Gejala Malaria Manfaat Penelitian

+ : Positif 1 ditemukan 1-10 parasit dalam 100 LPB. ++ : Positif 2 ditemukan 11-100 parasit dalam 100 LPB. +++ : Positif 3 ditemukan 1-10 parasit dalam 1 LPB. ++++ : Positif 4 ditemukan 10 parasit dalam 1 LPB. Kemudian di kelompokan menjadi 3: 1. Ringan : + dan ++ 2. Sedang : +++ 3. Berat : ++++ Adanya korelasi antara kepadatan parasit dengan mortalitas yaitu: 1. Kepadatan parasit 100.000 ul, maka mortalitas 1. 2. Kepadatan parasit 100.000 ul, maka mortalitas 1. 3. Kepadatan parasit 500.000 ul, maka mortalitas 50. B. Kuantitatif Jumlah parasit dihitung per mikro liter darah pada sediaan darah tebal leukosit atau sediaan darah tipis eritrosit. Contoh: Jika dijumpai 1500 parasit per 200 leukosit, sedangkan jumlah leukosit 8.000 ul maka hitung parasit = 8.000 200 X 1.500 parasit = 60.000 parasit ul. Jika dijumpai 50 parasit per 1000 eritosit = 5. Jika jumlah eritrosit 4.500.000 ul maka hitung parasit = 4.500.000 1000 X 50 = 225.000 parasit ul Kemenkes RI, 2015.

2.1.6 Prognosis Malaria

Prognosis Plasmodium falciparum berhubungan dengan tingginya parasitemia, jika parasit dalam darah 100.000mm3 dan jika hematokrit 30 maka prognosisnya buruk. Apabila cepat diobati maka prognosis bisa lebih baik, namun apabila lambat pengobatan akan menyebabkan angka kematian meningkat Irianto, 2013. Pengobatan yang lambat atau tidak adekuat dapat menyebabkan beberapa komplikasi seperti: malaria serebral, ruptur linealis, gagal ginjal, oedema paru, anemia hemolitik dan black water fever Sandjaja, 2007.

2.1.7 Pencegahan Malaria

Agar dapat terhindar dari penyakit malaria, maka kita dapat melakukan pencegahan sebagai berikut: 1. Berbasis masyarakat a. Pola perilaku hidup bersih dan sehat PHBS masyarakat harus selalu ditingkatkan melalui penyuluhan kesehatan, pendidikan kesehatan, diskusi kelompok maupun melalui kampanye masal untuk mengurangi tempat serangan nyamuk pemberantasan serangan nyamuk PSN. Kegiatan ini meliputi menghilangkan genangan air kotor, di antaranya dengan mengalirkan air atau menimbun atau mengeringkan barang atau wadah yang memungkinkan sebagi tempat air tergenangan.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN KO-INFEKSI ASCARIASIS DAN MALARIA DENGAN KADAR HEMOGLOBIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HANURA PERIODE DESEMBER 2016

0 4 61

Hubungan Perilaku Masyarakat dan Kondisi Lingkungan Rumah dengan Kejadian Malaria Diwilayah Kerja Puskesmas Pandan Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2014

3 8 144

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN TUBERKULOSIS (TB) DI WILAYAH KERJA Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Dengan Perilaku Pencegahan Penularan Tuberkulosis (TB) Di Wilayah Kerja Puskesmas Ngemplak Kabupaten Boy

0 2 16

Hubungan Perilaku Masyarakat dan Kondisi Lingkungan Rumah dengan Kejadian Malaria Diwilayah Kerja Puskesmas Pandan Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2014

0 1 15

Hubungan Perilaku Masyarakat dan Kondisi Lingkungan Rumah dengan Kejadian Malaria Diwilayah Kerja Puskesmas Pandan Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2014

0 0 2

Hubungan Perilaku Masyarakat dan Kondisi Lingkungan Rumah dengan Kejadian Malaria Diwilayah Kerja Puskesmas Pandan Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2014

0 0 7

Hubungan Perilaku Masyarakat dan Kondisi Lingkungan Rumah dengan Kejadian Malaria Diwilayah Kerja Puskesmas Pandan Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2014

0 0 39

Hubungan Perilaku Masyarakat dan Kondisi Lingkungan Rumah dengan Kejadian Malaria Diwilayah Kerja Puskesmas Pandan Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2014

0 2 4

Hubungan Perilaku Masyarakat dan Kondisi Lingkungan Rumah dengan Kejadian Malaria Diwilayah Kerja Puskesmas Pandan Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2014

0 0 42

PENGEMBANGAN EKONOMI MASYARAKAT MELALUI BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) DI DESA HANURA KECAMATAN TELUK PANDAN KABUPATEN PESAWARAN

0 3 113