dengan peristiwa aktual dan hangat dengan berbagai tema yang diangkat sesuai dengan kebijaksanaan dari redaksi.
B. Permasalahan dalam Muktamar Muhammadiyah 2010
Agenda utama dalam Muktamar Muhammadiyah 2010 yang diadakan pada tanggal 3-8 Juli 2010 lalu adalah menghasilkan putusan-putusan
Muktamar Muhammadiyah yang amanat dan pemilihan ketua umum baru dan 12
formatur yang
akan menyusun
kepengurusan baru
Pemuda Muhammadiyah, serta arah bagi Pimpinan Pusat Muhamadiyah dan
perjalanan Muhammadiyah periode 2010-2015. Pada hari Rabu, 7 Juli 2010, dalam sidang Muktamar Muhammadiyah
dengan agenda pemilihan ketua umum Muhammadiyah, akhirnya 13 anggota Pimpinan Pusat Muhammadiyah 2010-2015 sepakat memilih kembali Prof.
Dr. Din Syamsuddin sebagai ketua umum. Ini merupakan kepemimpinan periode kedua bagi Din Syamsuddin.
Dengan terpilihnya kembali Din Syamsuddin sebagai ketua umum, berarti tidak ada kejutan dalam 100 tahun Muktamar Muhammadiyah kali ini.
Seperti kebiasaan Muktamar Muhammadiyah selama ini, figur yang dipilih dengan perolehan suara terbanyak memang memiliki kesempatan terbesar
untuk memegang tampuk pimpinan ormas Islam tersebut. Figur ketua umum bukan sekedar untuk memimpin. Namun ketua umum sekaligus sebagai
simbol organisasi, sehingga pasti akan memiliki peran besar untuk memberi warna bagi gerak Muhammadiyah terutama secara eksternal.
Setelah melalui proses pemungutan suara, organisasi di bawah naungan Muhammadiyah yaitu Aisyiyah akhirnya berhasil menentukan lima orang
figur sebagai formatur pembentukan anggota Pimpinan Pusat Aisyiyah 2010- 2015. Lima kandidat formatur Pimpinan Pusat Aisyiyah itu adalah Prof. Dr.
Siti Chamamah Soeratno yang juga ketua umum lama, Dra. Siti Noordjannah Djohantini MM MSi, Dra. Shoimah, Prof. Dr. Masyitoh M.Ag, dan Dra.
Dyah Siti Nuraini. Sebagai formatur, maka lima kandidat Pimpinan Pusat Aisyiyah tersebut
akan bersidang pada hari Rabu, 7 Juli 2010, guna menentukan delapan orang tambahan sehingga jumlahnya menjadi 13 orang yang kemudian akan
ditetapkan sebagai anggota Pimpinan Pusat Aisyiyah 2010-2015. Selanjutnya, 13 orang tersebut akan melakukan sidang guna memilih
ketua umum dan sekretaris umum. Setelah ditetapkan, akan dilakukan serah terima jabatan dari pimpinan lama kepada pimpinan baru Pimpinan Pusat
Aisyiyah. Meski 13 anggota Pimpinan Pusat Muhammadiyah sudah terpilih,
bahkan telah ditetapkan Prof. Din Syamsuddin kembali menjadi ketua umum dan Agung Danarta sebagai sekretaris umum, namun persoalan keterwakilan
perempuan di ormas Islam itu belum juga jelas. Sebelumnya, Pimpinan Pusat Aisyiyah sempat melayangkan protes
dengan nota keberatan kepada panitia pemilihan dan Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Karena dari 39 orang calon tetap anggota Pimpinan Pusat
Muhammadiyah 2010-2015 tidak ada seorang pun wakil perempuan. Nota keberatan itu pun ditandatangani oleh 33 pimpinan wilayah Aisyiyah.
Namun, hingga ketua dan sekretaris umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah 2010-2015 terpilih secara definitif, kabar nota keberatan dari
Pimpinan Pusat Aisyiyah itu tak terdengar lagi. Meski sempat berembus isu akan ada penambahan jumlah anggota Pimpinan Pusat Muhammadiyah,
namun kabar itu pun juga tak ada tindak lanjutnya.
C. Deskripsi Media