Tingkat Pengetahuan tentang Dismenorea
YPKK I SLeman Yogyakarta dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan untuk menangani dismenorea yang merupakan
manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari dismenorea sebagai masalah nyata yang dialami oleh para siswi.
Hal tersebut sesuia dengan teori Meliono Irmayanti 2007 yang menyatakan bahwa usia mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang.
Dengan usia yang lebih banyak, maka pengalaman yang dimiliki juga akan semakin banyak dan beragam. Pengalaman dapat dijadikan cara untuk
menambah pengetahuan seseorang tentang suatu hal. Selain itu usia juga akan mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin
bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin baik.
2. Tingkat Pendidikan Orang Tua Siswi
Responden yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari latar belakang tingkat pendidikan orang tua yang beragam. Paling banyak siswi,
berasal dari orang tua yang berpendidikan setingkat Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama, yaitu sebanyak 44 75,86 sedangkan
hanya 3 5,17 responden yang memiliki orang tua dengan tingkat pendidikan setingkat Sekolah Menengah Atas. Kondisi latar belakang
tingkat pendidikan orang tua siswi menyebabkan keterbatasan pengetahuan yang dimiliki oleh orang tua mereka, sehingga terbatas pula
pengetahuan yang dapat diberikan kepada anak. Hal tersebut terjadi karena pendidikan merupakan sebuah proses untuk mendapatkan pengetahuan.
Begitu pula seperti yang disampaikan oleh Meliono Irmayanti 2007, makin tinggi tingkat pendidikan maka, makin mudah seseorang
mendapatkan pengetahuan karena tingkat pendidikan akan mempengaruhi seseorang untuk menerima ide dan teknologi atau informasi baru.
Dalam penelitian ini, peneliti mencantumkan tingkat pendidikan orang tua, karena orang tua sebagai pendidik utama anak di dalam
keluarga. Dari orang tua, anak mulai mendapatkan pengetahuan sehingga mampu berperilaku, sesuai dengan pendapat Widayatun 1999 yang
menyatakan bahwa terbentuknya perilaku yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif, akan bersifat langgeng long lasting.
3. Sumber Informasi Siswi
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, seluruh siswi SMK YPKK I Sleman Yogyakarta, 46 79,31 siswi memperoleh
pengetahuan tentang dismenorea dengan bertanya pada teman, saudara, guru dan orang tua. Siswi mengganggap bahwa teman, saudara, guru dan
orang tua adalah orang memiliki otoritas yaitu orang yang dianggap lebih tahu mengenai dsmenorea yang mereka alami, sedangkan hanya 12 20,69
siswi yang memperoleh pengetahuan tentang dismenorea dari media cetak dan elektronik. Menurut Muliadi N 2008, media cetak dan
elektronik sebagai hasil publikasi resmi yang dapat dipertanggung jawabkan sebagai sumber informasi untuk mendapatkan pengetahuan. Hal
ini karena, kemungkinan kurangnya minat baca siswi.
Sumber informasi siswi untuk mendapatkan pengetahuan tentang dismenorea yang terbatas dan tidak beragam tersebut berpengaruh
terhadap kualitas tingkat pengetahuan siswi yang hanya tergolong pada kategori cukup. Keadaan itu terjadi karena sedikitnya siswi yang
memperoleh pengetahuan dari orang, media cetak atau media elektronik yang dapat dipertanggung jawabkan. Menurut pendapat Soekanto 2002,
seseorang dengan sumber informasi yang banyak dan beragam akan menjadikan orang tersebut memiliki pengetahuan yang luas.