HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN Gambaran Estetis Wajah Menurut Merrifield pada Oklusi Normal Mahasiswa FKG USU Ras Deutro Melayu

BAB 4 HASIL PENELITIAN

Sampel penelitian berjumlah 40 orang yang terdiri dari 22 orang perempuan dan 18 orang laki-laki. Sampel merupakan mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU ras Deutro Melayu yang masih aktif mengikuti pendidikan dan memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Berdasarkan pengukuran yang dilakukan pada sefalogram lateral, maka diperoleh hasil rerata dan standar deviasi nilai estetis wajah menurut Merrifield pada tabel 1. Tabel 1. RERATA SUDUT Z PADA OKLUSI NORMAL MAHASISWA FKG USU RAS DEUTRO MELAYU Dari tabel 1 dapat dilihat rerata sudut Z yaitu 73,88° ± 7,39° dengan batas bawah adalah 58° dan batas atas 87,5°. Hasil uji normalitas menunjukkan nilai estetis wajah menurut Merrifield memiliki distribusi data yang normal p 0,05 sehingga dapat dilanjutkan dengan uji t- independen. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada lampiran. Perbedaan rerata nilai estetis wajah menurut Merrifield berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 2. Pengukuran x° Rerata x° Standar deviasi x° Batas bawah x° Batas atas x° Sudut Z 73,88 7,39 58,0 87,5 Universitas Sumatera Utara Tabel 2. RERATA SUDUT Z PADA OKLUSI NORMAL MAHASISWA FKG USU RAS DEUTRO MELAYU BERDASARKAN JENIS KELAMIN DENGAN UJI t- INDEPEDEN Pengukuran Rerata x° Standar deviasi x° Uji t Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Sudut Z 76,0 72,07 6,45 7,72 0,29 perbedaan bermakna p 0,05 Dari tabel 2 dapat dilihat rerata sudut Z pada perempuan yaitu 76° ± 6,45° dan laki-laki yaitu 72,07° ± 7,72°. Hasil pengukuran rerata dan standar deviasi sudut Z pada tabel 2 dengan uji t-independen diperoleh bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara laki-laki dan perempuan p 0,05. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 PEMBAHASAN

Karakteristik skeletal dan fasial memegang peranan penting dalam rencana perawatan ortodonti. Dalam menganalisis karakteristik skeletal dan fasial, diperlukan radiografi sefalometri. Jenis radiografi sefalometri yang sering digunakan dalam kedokteran gigi adalah radiografi sefalometri lateral. 5,14,23,24 Radiografi sefalometri lateral memegang peranan penting sebagai penunjang diagnosis dan rencana perawatan. Keberhasilan perawatan ortodonti sering dikaitkan dengan perkembangan wajah pasien yang dipengaruhi oleh profil jaringan lunak wajah yang dapat dianalisis melalui radiografi sefalometri lateral. 5,6,22,24 Dalam penelitian ini, akan dilakukan analisis estetis wajah menurut Merrifield sudut Z. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rerata sudut Z pada oklusi normal mahasiswa FKG USU ras Deutro Melayu. Dengan mengetahui hal tersebut, maka hasil penelitian ini dapat dijadikan penunjang dalam penegakan diagnosis dan rencana perawatan pada ras Deutro Melayu yang memegang peranan penting dalam keberhasilan perawatan ortodonti. Penelitian ini juga bertujuan untuk melihat perbedaan rerata nilai estetis wajah menurut Merrifield antara perempuan dan laki-laki ras Deutro Melayu. Mayoritas subjek penelitian ini bersuku Aceh, Minangkabau, Jawa dan Melayu. Data diolah secara statistik dengan perangkat lunak pengolahan data statistik. Data yang ditelah diperoleh dari hasil pengukuran pada tracing paper diolah dengan menggunakan analisis statitik deskriptif untuk mengetahui rerata nilai estetis wajah menurut Merrifield. Setelah itu dilakukan uji analitik untuk melihat perbedaan antara perempuan dan laki-laki ras Deutro Melayu. Namun sebelum dilakukan uji analitik, harus dilakukan uji normalitas data dengan uji Kolmogorov-Smirnov terlebih dahulu untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau tidak. Setelah uji normalitas, Universitas Sumatera Utara didapatkan bahwa data terdistribusi normal p 0,05 sehingga diuji dengan uji analitik, yaitu uji t-independen. Tabel 1 menunjukkan rerata nilai estetis wajah menurut Merrifield sudut Z pada ras Deutro Melayu yang bernilai 73,88° ± 7,39° dengan batas bawah adalah 58° dan batas atas 87,5°. Nilai ini sesuai dengan penelitian Tayyem, dkk. yang mendapatkan rerata sudut Z pada populasi di Arab sebesar 75,97°. 11 Rerata pada penelitian ini lebih rendah dibandingkan rerata yang ditetapkan Merrifield pada ras Kaukasoid, yaitu 80° ± 9°. 9,10,14 Hal ini disebabkan oleh profil jaringan lunak wajah pada ras Kaukasoid yang cenderung lebih lurus straight daripada ras Deutro Melayu, sehingga didapatkan sudut yang lebih kecil pada ras Deutro Melayu. 30,31 Tabel 2 menunjukkan rerata nilai estetis wajah menurut Merrifield antara laki- laki dan perempuan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara laki-laki dan perempuan p 0,05, dimana sudut Z pada laki-laki adalah 72,07° dan pada perempuan adalah 76,0°. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Erbay, dkk. yang dikutip oleh Tayyem, dkk. yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara sudut Z pada laki-laki dan perempuan p 0,05 dimana rerata sudut Z untuk laki-laki adalah 74,15° dan perempuan adalah 78,09°. Namun hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Tayyem, dkk. di Arab yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan bermakna nilai sudut Z antara laki-laki dan perempuan p 0,05 , dimana sudut Z pada laki-laki adalah 74,08° sedangkan pada perempuan adalah 78°. 11 Penelitian ini juga didukung oleh penelitian Qadir, dkk. yang menyatakan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara sudut H pada laki-laki dan perempuan p 0,05 dimana sudut H pada laki-laki adalah 12,96° dan perempuan adalah 13,31°. 6 Penelitian Albarakati juga menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna antara sudut H dan konveksitas wajah dalam millimeter pada laki-laki dan perempuan, dimana kedua parameter ini bernilai p 0,05 dengan besar sudut H pada laki-laki adalah 15,03° sedangkan pada perempuan adalah 15,28°, serta besar konveksitas wajah pada laki-laki adalah 2,05 mm sedangkan pada perempuan adalah 1,47 mm. 7 Universitas Sumatera Utara Melalui hasil yang telah dipaparkan sebelumnya, besar sudut Z pada oklusi normal ras Kaukasoid pada penelitian Merrifield lebih besar daripada rerata sudut Z ras Deutro Melayu. Hal ini didukung oleh penelitian Erbay, dkk. serta Tayyem, dkk. dimana kedua penelitian ini mendapatkan rerata nilai normal yang lebih rendah daripada nilai normal yang telah ditetapkan oleh Merrifield. 11 Maka dapat disimpulkan bahwa profil wajah ras Deutro Melayu cenderung lebih cembung dibandingkan dengan ras Kaukasoid. Hal ini menggambarkan posisi bibir atas dan bibir bawah pada ras Deutro Melayu lebih lebih protrusif terhadap garis estetis dibandingkan dengan posisi bibir atas dan bibir bawah ras Kaukasoid. 31 Rerata sudut Z pada laki-laki sedikit lebih kecil daripada perempuan, yang berarti profil jaringan lunak wajah pada laki-laki ras Deutro Melayu sedikit lebih cembung daripada profil jaringan lunak perempuan. Namun demikian, nilai ini tidak berbeda signifikan. Perbedaan yang tidak bermakna antara laki-laki dan perempuan disebabkan oleh tidak semua parameter sefalometri dipengaruhi oleh jenis kelamin. Pengukuran kecembungan profil lateral wajah pada penelitian Wihary didapatkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara laki-laki dan perempuan. Hal ini didukung oleh penelitian Sylvia mengenai pengukuran kecembungan profil jaringan lunak wajah yang didapatkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara laki-laki dan perempuan. 31-34 Nilai normal untuk ras Kaukasoid masih sering digunakan dalam perawatan ortodonti saat ini, namun nilai normal pada ras Kaukasoid sering tidak sesuai untuk ras- ras lainnya. Perbedaan nilai normal pada tiap populasiras juga telah menjadi perhatian peneliti-peneliti saat ini. Nilai normal dari suatu populasi dapat tidak sesuai dengan populasi lainnya dikarenakan setiap ras memiliki karakteristik dentofasial yang berbeda- beda. Ketidaksesuaian nilai normal tiap ras juga dapat mempengaruhi diagnosis dan rencana perawatan ortodonti, oleh karena itu ortondontis harus mengetahui nilai normal untuk setiap ras untuk menunjang keberhasilan perawatan. 6,7 Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN