Instrumen Penelitian METODE PENELITIAN

waktu, tenaga dan dana, 2. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data, 3. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang resikonya besar, tentu saja jika sampel besar, hasilnya akan lebih baik. Berdasarkan pendapat di atas, maka peneliti menentukan sampel sebesar 20 orang dengan alasan sebagai berikut: 1. Jumlah populasi kurang dari 100, maka besarnya sampel diambil semuanya, 2. Populasi pemain putera PB. Sehat Semarang tahun 2014 heterogen, sehingga dicari populasi yang homogen,yaitu pemain pemulanya. Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling, yaitu sampelyang digunakan sebanyak populasi yang ada Suharsimi Arikunto 2002:109, sampel dalam penelitian ini adalah semua pemain pemula putera PB. Sehat Semarang yang berjumlah 20 orang.

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat bantu yang dipakai pada saat penelitian untuk memperoleh data yang akurat. Instrumen yang digunakan dalam mengumpulkan data penelitian ini adalah instrumen teknik pukulan smash dalam permainan bulutangkis yang disusun oleh Moh. Nasution, dkk 1993:38 yaitu validitas dan reabilitas instrumen teknik pukulan smash dalam permainan bulutangkis, yang mempunyai validitas sebesar 0,820 dan reabilitas sebesar 0,937. Berdasarkan ketentuan sebagai pengumpan adalah pelatih club bulutangkis yang bersangkutan dengan pertimbangan bila memberikan umpan service ke sasaran banyak yang masuk. Adapun tes pukulan smash yang dilakukan dari atas adalah sebagai berikut : Pelaksanaan tes pukulan smash adalah sebagai berikut : 1. Teste melakukan pukulan smash setelah diberi umpan oleh pengumpan dengan pukulan service lob. 2. Setelah menerima umpan teste dapat bergerak ke belakang untuk menyambut bola umpan dengan pukulan smash. 3. Arah pukulan smash dapat ditunjukkan ke kiri silang atau ke kanan lurus, karena untuk daerah sasaran pukulan smash memiliki nilai yang sama. 4. Setiap pukulan smash yang masuk di daerah pukulan smash atau jatuh tepat di atas garis batas dianggap sah dan mendapat nilai 5 lima, sedangkan untuk pukulan smash yang gagal atau keluar mendapat nilai 0 nol dengan catatan sebagai berikut : 1. Bila pengumpan tidak baik salah sedangkan teste tetap berusaha untuk memukul dengan smash dimana hasilnya masuk ke daerah sasaran pukulan smash,maka nilai yang diberikan adalah 5 lima, 2. Bila pengumpan tidak baik salah sedangkan teste tidak berusaha memukul maka teste dianggap belum memukul dan diberi kesempatan untuk mengulang, 3. Bila pengumpan baik benar sedangkan teste tidak berusaha memukul, maka kepada teste dianggap sudah melakukan satu pukulan smash dengan kriteria gagal dan mendapat nilai 0 nol. 5. Kesempatan melakukan pukulan smash diberikan sebanyak 20 kali, dengan cara 10 kali dari kanan dan 10 kali dari sebelah kiri. 6. Nilai kaseluruhan dihitung dari jumlah angka yang dihasilkan dari 20 kali pelaksanaan, sehingga nilai kemungkinan yang dapat dicapai adalah 100 Moh. Nasution, 1993:35 Gambar 12. Instrumen Pukulan smash Moh. Nasution, dkk. 1993:34

3.5. Prosedur Penelitian

Dokumen yang terkait

PENGARUH LATIHAN OVERHEAD LOB DENGAN PENAMBAHAN FORWARD DAN BACKWARD HANDGRIP TERHADAP HASIL OVERHEAD LOB (Eksperimen pada pemain pemula putra Persatuan Bulutangkis Sehat Semarang usia 11 15 tahu

0 9 83

PENGARUH MODEL LATIHAN DAN PANJANG LENGAN TERHADAP PRESTASI OVERHEAD LOB (Eksperimen pada pemain putra Persatuan Bulutangkis Pendowo Semarang usia 11 13 tahun 2014)

6 53 91

PENGARUH LATIHAN SMASH DENGAN PENAMBAHAN V DAN T DRILL (Eksperimen Pada Pemain Usia 11 13 Pendowo Semarang 2014)

0 18 78

PENGARUH VARIASI LATIHAN SMASH TERHADAP HASIL PENINGKATAN KETEPATAN SMASH PADA PEMAIN BULUTANGKIS PUTRA USIA 12-16 TAHUN PB.ARENA TANJUNG MORAWA TAHUN 2017.

0 4 15

HUBUNGAN ANTARA POWER OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN HASIL FOOTWORK PEMAIN BULUTANGKIS PEMULA PUTERA PB SEHAT SEMARANG TAHUN 2010.

0 0 1

(ABSTRAK) PENGARUH LATIHAN SMASH DENGAN POSISI NET TETAP DAN NET BERUBAH TERHADAP HASIL LATIHAN SMASH ATLET PUTRA KELOMPOK UMUR 11-15 TAHUN PADA KLUB BULUTANGKIS (Eksperimen pada Atlet Putra Kelompok Umur 11-15 Tahun Pada Klub Bulutangkis Serulingmas Banj

0 1 2

PENGARUH LATIHAN SMASH DENGAN POSISI NET TETAP DAN NET BERUBAH TERHADAP HASIL LATIHAN SMASH ATLET PUTRA KELOMPOK UMUR 11-15 TAHUN PADA KLUB BULUTANGKIS (Eksperimen pada Atlet Putra Kelompok Umur 11-15 Tahun Pada Klub Bulutangkis Serulingmas Banjarnegara)

3 26 96

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN MENGGUNAKAN METODE KONVENSIONAL DENGAN AUDIO VISUAL TERHADAP SMASH PUTRA USIA 10-13 TAHUN PADA PERSATUAN BULUTANGKIS SARI.

0 0 16

PENGARUH METODE LATIHAN DRILL DAN BERPASANGAN TERHADAP KETEPATAN PUKULAN SMASH PADA PERSATUAN BULUTANGKIS THOKEWOH KLATEN TAHUN 2016.

1 1 16

Pengaruh Metode Latihan Drill dan Berpasangan Terhadap Ketepatan Pukulan Smash Pada Persatuan Bulutangkis Thokewoh Klaten Tahun 2016 JURNAL

0 0 8