis Masalah 22

2.1.5.1. Model Pembelajaran 22

2.1.5.2. Model Pembelajaran Berbasis Masalah 23 2.1.5.3. Karakteristik Model Pembelajaran Berbasis Masalah 24 2.1.5.4. Sintaks Pengajaran Model Pembelajaran Berbasis Masalah 26 2.1.5.5. Keunggulan,Kelemahan serta Manfaat

Model Pembelajaran Berbasis Masalah 28 2.1.6 Karakteristik Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

Terhadap Model Pembelajaran Berbasis Masalah 30

2.1.7. Materi Kubus Dan Balok 32

2.1.7.1 Unsur-Unsur Pada Kubus 32

2.1.7.2. Unsur-Unsur Pada Balok 34

2.2. Penelitian Yang Relevan 36

2.3. Kerangka Konseptual 36


(8)

vii

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 38

3.1.1. Lokasi Penelitian 38

3.1.2. Waktu Penelitian 38

3.2. Subjek Dan Objek Penelitian 38

3.1.1. Subjek Penelitian 38

3.1.2. Objek Penelitian 38

3.3. Jenis Penelitian 38

3.4. Prosedur Penelitian 39

3.5. Alat Pengumpulan Data 43

3.5.1. Tes Kemampuan Berpikir Kreatif 43

3.5.2. Observasi 45

3.6. Teknik Analisis Data 46

3.6.1. Reduksi Data 46

3.6.2. Paparan Data 48

3.6.3. Kesimpulan Data 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 49

4.1.1. Hasil Penelitian Siklus I 49

4.1.1.1. Permasalahan 49

4.1.1.2. Perencanaan Tindakan 51

4.1.1.3. Pelaksanaan Tindakan 51

4.1.1.4. Observasi 53

4.1.1.5. Analisis Data Hasil Siklus I 57 4.1.1.5.1. Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif I 57 4.1.1.5.2. Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif II 58

4.1.1.6. Refleksi 60

4.1.2. Hasil Penelitian Siklus II 62

4.1.2.1. Permasalahan 62

4.1.2.2. Perencanaan Tindakan 63

4.1.2.3. Pelaksanaan Tindakan 64

4.1.2.4. Observasi 65

4.1.2.5. Analisis Data Hasil Siklus II 68 4.1.2.5.1. Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif III 68 4.1.2.5.2. Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif IV 70

4.1.2.6. Refleksi 72

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 73

4.3. Temuan Penelitian 79

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 80

5.2. Saran 81

DAFTAR PUSTAKA 82


(9)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Analisis Kesalahan Siswa 3

Tabel 2.1. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah 27 Tabel 2.2 Karakteristik Berpikir Kreatif 30 Tabel 2.3 Karakteristik Berpikir Kreatif Terhadap

Pembelajaran Berbasis Masalah 31

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika 43 Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematika 44

Tabel 4.1 Deskripsi Hasil Tes Awal Kemampuan Berpikir Kreatif 49 Tabel 4.2 Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Awal Berdasarkan

Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif 50 Tabel 4.3 Nilai Observasi Kegiatan Guru pada Pertemuan I dan Pertemuan II 56 Tabel 4.4 Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif I 57 Tabel 4.5 Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Berdasarkan Tiap Indikator

Kemampuan Berpikir Kreatif I 58

Tabel 4.6 Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif II 59 Tabel 4.7 Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Berdasarkan Tiap Indikator

Kemampuan Berpikir Kreatif II 59

Tabel 4.8 Nilai Observasi Kegiatan Guru pada Pertemuan III

dan Pertemuan IV 68

Tabel 4.9 Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif III 68 Tabel 4.10 Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Berdasarkan Tiap Indikator

Kemampuan Berpikir Kreatif III 69

Tabel 4.11 Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif IV 70 Tabel 4.12 Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Berdasarkan Tiap Indikator


(10)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Kubus ABCD.EFGH 32

Gambar 2.2. Balok ABCD.EFGH 32

Gambar 3.1. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas 39 Gambar 4.1. Diagram Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika

Siswa Berdasarkan Indikator Pada Tes Awal 50 Gambar 4.2. Diagram Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika

Siswa Berdasarkan Indikator Pada TKBK I Siklus I 58 Gambar 4.3. Diagram Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika

Siswa Berdasarkan Indikator Pada TKBK II Siklus I 60 Gambar 4.4. Diagram Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika

Siswa Berdasarkan Indikator Pada TKBK III Siklus II 69 Gambar 4.5. Diagram Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika

Siswa Berdasarkan Indikator Pada TKBK IV Siklus II 71 Gambar 4.6 Diagram Nilai Rata-Rata Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

Siswa Pada Setiap Pertemuan 74

Gambar 4.7 Diagram Persentase Ketuntasan Belajar Siswa 75 Gambar 4.8 Diagram Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada


(11)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan I 84 Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan II 96 Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan III 102 Lampiran 4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan IV 107 Lampiran 5 : Lembar Aktivitas Siswa (LAS) I 112 Lampiran 6 : Lembar Aktivitas Siswa (LAS) II 118 Lampiran 7 : Lembar Aktivitas Siswa (LAS) III 122 Lampiran 8 : Lembar Aktivitas Siswa (LAS) IV 125 Lampiran 9 : Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa I 129 Lampiran 10 : Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa II 134 Lampiran 11 : Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa III 139 Lampiran 12 : Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa IV 142

Lampiran 13 : Kisi-kisi Tes Awal 145

Lampiran 14 : Tes Kemampuan Awal 146

Lampiran 15 : Alternatif Penyelesaian Tes Awal 147 Lampiran 16 : Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kreatif 150 Lampiran 17 : Kisi-kisi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif I 152 Lampiran 18 : Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika I 153 Lampiran 19 : Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika II 154 Lampiran 20 : Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika III 156 Lampiran 21 : Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika IV 157 Lampiran 22 : Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Berpikir Kreatif I 158 Lampiran 23 : Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Berpikir Kreatif II 160 Lampiran 24 : Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Berpikir Kreatif III 165 Lampiran 25 : Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Berpikir Kreatif IV 168

Lampiran 26 : Lembar Validasi 171

Lampiran 27 : Hasil Tes Kemampuan Awal 183 Lampiran 28 : Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif I 185 Lampiran 29 : Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif II 187


(12)

xi

Lampiran 30 : Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif III 189 Lampiran 31 : Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif IV 192 Lampiran 32 : Lembar Observasi Kegiatan Guru 193

Lampiran 33 : Daftra Nama Siswa 205

Lampiran 34 : Daftar Nama Kelompok Siswa 206 Lampiran 34 : Dokumentasi Penelitian 207

Surat Izin Penelitian


(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu menghadapi berbagai tantangan serta mampu bersaing. Sumber daya yang berkualitas dapat dihasilkan melalui pendidikan yang berkualitas. Sekolah adalah salah satu lembaga untuk mendapatkan pendidikan. Sekolah mengemban tugas yang sangat berat, yaitu membentuk individu-individu agar mempunyai wawasan dan pengetahuan luas serta keahlian sesuai dengan kebutuhan zaman. Sehingga harapan masyarakat untuk memiliki sumber daya manusia yang berkualitas dan berkuantitas dapat terpenuhi.

Salah satu ilmu dasar dari pendidikan yang harus dikuasai oleh siswa adalah matematika, sebab matematika tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sehari-hari. Matematika adalah ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Cockroft (Abdurrahman, 2012:204) mengemukakan alasan bahwa matematika perlu diajarkan kepada siswa, karena :

(1) Selalu digunakan dalam segala segi kehidupan, (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai, (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas, (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara, (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian dan kesadaran keruangan, (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.

Matematika merupakan ilmu yang penting bagi setiap individu. Namun demikian, mata pelajaran matematika masih dianggap sebagai mata pelajaran yang membosankan dan sulit untuk dipahami. Seperti yang diungkapkan Abdurrahman (2012:202) : “Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang tidak berkesulitan belajar dan lebih-lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar”.


(14)

2

Penyebab siswa kesulitan mengerjakan soal matematika diantaranya mencakup penekanan yang berlebihan pada penghafalan semata, penekanan pada kecepatan berhitung, pengajaran otoriter, kurangnya variasi pada proses belajar mengajar matematika, serta penekanan berlebihan pada prestasi individu. Karena itu untuk mengatasi masalah ini, peranan guru sangatlah penting.

Adapun salah satu tujuan pembelajaran matematika adalah agar siswa memiliki kemampuan berpikir kreatif, dengan kemampuan berpikir kreatif seseorang dapat memandang suatu masalah dari berbagai sudut pandang sehingga dapat menemukan berbagai kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah atau dengan kata lain kreatif dalam memecahkan masalah yang memungkinkan seseorang tersebut dapat meningkatkan kualitas hidupnya. Namun dalam kenyataanya guru lebih menekankan kecerdasan dari pada kemampuan berpikir kreatif pada siswa agar hasil belajar mereka meningkat, padahal apabila kemampuan berpikir kreatif di kembangkan dalam pemikiran siswa maka hasil belajar mereka pun akan meningkat pula, hal ini sejalan dengan yang di ungkapkan Munandar (2012:27), “Sistem pendidikan saat ini lebih menekankan pengembangan kecerdasan dalam arti yang sangat sempit dan kurang memberi perhatian kepada pengembangan bakat kreativitas peserta didik”.

Kenyataanya juga menunjukkan bahwa tingkat kreativitas anak Indonesia dibandingkan negara lain masih rendah. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Jellen-Urban (Munandar, 2012: 66) menyatakan bahwa:

Penelitian penjajakan menggunakan TCT-DP (Test for Creative Thinking-Drawing Production) dengan sampel anak dari delapan negara, termasuk anak Indonesia mencapai skor kreativitas paling rendah dibandingkan dengan negara-negara lain, diantaranya Filipina, India, dan Afrika Selatan”.

Rendahnya tingkat kreativitas siswa menunjukkan bahwa guru-guru di sekolah kurang memperhatikan kemampuan berpikir kreatif pada siswa, padahal berpikir kreatif sangatlah penting bagi siswa untuk memecahkan persoalan di dalam matematika maupun di dalam kehidupan sehari-hari. Pentingnya kemampuan berpikir kreatif bagi siswa dikemukakan oleh Kiesswetter (Munandar, 2012:48) yang menyatakan bahwa : “Kemampuan berpikir fleksibel


(15)

3

yang merupakan salah satu aspek kemampuan berpikir kreatif merupakan kemampuan penting yang harus dimiliki siswa dalam menyelesaikan masalah matematika”.

Dalam kesempatan ini peneliti melakukan wawancara yang dilakukan pada tanggal 07 januari 2016 yakni mewawancarai seorang guru matematika yang bernama bunda Hanizar Sari yang menyatakan bahwa : “Siswa hanya mampu mengerjakan soal matematika jika soal tersebut mirip dengan contoh soal yang baru di berikan, jika soal tersebut bervariasi atau berbeda dari contoh soal yang di berikan oleh guru maka siswa akan sulit untuk mengerjakan soal tersebut ”.

Sejalan dengan itu Ansari (2009:3) menyatakan bahwa “Jika siswa diberi soal yang beda dengan soal latihan, mereka kebingungan karena tidak tahu harus mulai dari mana mereka bekerja”. Hal ini menunjukkan bahwa kreativitas siswa dalam mengerjakan soal masih rendah, selain itu peneliti juga memberikan tes awal yang berupa materi prasyarat kubus dan balok, adapun materi prasyarat dari kubus dan balok ialah bangun datar (pesegi dan persegi panjang).

Dalam tes awal peneliti memberikan 4 soal (terlampir di lampiran 14) kepada 24 siswa, dari tabel dapat dilihat kesalahan siwa dalam mengerjakan soal pada tes yang diberikan:

Tabel 1.1 Analisi Kesalahan Siswa

No Hasil Pekerjaan Siswa Analisis Kesalahan

1 Siswa tidak dapat

mengembangkan suatu gagasan secara terperinci.

2 Siswa tidak

menjabarkan penyelesaian masalah dengan jelas dan lancar.


(16)

4

3 Siswa tidak mampu

mengembangkan

gagasan yang unik terhadap

permasalahan yang diberikan.

4 Siswa belum

mampu memberikan jawaban dengan bermacam-macam cara yang berbeda . Dari hasil tes awal yang telah dilakukan kepada 24 siswa diperoleh bahwa satu siswa yang memiliki kreativitas tinggi atau 4,16 % , satu siswa yang memiliki tingkat kreativitas sedang atau 4,16 % , dua puluh dua siswa yang memiliki tingkat kreativitas rendah atau 91,66 %. Dengan demikian dapat di ketahui bahwa siswa masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tes awal sebagai tes kemampuan berfikir kreatif siswa, mereka hanya mampu menyelesaikan soal yang relatif mudah yaitu hanya berpedoman pada rumus dan tidak memerlukan daya pikir yang tinggi.

Pembelajaran yang masih berpusat pada guru menyebabkan siswa cenderung pasif dan kurang terampil dalam kegiatan belajar di kelas. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Herman (2006:3) yakni : “Kegiatan pembelajaran matematika masih berpusat pada guru tidak mengakomodasi pengembangan kemampuan berpikir tingkat tinggi tetapi hanya mengakomodasi pemikiran tingkat rendah, seperti mengingat dan mengaplikasikan rumus”.

Seharusnya siswa sebagai pembelajar harus berperan aktif dalam pembelajaran. Model konvensional yang digunakan di sekolah adalah model pembelajaran langsung dimana guru langsung menerangkan semua isi materi kepada siswa yang menyebabkan siswa malas berpikir dan merasa jenuh dalam


(17)

5

belajar. Malas berpikir ini menyebabkan siswa tidak berpikir kreatif dalam kegiatan belajar. Contohnya jika guru memberikan soal saat pembelajaran di kelas, siswa lebih cenderung dapat mengerjakan soal dengan langkah yang dikerjakan oleh guru, jika soal yang diberikan sedikit bervariasi, siswa langsung berkomentar dan cenderung tidak mau mencoba untuk menyelesaikan soal yang di berikan oleh sang guru. Hal ini terjadi karena siswa hanya terpaku pada langkah-langkah penyelesaian yang diberika oleh guru, serta siswa beranggapan bahwa jawaban guru yang paling benar. Siswa merasa takut mengemukakan ide atau cara mereka sendiri karena takut salah sehingga siswa memiliki kendala pengembangan berpikir secara kreatif dalam menyelesaiakan soal matematika.

Menyikapi permasalahan-permasalahan yang timbul, terutama berkaitan dengan praktek pembelajaran matematika di kelas dan pentingnya meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematika, maka upaya inovatif untuk menanggulanginya perlu segera dilakukan. Untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran matematika, perlu dilaksanakan pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatifnya. Salah satu pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatifnya adalah model pembelajaran berbasis masalah. Menurut Ratnaningsih (Putra, 2012:22) menyatakan bahwa : “Model pembelajaran yang berorientasi pada pemecahan masalah seperti pada pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan potensi yang dimiliki oleh siswa, salah satunya adalah kreativitas siswa”.

Model pembelajaran berbasis masalah membiasakan siswa untuk berpikir secara divergen. Dalam pembelajaran ini, peran guru adalah mengajukan permasalahan, memberikan dorongan, memotivasi, dan menyediakan bahan ajar, serta menyediakan fasilitas yang diperlukan peserta didik dalam proses berpikir kreatif matematika. Selain itu, guru juga memberikan dukungan dalam upaya meningkatkan temuan dan perkembangan intelektual peserta didik.


(18)

6

Ada beberapa alasan yang diterima untuk mengajarkan pemecahan masalah menurut Pehkonen (Khumaidi, 2012:2) mengkategorikan menjadi 4 kategori, yaitu:

“(1) Pemecahan masalah mengembangkan keterampilan kognitif secara umum, (2) Pemecahan masalah mendorong kreativitas, (3) Pemecahan masalah merupakan bagian dari proses aplikasi matematika, (4) Pemecahan masalah memotivasi siswa untuk belajar matematika. Berdasar kategori tersebut, pemecahan masalah merupakan salah satu cara untuk mendorong kreativitas ataupun ketrampilan berpikir kreatif siswa”.

Adapun langkah-langkah model pembelajaran berbasis masalah yaitu: 1. Orientasi siswa pada masalah, guru menjelaskan tujuan pembelajaran,

menjelaskan logistik yang dibutuhkan, mengajukan fenomena atau demonstrasi atau cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilih.

2. Mengorganisasi siswa untuk belajar, guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

3. Membimbing penyelidikan kelompok, guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.

4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya, guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model serta membantu mereka untuk berbagi tugas dengan semuanya.

5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah, guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

Pada pembelajaran berbasis masalah siswa dituntut untuk melakukan proses pemecahan masalah yang disajikan dengan menggali informasi sebanyak-banyaknya. Pengalaman ini sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari dimana berkembangnya pola pikir dan pola kerja seseorang bergantung pada bagaiman dia memposisikan dirinya dalam belajar. Pada pembelajaran berbasis


(19)

7

masalah merupakan suatu pembelajaran yang menggunakan masalah nyata (fakta) yang disajikan diawal pembelajaran. Terlebih dulu adanya langkah pemahaman mengenai masalah tersebut sehingga diperlukan kemampuan berpikir kreatif, kemudian diselidiki untuk diketahui solusi dari permasalahan tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa termotivasi untuk melakukan penelitian dengan judul : Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada Pokok Bahasan Kubus dan Balok di Kelas VIII MTs Negeri 2 Medan T.A 2015/2016.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Matematika masih dianggap mata pelajaran yang sulit untuk dipahami oleh siswa.

2. Kegiatan pembelajaran masih berpusat pada guru.

3. Siswa kelas VIII MTs Negeri 2 Medan mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal yang berbeda dari contoh yang diberikan guru.

4. Kemampuan berpikir kreatif kurang diperhatikan dalam dunia pendidikan. 5. Kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VIII MTs Negeri 2 Medan masih

rendah.

1.3 Batasan Masalah

Agar permasalahan dalam penelitian ini lebih jelas dan terarah, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VIII-P2 MTsN 2 Medan yang masih rendah, sehingga peneliti menerapkan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa pada pokok bahasan kubus dan balok di MTsN 2 Medan.


(20)

8

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang ada, peneliti merumuskan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana strategi penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah dapat meningkatan kemampuan berpikir kreatif matematika siswa pada pokok bahasan kubus dan balok di kelas VIII MTsN 2 Medan?

2. Bagaimana peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa setelah diterapkannya model Pembelajaran Berbasis Masalah pada pokok bahasan kubus dan balok di kelas VIII MTsN 2 Medan?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui strategi penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah yang digunakan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematika siswa pada pokok bahasan kubus dan balok di kelas VIII MTsN 2 Medan.

2. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VIII MTs Negeri 2 Medan setelah diterapkannya model Pembelajaran Berbasis Masalah pada pokok bahasan kubus dan balok di kelas VIII MTsN 2 Medan.

1.6 Manfaat Penelitian

Setelah dilakukan penelitian, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat yang berarti, yaitu :

1. Bagi guru

Sebagai bahan masukan mengenai model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi kubus dan balok.


(21)

9

2. Bagi siswa

Melalui model pembelajaran berbasis masalah diharapkan siswa dapat lebih mudah memahami materi dalam pelajaran matematika, sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif serta melatih siswa untuk saling bekerja sama.

3. Bagi sekolah

Diharapkan dapat menjadi manfaat yang positif dalam usaha meningkatkan kualitas pembelajaran matematika termasuk dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.

4. Bagi peneliti

Meningkatkan pemahaman tentang pembelajaran berbasis masalah serta dapat memperoleh pengalaman dan untuk bekal peneliti sebagai calon guru mata pelajaran matematika dalam melaksanakan praktik mengajar yang sesungguhnya.


(22)

80 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa : 1. Strategi penerapan model pembelajaran berbasis masalah yang dilakukan

antara lain :

a.Memaksimalkan diskusi kelompok dengan menyusun siswa berdasarkan tingkat kemampuan yang heterogen sehingga siswa yang pintar dapat mengajarkan yang kurang mampu.

b.Membuat alat peraga berupa kubus dan balok agar siswa lebih mudah memahami materi yang di ajarkan.

c.Ketika siswa sudah mulai bosan dan jenuh, peneliti melakukan game agar meningkatkan semangat dan konsentrasi siswa dalam mengerjakan soal. d.Memberi reward bagi siswa yang aktif untuk memotivasi siswa agar belajar e.Memberikan nilai tambahan bagi kelompok yang mau mempresentasikan

hasil diskusi mereka.

2. Berdasarkan hasil penelitian kemampuan berpikir kreatif matematika siswa yang diajarkan dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah meningkat dilihat dari nilai rata-rata setiap indikator. Pada indikator berpikir lancar terjadi peningkatan nilai rata-rata yaitu tes awal = 54,2 , TKBK I= 66,7 , TKBK II = 77,6 , TKBK III = 80,2 , TKBK IV = 88,5 . Pada indikator berpikir luwes terjadi peningkatan nilai rata-rata yaitu tes awal = 52,2 , TKBK I = 59,4 , TKBK II = 72,92 , TKBK III = 75 , TKBK IV = 85,4. Pada indikator berpikir original terjadi peningkatan nilai rata-rata yaitu tes awal = 45,8 , TKBK I = 46,9 , TKBK II = 64,6 , TKBK III = 70,8 , TKBK IV = 84,4. Pada indikator berpikir elaboratif terjadi peningkatan nilai rata-rata yaitu tes awal = 55,2 , TKBK I = 59,4 , TKBK II = 68,8 , TKBK III = 77,1 , TKBK IV = 87,5. Karena indikator keberhasilan dalam penelitian ini telah tercapai maka tujuan dari penelitian ini telah tercapai sehingga pembelajaran dihentikan dan tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya.


(23)

81

5.2Saran

Adapun saran-saran yang dapat diajukan dari hasil penelitian ini adalah : 1. Kepada guru matematika dalam mengajarkan materi pembelajaran

matematika disarankan guru menggunakan Model pembelajaran berbasis masalah sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematika siswa dengan melihat hasil dari tes kemampuan berpikir kreatif matematika siswa.

2. Kepada guru hendaknya berupaya untuk selalu melibatkan siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan membuat suasana yang menyenangkan dalam proses belajar mengajar sehingga siswa tertarik dan termotivasi dalam belajar.

3. Kepada siswa diharapkan agar lebih aktif dalam proses belajar mengajar, lebih banyak berlatih menyelesaikan soal-soal yang menuntut kemampuan berpikir kreatif dan lebih berani dalam bertanya ataupun menyampaikan pendapatnya dalam berdiskusi.

4. Kepada peneliti yang berminat melakukan penelitian dengan objek yang sama dengan penelitian ini supaya memperhatikan kelemahan-kelemahan yang ada dalam penelitian ini sehingga penelitian yang akan dilakukan semakin lebih baik.


(24)

82

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2012). Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Ansari, Bansul. (2009). Komunikasi Matematika Konsep dan Aplikasi. Pena: Banda Aceh.

Aprilia,Fredes. (2006). Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Tingkat Kreativitas Siswa Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Medan. Medan: Universitas Negeri Medan, Tesis, FMIPA, Unimed, Medan.

Arikunto, S. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara: Jakarta.

Asep.(2011).http://asepdarodjat.blogspot.com/2011/10/meningkatkankemampuan -berpikir-kreatif.html (diakses pada tanggal 26 Januari 2016).

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. (2012). Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan FMIPA Universitas Negeri Medan. Medan : FMIPA Unimed.

Hady. (2014). http://hady-berbagi.blogspot.co.id/2014/01/kemampuan-berpikir kreatif-siswa.html .(diakses pada tanggal 28 Desember 2016).

Herman, T. (2006). Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi Siswa SMP. Laporan Penelitian. UPI Bandung.

Isvina, Wisas Yuan. (2015). Proses Berpikir Kreatif dalam Memecahkan Masalah Sub Pokok Bahasan Trapesium Berdasarkan Tahapan Wallas Ditinjau dari Adversity Quotient (AQ). Artikel Ilmiah Matematika. Jember: FKIP Universitas Jember. I (1): 1-7

Khumaidi. (2012). Jenjang Kreativitas Siswa Dalam Memecahkan Masalah Matematika Ditinjau Dari Kemampuan Matematika Siswa. Laporan Penelitian. Universitas Negeri Surabaya 60231.

Moma. (2011). Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika. Seminar Nasional Pendidikan Matematika UNPATTI. Maluku : UNPATTI.

Munandar,Utami. (2012). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: : Rineka Cipta.


(25)

83

Purba, oktaviana N. (2015). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Menggunakan Pembelajaran Berbasis Masalah. Thesis, Pascasarjana Unimed, Medan.

Purta,Tomi Tridaya. (2012). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Dengan Pembelajaran Berbasis Masalah. Jurnal Pendidikan Matematika. FMIPA Universitas Negeri Padang.

Rusman. (2012). Model-Model Pembelajaran : Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta : Rajawali Pers.

Sagala, Syaiful. (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta. Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Bandung : Kencana.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakata : Rineka Cipta.

Siswono, T. (2004). Identifikasi Proses Berpikir Kreatif Siswa dalam Pengajuan Masalah (Problem Posing) Matematika Berpandu dengan Model Wallas dan Creative Problem Solving (CPS). Buletin Pendidikan Matematika Volume 6 Nomor 2 . Ambon : FKIP UNPATTI.

Siswono, T. (2005). Menilai Kreativitas Siswa dalam Matematika. Proseding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika. Surabaya: FMIPA UNESA

Siswono, T . (2009). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa, [Online]. Tersedia: http://suaraguru.wordpress.com/2009/02/23/meningkatkan-kemampuan-berpikir-kreatif-siswa/ diakses pada tanggal 05 januari 2015)

Sudjana, Nana. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: : PT.Remaja Rosdakarya

Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep, Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta : Kencana


(1)

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang ada, peneliti merumuskan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana strategi penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah dapat meningkatan kemampuan berpikir kreatif matematika siswa pada pokok bahasan kubus dan balok di kelas VIII MTsN 2 Medan?

2. Bagaimana peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa setelah diterapkannya model Pembelajaran Berbasis Masalah pada pokok bahasan kubus dan balok di kelas VIII MTsN 2 Medan?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui strategi penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah yang digunakan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematika siswa pada pokok bahasan kubus dan balok di kelas VIII MTsN 2 Medan.

2. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VIII MTs Negeri 2 Medan setelah diterapkannya model Pembelajaran Berbasis Masalah pada pokok bahasan kubus dan balok di kelas VIII MTsN 2 Medan.

1.6 Manfaat Penelitian

Setelah dilakukan penelitian, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat yang berarti, yaitu :

1. Bagi guru

Sebagai bahan masukan mengenai model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi kubus dan balok.


(2)

2. Bagi siswa

Melalui model pembelajaran berbasis masalah diharapkan siswa dapat lebih mudah memahami materi dalam pelajaran matematika, sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif serta melatih siswa untuk saling bekerja sama.

3. Bagi sekolah

Diharapkan dapat menjadi manfaat yang positif dalam usaha meningkatkan kualitas pembelajaran matematika termasuk dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.

4. Bagi peneliti

Meningkatkan pemahaman tentang pembelajaran berbasis masalah serta dapat memperoleh pengalaman dan untuk bekal peneliti sebagai calon guru mata pelajaran matematika dalam melaksanakan praktik mengajar yang sesungguhnya.


(3)

80

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa : 1. Strategi penerapan model pembelajaran berbasis masalah yang dilakukan

antara lain :

a.Memaksimalkan diskusi kelompok dengan menyusun siswa berdasarkan tingkat kemampuan yang heterogen sehingga siswa yang pintar dapat mengajarkan yang kurang mampu.

b.Membuat alat peraga berupa kubus dan balok agar siswa lebih mudah memahami materi yang di ajarkan.

c.Ketika siswa sudah mulai bosan dan jenuh, peneliti melakukan game agar meningkatkan semangat dan konsentrasi siswa dalam mengerjakan soal. d.Memberi reward bagi siswa yang aktif untuk memotivasi siswa agar belajar e.Memberikan nilai tambahan bagi kelompok yang mau mempresentasikan

hasil diskusi mereka.

2. Berdasarkan hasil penelitian kemampuan berpikir kreatif matematika siswa yang diajarkan dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah meningkat dilihat dari nilai rata-rata setiap indikator. Pada indikator berpikir lancar terjadi peningkatan nilai rata-rata yaitu tes awal = 54,2 , TKBK I= 66,7 , TKBK II = 77,6 , TKBK III = 80,2 , TKBK IV = 88,5 . Pada indikator berpikir luwes terjadi peningkatan nilai rata-rata yaitu tes awal = 52,2 , TKBK I = 59,4 , TKBK II = 72,92 , TKBK III = 75 , TKBK IV = 85,4. Pada indikator berpikir original terjadi peningkatan nilai rata-rata yaitu tes awal = 45,8 , TKBK I = 46,9 , TKBK II = 64,6 , TKBK III = 70,8 , TKBK IV = 84,4. Pada indikator berpikir elaboratif terjadi peningkatan nilai rata-rata yaitu tes awal = 55,2 , TKBK I = 59,4 , TKBK II = 68,8 , TKBK III = 77,1 , TKBK IV = 87,5. Karena indikator keberhasilan dalam penelitian ini telah tercapai maka tujuan dari penelitian ini telah tercapai sehingga pembelajaran dihentikan dan tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya.


(4)

5.2Saran

Adapun saran-saran yang dapat diajukan dari hasil penelitian ini adalah : 1. Kepada guru matematika dalam mengajarkan materi pembelajaran

matematika disarankan guru menggunakan Model pembelajaran berbasis masalah sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematika siswa dengan melihat hasil dari tes kemampuan berpikir kreatif matematika siswa.

2. Kepada guru hendaknya berupaya untuk selalu melibatkan siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan membuat suasana yang menyenangkan dalam proses belajar mengajar sehingga siswa tertarik dan termotivasi dalam belajar.

3. Kepada siswa diharapkan agar lebih aktif dalam proses belajar mengajar, lebih banyak berlatih menyelesaikan soal-soal yang menuntut kemampuan berpikir kreatif dan lebih berani dalam bertanya ataupun menyampaikan pendapatnya dalam berdiskusi.

4. Kepada peneliti yang berminat melakukan penelitian dengan objek yang sama dengan penelitian ini supaya memperhatikan kelemahan-kelemahan yang ada dalam penelitian ini sehingga penelitian yang akan dilakukan semakin lebih baik.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2012). Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Ansari, Bansul. (2009). Komunikasi Matematika Konsep dan Aplikasi. Pena: Banda Aceh.

Aprilia,Fredes. (2006). Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Tingkat Kreativitas Siswa Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Medan. Medan: Universitas Negeri Medan, Tesis, FMIPA, Unimed, Medan.

Arikunto, S. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara: Jakarta.

Asep.(2011).http://asepdarodjat.blogspot.com/2011/10/meningkatkankemampuan -berpikir-kreatif.html (diakses pada tanggal 26 Januari 2016).

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. (2012). Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan FMIPA Universitas Negeri Medan. Medan : FMIPA Unimed.

Hady. (2014). http://hady-berbagi.blogspot.co.id/2014/01/kemampuan-berpikir kreatif-siswa.html .(diakses pada tanggal 28 Desember 2016).

Herman, T. (2006). Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi Siswa SMP. Laporan Penelitian. UPI Bandung.

Isvina, Wisas Yuan. (2015). Proses Berpikir Kreatif dalam Memecahkan Masalah Sub Pokok Bahasan Trapesium Berdasarkan Tahapan Wallas Ditinjau dari Adversity Quotient (AQ). Artikel Ilmiah Matematika. Jember: FKIP Universitas Jember. I (1): 1-7

Khumaidi. (2012). Jenjang Kreativitas Siswa Dalam Memecahkan Masalah Matematika Ditinjau Dari Kemampuan Matematika Siswa. Laporan Penelitian. Universitas Negeri Surabaya 60231.

Moma. (2011). Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika. Seminar Nasional Pendidikan Matematika UNPATTI. Maluku : UNPATTI.

Munandar,Utami. (2012). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: : Rineka Cipta.


(6)

Purba, oktaviana N. (2015). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Menggunakan Pembelajaran Berbasis Masalah. Thesis, Pascasarjana Unimed, Medan.

Purta,Tomi Tridaya. (2012). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Dengan Pembelajaran Berbasis Masalah. Jurnal Pendidikan Matematika. FMIPA Universitas Negeri Padang.

Rusman. (2012). Model-Model Pembelajaran : Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta : Rajawali Pers.

Sagala, Syaiful. (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta. Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Bandung : Kencana.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakata : Rineka Cipta.

Siswono, T. (2004). Identifikasi Proses Berpikir Kreatif Siswa dalam Pengajuan Masalah (Problem Posing) Matematika Berpandu dengan Model Wallas dan Creative Problem Solving (CPS). Buletin Pendidikan Matematika Volume 6 Nomor 2 . Ambon : FKIP UNPATTI.

Siswono, T. (2005). Menilai Kreativitas Siswa dalam Matematika. Proseding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika. Surabaya: FMIPA UNESA

Siswono, T . (2009). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa, [Online]. Tersedia: http://suaraguru.wordpress.com/2009/02/23/meningkatkan-kemampuan-berpikir-kreatif-siswa/ diakses pada tanggal 05 januari 2015)

Sudjana, Nana. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: : PT.Remaja Rosdakarya

Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep, Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta : Kencana