4
I. JUDUL Analisis Efektivitas Biaya dan Monitoring Penggunaan Calcium Channel Blocker pada
Pasien Hipertensi Rawat Jalan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
II. LATAR BELAKANG
Dalam dasawarsa terakhir, biaya pelayanan kesehatan dirasakan semakin meningkat sebagai akibat dari berbagai faktor, yaitu perubahan pola penyakit dan pola pengobatan,
peningkatan penggunaan teknologi canggih, meningkatnya permintaan masyarakat dan perubahan ekonomi secara global. Dilain pihak biaya yang tersedia untuk kesehatan belum dapat
ditingkatkan, dimana kemampuan pemerintah semakin terbatas dan peran masyarakat masih belum maksimal. Sementara itu sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah diharapkan untuk dapat
lebih mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dalam menjawab berbagai tantangan tersebut diperlukan pemikiran-pemikiran khusus
dalam peningkatan efisiensi atau penggunaan dana secara lebih rasional. Ekonomi kesehatan sebagai suatu alat untuk menemukan cara dalam peningkatan efisiensi dan memobilisasi sumber
dana dapat dipergunakan untuk membantu mengembangkan pemikiran-pemikiran khusus tanpa mengabaikan aspek-aspek sosial dari sektor kesehatan itu sendiri Mills dan Gilson,1990.
Hipertensi merupakan salah satu faktor utama risiko kematian karena gangguan kardiovaskuler yang mengakibatkan 20-50 dari seluruh kematian Anonim, 2001. Lebih dari
90 kasus hipertensi termasuk dalam kelompok hipertensi primer. Penyebab hipertensi ini multifaktor, terdiri dari faktor genetik dan lingkungan Setiawati dan Bustami, 1995. Dari
sekian banyak penderita hipertensi, hanya sekitar 48 yang melakukan long life control terhadap penyakit ini. Hal ini tergantung pada bermacam-macam faktor, antara lain pengertian dan
kesediaan penderita untuk berobat, faktor-faktor sosio-ekonomik, dan sebagainya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Amerika oleh Fischer dan Avon diperkirakan
bahwa pengobatan hipertensi yang tepat dan efisien bisa mengurangi biaya pengobatan sampai 25. Namun penelitian terbaru di Amerika menunjukkan hanya kurang lebih 58 pasien yang
didiagnosa hipertensi yang mendapatkan terapi yang tepat Anonim, 2004. Suatu terapi pengobatan yang baik dan benar akan sangat menguntungkan bagi pasien,
baik dari segi kesehatan atau kesembuhan penyakit yang diderita, biaya yang harus dikeluarkan, dan kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat tersebut terutama sekali bagi pasien yang harus
5 mengkonsumsi obat dalam waktu lama, bahkan seumur hidupnya, seperti penyakit hipertensi.
Oleh karena itu efisiensi dan efektivitas penggunaan obat antihipertensi beserta biayanya merupakan faktor yang penting diperhatikan.
Dalam beberapa waktu terakhir, peresepan antihipertensi Calcium Channel Blocker untuk pasien hipertensi dengan penyakit penyerta tertentu cukup tinggi. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan pada pasien hipertensi tanpa penyulit di sebuah rumah sakit Tipe C di Yogyakarta tahun 2003, disebutkan bahwa Calcium Channel Blocker dalam kombinasinya dengan ACE
Inhibitor termasuk yang paling banyak diresepkan dan digunakan yaitu sebesar 30,8 Andayani dkk, 2005.
Mengingat tingginya peresepan terhadap penggunaan Calcium Channel Blocker yang terjadi saat ini, maka peneliti menganggap perlu dilakukan penelitian ini karena ingin
mengetahui seberapa besar efisiensi dan efektivitas penggunaan antihipertensi Calcium Channel Blocker pada pasien hipertensi rawat jalan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta baik tanpa
ataupun dengan penyakit penyerta.
III. PERUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah efektivitas penggunaan Calcium Channel Blocker sebagai pilihan terapi pada pasien hipertensi ?
2. Bagaimanakah efektivitas biaya penggunaan Calcium Channel Blocker pada pasien hipertensi dengan sudut pandang rumah sakit ?
3. Bagaimanakah tolerabilitas dan monitoring efek samping pasien hipertensi yang menggunakan Calcium Channel Blocker ?
IV. KEASLIAN PENELITIAN
Penelitian tentang efektivitas-biaya dan monitoring penggunaan Calcium Channel Blocker pada pasien hipertensi rawat jalan di RS PKU Muhammadiyah berbeda dengan
penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. McIntyre 2002 melaporkan bahwa efek samping obat merupakan penyebab utama ketidakpatuhan pasien, dan merupakan kunci manajemen
hipertensi yang cost-effective. Rychlik tahun 1997 melakukan penelitian untuk mengetahui efektivitas dan tolerabilitas terapi hipertensi dengan nifedipin lepas lambat. Hasil perbandingan
paralel terapi nifedipin dengan lima obat antagonis kalsium yang lain, menunjukkan bahwa
6 terapi dengan nifedipin diperlukan biaya langsung dan tidak langsung yang lebih rendah.
Andayani Tahun 2006 melakukan penelitian untuk mengetahui efektivitas biaya dan monitoring penggunaan ACE Inhibitor pada pasien hipertensi rawat jalan.
V. TUJUAN PROGRAM 1. Tujuan Umum