Karakteristik dan Pengetahuan Konsumen Tentang Prinsip Reduce dan Reuse Serta Partisipasi Dalam Menggunakan Tas Belanja Sebagai Pengganti Kantong Plastik Di Carrefour Medan Fair Tahun 2014

(1)

(2)

KANTONG PLASTIK DI CARREFOUR MEDAN FAIR TAHUN 2014

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh:

SITI HALIMATUN SYA’DIAH

NIM. 101000092

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(3)

(4)

belanjaan merupakan perilaku yang menyebabkan kerusakan dan pencemaran lingkungan. Produksi sampah kantong plastik yang tinggi yaitu mencapai 26.500 ton/hari

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui karakteristik (usia, jenis kelamin, pendidikan, tingkat pendapatan, pekerjaan) dan pengetahuan konsumen tentang prinsip reduce dan reuse serta partisipasinya dalam menggunakan tas belanja sebagai pengganti kantong plastik di Carrefour Medan Fair tahun 2014

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survey. Populasi dalam penelitian ini adalah semua konsumen Carrefour Medan Fair . Jumlah sampel sebanyak 85 orang. Penyajian data dengan menggunakan tabel distribusi.

Hasil penelitian menunjukkan karakteristik responden yaitu golongan umur 20-25 tahun sebanyak 32 orang (42,4%), jenis kelamin perempuan sebanyak 61 orang (71,8%), pendidikan terakhir SMA sebanyak 35 orang (41,2%), pekerjaan sebagai pelajar/mahasiswa sebanyak 33 orang (38,8%). Penghasilan kategori lebih dari Rp.1.500.000 sebanyak 43 orang (43,5%). Pengetahuan responden tentang prinsip reduce dan reuse umumnya berada pada kategori tinggi sebanyak 81 orang (95,35). Tingkat partisipasi responden menggunakan tas belanja sebagai pengganti kantong plastik rendah yaitu sebanyak 7 orang (8,2%).

Dari hasil penelitian disarankan kepada responden untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan kebiasaannya menggunakan tas belanja saat berbelanja agar penggunaan kantong plastik dapat dikurangi.


(5)

The usage of plastic bag as media packaging is behavioral example which damage and pollute the environment. Production of plastic bags waste are high, reach 26,500 tons on a day.

The purpose of this study was to description of consumer characteristics and knowledge about the principles of reduce and reuse and the participation in using shopping bag as subtitute of plastic bag at Carrefour Medan Fair in 2014.

The type of this research is descriptive study with a survey method. The population in this study are all consumer of Carrefour Medan Fair with total of samples 85 people. Presentation of data using distribution tables.

The results of study found that characteristics of the respondens with age range as 20-25 years old were 32 persons (42,2%), female as 61 persons (71,8%), high school graduated 35 persons (41,2%), work as a student / college student 33 persons (38.8%). Income category of more than Rp.1.50 million were 43 persons (43.5%). knowledge category of respondens about the principles of reduce and reuse is at high level as 81 persons (95,35%), participation category of respondens who using shopping bag as subtitute of plastic bag at low level were 7 person (8,2%).

From the research, suggested to respondens was to improve the knowledge, awareness, and habit of using shopping bag to shop and then the use of plastic bags can be reduced.


(6)

Tempat/Tanggal Lahir : Padang Durian Hijau / 12 Desember 1991

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Anak ke : 2 dari 3 Bersaudara

Status Perkawinan : Belum Menikah

Alamat Rumah : Jl. Lintas Simpang Empat Manggopoh Km3 Kecamatan Pasaman, Kab. Pasaman Barat

Riwayat Pendidikan :

1. SDN 18 Bandarejo : 1998–2004

2. SMPN 1 PASAMAN : 2004–2007

3. SMAN 1 PASAMAN : 2007–2010

4. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera : 2010–2014 Utara

Riwayat Organisasi :

1. Himpunan Mahasiswa Peminatan Kesehatan : 2012–2014 Lingkungan (HMP Kesehatan Lingkungan) FKM USU


(7)

Bismillaahirrahmanirrahim Assalaamu’alaikum Wr.Wb.

Alhamdulillahirabbil’alamin, tiada kata seindah pujian kepada Allah SWT yang telah banyak memberi nikmat kepada setiap hambaNya. Iringan salam disampaikan pula kepada Rasulullah SAW yang telah membawa kesempurnaan akhlak, insyaAllah di akhirat kita mendapat syafaatnya.

Penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “Karakteristik dan Pengetahuan Konsumen Tentang Prinsip Reduce dan Reuse Serta Partisipasi Dalam Menggunakan Tas Belanja Sebagai Pengganti Kantong Plastik Di Carrefour Medan Fair Tahun 2014”.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Skripsi ini saya persembahkan untuk orang tua tercinta, Ayahanda Iswardi dan Ibunda Irma Suryani yang selalu memberikan Doa, nasihat, dukungan, dan semangat, serta inspirasi bagi saya. Terima kasih atas Doa, kasih sayang tulus, serta dukungan moril maupun materil yang telah Ayah dan Ibunda berikan setiap saat.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada :


(8)

2. Ir. Evi Naria, M. Kes, selaku Ketua Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara dan Dosen Pembimbing I Skripsi serta selaku Ketua Penguji Skripsi yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan saran, bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penyempurnaan skripsi ini.

3. dr. Surya Dharma, MPH selaku Dosen Pembimbing II dan Dosen Penguji I Skripsi yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

4. dr. Taufik Ashar, MKM selaku Dosen Penguji II Skripsi yang telah telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan saran, bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penyempurnaan skripsi ini.

5. dr. Devi Nuraini Santi, M. Kes. selaku Dosen Penguji III Skripsi yang telah telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan saran, bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penyempurnaan skripsi ini.

6. dr. Linda Trimurni Maas, MPH selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memperhatikan penulis selama mengikuti pendidikan di FKM USU.


(9)

Lingkungan Kak Dian dan Bang Marihot yang telah memberikan pengarahan serta dukungan moral selama perkuliahan.

8. Firmansyah Barus selaku Human Resource Regional dari Carrefour

Medan Fair yang membantu penulis dalam melakukan penelitian.

9. Teristimewa untuk Keluarga tercinta, Ayah Iswardi, Mama Irma

Suryani, Bang Adma Hendra, Adik Aditya Yusuf, Mamak Amri,

serta seluruh keluarga besar. Terima kasih atas doa, nasihat, kasih sayang, perhatian, dukungan serta motivasi yang telah diberikan dalam penyelesaian skripsi ini.

10. Para “Sahabat Kece-ku” tersayang Anggi, Isna, Devi, Lia, Petra,

dan Vya dan Aditya Bastari yang telah setia menemani masa

perkuliahan anak rantau selama di Medan yang tidak akan pernah dilupakan.

11. Teman-teman Seperkostan 71 B a.k.a 84 Ab yaitu Kak Opa, Kak

Ina, Kak Icha, Kak Yuni, Didis, Shella Atook, Via, Naylul, Asyura,

terima kasih atas waktu yang diberikan untuk menemani penulis dan atas doa-doa serta motivasi.

12. Teman-teman HMP Kesehatan Lingkungan Palma, Merlyn, Erna,

Mia, Yeyen, Chatarina, Galih, Tian, Reza, Raja dan kawan-kawan

seperjuangan FKM USU Stambuk 2010) Terima kasih atas dukungan serta doa-doa kalian.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih ada kekurangan, baik dari segi isi maupun bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang


(10)

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

` Medan, Juli 2014


(11)

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... iv

KATA PANGANTAR... v

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Rumusan Masalah... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.3.1 Tujuan Umum... 6

1.3.2 Tujuan Khusus... 6

1.4. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Plastik ... 8

2.1.1. Jenis dan Sifat Fisio Kimia Plastik ... 9

2.1.2. Plastik sebagai Kemasan ... 15

2.1.3. Dampak Penggunaan Plastik ... 17

2.2. Konsep Minimasi Penggunaan Plastik dengan Prinsip 3R... 21

2.2.1. Mengurangi (Reduce) ... 22

2.2.2. Guna Ulang (Reuse) ... 24

2.3. Prilaku... 25

2.3.1. Pengetahuan... 25

2.3.2. Pengetahuan dalam Membentuk Prilaku ... 28

2.4. Partisipasi... 29

2.5 Kerangka Konsep... 30

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 31

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 31

3.2.1. Lokasi Penelitian ... 31

3.2.2. Waktu Penelitian ... 31

3.3. Populasi dan Sampel... 32

3.3.1. Populasi ... 32

3.3.2. Sampel ... 32

3.4. Metode Pengumpulan Data... 33

3.4.1. Data Primer ... 33

3.4.2. Data Sekunder ... 34

3.5. Defenisi Operasional ... 34

3.6. Instrumen dan Aspek Pengukuran ... 35


(12)

3.7.2 Analisa Data ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 40

4.2 Karakteristik Responden... 40

4.2.1 Umur... 40

4.2.2 Jenis Kelamin ... 41

4.2.3 Tingkat Pendidikan ... 41

4.2.4 Pekerjaan ... 42

4.2.5 Penghasilan ... 42

4.3 Pengetahuan ... 43

4.4 Kategori Tingkat Pengetahuan ... 46

4.5 Partisipasi... 47

4.5.1 Partisipasi Konsumen ... 47

4.5.2 Kategori Tingkat Partisipasi ... 49

4.5.3 Partisipasi Pihak Ritel Carrefour Medan Fair ... 51

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Pengetahuan ... 55

5.2 Partisipasi ... 59

5.2.1 Partisipasi Konsumen ... 59

5.2.2 Partisipasi Pihak Ritel... 62

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 66

6.2 Saran ... 66


(13)

Halaman

Tabel 4.1 Distribusi Responden berdasarkan Umur ... 40

Tabel 4.2 Distribusi Responden berdasarkan Jenis Kelamin... 40

Tabel 4.3 Distribusi Responden berdasarkan Pendidikan Terakhir... 40

Tabel 4.4 Distribusi Responden berdasarkan Pekerjaan ... 41

Tabel 4.5 Distribusi Responden berdasarkan Penghasilan ... 41

Tabel 4.6 Distribusi Pengetahuan Responden tentang Prinsip Reduce dan Reuse dalam Pemilihan Tas Belanja sebagai Pengganti Kantong Plastik ... 42

Tabel 4.7 Distribusi Kategori Pengetahuan Responden tentang Prinsip Reduce dan Reuse dalam Penggunaan Tas Belanja sebagai Pengganti Kantong Plastik... 46

Tabel 4.8 Distribusi Partisipasi Responden Memakai Tas Belanja ... 46

Tabel 4.9 Distribusi Responden Memakai Tas Belanja berdasarkan Kategori Umur ... 47

Tabel 4.10 Distribusi Responden Memakai Tas Belanja berdasarkan Pendidikan Terakhir... 47

Tabel 4.11 Distribusi Responden Memakai Tas Belanja berdasarkan Pekerjaan... 47

Tabel 4.12 Distribusi Responden Memakai Tas Belanja berdasarkan Penghasilan ... 47

Tabel 4.13 Distribusi Sikap Responden terhadap Pemberian Kantong Plastik ... 48

Tabel 4.14 Distribusi Alasan Responden Tidak Memakai Tas Belanja saat Berbelanja Di Carrefour Medan Fair ... 48

Tabel 4.15 Distribusi Alasan Responden yang Tidak Mau Membawa Tas Belanja Kemana pun saat Beraktifitas Sehari-hari ... 48

Tabel 4.16 Distribusi Alasan Responden yang Tidak Setuju terhadap Kebijakan Penjual yang Tidak Memberikan Kantong Plastik secara Gratis ... 49

Tabel 4.17 Distribusi Responden berdasarkan Frekuensi Berbelanja di Carrefour Medan Fair ... 49


(14)

Tabel 4.19 Distribusi Tindakan Responden terhadap Kantong Plastik

yang sudah dipakai ... 50 Tabel 4.20 Pernyataan Informan tentang Partisipasi Pihak Carrefour

Medan Fair dalam Upaya Pengurangan Pemakaian Kantong


(15)

Lampiran 1 Pedoman Wawancara

Lampiran 2 Dokumentasi Lokasi Penelitian Lampiran 3 Hasil Pengolahan Data dengan SPSS Lampiran 4 Surat Izin Penelitian


(16)

belanjaan merupakan perilaku yang menyebabkan kerusakan dan pencemaran lingkungan. Produksi sampah kantong plastik yang tinggi yaitu mencapai 26.500 ton/hari

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui karakteristik (usia, jenis kelamin, pendidikan, tingkat pendapatan, pekerjaan) dan pengetahuan konsumen tentang prinsip reduce dan reuse serta partisipasinya dalam menggunakan tas belanja sebagai pengganti kantong plastik di Carrefour Medan Fair tahun 2014

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survey. Populasi dalam penelitian ini adalah semua konsumen Carrefour Medan Fair . Jumlah sampel sebanyak 85 orang. Penyajian data dengan menggunakan tabel distribusi.

Hasil penelitian menunjukkan karakteristik responden yaitu golongan umur 20-25 tahun sebanyak 32 orang (42,4%), jenis kelamin perempuan sebanyak 61 orang (71,8%), pendidikan terakhir SMA sebanyak 35 orang (41,2%), pekerjaan sebagai pelajar/mahasiswa sebanyak 33 orang (38,8%). Penghasilan kategori lebih dari Rp.1.500.000 sebanyak 43 orang (43,5%). Pengetahuan responden tentang prinsip reduce dan reuse umumnya berada pada kategori tinggi sebanyak 81 orang (95,35). Tingkat partisipasi responden menggunakan tas belanja sebagai pengganti kantong plastik rendah yaitu sebanyak 7 orang (8,2%).

Dari hasil penelitian disarankan kepada responden untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan kebiasaannya menggunakan tas belanja saat berbelanja agar penggunaan kantong plastik dapat dikurangi.


(17)

The usage of plastic bag as media packaging is behavioral example which damage and pollute the environment. Production of plastic bags waste are high, reach 26,500 tons on a day.

The purpose of this study was to description of consumer characteristics and knowledge about the principles of reduce and reuse and the participation in using shopping bag as subtitute of plastic bag at Carrefour Medan Fair in 2014.

The type of this research is descriptive study with a survey method. The population in this study are all consumer of Carrefour Medan Fair with total of samples 85 people. Presentation of data using distribution tables.

The results of study found that characteristics of the respondens with age range as 20-25 years old were 32 persons (42,2%), female as 61 persons (71,8%), high school graduated 35 persons (41,2%), work as a student / college student 33 persons (38.8%). Income category of more than Rp.1.50 million were 43 persons (43.5%). knowledge category of respondens about the principles of reduce and reuse is at high level as 81 persons (95,35%), participation category of respondens who using shopping bag as subtitute of plastic bag at low level were 7 person (8,2%).

From the research, suggested to respondens was to improve the knowledge, awareness, and habit of using shopping bag to shop and then the use of plastic bags can be reduced.


(18)

1.1 Latar Belakang

Sampah plastik adalah salah satu komponen terbanyak yang ada dalam sampah yang berbahaya apabila tidak ditindaklanjuti dengan bijaksana dan dukungan dari infrastruktur yang memadai. Dengan mengurangi volume sampah plastik, maka akan berkurang pula volume sampah yang ada di Tempat Pembuangan Akhir. Sampah menjadi masalah penting saat ini, terutama untuk kota-kota besar yang padat penduduknya. Bahkan sampah bisa menjadi persoalan krusial, jika tidak ditangani serius. Sebab dampaknya bisa mengganggu infrastruktur kota, termasuk kerawanan kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup (Santosa, 2009).

Bahan plastik disukai karena memiliki sifat praktis, kuat, ringan, mudah didapat, kedap air, tidak berkarat, serta dapat diberi label atau cetakan sesuai kreasi. Penggunaan plastik dalam kehidupan kita sehari-hari seperti pada saat kita berbelanja kita diberi kantong plastik sebagai tempat untuk menaruh belanjaan kita secara cuma-cuma, harganya yang relatif murah membuat pengelola toko memilih plastik sebagai media kemasan untuk menaruh barang belanjaan konsumen.

Siklus penggunaan kantong plastik terlalu cepat yang sekali pakai, sering kali dibuang begitu saja sehabis dipakai, padahal butuh waktu ratusan tahun untuk mengurainya. Kantong plastik yang beredar di pasaran ringan, mudah terbawa angin sehingga keberadaannya sulit dikontrol dapat mencemari lingkungan seperti ada di selokan, sungai, dan laut.


(19)

2

Penduduk seluruh dunia dapat menggunakan kantong plastik sebanyak 500 juta hingga satu milyar per tahunnya, dimana setiap orang menggunakan 150 kantong plastik tiap tahunnya, untuk membuat plastik sebanyak itu membutuhkan 12 juta barel minyak dan 14 juta batang pohon sebagai bahan baku dasarnya (Greeneration, 2009).

Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia menyatakan konsumsi plastik penduduk Indonesia setiap harinya mencapai 23.600 ton. Data tahun 2008 dari Deputi Pengendalian Pencemaran Kementerian Negara Lingkungan Hidup (KLH) menyebutkan, setiap individu rata-rata menghasilkan 0,8 kilogram sampah dalam satu hari dengan kadar 15 persennya adalah plastik. Dengan asumsi ada sekitar 220 juta penduduk di Indonesia, maka sampah plastik yang tertimbun mencapai 26.500 ton/hari,

Masyarakat Indonesia kurang mengetahui bahwa plastik berdampak buruk bagi kesehatan. Kemasan plastik tersebut yaitu Polietilen tereftalat (PET),

Polivinil klorida (PVC), Polietilen (PE), Polipropilen (PP), Polistirena (PS), Polikarbonat (PC) dan Melamin. Diantara kemasan plastik tersebut, salah satu

jenis yang cukup populer di kalangan masyarakat produsen maupun konsumen pada saat ini adalah jenis polistirena (BPOM, 2008). Penelitian Lanita tahun 2006, serta Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Jakarta tahun 2005 (BBPOM), mengungkapkan bahwa zat-zat pengawet mayat (formalin) juga ditemukan pada plastik kemasan makanan. Pengemas berbahan dasar resin atau plastik rata-rata mengandung 5 ppm formalin. Formalin pada plastik merupakan senyawa-senyawa yang secara inheren terkandung dalam bahan ini.


(20)

Penggunaan plastik juga berdampak terhadap lingkungan seperti mengganggu kesuburan tanah karena plastik yang terbuat dari bahan polyethylene membutuhkan waktu sekitar 1000 tahun untuk terurai secara alamiah di tanah dan membutuhkan waktu 450 tahun untuk terurai di dalam air (Adiwijaya, 2009).

Beberapa tahun terakhir sering terjadi banjir diberbagai daerah di Indonesia yang akan berdampak kepada timbulnya beberapa penyakit seperti diare, kolera, dan penyakit kulit. Hal ini terjadi karena masih banyak masyarakat yang membuang sampah plastik sembarangan ke sungai, dimana sampah kantong plastik dapat menyumbat saluran perairan, mempercepat proses pendangkalan sungai dan dapat merusak turbin sebagai alat pengendali badan air. Ketidaktahuan sebagian besar masyarakat Indonesia membuat penggunaan plastik terus meningkat di dalam kehidupan sehari-hari.

Kecendrungan pengurangan penggunaan kantong plastik belum banyak terjadi di Indonesia. Salah satu program penangan masalah persampahan adalah prinsip Reduse dan Reuse. Dimana program tersebut menjalankan prinsip Reduce yaitu suatu konsep mengurangi pemakaian, minimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan. Reuse yaitu Re-use (memakai kembali) sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai, buang). Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah. (Hadiwijoto, 1983).

Kondisi ini memunculkan suatu wacana dimana kantong plastik yang biasa digunakan konsumen di pasaran diganti dengan tas belanja yang dibawa


(21)

4

sendiri oleh konsumen dari rumah yang lebih ramah lingkungan. Konversi penggunaan Tas belanja sebagai pengganti kantong plastik sudah sering dilakukan aktivis peduli lingkungan. Namun kampanye ini tentu saja mengalami bebearapa hambatan seperti kurangnya tingkat kesadaran masyarakat, ketidaktahuan masyarakat mengenai bahaya kantong plastik, serta pihak pedagang/ toko/ retailer menyediakan kantong plastik secara gratis sebagai salah suatu upaya promosi. Tas belanja ini lebih menekankan pada fungsi penggunaan tas yang berulang-ulang (reuse) dalam jangka waktu yang panjang, sehingga mengurangi volume sampah kantong plastik yang merupakan prinsip reduce.

Italia menjadi negara pertama Uni Eropa (UE) yang memberlakukan larangan pemakaian kantong plastik kresek. Memasuki tahun 2011, Perdana Menteri (PM) Silvio Berlusconi mengeluarkan aturan yang melarang toko dan supermarket menggunakan kantong plastik kresek. Dibanding negara-negara Eropa lainnya, pemakaian kantong plastik kresek di Italia tertinggi. Tiap tahun masyarakat Italia menggunakan sedikitnya 20 miliar kantong plastik. Artinya, tiap orang membuang sekitar 300 kantong plastik kresek tiap tahun (Forum Kompas, 2011).

Cina sejak Juni 2008 melakukan kampanye “white pollution”, yaitu kampanye melawan polusi limbah plastik. Salah satu kegiatan yang dilakukannnya yaitu seluruh department store dan toko-toko di Cina dilarang memberikan kantong plastik gratis kepada konsumen, sebagai gantinya konsumen dianjurkan untuk menggunakan karung kain atau keranjang (Asia Calling, 2009)

Salah satu retailer terbesar di Indonesia, yaitu Carrefour Indonesia sejak 15 Oktober 2012, melakukan upaya mengurangi konsumsi kantong plastik bagi


(22)

konsumen, sebagai bagian dari gerakan peduli lingkungan. Dimulai di tujuh gerai yaitu Lebak Bulus Jakarta, Ambarukmo Yogyakarta, Maguwo Yogyakarta, Srondol Semarang, DP Mall Semarang, Citra Garden Medan dan Medan Fair,

Carrefour Indonesia tidak lagi melayani pemberian kantong plastik tempat belanja

secara gratis. Carrefour Indonesia menawarkan kepada konsumen untuk membawa kantong belanjaan sendiri atau membeli kantong plastik yang bisa didaur ulang atau Green Bag . Kebijakan Carrefour Indonesia ini untuk mendukung Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (www.carrefour.id). Hal ini tentu saja gerakkan yang bagus untuk memulai gerakan peduli lingkungan, hanya saja harus diikuti dengan alternatif yang lebih efisien dan dilakukan secara berkesinambungan oleh pihak Carrefour.

Pada survey awal yang dilakukan penulis, ditemukan bahwa kesadaran konsumen untuk membawa tas belanja sendiri dari rumah belum terlihat. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya konsumen Carrefour yang tidak membawa tas belanja dari rumah dan menolak untuk membeli Green Bag. Banyak konsumen memilih untuk tetap menggunakan kantong plastik dalam membawa barang belanjaannya. Jika saja kebijakan ini dibarengi dengan alternatif pemberian Green

Bag secara gratis, konsumen akan lebih kooperatif dan mau berpartisipasi dengan

kebijakan Carrefour Indonesia untuk mendukung Gerakan “Indonesia Diet Kantong Plastik”.

Partisipasi masyarakat menjadi salah satu faktor dalam mensukseskan program kesehatan lingkungan. Keharusan berpartisipasi bertolak dari arah bahwa lingkungan hidup adalah milik bersama yang pemeliharaan dan pemanfaatannya harus dilaksanakan bersama-sama oleh pemerintah, dunia usaha maupun


(23)

6

masyarakat. Semua pihak harus terlibat, karena masing-masing tanpa kecuali menggantungkan diri pada sumber alam dan lingkungan sebagai sumber kehidupan.

Berdasarkan hal ini penulis ingin mengetahui Karakteristik (jenis kelamin, usia, pendidikan, tingkat pendapatan, pekerjaan) dan pengetahuan konsumen tentang prinsip reduce dan reuse serta partisipasinya dalam menggunakan tas belanja sebagai pengganti kantong plastik.

1.2 Rumusan Masalah

Pemakaian kantong plastik yang tinggi dan sudah menjadi kebiasaan gaya hidup bagi masyarakat. Adanya kenyataan bahwa kantong plastik merupakan salah satu ancaman besar bagi kesehatan dan lingkungan kita, dikarenakan dalam proses pembuatannya telah dicampurkan berbagai macam bahan kimia yang berbahaya. Kantong plastik sekali pakai juga menjadi ancaman pencemaran lingkungan karena bila dibuang di sembarang tempat bisa menyumbat saluran air seperti selokan, sungai dan juga membutuhkan waktu yang lama untuk dapat terurai.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui karakteristik (usia, jenis kelamin, pendidikan, tingkat pendapatan, pekerjaan) dan pengetahuan konsumen tentang prinsip reduce dan

reuse serta partisipasinya dalam menggunakan tas belanja sebagai pengganti

kantong plastik di Carrefour Medan Fair tahun 2014.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui gambaran karakteristik responden yaitu usia, jenis kelamin, pendidikan, tingkat pendapatan dan pekerjaan responden dalam menggunakan


(24)

tas belanja sebagai pengganti kantong plastik di Carrefour Medan Fair tahun 2014.

2. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden mengenai prinsip reduce dan reuse dalam pemilihan tas belanja sebagai pengganti kantong plastik di

Carrefour Medan Fair tahun 2014.

3. Untuk mengetahui gambaran partisipasi konsumen Carrefour Medan Fair yang membawa dan menggunakan tas belanja saat berbelanja.

1. 4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan informasi tentang gambaran karakteristik konsumen dalam menggunakan tas belanja sebagai pengganti kantong plastik di Carrefour

Medan Fair tahun 2014

2. Bagi Carrefour Medan Fair, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan mengenai gambaran karakteristik konsumen dalam menggunakan tas belanja sebagai pengganti kantong plastik di Carrefour

Medan Fair untuk kemajuan program peduli lingkungan selanjutnya.

3. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang akan melanjutkan penelitian ini ataupun penelitian yang ada kaitannya dengan penelitian ini.

4. Sebagai wujud penerapan dan pengembangan ilmu yang diperoleh penulis selama mendapat pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.


(25)

TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Plastik

Plastik merupakan kemasan makanan yang sangat populer dan menjadi pilihan bagi konsumen. Sejak ditemukan oleh seorang peneliti dari Amerika Serikat pada tahun 1968 yang bernama John Wesley Hyatt, plastik menjadi pilihan bagi dunia industry dan berkembang secara luar biasa penggunaannya dari hanya beberapa ratus ton pada tahun 1930-an, menjadi 220 juta ton/tahun pada tahun 2005 (Kadir, 2012). Plastik mempunyai karakteristik mudah dibentuk, tahan lama (durable), dan dapat mengikuti trend permintaan pasar. Plastik telah mampu menggeser kedudukan bahan-bahan tradisional dimana permintaan dari tahun ke tahunnya selalu menunjukkan peningkatan.

Kelebihan dari kemasan plastik yang ringan, fleksibel, multiguna, kuat, tidak berkarat, dapat diberi warna dan harganya yang murah seakan membutakan masyarakat tentang dampak yang ditimbulkan, seperti terjadinya perpindahan zat-zat penyusun dari plastik ke dalam makanan, terutama jika makanan tersebut tidak cocok dengan plastik yang mengemasnya. Zat-zat penyusun tersebut cukup tinggi potensinya untuk menimbulkan penyakit kanker pada manusia (Koswara, 2006).

Data statistik persampahan domestik Indonesia menyebutkan jenis sampah plastik menduduki peringkat kedua sebesar 5.4 juta ton per tahun atau 14 persen dari total produksi sampah. Dengan demikian, plastik telah mampu menggeser sampah jenis kertas yang tadinya di peringkat kedua menjadi peringkat ketiga dengan jumlah 3.6 juta ton per tahun atau 9 persen dari jumlah total produksi sampah (Indonesia Solid Waste Association, 2013)


(26)

2. 1. 1 Jenis dan Sifat Fisio - Kimia Plastik

Jenis–jenis plastik menurut Koswara (2006) adalah sebagai berikut : 1. PET—Polyethylene Terephthalate

Biasanya, pada bagian bawah kemasan botol plastik, tertera logo daur ulang dengan angka 1 di tengahnya dan tulisan PETE atau PET (polyethylene

terephthalate) di bawah segitiga.Dalam pertekstilan PET biasa disebut dengan polyester. Biasa dipakai untuk botol plastik yang jernih/transparan/tembus

pandang seperti botol air mineral, botol jus, dan hampir semua botol minuman lainnya. Tidak untuk air hangat apalagi panas. Untuk jenis ini, disarankan hanya untuk satu kali penggunaan dan tidak untuk mewadahi pangan dengan suhu lebih besar dari 600̊̊ C, hal ini akan mengakibatkan lapisan polimer pada botol tersebut akan meleleh dan mengeluarkan zat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker).

Di dalam membuat PET, menggunakan bahan yang disebut dengan SbO3 (antimoni trioksida), yang berbahaya bagi para pekerja yang berhubungan dengan pengolahan ataupun daur ulangnya, karena antimoni

trioksida masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernafasan, yaitu akibat

menghirup debu yang mengandung senyawa tersebut. Terkontaminasinya senyawa ini dalam periode yang lama akan mengalami : iritasi kulit dan saluran pernafasan. Bagi pekerja wanita, senyawa ini meningkatkan masalah menstruasi dan keguguran, pun bila melahirkan, anak mereka kemungkinan besar akan mengalami pertumbuhan yang lambat hingga usia 12 bulan.


(27)

10

2. HDPE—High Density Polyethylene

a. Umumnya, pada bagian bawah kemasan botol plastik, tertera logo daur ulang dengan angka 2 di tengahnya, serta tulisan HDPE (high density

polyethylene) di bawah segitiga.

b. Biasa dipakai untuk botol susu yang berwarna putih susu, galon air minum, dan lain-lain.

c. HDPE merupakan salah satu bahan plastik yang aman untuk digunakan karena kemampuan untuk mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik berbahan HDPE dengan makanan/minuman yang dikemasnya.

d. HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras hingga semifleksibel, buram dan lebih tahan terhadap bahan kimia dan kelembapan, melunak pada suhu750̊Celcius.

3. V—Polyvinyl Chloride

Tertera logo daur ulang (terkadang berwarna merah) dengan angka 3 di tengahnya, serta tulisan V—V itu berarti PVC (polyvinyl chloride), yaitu jenis plastik yang paling sulit didaur ulang.

a. Plastik ini bisa ditemukan pada plastik pembungkus (cling wrap), dan botol-botol, sulit di daur ulang .

b. PVC mengandung DEHA yang dapat bereaksi dengan makanan yang dikemas dengan plastik berbahan PVC ini saat bersentuhan langsung dengan makanan tersebut karena DEHA lumer pada suhu150̊Celcius.

c. Reaksi yang terjadi antara PVC dengan makanan yang dikemas dengan plastik ini berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan berat badan.

d. Plastik jenis ini sebaiknya tidak untuk mewadahi pangan yang mengandung lemak/minyak, alkohol dan dalam kondisi panas.


(28)

e. Sebaiknya mencari alternatif pembungkus makanan lain yang tidak mengandung bahan pelembut, seperti plastik yang terbuat dari polietilena atau bahan alami (daun pisang misalnya).

4. LDPE—Low Density Polyethylene

Tertera logo daur ulang dengan angka 4 di tengahnya, serta tulisan LDPE (low density polyethylene) yaitu plastik tipe cokelat (thermoplastic/dibuat dari minyak bumi), biasa dipakai untuk tempat makanan, plastik kemasan, dan botol-botol yang lembek.

a. Sifat mekanis jenis plastik LDPE adalah kuat, fleksibel, kedap air tetapi tembus cahaya, fleksibel dan permukaan agak berlemak. Melunak pada suhu

700̊C.

b. Barang berbahan LDPE ini sulit dihancurkan, tetapi tetap baik untuk tempat makanan karena sulit bereaksi secara kimiawi dengan makanan yang dikemas dengan bahan ini.

5. PP—Polypropylene

a. Tertera logo daur ulang dengan angka 5 di tengahnya, serta tulisan PP PP (polypropylene) adalah pilihan terbaik untuk bahan plastik, terutama untuk yang berhubungan dengan makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol minum dan terpenting botol minum untuk bayi. b. Karakteristik adalah biasa botol transparan yang tidak jernih atau berawan,

keras tetapi fleksibel. Polipropilen lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, minyak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap. Melunak pada suhu 1500 derajat Celcius.


(29)

12

c. Carilah dengan kode angka 5 bila membeli barang berbahan plastik untuk menyimpan kemasan berbagai makanan dan minuman.

6. PS—Polystyrene

a. Tertera logo daur ulang dengan angka 6 di tengahnya, serta tulisan PS PS (polystyrene) ditemukan tahun 1839, oleh Eduard Simon, seorang apoteker dari Jerman, secara tidak sengaja.

b. Terdapat dua macam PS, yaitu yang kaku dan lunak/berbentuk foam.

c. PS yang kaku biasanya jernih seperti kaca, kaku, getas, mudah terpengaruh lemak dan pelarut (seperti alkohol), mudah dibentuk, melunak pada suhu 950C. Contoh : wadah plastik bening berbentuk kotak untuk wadah makanan.

d. PS yang lunak berbentuk seperti busa, biasanya berwarna putih, lunak, mudah terpengaruh lemak dan pelarut lain (seperti alkohol). Bahan ini dapat melepaskan styrene jika kontak dengan pangan. Contohnya yang sudah sangat terkenal styrofoam. Biasanya digunakan sebagai wadah makanan atau minuman sekali pakai.

e. Kemasan styrofoam sebaiknya tidak digunakan dalam microwave.

f. Kemasan styrofoam yang rusak/berubah bentuk sebaiknya tidak digunakan untuk mewadahi makanan berlemak/berminyak terutama dalam keadaan panas.

g. Polystyrene merupakan polimer aromatik yang dapat mengeluarkan bahan

styrene ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan.

h. Selain tempat makanan, styrene juga bisa didapatkan dari asap rokok, asap kendaraan dan bahan konstruksi gedung.


(30)

i. Bahan ini harus dihindari, karena selain berbahaya untuk kesehatan otak, mengganggu hormon estrogen pada wanita yang berakibat pada masalah reproduksi, dan pertumbuhan dan sistem syaraf, juga karena bahan ini sulit didaur ulang. Pun bila didaur ulang, bahan ini memerlukan proses yang sangat panjang dan lama.

j. Bahan ini dapat dikenali dengan kode angka 6, namun bila tidak tertera kode angka tersebut pada kemasan plastik, bahan ini dapat dikenali dengan cara dibakar (cara terakhir dan sebaiknya dihindari). Ketika dibakar, bahan ini akan mengeluarkan api berwarna kuning-jingga, dan meninggalkan jelaga. 7. OTHER

a. Tertera logo daur ulang dengan angka 7 di tengahnya, serta tulisan OTHER Other (SAN/styrene acrylonitrile, ABS - acrylonitrile butadiene styrene, PC - polycarbonate, Nylon).

b. Dapat ditemukan pada tempat makanan dan minuman seperti botol minum olahraga, alat-alat rumah tangga, peralatan makan bayi dan plastik kemasan. c. PC - Polycarbonate dapat ditemukan pada botol susu bayi, gelas anak batita

(sippy cup).

d. Dapat mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol-A ke dalam makanan dan minuman yang berpotensi merusak sistem hormon, kromosom pada ovarium, penurunan produksi sperma, dan mengubah fungsi imunitas. e. Dianjurkan untuk tidak dipergunakan untuk tempat makanan ataupun

minuman karena Bisphenol-A dapat berpindah ke dalam minuman atau makanan jika suhunya dinaikkan karena pemanasan. Untuk mensterilkan botol susu, sebaiknya direndam saja dalam air mendidih dan tidak direbus


(31)

14

atau dipanaskan dengan microwave. Botol yang sudah retak sebaiknya tidak digunakan lagi.

f. SAN dan ABS memiliki resistensi yang tinggi terhadap reaksi kimia dan suhu, kekuatan, kekakuan, dan tingkat kekerasan yang telah ditingkatkan. g. Biasanya terdapat pada mangkuk mixer, pembungkus termos, piring, alat

makan, penyaring kopi.

h. SAN dan ABS merupakan salah satu bahan plastik yang sangat baik untuk digunakan.

Dilihat dari sifatnya, plastik dapat dibagi menjadi dua (Saptono, 2008): 1. Plastik Termoset

Jenis plastik ini mengalami perubahan yang bersifat irreversible. Pada suhu tinggi jenis plastik termoset berubah menjadi arang. Hal ini disebabkan struktur kimianya bersifat 3 dimensi dan cukup kompleks. Pemakaian termoset dalam industri pangan terutama untuk membuat tutup botol. Plastik tidak akan kontak langsung dengan produk karena tutup selalu diberi lapisan perapat yang sekaligus berfungsi sebagai pelindung.

Contohnya poliviniliden klorida (PVdC), akrilik yang sering digunakan untuk botol-botol minuman, politetra fluoroetilen (PTFE) yang terdapat pada peralatan dapur seperti Teflon dan Ediblefilm dari amilosa pati jagung untuk kemasan permen dan sosis yang dapat dimakan.

2. Plastik Termoplastik

Sebagian besar polimer yang dipakai untuk mengemas atau kontak dengan bahan makanan adalah jenis termoplastik. Plastik ini dapat menjadi lunak jika dipanaskan dan mengeras lagi setelah dingin. Hal ini dapat terjadi berulang -ulang tanpa terjadi perubahan khusus. Termoplastik termasuk turunan etilena


(32)

(CH2 = CH2). Dinamakan plastik vynil karena mengandung gugus vynil (CHz=CHz) atau polyolefin. Salah satu contohnya adalah plastik kresek.

2. 1. 2. Plastik Sebagai Kemasan

Bahan pembuat plastik dari minyak dan gas sebagai sumber alami, dalam perkembangannya digantikan oleh bahan-bahan sintetis sehingga dapat diperoleh sifat-sifat plastik yang diinginkan dengan cara kapolimerisasi, laminasi, dan ekstruksi (Syarief dkk, 1989).

Komponen utama plastik sebelum membentuk polimer adalah monomer, yakni rantai yang paling pendek. Polimer merupakan gabungan dari beberapa monomer yang akan membentuk rantai yang sangat panjang. Bila rantai tersebut dikelompokkan bersama-sama dalam suatu pola acak, menyerupai tumpukan jerami maka disebut amorp, jika teratur hampir sejajar disebut kristalin dengan sifat yang lebih keras dan tegar (Syarief dkk, 1989).

Menurut Eden dalam Davidson (1970), klasifikasi plastik menurut struktur kimianya terbagi atas dua macam yaitu :

1. Linear, bila monomer membentuk rantai polimer yang lurus (linear) maka akan terbentuk plastik thermoplastik yang mempunyai sifat meleleh pada suhu tertentu, melekat mengikuti perubahan suhu dan sifatnya dapat balik (reversible) kepada sifatnya yakni kembali mengeras bila didinginkan.

2. Jaringan tiga dimensi, bila monomer berbentuk tiga dimensi akibat polimerisasi berantai, akan terbentuk plastik thermosetting dengan sifat tidak dapat mengikuti perubahan suhu (irreversible). Bila sekali pengerasan telah terjadi maka bahan tidak dapat dilunakkan kembali.


(33)

16

Proses polimerisasi yang menghasilkan polimer berantai lurus mempunyai tingkat polimerisasi yang rendah dan kerangka dasar yang mengikat antar atom karbon dan ikatan antar rantai lebih besar daripada rantai hidrogen. Bahan yang dihasilkan dengan tingkat polimerisasi rendah bersifat kaku dan keras. Bahan kemasan plastik dibuat dan disusun melalui proses yang disebabkan oleh polimerisasi dengan menggunakan bahan mentah monomer yang tersusun sambung-menyambung menjadi satu dalam bentuk polimer. Kemasan plastik memiliki beberapa keunggulan yaitu sifatnya kuat tapi ringan, inert, tidak karatan dan bersifat termoplastis (heat seal) serta dapat diberi warna. Kelemahan bahan ini adalah adanya zat-zat monomer dan molekul kecil lain yang terkandung dalam plastik yang dapat melakukan migrasi ke dalam bahan makanan yang dikemas. (Winarno, 1997).

Menurut Crompton (1979), Plastik berisi beberapa aditif yang diperlukan untuk memperbaiki sifat-sifat fisiko kimia plastik itu sendiri. Bahan aditif yang sengaja ditambahkan itu disebut komponen non plastik, diantaranya berfungsi sebagai pewarna, antioksidan, penyerap cahaya ultraviolet, penstabil panas, penurun viskositas, penyerap asam, pengurai peroksida, pelumas, dan peliat.

Bahan kemasan plastik dibuat dan disusun melalui proses yang disebut polimerisasi dengan menggunakan bahan mentah monomer, yang tersusun sambung-menyambung menjadi satu dalam bentuk polimer. Dalam plastik juga terkandung beberapa aditif yang diperlukan untuk memperbaiki sifat-sifat fisiko kimia plastik itu sendiri. Bahan aditif yang ditambahkan tersebut disebut komponen nonplastik yang berupa senyawa anorganik atau organik yang memiliki


(34)

berat molekul rendah. Bahan aditif dapat berfungsi sebagai pewarna, antioksidan, penyerap sinar UV, anti lekat dan masih banyak lagi (Winarno dan Jennie, 1982).

2. 1. 3. Dampak Penggunaan Plastik a. Dampak Terhadap Kesehatan

Adapun zat-zat penyusun plastik yang berbahaya bagi kesehatan adalah (Koswara, 2006) :

1. Monomer vinil klorida, dapat bereaksi dengan guanin dan sitosin pada DNA dan mengalami metabolisme dalam tubuh, sehingga memiliki potensi yang cukup tinggi untuk menimbulkan tumor dan kanker pada manusia terutama kanker hati.

2. Monomer vinil sianida (akrilonitril), bereaksi dengan adenin pada DNA dan memiliki potensi yang cukup tinggi untuk menimbulkan penyakit kanker. Dampak akrilonitril sudah terbukti pada hewan percobaan yaitu menimbulkan cacat lahir pada tikus yang memakannya.

3. Monomer vinil asetat, telah terbukti menimbulkan kanker tiroid, uterus dan hati (liver) pada hewan.

4. Monomer lainnya, seperti akrilat, stirena, metakriat dan senyawa turunannya seperti vinil asetat, polivinil klorida, kaprolaktam, formaldehida, kresol,

isosianat organik, heksa metilandiamin, melamin, epodilokkloridin, bispenol

dan akrilonitril yang dapat menimbulkan iritasi pada saluran pencernaan terutama mulut, tenggorokan dan lambung.

Selain monomer, zat aditif yang berbahaya bagi kesehatan diantaranya:

1. Dibutil ptalat (DBP) dan Dioktil ptalat (DOP), merupakan zat aditif yang populer digunakan dalam proses plastisasi, namun dibalik itu DBP dan DOP


(35)

18

kimia yang sulit dicerna oleh sistem pencernaan. Benzen juga tidak dapat dikeluarkan melalui feses atau urin. Akibatnya, zat ini semakin lama semakin menumpuk dan berbalut lemak. Hal tersebut bisa memicu kanker pada darah atau leukemia (Koswara, 2006).

2. Timbal (Pb) merupakan racun bagi ginjal dan kadmium (Cd) yang merupakan pemicu kanker dan racun bagi ginjal dimana keduanya merupakan bahan aditif untuk mencegah kerusakan pada plastik.

3. Ester ptalat, yang digunakan untuk melenturkan ternyata dapat menggangu sistem endokrin (Anonim, 2008).

4. Bisphenol A (BPA) yang terdapat pada plastik polikarbonat (PC) merupakan zat aditif yang dapat merangsang pertumbuhan sel kanker dan memperbesar resiko pada kehamilan (Anonim, 2008).

5. Bahan aditif senyawa Polychlorinated Biphenyl (PCB) yang ditambahkan sebagai bahan untuk membuat plastik tahan panas. PCB berfungsi sebagai satic

agent dan ikut menentukan kualitas plastik. Plastik tahan panas sangat

dimungkinkan mengandung PCB lebih banyak. Tanda dan gejala keracunan PCB ini berupa pigmentasi pada kulit dab benjolan-benjolan, gangguan pencernaan, serta tangan dan kaki lemas. Pada wanita hamil PCB dapat mengakibatkan kematian bayi dalam kandungan serta bayi lahir cacat. Pada keracunan menahun, PCB dapat menyebabkan kematian jaringan hati dan kanker hati (Anonim, 2008).

6. Pigmen warna pada kantong plastik kresek yang bisa bermigrasi ke dalam makanan. Pada kantong plastik yang berwarna-warni sering tidak diketahui bahan pewarna yang digunakan. Begitu juga dengan plastik yang tidak


(36)

berwarna, perlu diwaspadai penggunaanya. Semakin jernih, bening dan bersih plastik tersebut, semakin sering terdapat kandungan zat kimia yang berbahaya dan tidak aman bagi kesehatan manusia (Koswara, 2006).

7. Bahan pelembut lain yang dapat menimbulkan masalah adalah DEHA. Berdasarkan hasil uji pada hewan, DEHA dapat merusakkan sistem peranakan dan menghasilkan janin yang cacat, selain mengakibatkan kanker hati. Untuk menghindari bahaya yang mungkin terjadi jika setiap hari kita terkontaminasi oleh DEHA, maka sebaiknya kita mencari alternatif pembungkus makanan lain yang tidak mengandung bahan pelembut (Koswara, 2006).

b. Dampak terhadap Lingkungan

Dibalik manfaatnya yang besar, plastik juga mempunyai dampak yang besar bagi lingkungan karena plastik memiliki sifat sulit terdegradasi

(non-biodegradable) dan bahan pembuat plastik yang umumnya terbuat dari Polychlorinated Biphenyl (PCB). Plastik diperkirakan membutuhkan waktu 1000

tahun agar dapat terdekomposisi dengan sempurna. Sampah kantong plastik yang ditimbun di tempat pembuangan akhir dapat mencemari tanah dan air tanah sehingga dapat membahayakan kesehatan manusia (Anonim, 2008).

Adapun beberapa akibatnya menurut Chandra (2009) adalah antara lain: 1. Sampah kantong plastik yang menumpuk dapat mengganggu estetika. 2. Kantong plastik akan mengganggu jalur air yang teresap ke dalam tanah. 3. Menjadi sarang vektor seperti kecoak di tempat pembuangan

4. Tercemarnya tanah, air tanah dan makhluk yang hidup di bawah tanah.

5. Kantong plastik yang sukar diurai, mempunyai umur panjang, dan ringan akan mudah diterbangkan angin hingga ke laut sekalipun.


(37)

20

6. Racun-racun dari partikel plastik yang masuk ke dalam tanah akan membunuh hewan-hewan pengurai di dalam tanah seperti cacing.

7. Polychlorinated Biphenyl (PCB) yang tidak dapat terurai termakan oleh binatang maupun tanaman akan menjadi racun berantai sesuai urutan rantai makanan.

8. Menurunkan kesuburan tanah karena plastik juga menghalangi sirkulasi udara di dalam tanah dan ruang gerak makhluk bawah tanah yang mampu meyuburkan tanah.

9. Kantong plastik juga menyebabkan banjir karena menyumbat saluran air dan bahkan bisa merusak turbin waduk sebagai pengendali badan air.

10. Hewan-hewan dapat terjerat dalam tumpukan plastik.

Sampah plastik yang dibuang ke lingkungan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk terurai oleh mikroorganisme sehingga akan menumpuk dan menjadi sarang penyakit dan mengganggu ekosistem sekitar. Karena sifatnya yang sulit diurai, sering kali sampah plastik dibakar. Sedangkan pembakaran sampah yang tidak menggunakan teknologi tinggi dapat berakibat pada pencemaran lingkungan. Sebab hal ini dapat menghasilkan senyawa kimia berbahaya dan beracun yang dikenal dengan nama dioksin (Chandra, 2009).

Jika dioksin berada diudara maka akan dapat terhirup oleh manusia dan masuk ke dalam sistem pernafasan. Risiko bagi manusia yang paling besar adalah jika dioksin diterima tetap sehingga dioksin akan mengendap dalam tubuh manusia walaupun dalam satuan takaran kecil. Dioksin menimbulkan kanker, bertindak sebagai pengacau hormon, dan jika dalam keadaan menyusui maka akan diteruskan dari ibu ke bayi selama menyusui dan mempengaruhi sistem


(38)

reproduksi. Selain mengakibatkan penyakit tersebut, dioksin dengan demikian juga mempengaruhi kemampuan belajar anak yang sangat peka terhadap pencemaran udara (Chandra, 2009).

2. 2. Konsep Minimasi Penggunaan Plastik dengan Prinsip 3R (Reduse, Reuse dan Recycle)

Paradigma yang dipakai oleh Pemerintah dalam hal pengelolaan sampah, umumnya masih konvensional yaitu : kumpul, angkut dan buang. Seiring dengan pertambahan penduduk, tambah lama akan tambah banyak jumlah sampah yang harus ditangani. Defisitnya anggaran dalam penanganan sampah kota menyulitkan pengelola sampah untuk berfikir ke depan dalam upaya pengembangan. Prasarana yang tersedia tambah lama akan semakin tua dan tambah terbatas kemampuannya. (Enri Damanhuri, 2006).

Metode landfill atau TPA membawa konsekuensi akan kebutuhan lahan penampungan yang makin meluas, yang tidak mungkin diakomodasikan oleh lahan perkotaan yang makin sempit dan mahal. Teknologi utama sebuah kota dalam menyelesaikan masalah sampahnya adalah pemusnahan dengan landfilling pada sebuah TPA dan bukan landfilling yang baik, karena hampir seluruh TPA di kota-kota di Indonesia hanya menerapkan apa yang dikenal sebagai open-dumping, yang sebetulnya tidak layak disebut sebagai sebuah bentuk teknologi penanganan sampah. (Enri Damanhuri, 2006).

Konsep 3R merupakan pendekatan yang telah lama diperkenalkan di Indonesia dalam upaya mengurangi sampah mulai dari sumbernya sampai di akhir pemusnahannya. Menurut Undang – Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah bahwa prioritas utama yang harus dilakukan oleh semua


(39)

22

sampah atau residu dari kegiatan pengurangan sampah yang masih tersisa selanjutnya dilakukan pengolahan (treatment) maupun pengurungan (landfilling). Pengurangan sampah melalui 3R menurut UU-18/2008 meliputi:

a. Mengurangi atau membatasi (reduce): mengupayakan agar limbah yang dihasilkan sesedikit mungkin.

b. Guna-ulang (reuse): bila limbah akhirnya terbentuk, maka upayakan memanfaatkan kembali limbah tersebut secara langsung.

c. Daur-ulang (recycle): residu atau limbah yang tersisa atau tidak dapat dimanfaatkan secara langsung, kemudian diproses atau diolah untuk dapat dimanfaatkan, baik sebagai bahan baku maupun sebagai sumber energi. Manfaat dari prinsip 3R dalam upaya pengelolaan sampah, yaitu :

1. Mengurangi beban kerja Tempat Pembuangan Akhir 2. Mengurangi biaya pengelolaan sampah

3. Mengurangi potensi pencemaran air dan tanah 4. Memperpanjang usia Tempat Penampungan Akhir

5. Meningkatkan pendapatan ekonomi karena hasil penjualan dan pemanfaatan limbah

2. 2. 1 Mengurangi (Reduce)

Reduce berarti mengupayakan agar limbah yang dihasilkan sesedikit

mungkin, berarti mengurangi sampah yang kita hasilkan atau mengurangi penggunaan bahan bahan yang bisa merusak lingkungan. Pada tahap inilah peran serta masyarakat perlu ditingkatkan karena dari sini produksi sampah dimulai. Pihak penjual/pengusaha pasar swalayan atau mall dapat dimotivasi untuk membuat kemasan belanja dari bahan organik.


(40)

Hardayanto (2012) menyatakan bahwa negara-negara di Eropa dan USA tidak menganjurkan penggunaan kantong plastik berteknologi “ramah lingkungan” karena hanya akan meningkatkan penggunaan kantong plastik sekali pakai. Konsumen akan berpikir sampah kantong plastik bisa hancur dalam jangka 2 tahun, sehingga pemakaian kantong plastik tetap diminati tanpa memperhitungkan dampak jangka pendek yaitu sampah plastik yang menumpuk dapat mengganggu estetika, menjadi sarang vektor, menghambat proses peresapan air tanah, dan sampah kantong plastik yang dibuang sembarangan dapat menyumbat saluran air dan merusak turbin pengendali badan air.

Menurut Hardayanto (2012) sebagai masyarakat yang perlu dilakukan untuk meminimalisir pengunaan plastik diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Menggunakan tas pakai ulang atau membawa keranjang dari rumah untuk berbelanja, tas pakai ulang kini banyak dijual di supermarket atau bisa juga menggunakan tas kain yang banyak dibagikan di workshop/seminar atau ketika kita membeli barang dengan jumlah tertentu.

2. Meminta kardus bekas sebagai wadah barang belanjaan apabila tidak membawa kantung pakai ulang padahal barang belanjaan banyak. Penggunaan kardus bekas sebagai aksi reuse juga sangat berarti bagi pemulung/tukang rongsok, karena harga jualnya yang lumayan. Berbeda dengan kantung plastik (keresek/ kantung asoy) yang tidak ada harganya. 3. Jika terpaksa menggunakan kantung plastik, usahakan agar bisa digunakan

berulang-ulang (reuse). Hal tersebut dimungkinkan karena kantung plastik konvensional umumnya lebih tebal dibanding kantung plastik yang diklaim


(41)

24

4. Tolaklah dengan halus pemberian kantung plastik untuk pembelian barang berukuran kecil semisal obat/kosmetik/alat tulis. Karena barang belanjaan tersebut bisa langsung dimasukkan ke tas terhindar dari kemungkinan tercecer.

Setiap sumber dapat melakukan upaya reduksi sampah dengan cara merubah pola hidup konsumtif, yaitu perubahan kebiasaan dari yang boros dan menghasilkan banyak smapah menjadi hemat/efisien dan sedikit sampah. Namun diperlukan kesadaran dan kemauan masyarakat untuk merubah perilaku tersebut. Sebagai contoh penggunaan tas belanja ketika berbelanja di super market untuk menghindari pemberian kantong plastik oleh pihak retailer. Dengan demikian, volume sampah dapat dikurangi sebelum dibuang ke TPA dan dampak yang ditimbulkan pun dapat diminimalisir.

2. 2. 2 Guna Ulang (Reuse)

Reuse berarti menggunakan kembali barang – barang yang masih bisa dimanfaatkan. Hal ini juga berarti lebih memprioritaskan penggunaan barang yang secara berulang untuk mengurangi timbulan limbah. Seperti penggunaan tas ketika berbelanja. Pada prinsipnya semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah plastik yang dihasilkan. Seringkali jika berbelanja banyak kantong plastik yang dibawa ke rumah dari berbagai toko yang berbeda beda. Padahal plastik tersebut tidak digunakan kembali, terutama untuk plastik yang berukuran kecil. Dengan memakai tas belanja sebagai tempat penyimpan belanjaan, kita dapat menghemat penggunaan kantong plastik, menghemat sumber daya alam karena tidak perlu membuat kantong plastik baru terus menerus.

Beberapa contoh tindakan Reuse menurut Michael Adiwijaya (2010) dalam kehidupan sehari-hari :


(42)

a. Memilih menggunakan wadah, kantong atau benda yang dapat digunakan beberapa kali atau berulang-ulang. Misalnya menggunakan tas yang dapat dipakai berulang saat berbelanja.

b. Menggunakan kembali wadah atau kemasan yang telah kosong untuk fungsi yang sama atau fungsi lainnya. Misalnya menggunakan botol minuman yang dapat digunakan berulang untuk tempat air.

Reuse yaitu Re-use (Memakai kembali) sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang-barang-barang yang

disposable (sekali pakai lalu buang). Hal ini dapat memperpanjang waktu

pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah (Hadiwijoto, 1983).

Kondisi ini memunculkan suatu wacana dimana kantong plastik yang biasa digunakan sekali pakai oleh konsumen di pasaran diganti dengan tas belanja yang dibawa sendiri oleh konsumen dari rumah yang lebih ramah lingkungan. Dari alternatif ini diharapkan kerusakan lingkungan akibat plastik dapat berkurang sehingga dapat menjamin keberlangsungan kehidupan generasi mendatang.

2. 3. Perilaku

Faktor penentu perilaku manusia sangat sulit dibatasi karena perilaku merupakan hasil resultansi dari beberapa faktor, baik internal mau pun eksternal (lingkungan). Secara lebih rinci perilaku manusia sebenarnya refleksi dari berbagai gejala kejiawaan, seperti pengetahuan, keingingan, kehendak, minat motivasi, persepsi, sikap dan sebagainya (Notoatmojo, 1993).

2. 3. 1 Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi


(43)

26

rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan menusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan umumnya datang dari pengalaman juga dapat diperoleh dari informasi yang disampaikan orang lain, di dapat dari buku, surat kabar, atau media massa, elektronik. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yaitu indra penglihatan, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behaviour). (Notoatmodjo, 2003).

Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kongnitif mempunyai 6 tingkat, yakni :

1. Tahu (know)

Tahu artikan sebagai mengigat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengigat kembali (recail) terdapat suatu yang spesifik dan seluruh bahan yang pelajari atau

rangsangan yang harus diterima. Oleh sebab itu, ”tahu” ini adalah merupakan

tingkatan pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain: menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.

2. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprentasi materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan mengapa harus melakukan tindakan reuse dan reduse dalam penggunaan plastik.


(44)

3. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat melakukan tindakan reuse reduse dalam kehidupan sehari–hari dengan benar.

4. Analisis

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja: dapat mengambarkan (membuat bagan) , membedakan, memisahkan, mengelompok dan sebagainya.

5. Sintesis (synthensisi)

Analisis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintensis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun dapat merencanakan, dapat merigankan, dapat menyusuaikan, dapat meringkaskan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justipikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Misalnya : dapat menafsirkan sebab-sebab tingginya jumlah konsumsi


(45)

28

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas (Notoatmodjo, 2003).

2. 3. 2 Pengetahuan dalam membentuk prilaku

Skinner (1938) dalam buku Notoatmodjo (2007), merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Berdasarkan rumus teori Skinner tersebut maka perilaku manusia dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

1. Perilaku tertutup (covert behavior)

Perilaku tertutup terjadi bila respon terhadap stimulus tersebut masih belum dapat diamati orang lain (dari luar) secara jelas. Respon seseorang masih terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan dan sikap terhadap stimulus yang bersangkutan.

2. Perilaku terbuka (overt behavior)

Perilaku terbuka ini terjadi bila respon terhadap stimulus sudah berupa tindakan, atau praktik ini dapat diamati orang lain dari luar atau observable

behavior. Dari penjelasan di atas dapat disebutkan bahwa perilaku itu terbentuk di

dalam diri seseorang dan dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu :

a. Faktor eksternal, yaitu stimulus yang merupakan faktor dari luar diri seseorang. Faktor eksternal atau stimulus adalah faktor lingkungan, baik lingkungan fisik, maupun non-fisik dalam bentuk sosial, budaya, ekonomi maupun politik.


(46)

Faktor internal yang menentukan seseorang merespon stimulus dari luar dapat berupa perhatian, pengamatan, persepsi, motivasi, fantasi, sugesti dan sebagainya.

Dari penelitian-penelitian yang ada faktor eksternal merupakan faktor yang memiliki peran yang sangat besar dalam membentuk perilaku manusia karena dipengaruhi oleh faktor sosial dan budaya dimana seseorang itu berada (Notoatmodjo, 2007).

2. 4. Partisipasi

Partisipasi adalah keterlibatan seseorang dalam suatu kegiatan tertentu. Partisipasi sangat ditentukan oleh kepercayaan terhadap rekanan, media, atau lainnya yang terlibat dalam suatu kegiatan. Partisipasi dalam suatu kegiatan akan tumbuh dengan baik apabila penjual mampu menjaga kepercayaan yang telah diberikan oleh konsumen. Ketika konsumen merasakan bahwa penjual telah menjaga dengan baik kepercayaan yang diberikan maka konsumen dengan senang hati akan terus meningkatkan partisipasinya. Bahkan dalam situasi tertentu, konsumen akan mengajak atau memberitahukan kepada rekannya untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.

Sesuai dengan theory of reasoned action (TRA) oleh Fishbein dan Ajzen (1975) dalam Song dan Zahedi (2003), disimpulkan bahwa kepercayaan akan membentuk sikap seseorang, sehingga akan mempengaruhi niat dan perilaku seseorang. Berdasarkan teori tersebut, maka kepercayaan seseorang terhadap penyedia layanan akan mempengaruhi intensitasnya dalam berpartisipasi untuk menggunakan tas saat berbelanja.


(47)

30

2.5 Kerangka Konsep

Karakteristik

Usia

Jenis Kelamin Pendidikan

Tingkat Pendapatan Pekerjaan

Partisipasi Menggunakan Tas Belanja

Pengetahuan

Pengetahuan tentang reduce dan reuse


(48)

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode survey untuk mengetahui karakteristik konsumen dan pengetahuan serta parisipasi membawa tas belanja sebagai pengganti kantong plastik di Carrefour Medan Fair tahun 2014.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di salah satu cabang ritel terbesar di Indoensia yaitu Carrefour Medan Fair yang terletak di Jalan Jendral Gatot Subroto Nomor 30 Petisah Tengah, Medan Petisah. Pemilihan lokasi penelitian ini didasarkan pada asumsi pengalaman Carrefour Medan Fair merupakan salah satu ritel terbesar di

Medan yang juga ikut ambil andil dalam kampanye “Diet Kantong Plastik” sejak 15

Oktober 2012. Carrefour Indonesia menawarkan kepada konsumen untuk membawa kantong belanjaan sendiri atau membeli kantong plastik yang bisa didaur ulang atau

Green Bag.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2014 sampai selesai. Pelaksanaan di lokasi penelitian pada Kamis tanggal 3 Juli sampai dengan Rabu tanggal 9 Juli 2014, mulai pukul 9.30 WIB dengan asumsi bahwa pada waktu tersebut aktivitas perbelanjaan di Carrefour Medan Fair sudah dimulai secara normal sampai dengan pukul 22.00 gerai Carrefour Medan Fair ditutup.


(49)

32

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua konsumen yang telah melakukan transaksi dengan kasir Carrefour Medan Fair. Jumlah rata-rata konsumen per hari yang melakukan transaksi di kasir adalah 560 orang (Manajemen Carrefour, 2013).

3.3.2. Sampel

Dalam menentukan besar sampel yang akan diteliti ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin (Umar, 2002) sebagai berikut :

n = _____N______ 1 + N (d²)

Dimana : n= Besar sampel N= Jumlah populasi

d = presisi atau ketetapan absolute (0,1) dengan demikian jumlah sampel responden adalah : n = ____560____

1+ 560 (0.1²) n = 85 responden

Berdasarkan perhitungan besar sampel tersebut maka didapat sampel sebanyak 85 orang. teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

accidental sampling. Menurut Sutrisno Hadi (1992 : 46) accidental sampling

merupakan teknik pengambilan sampel yang dilakukan terhadap responden yang secara kebetulan ditemui pada obyek penelitian ketika observasi sedang berlangsung. dengan kriteria memilih konsumen yang dirasa paling mudah untuk memberikan informasi yang dibutuhkan dengan responden merupakan konsumen yang sudah selesai melakukan transaksi di Kasir.


(50)

3. 4. Metode Pengumpulan Data 3. 4. 1. Data Primer

Data primer diperoleh melalui wawancara langsung kepada konsumen Carrefour Medan Fair yang telah melakukan transaksi dengan kasir, dengan menggunakan instrumen berupa kuesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya sebanyak 20 pertanyaan. Hal ini dilakukan karena batasan yang diterapkan oleh manajemen Carrefour Medan Fair untuk membatasi jumlah pertanyaan maksimal hanya boleh terdapat 20 pertanyaan saja. Sehingga tidak terlalu mengganggu aktivitas transaksi konsumen di Carrefour Medan Fair.

Wawancara mendalam face-to-face juga dilakukan langsung kepada pihak manajemen Carrefour Medan Fair untuk mengetahui bagaimana partisipasi pihak ritel tersebut dalam mengurangi pemakaian kantong plastik. Wawancara face-to-face merupakan metode pengambilan data yang menyediakan interaksi dan komunikasi dengan derajat paling tinggi (Biemer & Lieberg, 2003).

Keuntungannya adalah metode ini adalah metode paling fleksibel dimana si pewawancara dapat memberikan pertanyaan yang lebih panjang dan rumit. Pewawancara juga dapat menggunakan taktik agar koresponden mau bekerja sama. Hasil wawancara ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu: pewawancara, responden, topik penelitian yang tertuang dalam daftar pertanyaan, dan situasi wawancara (Singarimbum & Effendi, 2006).

Namun, kelemahan dari metode ini adalah bias yang disebabkan rasa enggan terhadap pertanyaan-pertanyaan sensitif. Bias ini juga seringkali disebabkan oleh pewawancara sendiri, karena gaya bicara, tindakan, perkataan dalam bertanya, seringkali mempengaruhi jawaban responden.


(51)

34

3. 4. 2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari dokumentasi Carrefour Medan Fair sebagai data pendukung penelitian.

3. 5. Defenisi Operasional

1. Karakteristik konsumen adalah pembagian ciri atau sifat khusus pada diri konsumen Carrefour Medan Fair dalam menggunakan tas belanja sebagai pengganti kantong plastik saat berbelanja di Carrefour Medan Fair yang dilakukan untuk mengklasifikasikan konsumen menurut keadaan tertentu.

Klasifikasi karakteristik yang dilakukan meliputi :

a. Usia adalah lama hidup konsumen Carrefour Medan Fair yang dihitung sejak tahun dilahirkan sampai tahun pada saat penelitian dilakukan.

b. Jenis kelamin adalah kategori konsumen Carrefour Medan Fair yang didasarkan pada pembagian manusia berdasarkan anatomi dan fisiologi laki-laki dan perempuan.

c. Tingkat Pendidikan adalah pendidikan formal yang pernah diperoleh konsumen Carrefour Medan Fair dengan adanya ijazah.

d. Pekerjaan adalah kedudukan seseorang dalam melakukan pekerjaan di suatu unit usaha/kegiatan.

e. Penghasilan adalah banyak uang yang diperoleh setiap bulannya

2. Pengetahuan adalah tingkat pemahaman konsumen Carrefour Medan Fair tentang segala sesuatu yang terkait dengan prinsip reduce dan reuse dengan penggunaan tas belanja, bahaya pemakaian kantong plastik yang berlebihan.

3. Partisipasi adalah keterlibatan konsumen Carrefour Medan Fair dalam kegiatan menggunakan tas belanja sebagai tempat memuat barang belanjaan.


(52)

4. Kantong Plastik adalah kantong pembungkus yang terbuat dari (Polivinil klorida). Kantong plastik digunakan untuk memuat dan membawa barang konsumen

Carrefour Medan Fair.

5. Tas belanja adalah suatu alat bantu yang berbentuk tas kain, kertas yang memiliki umur pemakaian yang cukup lama, yang biasa digunakan untuk membawa barang belanjaan dalam satu waktu.

3. 6. Instrumen dan Aspek Pengukuran 3.6.1. Instrumen

Alat untuk pengumpulan data adalah kuesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya oleh Peneliti dan alat perekam suara.

3.6.2. Aspek Pengukuran

1. Umur

Untuk umur responden, dilakukan dengan membagi umur responden ke dalam 3 kategori dengan asumsi bahwa kategori umur akan mempengaruhi pengetahuan dan partisipasi responden yaitu :

a. kurang dari 20 tahun b. 20-25 tahun

c. lebih dari 25 tahun 2. Jenis Kelamin

Dibagi atas: 1. Laki-laki 2. Perempuan

3. Pendidikan terakhir responden 4. Pekerjaan


(53)

36 Untuk tingkat penghasilan responden dibagi atas 2 kategori :

a. Penghasilan Rendah yaitu : penghasilan di bawah UMR Provinsi Sumatera Utara (Rp.1.500.000,-)

b. Penghasilan Tinggi yaitu : penghasilan di atas UMR Provinsi Sumatera Utara (Rp.1.500.000,-)

6. Pengetahuan

Aspek pengukuran dalam penelitian ini didasarkan pada jawaban responden terhadap pertanyaan dan kuesioner yang disesuaikan dengan skor. Pengetahuan diukur dengan pertanyaan-pertanyaan tentang bahaya penggunaan kantong plastik berlebihan, prinsip minimalisasi penggunaan kantong plastik (reduse dan reuse) dengan penggunaan tas belanja sebanyak 10 buah dengan total skor 30 dengan menggunakan skala Thurstone (Djaali dan Pudji Muljono, 2007).

Skala pengukuran pengetahuan berdasarkan pada jawaban yang diperoleh dari responden terhadap semua pertanyaan yang diberikan. Untuk pertanyaan nomor 1-10 memiliki 3 pilihan jawaban :

Jawaban a skor : 3 Jawaban b skor : 2 Jawaban c skor : 1

Kriteria pengukuran adalah sebagai berikut :

Nilai dikumpulkan dan dikategorikan menjadi tiga tingkat (Arikunto, 2006), yaitu: 1. Nilai tingkat pengetahuan baik, apabila responden mendapat nilai > 75% dari

seluruh skor yang ada atau responden mampu menjawab pertanyaan dengan total skor > 22.

2. Nilai tingkat pengetahuan sedang, apabila responden mendapat nilai 45% – 75 % dari seluruh skor yang ada 13–22.


(54)

3. Nilai tingkat pengetahuan rendah, apabila responden mendapat nilai < 45% dari seluruh skor yang ada atau responden mampu menjawab pertanyaan dengan total skor < 13.

7. Partisipasi

Partisipasi diukur dengan pertanyaan tentang partisipasi responden dalam penggunaan tas belanja sebagai aplikasi prinsip reduse dan reuse.

3.7 Pengolahan dan Analisis Data 3.7.1 Pengolahan Data

Data yang sudah terkumpul diolah secara manual dan komputerisasi untuk mengubah data menjadi informasi. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data dimulai dari editing, yaitu memeriksa kebenaran data yang diperlukan. Coding, yaitu memberikan kode numerik atau angka kepada masing-masing kategori. Data entry yaitu memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam master tabel atau database komputerisasi.

3.7.2 Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan lalu kemudian diolah dengan sistem komputerisasi untuk kemudian dianalisa menggunakan analisis deskriptif. Data yang telah masuk diinterpretasikan lebih lanjut dengan menggunakan analisis univariat. Hasil yang diperoleh kemudian dipersentasekan berdasarkan jumlah responden. Persentase terbesar dari setiap hasil merupakan faktor dominan dari masing masing dilakukan untuk memperoleh gambaran pada masing-masing variabel yang terdiri dari usia, jenis kelamin tingkat pendidikan, pekerjaan, jumlah penghasilan, pengetahuan dan partisipasi responden. Data-data tersebut ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi karakteristik, tingkat pengetahuan mengenai prinsip reduce dan


(55)

38

reuse dan partisipasi konsumen dalam menggunakan tas belanja di Carrefour Medan Fair.


(56)

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Carrefour Medan Fair merupakan salah satu cabang ritel yang menempati area

seluas 11.000 m² pada Plaza Medan Fair yang terletak di Jalan Jendral Gatot Subroto Nomor 30 Petisah Tengah, Medan Petisah. Operasional Carrefour Medan Fair dimulai pada tanggal 23 September 2004. Toko ritel ini menjual berbagai kebutuhan sehari-hari konsumen dengan konsep one stop shoping, mulai dari sembilan bahan pokok, makanan dan minuman, buah dan sayur, ikan dan daging, alat-alat elektronik dan pertukangan,

fashion dan kosmetik, obat-obatan dan perabotan rumah tangga.

Visi perusahaan Carrefour Indonesia adalah kebanggaan untuk menjadi ritel nomor satu di Indonesia. Sedangkan Misi Carrefour Indonesia adalah untuk menjadi acuan bagi dunia ritel modern di setiap pasar di mana Carrefour berada.

Pengalaman Carrefour Medan Fair sebagai salah satu ritel terbesar di Medan

yang juga ikut ambil andil dalam kampanye “Diet Kantong Plastik” sejak 15 Oktober

2012. Carrefour Indonesia menawarkan kepada konsumen untuk membawa kantong belanjaan sendiri atau membeli kantong plastik yang bisa didaur ulang atau Green Bag. Dan apabila konsumen tidak mau membeli atau tidak mau menggunakan kantong plastik

Carrefour menyediakan Green Bag yang dijual dengan harga Rp. 9.900. 4.2 Karakteristik Responden

4.2.1 Umur

Karakterisitik responden berdasarkan umur pada responden dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut :


(57)

40

Tabel 4.1 Distribusi Responden berdasarkan Umur

No. Umur (Tahun) Jumlah (%)

1. < 20 tahun 17 20

2. 20-25 tahun 32 37,6

3. > 25 tahun 36 42,4

Total 85 100

Berdasarkan tabel 4.1 di atas diketahui bahwa responden yang lebih banyak berada pada kelompok umur > 25 tahun yaitu sebanyak 36 orang (42,2%), sedangkan yang terendah responden kelompok umur < 20 tahun sebanyak 17 orang (20%).

4.2.2 Jenis Kelamin

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin responden dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut :

Tabel 4.2 Distribusi Responden berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah (%)

1. Laki-laki 24 28,2

2. Perempuan 61 71,8

Total 85 100

Berdasarkan tabel 4.2 diatas diketahui bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 61 orang (71,8%).

4.2.3 Tingkat Pendidikan

Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan terakhir responden dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut :

Tabel 4.3 Distribusi Responden berdasarkan Pendidikan Terakhir

No. Pendidikan Terakhir Jumlah %

1. SMA/sederajat 35 41,2

2. Diploma 21 24,7

3. Sarjana (S1) 27 31,8

4. Pascasarjana (S2/S3) 2 2,4


(58)

Berdasarkan tabel 4.3 diatas karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir didominasi oleh responden tamatan SMA/sederajat sebanyak 35 orang (41,2). Sedangkan yang terendah adalah kelompok responden tamatan Pascasarjana (S2/S3) yaitu sebanyak 2 orang (2,4%).

4.2.4 Pekerjaan

Karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan responden dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut :

Tabel 4.4 Distribusi Responden berdasarkan Pekerjaan

No. Pekerjaan Jumlah (%)

1. Pegawai Negeri Sipil 18 21,2

2. Pegawai Swasta 22 25,9

3. Wiraswasta 3 3,5

4. Ibu Rumah Tangga 9 10,6

5. Pelajar/Mahasiswa 33 38,8

Total 85 100

Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa karakteristik responden berdasarkan pekerjaan didominasi oleh Pelajar/ Mahasiswa yang belum bekerja sebanyak 33 orang (38,8%). Sedangkan yang terendah responden dengan pekerjaan wiraswasta sebanyak 3 orang (3,5%).

4.2.5 Penghasilan

Karakteristik responden berdasarkan penghasilan responden dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut :

Tabel 4.5 Distribusi Responden berdasarkan Penghasilan

No. Penghasilan Jumlah (%)

1. < Rp. 1.500.000,00 5 5,9

2. > Rp. 1.500.000,00 43 50,6

3. Tidak ada 37 43,5


(59)

42 Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat dilihat penghasilan responden yang berbelanja di

Carrefour Medan Fair tahun 2014 didominasi pada kelompok penghasilan > Rp. 1.190.000 sebanyak 43 orang (50,6). Sedangkan yang terendah kelompok penghasilan < Rp. 1.190.000 hanya terdapat sebanyak 5 orang (5,9%).

4.3 Pengetahuan

Pengetahuan responden diukur dengan 10 pertanyaan tentang bahaya penggunaan kantong plastik berlebihan, prinsip minimalisasi penggunaan kantong plastik (reduse dan

reuse) dengan penggunaan tas belanja sebanyak 10 buah dengan hasil sebagai berikut : Tabel 4.6 Distribusi Pengetahuan Responden tentang Prinsip Reduce dan Reuse

dalam Pemilihan Tas Belanja sebagai Pengganti Kantong Plastik

No. Pertanyaan Jumlah (%)

1. Penggunaan Kantong Plastik dalam Berbelanja

a. Dibutuhkan dan berguna tapi berbahaya/merusak

lingkungan karena sulit terurai dan dapat mencemari lingkungan

b. Berguna tapi memperbanyak sampah

c. Tidak Tahu

47 38 0 55,3 44,7 0

Total 85 100

2. Jenis Kantong Plastik

a. Daur ulang dan Non daur ulang

b. Kresek dan kantong plastik ramah lingkungan

c. Tidak Tahu

47 37 1 53,3 43,5 1,2

Total 85 100

3. Dampak Penggunaan Kantong Plastik

a. sukar diurai, mempunyai umur panjang, mengganggu jalur masuk air dan udara ke dalam tanah.

b. Saat dibuang menumpuk dapat mengganggu estetika

53

32

62,4


(60)

bisa menimbulkan banjir

c. Tidak Tahu 0 0

Total 85 100

4. Keputusan tentang Jumlah Sampah yang Dihasilkan Tiap hari harus dikurangi

a. Setuju

b. Kurang Setuju c. Tidak Setuju

78 7 0 91,8 8,2 0

Total 85 100

5. Prinsip Reduce (Mengurangi) dalam Mengurangi Produksi Sampah Plastik

a. Menolak kantong plastik dan memakai tas belanja sendiri dari rumah sebagai gantinya b. Mengurangi pemakaian

benda benda yang cepat menjadi sampah

c. Tidak Tahu

64 19 2 75,3 22,4 2,4

Total 85 100

6 Dampak Positif dari Membawa Tas Belanja Sendiri dari Rumah saat Berbelanja

a. Mengurangi kantong plastik sehingga sampah plastik juga berkurang.

b. Pemakaian tas belanja tidak memberikan dampak positif apapun.

c. Tidak Tahu

83 2 0 97,6 2,4 0

Total 85 100

7 Keputusan tentang Penggunaan Barang-Barang yang dapat Digunakan Kembali secara Berulang

a. Setuju

b. Kurang Setuju c. Tidak Setuju

82 3 0 96,5 3,5 0

Total 85 100

8. Prinsip Reuse (Menggunakan Kembali)

a. Menggunakan kembali barang/ benda yang dapat


(1)

Pengetahuan tentang Prinsip Reduce

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Menolak penggunaan kantong

plastik dan memakai tas belanja sendiri dari rumah sebagai gantinya.

64 75.3 75.3 75.3

Mengurangi pemakaian benda benda yang cepat menjadi sampah

19 22.4 22.4 97.6

Tidak Tahu 2 2.4 2.4 100.0

Total 85 100.0 100.0

Pengetahuan tentang dampak positif membawa tas belanja

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Dapat mengurangi

pemakaian kantong plastik sehingga sampah plastik juga berkurang.

83 97.6 97.6 97.6

pemakaian tas belanja tidak memberikan dampak positif apapun.

2 2.4 2.4 100.0

Total 85 100.0 100.0

Sikap tentang Penggunaan Barang-barang kembali secara berulang

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Setuju 82 96.5 96.5 96.5

Kurang setuju 3 3.5 3.5 100.0

Total 85 100.0 100.0

Pengetahuan tentang Prinsip Reuse

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Menggunakan kembali

barang/ benda yang dapat digunakan dalam waktu yang lama

77 90.6 90.6 90.6

Menggunakan barang hasil daur ulang

6 7.1 7.1 97.6

Tidak tahu 2 2.4 2.4 100.0


(2)

Pengetahuan tentang tas belanja sebagai aplikasi prinsip Reuse

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Tas belanja yang dibawa

sendiri dari rumah dapat menghemat pemakaian kantong plastik dan Tas belanja memiliki umur pemakaian yang lama

76 89.4 89.4 89.4

Tas belanja yang disainnya unik membuat penggunanya terlihat keren

7 8.2 8.2 97.6

Tidak tahu 2 2.4 2.4 100.0

Total 85 100.0 100.0

Alasan yang memungkinkan mau membawa tas belanja sendiri

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Tidak perlu alasan karna

sadar dan peduli lingkungan.

24 28.2 28.2 28.2

Bila toko/retailer tidak menyediakan kantong plastik lagi

36 42.4 42.4 70.6

Bila kantong plastik sudah tidak gratis lagi

25 29.4 29.4 100.0

Total 85 100.0 100.0

Pemakaian Tas belanja saat berbelanja

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Ya 7 8.2 8.2 8.2

Tidak 78 91.8 91.8 100.0

Total 85 100.0 100.0

alasan tidak memakai tas belanja

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak punya 23 27.1 29.5 29.5

tidak bawa/lupa 37 43.5 47.4 76.9

malas membawa/repot 18 21.2 23.1 100.0

Total 78 91.8 100.0

Missing System 7 8.2


(3)

Frekuensi Kunjungan ke Carrefour untuk berbelanja

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 26 30.6 30.6 30.6

2 45 52.9 52.9 83.5

3 12 14.1 14.1 97.6

4 2 2.4 2.4 100.0

Total 85 100.0 100.0

Jumlah Kantong PLastik yang dipakai tiap hari

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 4 4.7 4.7 4.7

2 21 24.7 24.7 29.4

3 29 34.1 34.1 63.5

4 16 18.8 18.8 82.4

5 9 10.6 10.6 92.9

6 2 2.4 2.4 95.3

7 2 2.4 2.4 97.6

8 2 2.4 2.4 100.0

Total 85 100.0 100.0

Tindakan terhadap kantong plastik yang sudah dipakai

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Membuang 57 67.1 67.1 67.1

Menyimpan untuk dipakai kembali

28 32.9 32.9 100.0

Total 85 100.0 100.0

sikap terhadap kebijakan penjual yang tidak memberikan kantong plastik gratis

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Setuju 51 60.0 60.0 60.0

Tidak setuju 34 40.0 40.0 100.0

Total 85 100.0 100.0

alasan tidak setuju kebijakan penjual yang tidak memberikan kantong plastik secara gratis

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid belum terbiasa bawa tas

belanja sendiri

23 27.1 67.6 67.6


(4)

Jenis Kelamin * Pemakaian Tas belanja saat berbelanja Crosstabulation

Count

Pemakaian Tas belanja saat berbelanja

Total

Ya Tidak

Jenis Kelamin Laki-laki 0 24 24

perempuan 7 54 61

Total 7 78 85

Kelompok umur * Pemakaian Tas belanja saat berbelanja Crosstabulation

Count

Pemakaian Tas belanja saat berbelanja

Total

Ya Tidak

Kelompok umur < 20 tahun 1 16 17

20-25 tahun 4 28 32

> 25 tahun 2 34 36

Total 7 78 85

Pendidikan Terakhir * Pemakaian Tas belanja saat berbelanja Crosstabulation

Count

Pemakaian Tas belanja saat berbelanja

Total

Ya Tidak

Pendidikan Terakhir SMA/sederajat 2 33 35

Diploma 2 19 21

Sarjana (S1) 3 24 27

Pascasarjana (S2/S3) 0 2 2

Total 7 78 85

Pekerjaan * Pemakaian Tas belanja saat berbelanja Crosstabulation

Count

Pemakaian Tas belanja saat berbelanja

Total

Ya Tidak

Pekerjaan PNS 1 17 18

Pegawai Swasta 2 20 22

Wiraswasta 0 3 3

IRT 3 6 9

Pelajar/Mahasiswa 1 32 33


(5)

Penghasilan * Pemakaian Tas belanja saat berbelanja Crosstabulation

Count

Pemakaian Tas belanja saat berbelanja

Total

Ya Tidak

Penghasilan tidak ada 4 33 37

< Rp. 1.500.000 1 4 5

> Rp. 1.500.000 2 41 43

Total 7 78 85

Kategori pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sedang 4 4.7 4.7 4.7

Tinggi 81 95.3 95.3 100.0

Total 85 100.0 100.0

Kategori pengetahuan * Pemakaian Tas belanja saat berbelanja Crosstabulation

Count

Pemakaian Tas belanja saat berbelanja

Total

Ya Tidak

Kategori pengetahuan sedang 0 4 4

tinggi 7 74 81

Total 7 78 85

Pendidikan Terakhir * Kategori pengetahuan Crosstabulation

Count

Kategori pengetahuan

Total sedang tinggi

Pendidikan Terakhir SMA/sederajat 1 34 35

Diploma 2 19 21

Sarjana (S1) 1 26 27

Pascasarjana (S2/S3) 0 2 2

Total 4 81 85

Penghasilan * Kategori pengetahuan Crosstabulation

Count

Kategori pengetahuan

Total sedang tinggi


(6)

Jenis Kelamin * Kategori pengetahuan Crosstabulation

Count

Kategori pengetahuan

Total sedang tinggi

Jenis Kelamin Laki-laki 1 23 24

Perempuan 3 58 61

Total 4 81 85

Pekerjaan * Kategori pengetahuan Crosstabulation

Count

Kategori pengetahuan

Total sedang Tinggi

Pekerjaan PNS 2 16 18

Pegawai Swasta 0 22 22

Wiraswasta 0 3 3

IRT 1 8 9

Pelajar/Mahasiswa 1 32 33

Total 4 81 85

Pendidikan Terakhir * Kategori pengetahuan Crosstabulation

Count

Kategori pengetahuan

Total sedang tinggi

Pendidikan Terakhir SMA/sederajat 1 34 35

Diploma 2 19 21

Sarjana (S1) 1 26 27

Pascasarjana (S2/S3) 0 2 2


Dokumen yang terkait

Respon Konsumen terhadap Tas Belanja Plastik Berbayar.

0 4 15

Respon Konsumen terhadapTas Belanja Plastik Berbayar Respon Konsumen terhadap Tas Belanja Plastik Berbayar.

0 3 21

Kampanye Mengganti Penggunaan Kantong Plastik Menjadi Kantong Kertas Sebagai Kantong Belanja.

0 1 20

MANAJEMEN SAMPAH DALAM PENERAPAN PRINSIP 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle) DI KABUPATEN KLATEN.

0 1 16

Karakteristik dan Pengetahuan Konsumen Tentang Prinsip Reduce dan Reuse Serta Partisipasi Dalam Menggunakan Tas Belanja Sebagai Pengganti Kantong Plastik Di Carrefour Medan Fair Tahun 2014

0 0 15

Karakteristik dan Pengetahuan Konsumen Tentang Prinsip Reduce dan Reuse Serta Partisipasi Dalam Menggunakan Tas Belanja Sebagai Pengganti Kantong Plastik Di Carrefour Medan Fair Tahun 2014

0 0 2

Karakteristik dan Pengetahuan Konsumen Tentang Prinsip Reduce dan Reuse Serta Partisipasi Dalam Menggunakan Tas Belanja Sebagai Pengganti Kantong Plastik Di Carrefour Medan Fair Tahun 2014

0 0 7

Karakteristik dan Pengetahuan Konsumen Tentang Prinsip Reduce dan Reuse Serta Partisipasi Dalam Menggunakan Tas Belanja Sebagai Pengganti Kantong Plastik Di Carrefour Medan Fair Tahun 2014

0 8 23

Karakteristik dan Pengetahuan Konsumen Tentang Prinsip Reduce dan Reuse Serta Partisipasi Dalam Menggunakan Tas Belanja Sebagai Pengganti Kantong Plastik Di Carrefour Medan Fair Tahun 2014

0 0 3

Karakteristik dan Pengetahuan Konsumen Tentang Prinsip Reduce dan Reuse Serta Partisipasi Dalam Menggunakan Tas Belanja Sebagai Pengganti Kantong Plastik Di Carrefour Medan Fair Tahun 2014

0 0 14