3.5 Variabel Penelitian 3.5.1 Variabel Bebas
• Oklusi normal.
3.5.2 Variabel Tergantung
• Nilai estetis wajah dengan sefalometri lateral berdasarkan analisis
Merrifield.
3.5.3 Variabel Terkendali
•
Ras.
•
Usia.
•
Belum pernah mendapat perawatan ortodonti.
•
Semua gigi permanen lengkap sampai molar dua.
•
Tidak ada tambalan serta karies interproksimal.
•
Hubungan molar Klas I Angle dengan overjet dan overbite normal.
•
Klas I skeletal.
• Crowded
ringan dan diastema
≤ 2 mm.
3.6 Definisi Operasional Penelitian
• Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara adalah
seluruh mahasiswa yang terdaftar dan masih aktif mengikuti pendidikan di
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
• Ras Deutro Melayu adalah penduduk Indonesia keturunan Aceh, Lampung,
Jawa, Sunda, Bali, Manado, Minahasa, Melayu, Minangkabau, Betawi,
Madura, dan Bugis asli dua keturunan.
Universitas Sumatera Utara
• Oklusi normal adalah hubungan gigi-geligi dimana tonjol mesiobukal molar
pertama permanen maksila berada pada groove bukal molar pertama permanen mandibula dan apabila gigi-geligi dikontakkan kondilus berada
dalam fosa glenoidea.
• Nilai estetis wajah sudut Z adalah sudut yang dibentuk oleh perpotongan
antara dataran horizontal Frankfurt dan garis profil wajah.
• Dataran horizontal Frankfurt Po-Or : dibentuk dari garis yang
menghubungkan porion dan orbitale. •
Garis profil wajah dibentuk oleh garis yang ditarik dari tangensial jaringan lunak dagu Pog’ dan titik paling depan dari bibir atas dan bibir bawah.
• Porion
Po : titik paling superior dari porus akustikus eksterna. •
Orbitale Or : titik paling rendah pada tepi bawah tulang orbita.
• Pogonion
kulit Pog’ : titik paling anterior jaringan lunak dagu. •
Labrale inferius Li : titik perbatasan dari membran bibir bawah.
• Labrale
superius Ls : titik perbatasan mukokutaneus dari bibir atas.
3.7 Alat dan Bahan Penelitian
Alat penelitian yang digunakan adalah: a. Tracing box.
b. Pensil 4H dan penghapus. c. Busur dan penggaris.
Bahan yang digunakan dalam penelitian: a. Sefalogram lateral 8 x 10 inci.
b. Kertas asetat 8 x 10 inci. c. Lem perekat.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 14. Alat dan bahan yang digunakan a pensil dan penghapus, b busur dan penggaris, c sefalogram lateral dan tracing box, d kertas asetat.
3.8 Prosedur Penelitian
Adapun prosedur pengumpulan dan pengukuran sampel yang dilakukan, yaitu : a.
Pengumpulan sampel Mengumpulkan sampel foto sefalogram lateral dari penelitian “Nilai Sefalometri
Pada Mahasiswa FKG USU Ras Deutro Melayu” oleh Rajagukguk yang memenuhi kriteria inklusi.
b. Pengukuran sampel
• Sefalogram lateral ditracing dengan kertas asetat dan pensil 4H di atas
pencahayaan tracing box. a
b
c d
Universitas Sumatera Utara
• Penentuan titik referensi porion Po dan orbitale Or untuk penarikan dataran
horizontal Frankfurt. •
Penentuan titik referensi pogonion kulit Pog’, labrale superius Ls dan labrale
inferius Li untuk penarikan garis profil wajah. •
Hasil tracing diberikan kepada Aditya Rachmawati, drg selaku peneliti interoperator untuk diperiksa. Hasil tracing yang telah diperiksa kemudian
dikembalikan kepada peneliti untuk dibuat garis dengan warna yang berbeda. •
Pengukuran nilai estetis wajah sudut Z dalam derajat x° yang dibentuk oleh dataran horizontal Frankfurt dan garis profil wajah dengan bantuan busur dan
penggaris Gambar 15. •
Sebelum melakukan pengukuran, peneliti melakukan uji intraoperator untuk mengetahui ketelitian peneliti dalam melakukan pengukuran. Hal ini dikarenakan
setiap pengulangan pengukuran belum tentu mendapatkan hasil yang sama dengan pengukuran pertama. Uji intraoperator dilakukan dengan mengambil 10 sampel
secara acak dari pengukuran pertama dan pengukuran kedua kemudian dicari standar deviasi dari selisih kedua pengukuran tersebut. Jika standar deviasi yang
didapat menunjukkan angka antara 0-1 berarti ketelitian pada pengukuran tersebut masih dapat diterima dan operator layak untuk melakukan penelitian.
• Hasil uji operator menunjukkan penyimpangan pengukuran tidak terdapat
perbedaan yang bermakna yakni 0,333, maka operator layak untuk melakukan pengukuran tersebut.
• Dalam satu hari, pengukuran sefalometri dilakukan pada 5 lima sefalogram
untuk menghindari kelelahan mata peneliti sehingga data yang didapatkan lebih akurat.
• Hasil pengukuran yang diperoleh dicatat, diolah dan dianalisis.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 15. Hasil penapakan dan pengukuran sampel
3.9 Pengolahan dan Analisis Data 3.9.1 Pengolahan Data