PERANAN PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI DALAM MENANGGULANGI PENAMBANGAN PASIR ILEGAL DI KECAMATAN NGADILUWIH KABUPATEN KEDIRI

(1)

PERANAN PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI

DALAM MENANGGULANGI PENAMBANGAN PASIR ILEGAL DI KECAMATAN NGADILUWIH KABUPATEN KEDIRI

Di Susun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu politik (S.IP) Strata-1

Jurusan Ilmu Pemerintahan

Disusun oleh : RIZKI AMELIA

07230052

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang Dan diterima sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Kesarjanaan Strata-1

Pada tanggal : 7 Mei 2012 Dihadapan Dewan Penguji

1. Prof. DR. H. M. Mas’ud Said. ( )

2. Drs. Krisno Hadi, MA ( )

3. Drs. Jainuri, M.Si ( )

4. Drs. Asep Nurjaman, M.Si ( )

Mengetahui, Dekan FISIP UMM


(3)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

FAKULTAS ILMU SOSIAL dAN ILMU POLITIK

--- BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

Nama : Rizki Amelia NIM : 07230052

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Judul : Peranan Pemerintah Kabupaten Kediri dalam

Menanggulangi Penambangan Pasir Ilegal di Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri.

Pembimbing I : Prof. DR. H. M. Mas‟ud Said. Pembimbing II : Drs. Krisno Hadi

Tanggal Pengajuan :

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Prof. DR. H. M. Mas’ud Said. Drs. Krisno Hadi

Mengetahui : Dekan FISI-UMM

Dr. Wahyudi, M.Si

Tanggal Keterangan Pembimbing I Pembimbing II 12 Februari 2011 Pengajuan Bab I

12 Februari 2011 ACC Bab I 11 Maret 2012 Pengajuan Bab II 11 Maret 2012 ACC Bab II

16 April 2012 Pengajuan Bab III & IV 16 April 2012 ACC Bab III & IV 4 Mei 2012 Pengajuan Bab V 4 Mei 2012 Acc Bab V


(4)

SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Rizki Amelia NIM : 07230052

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Judul : Peranan Pemerintah Kabupaten Kediri dalam Menanggulangi Penambangan Pasir Ilegal di Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri.

Menyatakan bahwa skripsi tersebut adalah karya saya sendiri dan bukan karya orang lain, baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam kutipan yang telah disebutkan sumbernya.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya siap mendapat sanksi akademis.

Malang, 06. Mei 2012

Yang Menyatakan

Rizki Amelia

Mengetahui

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II


(5)

Ku persembahkan karya kecil ini kepada:

Ibuku dan Ayahku yang tercinta dan tersayang,

Terimakasih atas Do’a yang tulus kepada Ananda seperti air yang tak pernah berhenti yang terus mengalir, pengorbanan, motivasi, kesabaran, ketabahan dan tetes air matamu yang tak ternilai. Walaupun tidak selalu

bersama, Engkaulah sebaik-baiknya panutan meski tidak selalu sempurna...

Adikku tersayang, Alfarizi dan Nazwa,

kebersamaan, dukungan, do’a, kasih sayang dan perhatianmu padaku,,,

Maafkan jika kakakmu belum bisa menjadi contoh yang baik, semoga kalian selalu menjadi yang terbaik,....

Buat Idrus Aljufri,

Terimakasih atas kasih sayang yang tulus, perhatian, dan kesabaran yang telah diberikan, memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga Engkau pilihan yang terbaik buatku dan masa depanku...

Teman-temanku IP 2007, Criez, Bayu Purbo, Chumad, Yanto, Vivi, dan semua yang gak bisa aku sebutin satu2,, makasih karena kalian telah mengisi hari-hari bersama dalam menuntut ilmu di Kampus Putih UMM... miss U all.... Anak-anak KOS PE, Euis, Yuli, Winda, Ipunk, Jeni, Fe, N’ juga Titin, semoga kalian tetap sabar dalam mengahadapi berbagai cobaan yang ada

di kos an, hehehehehehee n’ buat Ifa, makasih buat cemilannya n’ juga

udah di masakin nasgor,, kebaikanmu Insya Allah akan tetap ku ingat, hehehehhehee (lebay tenan).... (^_^)...


(6)

ABSTRAKSI

Kegiatan penambangan pasir illegal di Kabupaten Kediri, khususnya di wilayah Kecamatan Ngadiluwih,yang terjadi dalam perspektif tata kelola pemerintah daerah, baik dari segi kurangnya keseriusan pemerintah Daerah dan kurangnya kesadaran aparat pemerintah untuk melaksanakan pembangunan secara terarah. Kegiatan penambangan pasir illegal jika tidak segera ditangani akan menyebabkan kerusakan lingkungan yang parah. Seperti rusaknya ekosistem sungai bahkan menyebabkan kerugian bagi masyarakat dan pemerintah.

Untuk itu kebijakan dan strategi yang tepat diharapkan dapat mengatasi permasalahan penambangan pasir illegal ini. Oleh karena itu perlu ketegasan pemerintah daerah setempat dalam mengatasi permasalahan yang menyangkut kegiatan penambangan pasir illegal. Dari berbagai persoalan yang terjadi, permasalahan mengenai penambangan pasir illegal yang sampai saat ini masih berlangsung menjadi salah satu persoalan yang menarik untuk dikaji. Terkait lemahnya penegakan hukum dan pengawasan dalam pengelolaan lingkungan hal ini terlihat dari masih adanya penambangan pasir illegal di DAS sungai brantas. Dalam UU Republik Indonesia Nomor 4 tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batubara pada pasal 1 point 1, dan peraturan daerah propinsi jawa timur nomor 1 tahun 2005 pasal 2, 3 5, dan pasal 7 tentang pengendalian usaha pertambangan bahan galian golongan C pada wilayah sungai brantas di propinsi jawa timur.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kebijakan pemerintah kabupaten kediri dalam menanggulangi penambangan pasir illegal dan upaya-upaya yang dilakukan serta apa yang menjadi hambatan dalam menangulangi penambangan pasir illegal dan implementasi kebijakan tersebut dilapangan.

Melihat hasil penelitian tersebut, kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa faktor ekonomi masih mendasari penambangan pasir ilegal di kabupaten Kediri. Mengingat peran penting pemerintah daerah dalam menyelamatkan lingkungan DAS sungai brantas, upaya-upaya yang selama ini dilakukan oleh pemerintah kabupaten Kediri selama ini belum optimal dan mengena dikalangan pelaku penambangan pasir illegal ini. Ini terbukti dengan masih adanya penambangan secara illegal dialiran sungai brantas. Beberapa hal yang harus dilakukan pemerintah kabupaten ke depan adalah konsisten terhadap kebijakan maupun janji-janjinya kepada para penambang maupun masyarakat. Memperbaiki kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) penambang untuk alih profesi, menjalankan kebijakan yang sesuai fungsi dan wewenang, sekaligus berkontribusi signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat dengan cara memberikan pendidikan dan pelatihan kepada masyarakat, bukan hanya sekedar mencari keuntungan semata.

Kata kunci: Pemerintah daerah, Penambangan Pasir Ilegal.

Malang, 5 Mei 2012 Penulis


(7)

Menyetujui,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II


(8)

ABSTRACT

Illegal sand mining activities in the district of Kediri, especially in the subdistrict Ngadiluwih, which occurred in the perspective of local governance, lack of seriousness in terms of both local governments and a lack of awareness of government officials to carry out the construction as directed. Illegal sand mining activities if not treated immediately will cause severe environmental damage. Destruction of ecosystems such as rivers and even cause harm to society and government.

To the appropriate policy and strategy is expected to address this problem of illegal sand mining. Therefore, local governments need firmness in overcoming problems related to illegal sand mining activities. Of the various problems that occur, the problem of illegal sand mining which is still held to be one interesting issue to be studied. Related to law enforcement and supervision in the management of this environment can be seen from the persistence of illegal sand mining in the Brantas river basin. In the Republic of Indonesia Law No. 4 of 2009 on mineral and coal mining in article 1 point 1, and East Java provincial regulations No. 1 of 2005 articles 2, 3 5, and Article 7 of the control of mineral mining category C in the Brantas River in east Java province.

The purpose of this study was to describe the policy of governments in tackling kediri illegal sand mining and the efforts made and what are the bottlenecks in menangulangi illegal sand mining and the implementation of the policy field.

Looking at the results, conclusions can be drawn is that the underlying economic factors are still illegal sand mining in the district of Karachi. Given the important role of local government in saving the Brantas river basin environment, efforts have been made by the district government Karachi has not been optimal and striking among the perpetrators of this illegal sand mining. This is evidenced by the persistence of illegal mining dialiran Brantas river. Some things you should do next district is consistent with the policy and its promises to the miners and the community. Improve the quality of Human Resources (HR) profession over the miners for, implement policies that suit the function and authority, as well as contributing significantly to the welfare of the community by providing education and training to the community, not just looking for profit.

Key words: Local authorities, illegal sand mining.

Malang, 5 Mei 2012 Penulis


(9)

Menyetujui,

Advisor I Advisor II


(10)

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmanirrahiim

Assalamuakaikum Wr. Wb

Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T atas rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya, sehingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini

mengungkapkan “Peranan Pemerntah Kabupaten Kediri Dalam Menanggulangi Penambangan Pasir Ilegal di Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri”

Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak yang telah membantu berupa arahan dan dorongan selama penulis studi. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada yang terhormat:

1. Allah SWT yang telah memberikan kesabaran dan kesehatan sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini yang penuh perjuangan

2. Rektor UMM: DR. Muhadjir Effendy, M.AP.

3. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Dr. Wahyudi, M.Si

4. Segenap Pimpinan Jurusan Ilmu Pemerintahan: Dr. Dra. Tri Sulistiyaningsih, M.Si : Drs. Jaenuri, M.Si serta para dosen yang telah memberikan ilmu dan segenap pikirannya penulis. Semoga ilmu yang didapat penulis dapat bermanfaat suatu kelak nanti. Amiiin.

5. Dosen pembimbing: Prof. DR. H. M. Mas‟ud Said sebagai dosen pembimbing I, dan Drs. Krisno Hadi, MS sebagai dosen pembimbing II, terima kasih atas dukungan dan arahan keduanya sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini. Segenap Bapak/Ibu dosen FISIP, khususnya dosen Jurusan Ilmu Pemerintahan, terima kasih atas transformasi ilmunya selama di bangku kuliah.

6. Pak Agung selaku Kasat Pol PP Kab. Kediri, Pak Wahyu dan Pak Yusuf selaku Penegak Perda dalam jajaran Satuan Polisi Pamong Praja, terimasih telah membantu dalam memberikan data-data yang saya perlukan.

7. Pak Camat Ngadiluwih yang telah membantu memperlancar pencarian data skripsi. 8. Teman-teman seperjuangan yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga amal baik dari semua pihak tersebut mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Semoga skripsi ini dapat memberikan pengetahauan dan khazanah keilmuan, khususnya bagi penulis serta bermanfaat bagi siapa saja membacanya. Amien.

Malang, 2012 Penulis


(11)

DAFTAR ISI

Halaman Persetujuan ... Berita Acara Bimbingan Skripsi... Abstraksi ... Lembar Persembahan ...

Halaman Pengesahan ... i

Surat Pernyataan ... ii

Kata Pengantar ... iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

1. Bagi Peneliti ... 7

2. Bagi Instansi Pemerintah ... 7

3. Bagi Masyarakat ... 7

E. Defenisi Konseptual ... 8

1. Peranan Pemerintah Daerah ... 8

2. Menanggulangi ... 9

3. Penambangan Pasir Ilegal ... 9

F. Defenisi Operasional ... 11

1. Peranan Pemerintah Kabupaten Kediri... 11

2. Hambatan-hambatan dalam Penanggulangan Pasir Ilegal ... 12

G. Metode Penelitian ... 12

1. Jenis penelitian ... 12

2. Subyek Penelitian ... 13

3. Sumber Data ... 14

4. Teknik Pengumpulan Data ... 15

5. Teknik Analisa Data ... … 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Peranan Pemerintah Daerah ... …. 19

1. Pemerintah Daerah ... …..19

2. Kebijakan Umum ... .…. 32

B. Penambangan Pasir Ilegal ... ….. 40

BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Kondisi Umum Daerah Penelitian ... 48

1. Kondisi Geografis Kabupaten Kediri ... 48

2. Pemerintahan ... 51

3. Penduduk dan Tenaga Kerja ... 51

3.1 Penduduk ... 51

3.2 Tenaga Kerja ... 51

4. Sosial ... 53

4.1 Pendidikan ... 53

4.2 Kesehatan dan Keluarga Berencana ... 54

4.3 Peradilan ... 56

4.4 Agama ... 57


(12)

5. Pariwisata dan Komunikasi ... 58

6. Pertumbuhan Ekonomi ... 60

B. Gambaran Umum Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kediri ... 60

1. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran ... ……… 60

2. Gambaran Umum Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kediri ... 62

2.1 Struktur Organisasi serta Tugas Pokok dan Fungsi ... 63

3. Personel dan sarana prasarana yang tersedia... 70

3.1 Personel ... 70

3.2 Sarana dan Prasarana ... 72

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. DAS Sebagai Area Terlarang Untuk Penambangan Pasir ... 77

B. Profil Penambang Pasir di Area DAS Brantas ... 82

1. Penambang Pasir dengan Cara Manual/Tradisional ... 83

2. Penambang Pasir dengan Cara Menggunakan Mesina atau Mekanik ... 83

C. Menambang Pasir di Daerah terlarang ... 88

a. Dalam Peraturan Daerah ... 88

b. Ketentuan Pidana ... 93

D. Peran Pemda dalam Menanggulangi Penambangan Pasir Ilegal ... 98

1. Langkah-langkah yang dilakukan dalam rangka menanggulangi penambangan pasir Ilegal ... 98

2. Hambatan yang dihadapi dalam Menanggulangi penambangan pasir ilegal .. 105

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 109

B. Saran ... 110

DAFTAR PUSTAKA ... 112 LAMPIRAN ...


(13)

DAFTAR PUSTAKA

 Emzir.2010. Analisis Data. Rajawali Pers. PT RajaGrafindo Persada.

 Gunawan, Sumodiningrat. 2001“Responsi Pemerintah Terhadap Kesenjangan

Ekonomi”. Jakarta. PT Cipta Visi Mandiri.

 Moleong, Lexy. J. 1994. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

 Ramlan, Surbakti. Memahami Ilmu Politik. Jakarta. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

 Senjdaja Soetisna. Momon. dan Sjachran Basah, SH. 1983. Pokok-Pokok Pemerintahan Di Daerah dan Pemerintahan Desa. Bandung. Penerbit Alumni.

 Singarimbun, Masri. 1981. “Metodologi Penelitian Survai”. Jakarta: LP3ES.

 Surbakti, Ramlan. Memahami Ilmu Politik. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

 Sutedi, Adrian. 2011. Hukum Pertambangan, Jakarta : Sinar Grafika.

 Wahab, Solichin Abdul, Analisis kebijakan publik, PT.Danar Wijaya : Malang

 UUD 1945 pasal 33 ayat (3)

 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara Undang-Undang No.32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah

 Perda Kabupaten Daerah Tingkat II Kediri Nomor 14 Tahun 1998 tentang Pajak Pengambilan dan Pengolahan Bahan Galia Golongan C

Internet :

 arisandi.com. “Pengertian Peranan” http://arisandi.com/?p=584 diakses pada tanggal 21 Desember 2010

 Berita Antara. “Penurunan dasar sungai Brantas.

http://www.antaranews.com/berita/1303716315/efek-domino-penurunan-dasar-sungai-brantas. diakses pada 25 Januari 2012

 Gerbang News,“Razia Penambang Pasir-mekanik”.

http://www.gerbangnews.com/index.php?option=com_content&view=articl e&id=787%3Arazia-penambang-pasir-mekanik&Itemid=138 di akses pada tanggal 21 April 2012


(14)

 Harian Birawa. “Tambang Ilegal”. http://www.harianbhirawa.co.id/eksekutif/8604-400-titik-tambang-ilegal-rusak-das-brantas diakses pada tanggal 18 April 2012

 Seputar Indonesia. “Tingkat Pencemaran Sungai Brantas”.

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/431390/44/ di


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Industri pertambangan merupakan salah satu industri yang diandalkan pemerintah

Indonesia untuk mendatangkan devisa. Selain mendatangkan devisa industri pertambangan

juga menciptakan lapangan kerja di Kabupaten dan Kota dimana merupakan sumber

Pendapatan Asli Daerah (PAD). Kegiatan pertambangan merupakan suatu kegiatan yang

meliputi: eksplorasi, eksploitasi, pengolahan/ pemurnian, pengangkutan mineral/ bahan

tambang.

Sejalan dengan proses otonomi daerah, kesiapan dan kemampuan baik SDM (Sumber

Daya Manusia) maupun institusi di bidang pengelolaan lingkungan hidup terus ditumbuh

kembangkan sesuai dengan potensi dan permasalahannya di masing-masing daerah. Perhatian

permasalahan lingkungan tidak saja diarahkan pada terjadinya berbagai kasus pencemaran

terhadap lingkungan hidup, tetapi juga banyaknya eksploitasi yang menyebabkan

berkurangnya sumber daya alam dan energi, baik itu sumber daya alam terbaharui maupun

sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Banyak kegiatan penambangan yang

mengundang sorotan masyarakat sekitarnya karena dampak yang ditimbulkan berakibat pada

pengrusakan lingkungan, apalagi penambangan tanpa izin yang selain merusak lingkungan

juga membahayakan jiwa penambang karena keterbatasan pengetahuan si penambang dan

juga karena tidak adanya pengawasan dari dinas atau instansi terkait.

Tingkat pencemaran air Sungai Brantas, sudah pada taraf yang mengkhawatirkan. ini,


(16)

mulai mengalami kepunahan. 1 Kondisi seperti ini juga terjadi di Kabupaten Kediri Propinsi

Jawa Timur tepatnya di kali Brantas Kecamatan Ngadiluwih, yang sungainya dieksploitasi

untuk diambil pasirnya. Pasir yang dihasilkan cukup berlimpah dan merupakan bahan

tambang yang menggiurkan bagi banyak orang. Sungai yang semula terdapat banyak ikan

kini menjadi rusak karena dikeruk oleh alat-alat penyedot pasir untuk diambil pasirnya dan

meningalkan bekas penambangan dan menimbulkan kerusakan ekologi dan pencemaran air

tanah.

Kekayaan alam dikuasai oleh negara, hal ini diatur dalam UUD 1945 pasal 33 ayat (3)

(UUD 1945 ayat 3 : „‟ Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai

olaeh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Artinya bahwa

bumi air dan udara adalah merupakan milik negara yang dikelola oleh pemerintah dengan

tujuan untuk kemakmuran bagi rakyat”.2

Dijelaskan pada Peraturan Daerah Kabupaten

Daerah Tingkat II Kediri Nomor 14 Tahun 1998, bahwa bahan tambang sebagai kekayaan

alam yang perlu dilestarikan keberadaannya perlu diatur penggunaannya secara optimal

dengan prinsip pengelolaan berdaya guna, berhasil guna dan berwawasan lingkungan.

Penguasaan Negara atas bahan-bahan tambang yang ada didalam bumi telah diatur

secara umum dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 Tentang Ketentuan-Ketentuan

Pokok Pertambangan Pasal 1 Undang-Undang dimaksud menyatakan bahwa semua bahan

galian yang terdapat dalam wilayah hukum pertambangan Indonesia yang merupakan

endapan-endapan alam sebagai Karunia Tuhan Yang Meha Esa adalah kekayaan nasional

Bangsa Indonesia dan oleh karenanya dikuasai dan dipergunakan oleh Negara untuk

sebesar-besarnya bagi kemakuran rakyat.

Yang paling penting saat ini adalah sejauh mana keseriusan pemerintah daerah

kabupaten kediri dalam memerangi penambangan pasir liar ini. Persoalan inilah yang

1

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/431390/44/ 2


(17)

kemudian muncul sehinga yang terpenting saat ini adalah bagaimana menyadarkan

masyarakat yang mengeluti penambangan pasir liar supaya memperhatikan bahwa yang

mereka lakukan ini menimbulkan kerusakan yang dampaknya dirasakan masyarakat sekitar.

Permasalahan penambangan pasir liar yang terjadi dalam perspektif tata kelola

pemerintah daerah yang baik saat ini adalah kurangnya keseriusan dan kesadaran aparat

pemerintah untuk melaksanakan pembangunan secara terarah, selain itu juga institusi

penegak hukum yang kurang tegas terhadap pelanggar hukum atau tebang pilih, hal ini juga

berperan menyebabkan terkendalanya tata kelola pemerintahan yang baik. serta kurangnya

perhatian dan kurangnya sosialisasi yang di lakukan pemerintah, sehinga banyak sekali

kendala yang terjadi dalam pengembangan wilayah.

Kebijakan dan strategi yang tepat diharapkan dapat mengatasi masalah penambangan

pasir ilegal ini. kepada masyarakat harus dilihat dari struktur masyarakat serta keseharian

dari masyarakat itu sendiri sehinga pada saat sebuah kebijakan tersebut di terapkan

masyarakat akan bisa menerima dengan baik tanpa ada masalah di kemudian hari yang

disebabkan efek dari kebijakan yang tidak cocok dalam tatanan masyarakat yang ada, sehinga

peran pemerintah dalam hal ini adalah sosialisasi kepada masyarakat secara bertahap tentang

manfaat dari sebuah pembangunan bagi masyarakat itu sendiri serta bagi kelangsungan

sebuah pembangunan, Sehingga saat ini masyarakat yang dijadikan tumbal oleh pemerintah

adalah bahwa yang melakukan kegiatan penambangan pasir illegal adalah hanya masyarakat

yang berada disekitar tambang. Padahal kalau lebih jauh melihat kedalam, yang melakukan

kegiatan penambangan illegal adalah oknum-oknum yang ada di birokrasi dan

pengusaha-pengusaha nakal yang kemudian berlindung dibelakang aparatur penegak hukum.

Oleh karena itu perlu adanya ketegasan pemerintah daerah setempat dalam semua

bidang, jangan ada lagi tarik ulur kebijakan antara penguasa dan pengusaha. Supaya


(18)

sektor, selama ini lingkungan kurang begitu mendapat perhatian, terutama di sektor

pertambangan yang sebenarnya sangat vital, karena hal ini mempengaruhi kondisi lingkungan

dan infrastruktur di sekitarnya. sebagian besar masyarakat tidak mengetahui apa dampak

yang di timbulkan dari pertambangan pasir ilegal terutamanya yang ada disekitar kali brantas

kabupaten kediri, oleh karena itu dalam rangka membangun lingkungan yang baik perlu

adanya sebuah ketegasan dari kebijakan, sehingga diharapkan kedepannya penambangan liar

bisa dihentikan. Karena itu, peningkatan sumberdaya manusia yang handal di sektor lain

sangat di perlukan sehinga dengan adanya sumberdaya yang ada mereka tidak akan mudah

menyerah untuk terus berusaha memperbaiki kondisi perekonomian yang sudah ada sehinga

pembangunan akan semakin baik lagi.

Dengan melihat realitas yang terjadi dari berbagai bencana alam yang melanda

ditanah air akhir-akhir ini, kita ternyata disadarkan pula pentingnya untuk menjaga atau

mencintai alam, mengingat hal tersebut juga didukung oleh pemerintah dengan berbagai

pencanangan program penanaman pohon dan larangan penambangan secara liar dengan

mengunakan alat-alat yang sekiranya dapat merusak sungai, penambangan yang liar

(eksploitasi alam) yang berlebihan dan sebagainya. Hal tersebut memang berdampak negatif

ketika tanpa kontrol dan dibiarkan begitu saja.

Namun, walaupun dampak yang dirasa sangat merugikan terutama terhadap

lingkungan, belum maksimalnya upaya yang dilakukan untuk menanggulangi kegiatan

penambangan pasir illegal yang ada di Kecamatan Ngadiluwih ini, baik yang dilakukan oleh

masyarakat secara pribadi maupun private sector (pengusaha tambang) dimana kegiatan ini

semakin hari makin dilakukan dengan teknologi yang canggih yang mampu merusak

lingkungan disepanjang bantaran Sungai Brantas.

Untuk itu, dalam hal ini peran dari berbagai pihak seperti pemerintah, aparat, dan


(19)

tidak untuk meminimalisir dan pada akhirnya kegiatan penambangan pasir illegal yang sangat

merugikan tersebut setidaknya pada kedepannya tidak ada lagi.

Dari uraian yang telah dipaparkan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Peranan Pemerintah Kabupaten Kediri Dalam Menanggulangi

Penambangan Pasir Ilegal di Kecamatan Ngadiluwih Kebupaten Kediri”.

B. Rumusan Masalah :

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka yang menjadi rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana Peranan Pemerintah Kabupaten Kediri dalam menanggulangi

penambangan pasir ilegal di Sungai Brantas di wilayah Kecamatan Ngadiluwih?

2. Faktor apa yang menghambat Peranan Pemerintah Kabupaten Kediri dalam

menanggulangi penambangan pasir ilegal di Sungai Brantas di wilayah Kecamatan

Ngadiluwih?

C. Tujuan penelitian :

Penelitian ini diarahkan pada tujuan yang hendak dicapai sebagai sebuah hasil,

dimana tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Bagaimana peranan Pemerintah kabupaten Kediri dalam menanggulangi

penambangan pasir ilegal di Sungai Brantas di wilayah Kecamatan Ngadiluwih.

2. Faktor apa yang menghambat peranan pemerintah Kabupaten Kediri dalam

menanggulangi penambangan pasir liar di Sungai Brantas di wilayah Kecamatan

Ngadiluwih.


(20)

Setiap proses usaha atau kegiatan dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat

memberikan manfaat dan kegunaan bagi beberapa pihak, diantaranya :

1. Bagi Peneliti, mendapatkan wacana dan khasanah keilmuan yang baru tentang peran

dan tindakan pemerintah dalam menangani permasalahan penambangan pasir liar di

Kabupaten Kediri.

2. Bagi Instansi Pemerintahan Kabupaten Kediri, penelitian ini dapat sebagai rujukan

dan masukan untuk menanggulangi terjadinya kegiatan penambangan pasir liar, baik

dalam menyusun peraturan yang terkait dengan kegiatan penambangan liar maupun

penerapan praktek penambangan yang baik.

3. Bagi Masyarakat, memberikan pemahaman bahwasanya kegiatan penambangan pasir

secara liar adalah kegiatan melanggar hukum dan akan menyebabkan kerusakan

lingkungan yang tidak terkendali, sehingga dengan adanya pemahaman ini maka

masyarakat diharapkan bisa menghentikan kegiatan penambangan secara liar atau

setidaknya dapat melakukan teknik penambangan yang baik, benar dan berwawasan

lingkungan.

E. DEFINISI KONSEPTUAL

Agar memperoleh kejelasan tentang arti dari penelitian ini, diperlukan adanya

definisi konseptual yang memberikan arahan dan ruang lingkup penelitian, sehingga

mudah dalam mengadakan penelitian. Adapun definisi-definisi tersebut adalah

sebagai berikut :

1. Peranan Pemerintah Daerah

Peranan adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan individu yang

penting bagi struktur sosial masyarakat, peranan meliputi norma-norma yang


(21)

dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing

seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.3

Pemerintah daerah adalah terdiri atas kepala daerah dan perangkat daerah dan

perangkat daerah yang berfungsi sebagai penyelenggaraan pemerintah atau bisa juga

diartikan Pemerintah Daerah adalah unsur penyelenggara unsur Pemerintah Daerah

yang terdiri dari Gubernur, Bupati, atau WaliKota, dan perangkat daerah. Perangkat

Daerah dapat berupa :

a) Pemerintah Daerah Provinsi (Pemprov), yang terdiri atas Gubernur dan

Perangkat Daerah, yang meliputi Sekretariat Daerah, dinas Daerah, dan

Lembaga Teknis Daerah.

b) Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Pemkab/Pemkot) yang terdiri atas

Bupati/WaliKota dan Perangkat Daerah, yang meliputi Sekretariat Daerah,

Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan,dan Kelurahan.4

Dalam skripsi ini akan dikhususkan untuk pemerintahan Kabupaten, dimana

Pemerintah Kabupaten berarti penyelenggara pemerintah yang yang ruang lingkup

kekuasaannya hanya ada di Kabupaten, dimana kekuasaan tertinggi di Kabupaten

dipegang oleh Bupati dan dibantu oleh Wakil Bupati dan Perangkat Daerah. Dalam

skripsi ini dikhususkan pada Pemerintah Kabupaten Kediri.

2. Menanggulangi

Menanggulangi bisa diartikan sebagai mencegah atau menangani

permasalahan yang sudah terjadi agar tidak terulang kembali. Bisa juga diartikan

sebagai proses atau serangkaian pekerjaan yang dalam hal ini adalah bagaimana

3

http://arisandi.com/?p=584 diakses pada tanggal 21 Desember 2010 4


(22)

peranan Pemerintah Kabupaten Kediri dalam memberantas para penambangan pasir

illegal yang ada di Sungai Brantas Kabupaten Kediri.

3. Penambangan Pasir Ilegal

Dalam segala kegiatan, tentu tekait dengan sektor bidang pemerintahan,

misalnya kegiatan usaha pertambangan pasti terkait dengan kementrian

pertambangan, kementrian perhubungan, kementrian perdagangan, serta Pemerintah

Daerah oleh karena itu, pemberian izin perlu dikaji secara cermat dan akurat untuk

menghindari dampak lingkungan, sosial dan budaya. 5

Istilah penambang sering didengar, dimana kata penambang itu sendiri tidak

asing melihat dari banyaknya sumber daya alam berupa galian atau tambang. Secara

otomatis penambang diberikan kepada para pekerja yang melakukan pekerjaan berupa

galian. Para penambang itu sendiri pada umumnya melakukan usaha pertambangan

yang meliputi penggalian.

Penambangan pasir secara ilegal merupakan kegiatan menambang pasir yang

dalam pekerjaannya tidak memiliki izin resmi, melakukan perdagangan dan peredaran

hasil tambang pasir tanpa izin atau melakukan pertambangan baik penambangan

hingga perdagangan dan perederan hasil tambang pasir yang tidak memiliki izin

resmi. Selain itu, juga izin rekomendasi atau bentuk apapun yang diberikan kepada

perseorangan, sekelompok orang atau perusahaan / yayasan oleh instansi pemerintah

diluar ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dapat dikategorikan

sebagai penambangan secara ilegal.

5


(23)

F. DEFINISI OPERASIONAL

Di dalam karya ilmiah penyusunan definisi operasional ini diperlukan karena

sebagai alat pengambilan data mana yang cocok dan akan digunakan. Jadi, definisi

operasional adalah suatu informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang

menggunakan variabaeal yang sama. Dari informasi tersebut akan mengetahui bagaimana

caranya atas variabel itu dilakukan. Dengan penelitian, dia dapat menentukan apakah

prosedur pengukuran yang sama akan dilakukan atau diperlukan prosedur pengukuran

yang baru.

Dengan demikian, definisi operasional dapat diartikan sebagai ukuran dari pada

suatu indikator variable untuk dijadikan pijakan guna membahas hipotesa yang akan

dicari kebenarannya. Berdasarkan unit analisanya yang menjadi indikator variable dalam

penelitian ini adalah : pemerintah, aparat, dan penambang pasir liar tersebut. Maka untuk

mengukur keberhasilan variabel di atas ditentukan indikator-indikator sebagai berikut :

1) Peranan Pemerintah Kabupaten Kediri dalam penanggulangan penambangan pasir

ilegal.

a) Apa yang sedang dan telah dilakukan Pemkab untuk mengatasi masalah tersebut.

b) Langkah-langkah yang ditempuh oleh Pemkab Kediri dalam penanggulangan

pasir ilegal.

c) Pendekatan-pendekatan yang dilakukan oleh Pemkab dalam implementasi

kebijakan penanggulangan penambang pasir ilegal.

d) Implementasi kebijakakan.

e) Bagaimana bentuk pengawasan dan hasil-hasilnya untuk penanggulangan

penambangan pasir ilegal.

2) Hambatan-hambatan dalam penanggulangan panambangan pasir ilegal.


(24)

b) Adanya celah kebijakan, terkait regulasi yang dikeluarkan dalam menangani

penambangan illegal.

c) Kurangnya pemahaman pelaku penambangan pasir ilegal terhadap praktek

penambangan yang baik.

G. METODE PENELITIAN

Metode merupakan suatu ilmu mengenai metode dimana di dalamnya terkandung

teknik serta cara-cara mulai penelitian direncanakan sampai dengan penulisannya. Dalam

setiap penelitian metodologi memegang peranan yang sangat penting dalam rangka untuk

menganalisa data dan pengumpulan data. Ada beberapa tahap dalam metodologi

penelitian, yaitu :

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini bermaksud untuk melukiskan atau memberi gambaran mengenai

suatu fenomena atau pokok permasalahan yang timbul di lapangan tanpa mempersoalkan

jalinan atau hubungan antar variabel. Sehingga, jika dilihat dari tujuan pengembangan

teori, maka jenis penelitian ini arahnya lebih condong pada penelitian deskriptif.

Penelitian deskriptif biasanya mempunyai dua tujuan, yang pertama adalah untuk

mengetahui perkembangan sarana fisik atau frekuensi terjadinya aspek suatu fenomena

sosial tertentu, yang kedua adalah untuk mendeskripsikan secara terperinci fenomena

sosial tertentu. 6

2. Subyek Penelitian

6


(25)

Jika membicarakan tentang subyek penelitian sama halnya dengan membicarakan

unit analisis, yaitu satuan tertentu yang diperhatikan sebagai sebuah obyek dalam sebuah

penelitian. Sehingga, yang dimaksud dengan subyek penelitian adalah subyek yang dituju

untuk diteliti peneliti.

Terkait dengan kegiatan penambangan dan lingkungan, maka subyek penelitian

yang di ambil adalah:

a. Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kediri

- Kasat Pol PP, Bapak Agoeng Djoko R. SH. MM

- Seksi Penegak Perda Bapak Drs. Wahyu Widodo

b. Dinas Pengairan, Pertambangan dan Energi.

- Ir. Edy Yuwono

c. Camat Ngadiluwih.

- Drs. Muslich Syaifudin

d. Penambang pasir di kecamatan Ngadiluwih.

- Pak Mujib

- Pak Heru

- Pak Indro

- Pak Sony

- Mas Fauzy

e. Masyarakat setempat 5 orang.

- Pak Harto

- Pak Sahid

- Bu Min

- Bu Anik


(26)

3. Sumber Data

Di dalam penelitian, penulis memerlukan data. Adapun data yang dipergunakan di

dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber yang bukan merupakan

hasil pengimpulan data dari orang lain. Dalam kaitannya dengan penelitian yang

dilakukan di atas ini dapat melalui observasi dan mengadakan wawancara

langsung dengan responden.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh berdasarkan penyelidikan orang

lain atau data yang sudah ada, sehingga kita tinggal menggunakan data tersebut.

Dalam penelitian ini, data sekunder yang dipergunakan adalah melalui

dokumentasi seperti foto, buku, koran, internet dan lain-lain yang berkaitan

dengan praktek penambangan pasir liar dan kebijakan untuk membenahi

kerusakan lingkungan akibat penambangan pasir liar di Kabupaten Kediri.

4. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian yang bersifat ilmiah memerlukan suatu metode untuk memecahkan

masalah penelitian yang dihadapi, serta untuk memahami obyek penelitian yang menjadi

sasaran penelitian. Untuk memperoleh data yang akurat sesuai dengan masalah yang

diteliti serta manunjang kelengkapan data yang tepat dan memadai.

Adapun teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini antara

lain :


(27)

Observasi dimaksudkan sebagai suatu teknik pengumpulan data dengan cara

melakukan pengamatan dan pencatatan terhadap objek penelitian. Dari metode obsevasi

ini, data yang diperoleh adalah keadaan daerah, lingkungan kerja dan pelaksanaan riil

kebijakan yang ada dii lapangan. Teknik observasi digunakan karena peneliti juga

membutuhkan data-data yang lebih obyektif berdasarkan fakta lapangan dan bersifat

umum.

b. Teknik Wawancara

Teknik ini paling banyak dipergunakan dalam tahap pengumpulan data.

Melalui teknik wawancara, data yang menunjukkan gejala-gejala berkaitan dengan

fokus perhatian penelitian ini dilacak melalui wawancara dengan informan. Untuk

memperlancar pengumpulan data dengan teknik ini, dipergunakan perangkat

pembantu berupa daftar pertanyaan sebagai pedoman wawancara. Dalam penelitian

ini wawancara dilakukan pada instansi terkait, penambang liar, aparat, masyarakat.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan laporan tertulis dari suatu peristiwa yang isinya

terdiri dari penjelasan dan pemikiran terhadap peristiwa itu dan tertulis dengan

sengaja untuk menyimpan atau meneruskan keterangan mengenai peristiwa tersebut.

Melalui dokumentasi ini diharapkan data-data yang ada dapat lebih

dipertanggung-jawabkan karena ada bukti yang konkrit.

5. Teknik Analisis Data.

Menurut Bogdan Taylor7 Mendefisinikan metode kualitatif sebagai prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

7


(28)

Dalam penelitian ini digunakan analisis data kualitatif sebagaimana yang

dikemukakan oleh Miles dan Huberman adalah dengan prosedur: reduksi data (reduction

data), penyajian data (display data), menarik kesimpulan atau verifikasi (drawing

conclucing), dengan penjelasan sebagai berikut: 8

1. Reduksi Data

Reduksi data merujuk pada proses pemilihan, pemfokusan, penyederhanaan,

abstraksi dan pentransformasian “data mentah” yang terjadi dalam catatan-catatan lapangan tertulis. Reduksi data terjadi secara kontinu melalui kehidupan suatu proyek

yang diorientasikan secara kualitatif. Faktanya bahkan “sebelum” data secara aktual dikumpulkan, reduksi data antisipasi terjadi sebagaimana diputuskan oleh peneliti

(sering tanpa kesadaran penuh) yang mana kerangka konseptual, situs, pertanyaan

penelitian, pendekatan pengumpulan data untuk dipilih. Sebagaimana pengumpulan

data berproses, terdapat beberapa episode selanjutnya dari reduksi data (membuat

rangkuman, pengkodean, membuat tema-tema, membuat gugus-gugus, membuat

pemisahan-pemisahan, menulis memo-memo). Dan reduksi/pentransformasian proses

terus menerus setelah kerja lapangan, hingga laporan lengkap.

Reduksi data bukanlah sesuatu yang terpisah dari analisis. Ia merupakan

bagian dari analisis. Pilihan-pilihan peneliti potongan-potongan data untuk diberi

kode, untuk ditarik keluar, dan rangkuman pola-pola sejumlah potongan, apa

pengembangan ceritanya, semua merupakan pilihan-pilihan analitis. Reduksi data

adalah suatu bentuk analisis yang mempertajam, memfokuskan, membuang dan

menuyusun data dalam suatu cara dimana kesimpulan akhir dapat digambarkan dan

diverifikasikan.

8


(29)

2. Penyajian Data

Penyajian data diartikan sebagai sekumpulan informasi tersusun yang

memberikan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Sebagaimana

halnya dengan reduksi data, penggunaan penyajian data tidaklah terpisah dari analisis,

dalam merancang dan memutuskan jenis data yang digunakan atau dianalisis. Hal ini

juga merupakan kegiatan reduksi data.

3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan yaitu melakukan verifikasi data secara terus menerus

sepanjang penelitian berlangsung. Sejak awal memasuki lapangan dan selama proses

pertumbuhan data, peneliti berusaha untuk menganalisis dan mencari makna dari data

yang dikumpulkan, yaitu dengan mencari pola, tema, hubungan persamaan dan

hal-hal lain yang sering timbul dan sebagainya yang dituangkan dalam kesimpulan yang

masih bersifat tentatif, akan tetapi dengan bertambahnya data melalui verifikasi secara

terus-menerus, maka Akan diperoleh kesimpulan senantiasa terus dilakukan verifikasi

selama penelitian berlangsung yang melibatkan interptretasi peneliti.

Ketiga tahap ini, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan

sebagai antar jalinan sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk

paralel untuk menyusun domain umum yang disebut analisis. Ketiga tahap tersebut

dapat digambarkan sebagaimana terlihat pada gambar dibawah ini, yamg mana ketiga

jenis analisis dan aktifitas pengumpulan data itu sendiri membentuk suatu siklus


(1)

b) Adanya celah kebijakan, terkait regulasi yang dikeluarkan dalam menangani penambangan illegal.

c) Kurangnya pemahaman pelaku penambangan pasir ilegal terhadap praktek penambangan yang baik.

G. METODE PENELITIAN

Metode merupakan suatu ilmu mengenai metode dimana di dalamnya terkandung teknik serta cara-cara mulai penelitian direncanakan sampai dengan penulisannya. Dalam setiap penelitian metodologi memegang peranan yang sangat penting dalam rangka untuk menganalisa data dan pengumpulan data. Ada beberapa tahap dalam metodologi penelitian, yaitu :

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini bermaksud untuk melukiskan atau memberi gambaran mengenai suatu fenomena atau pokok permasalahan yang timbul di lapangan tanpa mempersoalkan jalinan atau hubungan antar variabel. Sehingga, jika dilihat dari tujuan pengembangan teori, maka jenis penelitian ini arahnya lebih condong pada penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif biasanya mempunyai dua tujuan, yang pertama adalah untuk mengetahui perkembangan sarana fisik atau frekuensi terjadinya aspek suatu fenomena sosial tertentu, yang kedua adalah untuk mendeskripsikan secara terperinci fenomena sosial tertentu. 6

2. Subyek Penelitian

6


(2)

Jika membicarakan tentang subyek penelitian sama halnya dengan membicarakan unit analisis, yaitu satuan tertentu yang diperhatikan sebagai sebuah obyek dalam sebuah penelitian. Sehingga, yang dimaksud dengan subyek penelitian adalah subyek yang dituju untuk diteliti peneliti.

Terkait dengan kegiatan penambangan dan lingkungan, maka subyek penelitian yang di ambil adalah:

a. Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kediri - Kasat Pol PP, Bapak Agoeng Djoko R. SH. MM - Seksi Penegak Perda Bapak Drs. Wahyu Widodo b. Dinas Pengairan, Pertambangan dan Energi.

- Ir. Edy Yuwono c. Camat Ngadiluwih.

- Drs. Muslich Syaifudin

d. Penambang pasir di kecamatan Ngadiluwih. - Pak Mujib

- Pak Heru - Pak Indro - Pak Sony - Mas Fauzy

e. Masyarakat setempat 5 orang. - Pak Harto

- Pak Sahid - Bu Min - Bu Anik - Bu Titik


(3)

3. Sumber Data

Di dalam penelitian, penulis memerlukan data. Adapun data yang dipergunakan di dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber yang bukan merupakan hasil pengimpulan data dari orang lain. Dalam kaitannya dengan penelitian yang dilakukan di atas ini dapat melalui observasi dan mengadakan wawancara langsung dengan responden.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh berdasarkan penyelidikan orang lain atau data yang sudah ada, sehingga kita tinggal menggunakan data tersebut. Dalam penelitian ini, data sekunder yang dipergunakan adalah melalui dokumentasi seperti foto, buku, koran, internet dan lain-lain yang berkaitan dengan praktek penambangan pasir liar dan kebijakan untuk membenahi kerusakan lingkungan akibat penambangan pasir liar di Kabupaten Kediri.

4. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian yang bersifat ilmiah memerlukan suatu metode untuk memecahkan masalah penelitian yang dihadapi, serta untuk memahami obyek penelitian yang menjadi sasaran penelitian. Untuk memperoleh data yang akurat sesuai dengan masalah yang diteliti serta manunjang kelengkapan data yang tepat dan memadai.

Adapun teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini antara lain :


(4)

Observasi dimaksudkan sebagai suatu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan dan pencatatan terhadap objek penelitian. Dari metode obsevasi ini, data yang diperoleh adalah keadaan daerah, lingkungan kerja dan pelaksanaan riil kebijakan yang ada dii lapangan. Teknik observasi digunakan karena peneliti juga membutuhkan data-data yang lebih obyektif berdasarkan fakta lapangan dan bersifat umum.

b. Teknik Wawancara

Teknik ini paling banyak dipergunakan dalam tahap pengumpulan data. Melalui teknik wawancara, data yang menunjukkan gejala-gejala berkaitan dengan fokus perhatian penelitian ini dilacak melalui wawancara dengan informan. Untuk memperlancar pengumpulan data dengan teknik ini, dipergunakan perangkat pembantu berupa daftar pertanyaan sebagai pedoman wawancara. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan pada instansi terkait, penambang liar, aparat, masyarakat. c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan laporan tertulis dari suatu peristiwa yang isinya terdiri dari penjelasan dan pemikiran terhadap peristiwa itu dan tertulis dengan sengaja untuk menyimpan atau meneruskan keterangan mengenai peristiwa tersebut. Melalui dokumentasi ini diharapkan data-data yang ada dapat lebih dipertanggung-jawabkan karena ada bukti yang konkrit.

5. Teknik Analisis Data.

Menurut Bogdan Taylor7 Mendefisinikan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

7


(5)

Dalam penelitian ini digunakan analisis data kualitatif sebagaimana yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman adalah dengan prosedur: reduksi data (reduction data), penyajian data (display data), menarik kesimpulan atau verifikasi (drawing conclucing), dengan penjelasan sebagai berikut: 8

1. Reduksi Data

Reduksi data merujuk pada proses pemilihan, pemfokusan, penyederhanaan,

abstraksi dan pentransformasian “data mentah” yang terjadi dalam catatan-catatan lapangan tertulis. Reduksi data terjadi secara kontinu melalui kehidupan suatu proyek yang diorientasikan secara kualitatif. Faktanya bahkan “sebelum” data secara aktual dikumpulkan, reduksi data antisipasi terjadi sebagaimana diputuskan oleh peneliti (sering tanpa kesadaran penuh) yang mana kerangka konseptual, situs, pertanyaan penelitian, pendekatan pengumpulan data untuk dipilih. Sebagaimana pengumpulan data berproses, terdapat beberapa episode selanjutnya dari reduksi data (membuat rangkuman, pengkodean, membuat tema-tema, membuat gugus-gugus, membuat pemisahan-pemisahan, menulis memo-memo). Dan reduksi/pentransformasian proses terus menerus setelah kerja lapangan, hingga laporan lengkap.

Reduksi data bukanlah sesuatu yang terpisah dari analisis. Ia merupakan bagian dari analisis. Pilihan-pilihan peneliti potongan-potongan data untuk diberi kode, untuk ditarik keluar, dan rangkuman pola-pola sejumlah potongan, apa pengembangan ceritanya, semua merupakan pilihan-pilihan analitis. Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang mempertajam, memfokuskan, membuang dan menuyusun data dalam suatu cara dimana kesimpulan akhir dapat digambarkan dan diverifikasikan.

8


(6)

2. Penyajian Data

Penyajian data diartikan sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberikan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Sebagaimana halnya dengan reduksi data, penggunaan penyajian data tidaklah terpisah dari analisis, dalam merancang dan memutuskan jenis data yang digunakan atau dianalisis. Hal ini juga merupakan kegiatan reduksi data.

3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan yaitu melakukan verifikasi data secara terus menerus sepanjang penelitian berlangsung. Sejak awal memasuki lapangan dan selama proses pertumbuhan data, peneliti berusaha untuk menganalisis dan mencari makna dari data yang dikumpulkan, yaitu dengan mencari pola, tema, hubungan persamaan dan hal-hal lain yang sering timbul dan sebagainya yang dituangkan dalam kesimpulan yang masih bersifat tentatif, akan tetapi dengan bertambahnya data melalui verifikasi secara terus-menerus, maka Akan diperoleh kesimpulan senantiasa terus dilakukan verifikasi selama penelitian berlangsung yang melibatkan interptretasi peneliti.

Ketiga tahap ini, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan sebagai antar jalinan sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk paralel untuk menyusun domain umum yang disebut analisis. Ketiga tahap tersebut dapat digambarkan sebagaimana terlihat pada gambar dibawah ini, yamg mana ketiga jenis analisis dan aktifitas pengumpulan data itu sendiri membentuk suatu siklus interaktif.