Faktor-Faktor Yang Menghambat pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi 0 – 6 bulan di Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan

(1)

FAKTOR

FAKTOR YANG MENGHAMBAT IBU TIDAK

MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI 0

6

BULAN DI DESA BANDAR KHALIPAH

KECAMATAN PERCUT

SEI TUAN

IKA ANDRIANI SITORUS

135102134

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

(4)

ASI EKSKLUSIF PADA BAYI 0 – 6 BULAN DI DESA BANDAR KHALIPAH KECAMATAN PERCUT SEI TUAN

TAHUN 2014

ABSTRAK Ika Andriani Sitorus

Latar Belakang : ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI selama 6 bulan tanpa tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat, seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim. Selain itu, pemberian ASI eksklusif juga berhubungan dengan tindakan memberikan ASI kepada bayi hingga berusia 6 bulan tanpa makanan dan minuman lain, kecuali sirup obat.

Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat ibu tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan.

Metodologi penelitian : Penelitian ini bersifat desktiptif .Tehnik pengambilan sampel adalah total sampling sebanyak 30 orang. Analisa data yang digunakan univariat. Hasil Penelitian : Hasil peneliian diperoleh data,mayoritas responden berpengetahuan kurang yaitu 63,3%, pendidikan SMA 46,7%, sumber informasi dari teman/tetangga 50%, dan 96,6% sosial budaya.

Kesimpulan dan Saran : Penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan, pendidikan, informasi, dan sosial budaya merupakan faktor ibu tidak memberikan ASI Eksklusif kepada bayi 0 – 6 bulan, maka disarankan bagi petugas kesehatan untuk promosi tentang manfaat pemberian ASI Eksklusif, melalui pengadaan poster, leaflet sehingga menarik untuk dibaca dan dikenal masyarakat.

Kata kunci : ASI Eksklusif, bayi 0 – 6 bulan, pengetahuan, pendidikan, informasi, sosial budaya.


(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan kasih karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul Faktor-Faktor Yang Menghambat pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi 0 – 6 bulan Di Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan. Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat bagi peneliti untuk menyelesaikan program pendidikan D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.

Penyusunan karya tulis ilmiah ini telah banyak mendapat bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes sebagai Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Ketua Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Diah Lestari Nasution SST, M.Keb selaku dosen pembimbing karya tulis ilmiah ini yang dengan penuh keikhlasan dan kesabaran telah memberikan arahan, bimbingan, serta ilmu yang bermanfaat dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.

4. Ibu Betty Mangkuji, SST, M.Keb selaku dosen penguji 1, dalam sidang karya tulis ilmiah.

5. DR. Dr.Sarma N. Raja Sp.OG(K) selaku dosen penguji II, dalam sidang karya tulis ilmiah.


(6)

6. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

7. Kepada Kedua orang tua, abang dan adik saya yang tak henti-hentinya memberikan semangat, dorongan, serta dukungan moril dan material kepada peneliti dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

8. Kepada seluruh teman - teman D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, yang tak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberi banyak bantuan dan semangat kepada peneliti sehingga karya tulis ilmiah ini selesai.

Akhirnya kepada Tuhan Yang Maha Esa sajalah penulis berserah diri. Semoga bantuan yang telah diberikan mendapat imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa. Semoga karya tulis ilmiah ini bermamfaat bagi semua pihak yang

membutuhkannya.

Medan, Juli 2014


(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR SKEMA ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

1. Tujuan Umum ... 5

2. Tujuan Khusus ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. ASI Eksklusif ... 7

1. Defenisi ... 7

2. Manfaat ASI Eksklusif ... 8

a. Bagi Bayi ……… 8

b. Bagi Ibu ………. 9

3. Komposisi ... 10

4. Macam – macam ASI ... 13

5. Alasan ASI tidak diberikan ... 14

B. Faktor – faktor penghambat pada ibu ... 15

1. Faktor Pengetahuan... 16

2. Faktor Pendidikan ... 18

3. Faktor Informasi ... 18

4. Faktor Budaya ... 19

BAB III. KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep ... 20

B. Definisi Operasional ... 21

BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 23


(8)

2. Sampel ... 23

C. Tempat penelitian ... 23

D. Waktu penelitian ... 24

E. Etika Penelitian ... 24

F. Instrumen Penelitian ... 25

G. Uji Validitas dan Uji Reabilitas ... 27

H. Prosedur Pengumpulan Data ... 28

I. Analisis Data ... 29

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 30

B. Pembahasan ... 36

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 40

B. Saran ... 41 DAFTAR PUSTAKA


(9)

DAFTAR SKEMA


(10)

Tabel 3. 1 Definisi Operasional ... 24 Tabel 5. 1 Distribusi Karakteristik Responden di Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan... 34 Tabel 5. 2 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Faktor Pengetahuan Ibu di

Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2014 ...36 Tabel 5. 3 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Faktor Sosial Budaya Ibu di

Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2014 ...38 Tabel 5. 4 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Faktor Informasi Ibu di Desa


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 2 : Lembar persetujuan setelah penjelasan Lampiran 3 : Kuesioner

Lampiran 4 : Master Tabel Lampiran 5 : SPSS

Lampiran 6 : Lembar Konsul Lampiran 7 : Surat Penelitian

Lampiran 8 : Surat Balasan penelitian Lampiran 9 : Daftar Riwayat Hidup


(12)

ASI EKSKLUSIF PADA BAYI 0 – 6 BULAN DI DESA BANDAR KHALIPAH KECAMATAN PERCUT SEI TUAN

TAHUN 2014

ABSTRAK Ika Andriani Sitorus

Latar Belakang : ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI selama 6 bulan tanpa tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat, seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim. Selain itu, pemberian ASI eksklusif juga berhubungan dengan tindakan memberikan ASI kepada bayi hingga berusia 6 bulan tanpa makanan dan minuman lain, kecuali sirup obat.

Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat ibu tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan.

Metodologi penelitian : Penelitian ini bersifat desktiptif .Tehnik pengambilan sampel adalah total sampling sebanyak 30 orang. Analisa data yang digunakan univariat. Hasil Penelitian : Hasil peneliian diperoleh data,mayoritas responden berpengetahuan kurang yaitu 63,3%, pendidikan SMA 46,7%, sumber informasi dari teman/tetangga 50%, dan 96,6% sosial budaya.

Kesimpulan dan Saran : Penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan, pendidikan, informasi, dan sosial budaya merupakan faktor ibu tidak memberikan ASI Eksklusif kepada bayi 0 – 6 bulan, maka disarankan bagi petugas kesehatan untuk promosi tentang manfaat pemberian ASI Eksklusif, melalui pengadaan poster, leaflet sehingga menarik untuk dibaca dan dikenal masyarakat.

Kata kunci : ASI Eksklusif, bayi 0 – 6 bulan, pengetahuan, pendidikan, informasi, sosial budaya.


(13)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Asi eksklusif merupakan makanan pertama, utama, dan terbaik bagi bayi, yang bersifat alamiah. ASI mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan bayi. Terkait itu, ada suatu hal yang perlu disayangkan, yakni rendahnya pemehaman ibu, keluarga, dan masyarakat mengenai pentingnya ASI bagi bayi. Akibatnya program pemberian ASI eksklusif tidak berlangsung secara optimal (prasetyono, 2012).

Pemberian ASI secara eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan ataupun minumaan tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Makanan atau minuman lainnya yang dimaksud misalnya seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim (Maritalia, 2012).

WHO ( World Health Organization ) telah menetapkan rekomendasi pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan. Rekomendasikan oleh WHO untuk memberikan ASI bukannya tanpa alasan.Para ahli menyatakan bahwa manfaat ASI akan meningkat jika bayi hanya di beri ASI saja selama enam bulan pertama kehidupannya. Peningkatan itu sesuai dengan pemberian ASI ekslusif, serta lamanya pemberian ASI bersama–sama dengan makanan padat setelah bayi berumur enam bulan. Pedoman international yang menganjurkan pemberian ASI ekslusif selama enam bulan pertama didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan hidup, pertumbuhan dan


(14)

perkembangan bayi ASI. memberi semua energi dan gizi (nutrisi) yang dibutuhkan bayi selama enam bulan pertama hidupnya (Yuliarti,2010).

Di Indonesia, penelitian dan pengamatan yang dilakukan diberbagai daerah menunjukan dengan jelas adanya kecenderungan semakin meningkatnya jumlah ibu yang tidak menyusui bayinya. Berdasarkan survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002, hanya 3,7% bayi yang memperoleh ASI pada hari pertama. Sedangkan pemberian ASI pada bayi berumur kurang dari 2 bulan sebesar 64%, antara 2-3 bulan 45,5%, antara 4-5 bulan 13,9% dan antara 6-7 bulan 7,8%. Bayi yang berusia dibawah 2 bulan, 13% diantaranya telah diberikan susu dan satu dari tiga bayi usia 2-3 bulan telah diberikan makanan tambahan. Bayi berusia dibawah 6 bulan yang menggunakan susu formula sejumlah 76,6% pada bayi yang tidak disusui dan 18,1% pada bayi yang disusui (A, Saleh 2012).

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesda) tahun 2010 menunjukan pemberian ASI di Indonesia saat ini memprihatinkan. prersentase bayi yang menyusui eksklusif sampai dengan 6 bulan hanya 15,3%. Hal ini disebabkan kesadaran masyarakat dalam mendorong peningkatan pemberian ASI masih relatif rendah. Terutama ibu bekerja, sering mengabaikan pemberian ASI dengan alasan kesibukan kerja. Padahal tidak ada yang bisa menandingi kualitas ASI, bahkan susu formula sekalipun (Maryunani, 2012).

Berdasarkan profil kesehatan Provinsi Sulawesi Utara, sepanjang tahun 2010 cakupan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif hanya 22,6% yang masih terpaut jauh dari target nasional yaitu 80%. Data yang diperoleh di puskesmas Tompaso tahun 2011jumlah bayi sebanyak 411 dan jumlah bayi


(15)

yang diberi ASI eksklusif sebanyak 267, sehingga masih banyak bayi yang belum diberikan ASI eksklusif (M. Wonor, 2013).

Berdasarkan Susenas tahun 2009, di provinsi Sumatera Utara masih lebih rendah bila dibandingkan dengan angka nasional. Data profil kesehatan Kabupaten Karo tahun 2010, menunjukkan bahwa bayi yang mendapatkan Asi Eksklusif hanya 15,6 % masih lebih rendah bila dibandingkan dengan angka cakupan provinsi sumatera utara (55,1%).

ASI sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan anak. Menurut penelitian, anak-anak yang tidak diberikan ASI mempunyai IQ (intellectual quotient) lebih rendah 7-8 poin dibandingkan dengan anak-anak yang diberikan ASI secara eksklusif. ASI merupakan makanan bayi yang paling sempurna, mudah dicerna dan diserap karena mengandung enzim pencernaan, dapat mencegah terjadinya penyakit infeksi karna mengandung zat penangkal penyakit (misalnya, immunoglobulin), praktis dan mudah memberikannya, serta murah dan bersih (Yuliarti, 2010). Pemberian ASI eksklusif kepada bayi bisa mengurangi rendahnya angka insiden terjadinya alergi makanan. Sejak lahir hingga berusia 4 -6 bulan. Kondisi ini menguntungkan bagi bayi yang memperoleh ASI, karena antibodi dalam ASI bisa masuk ketubuhnya melalui aliran darah. Saat itu protein-protein lainnya dari makanan selain ASI, yang mungkin dapat menyebabkan bayi menderita alergi, serta bakteri patogen yang mengakibatkan berbagai penyakit juga bisa masuk ketubuh (Prasetyono, 2012).


(16)

Bayi yang mendapat ASI eksklusif sangat kecil resikonya kekurangan zat besi, meskipun kadar zat besi dalam ASI rendah. Hal ini dikarenakan zat besi yang terdapat dalam ASI lebih mudah diserap dari pada yang terdapat dalam susu sapi. Dan telah dibuktikan bahwa ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi yang baru lahir. ASI tidak hanya bergizi untuk bayi, tetapi juga membantu melindungi bayi dari hampir semua infeksi, dengan meningkatkan kekebalan tubuhnya. Telah ditemukan bahwa tidak ada susu lainnya yang memberikan nutrisi sebanyak ASI, dan menjamin keselamatan bayi sebaik yang diberikan oleh ASI. Setiap ibu menyusui memberikan jutaan sel darah putih bagi bayinya, yang membantu dirinya melawan segala macam penyakit.ASI juga memiliki bakteri yang menguntungkan dan zat – zat yang dibutuhkan oleh bayi untuk membentuk mikroflora usus yang penting untuk sistem daya tahan tubuh bayi (Wiji, 2013).

Berdasarkan survei awal yang dilakukan peneliti tehadap 10 ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif terdapat 4 ibu yang memberikan ASI Eksklusif dan terdapat 6 ibu yang memberikan pendamping ASI. Dari pemaparan diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti faktor – faktor yang menghambat pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0 – 6 bulan Di Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah penelitian ini yaitu: “Apakah Faktor- faktor Yang Menghambat Praktik ASI Eksklusif pada Bayi 0-6 bulan di Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2014?”.


(17)

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Faktor-faktor Yang Menghambat Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi 0-6 bulan di Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2014.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan ditinjau dari pengetahuan.

b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan ditinjau dari pendidikan.

c. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan ditinjau dari informasi

d. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan ditinjau dari sosial budaya.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk : 1. Tenaga Kesehatan

Penelitian ini di harapkan dapat memberikan informasi tentang faktor-faktor yang menghambat pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan sehingga tenaga kesehatan dapat membuat perencanaan dalam mengatasi faktor yang menyebabkan ibu tidak memberikan ASI Eksklusif dan pemberian ASI ekslusif dapat lebih ditingkatkan

2. Masyarakat

Penenelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan perubahan cara penerapan pemberian ASI yang selama ini masih kurang tepat di masyarakat


(18)

sehingga masyarakat dengan adanya penelitian ini dapat memberikan dukungan bagi ibu-ibu yang menyusui agar tetap memberikan ASI ekslusif pada bayinya.

3. Pendidikan Kebidanan

Sebagai bahan masukan atau sebagai informasi yang berguna bagi mahasiswa kebidanan tentang faktor-faktor yang menghambat pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan sehingga mahasiswa sejak dini dapat memikirkan tindakan-tindakan yang dilakukan untuk mengatasi faktor-faktor tersebut dan dapat diaplikasikan lansung kelapangan praktek atau kerja

4. Peneliti Selanjut

Penelitian diharapkan dapat memberikan informasi tentang faktor-faktor yang menghambat pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan dan sebagai acuan atau bahan dasar untuk penelitian selanjutnya yang sejenis


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. ASI Eksklusif 1. Definisi

Air Susu Ibu (ASI) merupakan pilihan terbaik bagi bayi karena didalamnya mengandung antibodi dan lebih dari 100 zat gizi, seperti AA, DHA taurin, dan spingomyelin yang tidak terdapat dalam susu sapi. Ada banyak manfaat yang terkandung dalam ASI. Oleh karena itu, tidak ada alasan apapun bagi ibu untuk tidak menyusui. Pemberian ASI merupakan hak anak sehingga jika ibu menolak melakukannya maka ia telah menelantarkan anaknya sendiri (Yuliarti, 2010).

ASI sangat dibutuhkan untuk kesehatan bayi dan mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi secara optimal. Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif akan memperoleh semua kelebihan ASI serta terpenuhi kebutuhan gizinya secara maksimal sehingga dia akan lebih sehat, lebih tahan terhadap infeksi, tidak mudah terkena alergi dan lebih jarang sakit (Sulistyoningsih, 2010).

ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI selama 6 bulan tanpa tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat, seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim. Selain itu, pemberian ASI eksklusif juga berhubungan dengan tindakan memberikan ASI kepada bayi hingga berusia 6 bulan tanpa makanan dan minuman lain, kecuali sirup obat. ASI mengandung semua nutrisi penting yang diperlukan bayi untuk tumbuh kembangnya, serta antibodi yang bisa membantu bayi membangun sistem kekebalan tubuh dalam masa pertumbuhannya (Prasetyono, 2012).


(20)

2. Manfaat ASI Eksklusif a. Manfaat ASI bagi bayi

Pemberian ASI secara eksklusif, yaitu tidak dicampur apa – apa selama 6 bulan berturut – turut, memberikan banyak manfaat, antara lain : 1) Kesehatan

Kandungan antibodi yang terdapat dalam ASI tetap yang paling baik sepanjang masa. Oleh karena itu, bayi yang mendapat ASI eksklusif lebih sehat dan lebih kuat dibanding yang tidak mendapat ASI. ASI juga mamapu mencegah terjadinya kanker limfomaligna (kanker kelenjar) dan menghindarkan anak dari busung lapar/malnutrisi, sebab komponen gizi paling lengkap termasuk protein, lemak, karbohidrat, mineral, vitamin dan zat-zat penting lainnya.

2) Kecerdasan

Manfaat bagi kecerdasan bayi, anatara lain karena :

Dalam ASI terkandung DHA terbaik, selain laktosa yang berfungsi untuk proses meilinisasi otak. Meilinisasi otak adalah salah satu proses pematangan otak agar bisa berfungsi optimal. Saat ibu memberikan ASI, terjadi pula proses stimulasi yang merangsang terbentuknya networking antar jaringan otak hingga menjadi lebih banyak dan terjadi sempurna. Dan terjadi melalui suara, tatapan mata, detak jantung, elusan, pancaran dan rasa ASI.

3) Emosi

Pada saat disusui bayi berada dalam dekapan ibu. Hal ini akan merangsang terbentuknya ‘emotional intelligence/EI’. Selain itu, ASI merupakan wujud curahan kasih sayang ibu pada buah hatinya. Doa dan


(21)

harapan yang didengungkan di telinga nbayi/anak selama proses menyusui pun akan mengasah kecerdasan spiritual anak.

b. Manfaat ASI Eksklusif bagi Ibu

Berikut ini adalah proses pemberian ASI yang bermanfaat juga bagi ibu. Antara lain :

1) ASI eksklusif adalah diet alami bagi ibu

Dengan memberikan ASI eksklusif, berat badan ibu yang bertambah selama hamil, akan segera kembali mendekati berat semula. Dengan berbagai kegiatan seperti bangun malam untuk menyusui bayi yang haus dan mengganti popok basahnya, menggendong, memberikan makan bayi dan mengajak anak bermain juga merupakan kegiatan yang dapat menurunkan berat badan. Menyusui (ASI) juga dapat membakar kalori sehingga membantu penurunan berat badan lebih cepat.

2) Mengurangi resiko anemia

Pada saat memberikan ASI, otomatis resiko perdarahan pasca bersalin berkurang. Kadar hormon oksitosin pun naik yanh menyebabkan otot polos mengalami kontraksi. Sehingga uterus mengecil sekaligus menghentikan perdarahan. Dengan demikian, memberikan ASI segera setelah melahirkan akan meningkatkan kontraksi rahim yang berarti mengurangi resiko perdarahan.

3) Mencegah kanker

Dalam berbagai penelitian diketahui bahwa ASI dapat mencegah kanker, khususnya kanker payudara. Pada saat menyusui tersebut, hormon estrogen mengalami penurunan. Sementara tanpa aktivitas menyusui, kadar hormon estrogen tetap tinggi dan hal inilah yang diduga menjadi


(22)

salah satu pemicu kanker payudara karena tidak adanya keseimbangan antara hormon estrogen dan progesteron.

4) Manfaat ekonomi

Dengan menyusui ibu tidak perlu mengeluarkan dana untuk membeli susu/suplemen bagi bayi. Cukup dengan ASI eksklusif, kebutuhan bayi selama 6 bulan terpenuhi dengan sempurna. Selain itu, ibu tidak perlu repot untuk mensterilkan peralatan bayi seperti dot, cangkir, gelas, atau sendok untuk memberikan susu kepada bayi.

3. Komposisi ASI

Menurut Werdayanti (2013 ), komposisi ASI yaitu sebagai berikut : a. Karbohidrat

Karbohidrat utama ASI adalah laktosa. Laktosa pada ASI mudah diserap tubuh karena ada enzim lactase untuk memecah laktosa. Kadar laktosa ASI lebih tinggi dari pada susu sapi. Laktosa sebagai sumber tenaga, perkembangan otak, penyerapan kalsium, dan pertumbuhan bakteri baik diusus.

b. Protein

Protein utama dalam kolostrum adalah globulin. Protein utama dalam ASI mature whey dan sedikit kasein.

c. Lemak

Lemak pada ASI memiliki keistimewaan, yaitu hadir bersama enzim lipase yang tugasnya memecahkan trigliserida menjadi digliserida dan kemudian monogliserida sehingga ASI lebih mudah dicerna. Lipase aktif saat sudah bertemu dengan garam empedu di usus bayi.


(23)

d. Vitamin

ASI mengandung vitamin larut lemak (vitamin A, D, E, K) dan vitamin larut air (vitamin B dan C). Vitamin A untuk kesehatan mata, pembelahan sel, kekebalan tubuh, dan pertumbuhan. Vitamin E untuk ketahanan dinding sel darah merah sehingga terhindar dari anemia. Vitamin K sebagai faktor pembekuan darah. ASI sedikit mengandung vitamin D. Asupan nutrisi ibu berpengaruh terhadap vitamin larut air, yaitu vitamin B dan C. vitamin C pada ASI tiga kali lebih banyak dibanding susu sapi. ASI mengandung nutrient-karier protein pengikat vitamin B 12 dan asam folat sehingga tidak berada dalam keadaan bebas. Jika vitamin ini dalam keadaan bebas, akan digunakan bakteri E.coli untuk tumbuh.

e. Mineral

Mineral utama dalam ASI berupa kalsium, magnesium, fosfor, sodium, potassium, dan kloride. Mineral lain ada dalam jumlah sedikit, yaitu zinc, iron, copper, mangan, selenium, iodine, fluoride. Kadar mineral rata-rata konstan selama masa laktasi, kecuali beberapa mineral spesifik yang kadarnya tergantung asupan ibu. Zat besi dan kalsium dalam ASI sangat stabil dan tidak dipengaruhi makanan ibu. Zat besi pada ASI terikat dengan protein sehingga absorpsi lebih mudah dan tidak akan dimanfaatkan bakteri untuk tumbuh.

f. Enzim

Enzim adalah biomolekuler berupa protein sebagai katalis, yaitu senyawa yang mempercepat suatu reaksi. Semua proses biologis memerlukan enzim agar berlangsung cepat pada lintasan metabolisme yang ditentukan hormon sebagai promoter. Enzim dalam ASI menyebabkannya mudah dicerna.


(24)

g. Hormon

Hormon adalah zat kimia pembawa pesan kimiawi antar sel dengan memberi sinyal ke sel target yang selanjutnya akan melakukan aktifitas tertentu. Satu hormon dapat mengatur produksi dan pelepasan hormon lainnya.

4. Macam-Macam ASI a. Kolostrum

Kolostrum adalah ASI yang diproduksi di hari-hari pertama biasanya selama 4 hari. Bayi perlu sering menyusu langsung untuk merangsang ASI. Komposisi kolostrum mirip nutrisi yang diterima bayi dalam rahim. Kolostrum lebih banyak mengandung protein, terutama immunoglobulin, protein dalam jumlah dominan juga mencegah gula darah rendah.

b. ASI Transisi

Setelah beberapa hari menghasilkan kolostrum, selanjutnya dihasilkan ASI transisi. ASI transisi mulai diproduksi hari ke 4-10 setelah kelahiran. Terjadi perubahan komposisi dari kolostrum ke ASI transisi. Kadar protein dan immunoglobulin berkurang, kadar lemak dan karbohidrat meningkat dibanding kolostrum.

c. ASI Mature

ASI mature diproduksi setelah hari ke 10 sampai akhir masa laktasi atau penyapihan nanti, berwarna putih kekuningan, tidak menggumpal bila dipanaskan, dengan volume 300-850 ml per 24 jam. ASI mature terus berubah disesuaikan perkembangan bayi. Pada malam hari, ASI ini lebih banyak mengandung lemak yang akan membantu meningkatkan berat badan dan perkembangan otak yang maksimal.


(25)

d. Foremilk – Hindmilk

pada satu kali sesi menyusui, ternyata ada 2 macam ASI yang diproduksi, yaitu foremilk terlebih dahulu, kemudian hindmilk. Foremilk berwarna lebih bening, kandungan utamanya protein, laktosa, vitamin, mineral dan sedikit lemak. Foremilk memiliki kadar air cukup tinggi sehingga lebih encer dibanding hindmilk dan diproduksi dalam jumlah banyak untuk memenuhi kebutuhan cairan. Hindmilk berwarna lebih putih karena kandungan lemak 4-5 kali lebih banyak pada foremilk. Inilah yang membuat bayi kenyang. Bayi mendapat sebagian energi dari lemak sehingga penting memastikan bayi mendapatkan hindmilk dengan tidak menghentikan menyusu terlalu cepat.

5. Beberapa Alasan yang Menyebabkan Ibu Tidak Memberikan ASI Eksklusif

Menurut Sulistyoningsih (2010), Banyak yang diperoleh ketika dilakukan pemberian ASI secara eksklusif namun sangat sedikit ibu yang melakukan pemberian ASI eksklusif, dengan berbagai sebab diantaranya adalah :

a. ASI dianggap tidak mencukupi

Banyak ibu yang beranggapan bahwa ASI tidak mencukupi sehingga memutuskan untuk menambah atau mengganti dengan susu formula. Sebenarnya, hampir semua ibu yang melahirkan akan berhasil menyusui bayinya dengan jumlah ASI yang cukup dan sesuai dengan kebutuhan bayinya. Hal yang harus diperhatikan agar ASI dapat diproduksi dengan jumlah dan kualitas yang baik adalah teknik menyusui yang benar, asupan gizi ibu, serta frekuensi menyusui. Semakin sering bayi menghisap/menyusu kepada ibunya maka produksi ASI akan semakin lancer.


(26)

b. Ibu Bekerja di Luar Rumah

Ibu bekerja harus meninggalkan bayinya seharian penuh sehingga ini menjadi alasan ibu menggantikannya dengan susu formula. Sebenarnya, seorang ibu yang bekerja masih dapat memberikan ASI eksklusif dengan dukungan pengetahuan yang cukup dan benar dari ibu, perlerngkapan memerah ASI, serta dukungan lingkungan keluarga dan juga lingkungan tempat kerja.

c. Beranggapan Bahwa Susu Formula Lebih Baik dan Lebih Praktis dari ASI Gencarnya promosi tentang susu formula serta kurangnya pengetahuan ibu tentang ASI menyebabkan tidak sedukit ibu yang beranggapan bahwa susu formula sama baiknya atau bahkan lebih baik dari ASI. Padahal, tidak ada satu alasan pun bagi ibu untuk lebih memilih susu formula dibandingkan ASI karena begitu banyak manfaat dan kelebihan ASI dibandingkan susu formula. d. Kekhawatiran Tubuh Menjadi Gemuk

Ibu biasanya beranggapan bahwa nafsu makan ibu menyusui lebih besar dibandingkan ibu yang tidak menyusui sehingga timbul kekhawatiran berat badannya akan meningkat. Pendapat ini tidaklah benar seluruhnya, karena produksi ASI tidak hanya terjadi pada pasca persalinan tetapi telah dipersiapkan selama kehamilan. Selama hamil telah dipersiapkan timbunan lemak yang akan dipergunakan selama proses menyusui, dengan demikian perempuan yang tidak menyusui malah akan lebih sulit untuk menghilangkan timbunan lemak ini.

A. Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan ASI eksklusif

Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan yaitu : faktor pengetahuan ibu (Notoatmodjo,2012), faktor pendidikan, budaya (Mubarak,2012),faktor informasi (Hidayat,2009).


(27)

1. Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo, (2012) pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent behavior). Dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan yang cukup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat yaitu (Notoatmodjo, 2012) :

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain dapat menyebutkan, menguraikan, mendefisikan, menyatakan, dan sebagainya

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar, orang yang telah paham tehadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.


(28)

c. Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagai dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat menggunakan rumus statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah di dalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.misalnya, dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.


(29)

2. Pendidikan

Pada dasarnya pengertian pendidikan (UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003) pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat (Haryanto, 2012).

Pendidikan berarti yang diberikan seseorang kepada orang lain agar dapat memahami sesuatu hal. Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya pengetahuan yang dimilikinya akan semakin banyak. Sebaliknya, jika seseorang memiliki tingkat pendidikan yang rendah, maka akan menghambat perkembangan sikap orang tersebut terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan (Mubarak, 2012).

3. Informasi

Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru, informasi baru yang di dapat merupakan pengganti pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya atau merupakan penyempurnaan informasi sebelumnya (Mubarak, 2012).

Pada dasarnya pengetahuan diperoleh dari sekumpulan informasi yang saling terhubungkan secara sistematik sehingga memiliki makna, Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana


(30)

komunikasi, berbagai bentuk media masa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang (Hidayat,2009 dalam Wati, 2013).

4. Budaya

Menurut Helman, (1990 dalam bobak et all, 2005) budaya adalah sebagai seperangkat pedoman yang diwarisi individu sebagai anggota masyarakat tertentu dan memberitahu individu cara memandang dunia dan cara berhubungan dengan orang lain, dengan kekuatan supranatural dan dengan lingkungan alam.

Lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap pribadi atau sikap seseorang. Kebudayaan lingkungan tempat kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita (Mubarak, 2012). Permasalahan utama dalam pemberian ASI ekslusif adalah sosial budaya antara lain kurangnya kesadaran akan pentingnya ASI, pelayanan kesehatan yang belum sepenuhnya mendukung, gencarnya promosi susu formula. Adapun kebiasaan yang tidak mendukung pemberian ASI adalah memberikan makanan/minuman setelah bayi lahir seperti madu, air kelapa, nasi papah, pisang dan memberikan susu formula sejak dini, orang tua dan keluarga juga masih menyediakan dan menganjurkan pemberian susu formula dan adanya kepercayaan kalau menyusui dapat merusak bentuk payudara (Depkes RI, 2008 dalam Wati, 2013).


(31)

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat ibu tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan di Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan. Ada beberapa faktor yang menghambat pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan, yaitu pengetahuan, pendidikan, informasi dan budaya. Untuk memperjelas arah penelitian ini maka dapat digambarkan kerangka konseptual sebagai berikut :

Skema 3.1 kerangka konsep

Faktor-Faktor Yang Menghambat Ibu Tidak Memberikan ASI Eksklusif Pada Bayi 0 -6 bulan Di Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan

Faktor - -faktor yang menghambat ibu tidak memberikan asi eksklusif pada bayi 0 – 6 bulan.

1. Pengetahuan 2. Pendidikan 3. Informasi 4. Sosial Budaya


(32)

B. Definisi Operasional Tabel 3.1

NO Variabel Definisi Operasional

Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur 1 Pengetahuan Segala sesuatu

yang diketahui ibu tentang pengertian ASI eksklusif pada Bayi 0-6 bulan

Kuesioner Pengisian Kuesioner oleh Responden Baik (76%-100%) Cukup (55%-75%) Kurang (<55% Ordinal

2 Pendidikan Jenjang pendidikan terakhir yang pernah

ditempuh dan diselesaikan secara formal

Kuesioner Pengisian Kuesioner oleh Responden Dasar (SD/SMP) Menengah (SMA) Perguruan Tinggi (DIII/PT) Ordinal

3. Informasi Semua hal yang didapat oleh ibu tentang ASI eksklusif baik melalui media

elektronik, media cetak, atau petugas kesehatan

Kuesioner Melihat dari kuesioner responden

1 = Ada 0 = Tidak ada


(33)

Tabel 3.1 Lanjutan

No Variabel Definisi Operasional

Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur 4 Sosial

Budaya

budaya atau kebiasaan

dilingkungan tempat tinggal Ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif pada Bayi 0-6 bulan.

Kuesioner Pengisian Kuesioner oleh Responden

1 = Benar 0 = Salah


(34)

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif. Bertujuan untuk melihat faktor-faktor yang menghambat ibu tidak memberikan ASI Eksklusif pada Bayi 0 – 6 bulan Di Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2014.

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan yang berjumlah 30 orang di Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2014.

2. Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitan ini menggunakan Total sampling yaitu jumlah semua ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi 0–6 bulan yang didapat dari seluruh populasi di Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan sebanyak 30 orang.

Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah bersedia menjadi responden penelitian, dan dapat berbahasa Indonesia

C. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut sei Tuan D. Waktu Penelitian


(35)

E. Etik Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mendapat surat izin dari instansi Program D-IV Bidan pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara dan mengajukan permohonan izin kepada Kepala Desa Bandar Khalipah Kec. Percut Sei Tuan. Setelah mendapatkan persetujuan, sebelum peneliti melakukan penelitian, peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian. Peneliti menjunjung tinggi prinsip menghormati manusia, karena manusia adalah makhluk mulia yang harus dihormati. Maka responden memiliki hak dalam menentukan pilihan antara mau dan tidak untuk diikut sertakan menjadi subjek penelitian. Jika responden bersedia berpartisipasi dalam penelitian maka responden harus bersedia menandatangani lembar persetujuan. Jika responden menolak untuk diteliti, maka peneliti tidak akan memaksa. Selanjutnya untuk menjaga kerahasiaan peneliti tidak mencantumkan nama responden pada lembar kuesioner hanya memberi kode. Kuesioner di simpan di tempat yang aman dan semua informasi yang diperlukan hanya digunakan untuk penelitian.

F. Alat Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer yang diperoleh langsung dari responden melalui lembar kuesioner yang dibagikan dengan tahapan sebagai berikut :

1. Peneliti menyerahkan lembar kuesioner kepada responden dengan terlebih dahulu meminta persetujuan (informed consent) apakah bersedia untuk dijadikan responden, bila responden bersedia menjadi subjek penelitian maka diminta kesediaan untuk menandatangani surat persetujuan penelitian.

2. Selanjutnya peneliti akan menjelaskan cara pengisian kuesioner dan tujuan penelitian tersebut.


(36)

3. Agar pengumpulan dapat berjalan dengan cermat dan teliti, peneliti mengawasi atau mendampingi responden saat mengisi kuesioner.

4. Setelah responden selesai menjawab kuesioner yang dibagikan selanjutnya peneliti mengumpulkan kuesioner dengan terlebih dahulu memeriksa jawaban responden apakah sudah terisi seluruhnya, sehingga dalam pengolahan data tidak terjadi kendala.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang disusun sendiri oleh peneliti dengan mengacu kepada tinjauan pustaka. Kuesioner ini terdiri dari dua bagian yaitu kuesioner data demografi (KDD) dan kuesioner faktor-faktor yang menghambat ibu tidak memberikan ASI Eksklusif pada Bayi 0 – 6 bulan (KFMDS).

1. Kuesioner Data Demografi (KDD).

Kuesioner data demografi yang terdiri dari umur ibu,usia bayi, tingkat pendidikan, suku, agama, dan jumlah anak. Data demografi calon responden bertujuan untuk mengetahui karakteristik calon responden dan mendeskripsikan distribusi frekuensi dan persentase demografi faktor-faktor yang menghambat pemberian ASI Eksklusif pada Bayi 0 – 6 bulan.

2. Kuesioner faktor-faktor yang menghambat pemberian ASI Eksklusif pada Bayi 0 – 6 bulan. (KFMDS).

Kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat ibu tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi 0 – 6 bulan.. Kuesioner ini terdiri dari 26 pertanyaan yaitu 12 pertanyaan tentang pengetahuan ibu terhadap ASI eksklusif, 1 pernyataan tentang jenjang pendidikan yang terakhir yang pernah


(37)

ditempuh ibu, 2 pernyataan tentang informasi yang didapat ibu terhadap ASI eksklusif, 12 pernyataan tentang budaya terhadap pemberian ASI eksklusif. Pertanyaan pengetahuan diukur dengan menggunakan 3 kategori yaitu baik, cukup, kurang dengan diberi skor 1 untuk jawaban yang benar dan untuk skor 0 untuk jawaban yang salah. Skala yang digunakan adalah ordinal Sesuai dengan Nursalam (2008). Yaitu sebagai berikut :

1. Baik : jika responden memperoleh nilai 9 - 12 2. Cukup : jika responden memperoleh nilai 5 -8 3. Kurang : jika responden memperoleh nilai 0 - 4

Kuesioner pendidikan bertujuan untuk mengetahui apakah jenjang pendidikan terakhir yang ditempuh oleh ibu. Skala yang digunakan adalah ordinal. Hasil ukur pendidikan yaitu :

1) Pendidikan Rendah (SD)

2) Pendidikan Menengah (SMP, SMA Sederajat) 3) Pendidikan Tinggi (Diploma, Sarjana Sederajat)

Kuesioner informasi bertujuan untuk mengetahui apakah ibu pernah mendapatkan informasi tentang ASI eksklusif dan sumber informasi yang diperoleh. Skala yang digunakan nominal

Sedangkan pernyataan tentang budaya keseluruhan pernyataan dalam kuesioner ini terdiri dari pernyataan positif dan negatif. Pernyataan positif terdiri dari 5 pernyataan yaitu no 1, 2, 5, 8, 10,11,12 dan pernyataan negatif yaitu no 3, 4, 6, 7, 9. Diberi skor 1 untuk jawaban yang benar dan untuk skor 0 untuk jawaban yang salah. Skala yang digunakan adalah guttman.


(38)

G. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. uji validitas

Uji Validitas Uji validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan kemampuan instrumen pengumpulan data untuk mengukur apa yang harus diukur, untuk mendapatkan data yang relevan dengan apa yang sedang diukur (Dempsey, 2002). Uji ini dilakukan dengan cara content validity yang diuji oleh, orang yang ahli dalam bidang tersebut. Kuesioner ini akan diuji validitasnya oleh salah seorang Dosen dari Fakultas Keperawatan sehingga instrumen yang digunakan tersebut dinyatakan valid dan mampu mengukur variabel yang akan diukur. Uji validitas ini telah dilakukan content validity dan didapat nilai 0,70.

2. Uji Reliabilitas

Uji realibilitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui konsistensi dari instrument sehingga dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya dalam ruang lingkup yang sama (Dempsey, 2002). Peneliti mencari realibitas dengan rumus KR -21. Uji reabilitas dilakukan dengan mengajukan kuesioner terhadap 10 responden yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan sebagai sampel tetapi tidak akan menjadi sampel pada penelitian. Dan selanjutnya dinilai realibitasnya dengan menggunakan komputerisasi. Hasil penelitian uji realibitasnya adalah 0,70 atau lebih.

H. Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data yang dilakukan dengan mengajukan surat permohonan izin penelitian pada institusi pendidikan Program D–IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU, dan mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian kepada Kepala Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan, setelah mendapat izin dari Kepala Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan


(39)

peneliti menemui kader yang ada di Lingkungan II dengan tujuan meminta kesediaan kader tersebut membantu peneliti dalam mendapatkan responden sesuai dengan kriteria responden yang diteliti dan menjelaskan tujuan dari penelitian tersebut. Kader yang di temui bernama ibu Umi, pekerjaan adalah tukang cuci dan riwayat pendidikan tamatan dari SMA. Setelah mendapat persetujuan dari kader, peneliti memberi arahan terlebih dahulu kepada kader tersebut bagaimana cara dalam pengisian instrumen berupa kuesioner yang di gunakan sehingga kader dapat menjelaskan kepada responden cara pengisian kuesioner yang di gunakan.

Peneliti akan menemui kader untuk menanyakan pada saat kapan responden dapat ditemui atau berada di rumah. Waktu telah ditetapkan yaitu pada sore hari karena ada sebagian responden bekerja pada pagi hari. Dan berdasarkan kesepakatan antara peneliti dengan kader bahwa dalam penelitian ini lebih di utamakan di posyandu yang diadakan satu bulan sekali di kantor Kepala Desa.

Hari selanjutnya peneliti datang menemui responden ke posyandu dibantu kader. Sebelum melakukan penelitian sebelumnya memperkenalkan diri dan meminta izin kepada bidan atau kader-kader yang sedang posyandu. Dan setelah mendapat izin maka peneliti menunggu responden selesai pemberian imunisasi dan pada saat itu peneliti menjelaskan tujuan dari penelitian tersebut dilakukan, kemudian peneliti meminta kesediaan ibu menjadi responden peneliti. Responden telah menyetujui dirinya sebagai responden dan menandatangani lembar persetujuan (informed consent), peneliti menjelaskan kepada responden cara pengisian kuesioner kepada responden dan selanjutnya dipersilahkan untuk mengisi lembar kuesioner dan menjawab seluruh pertanyaan dengan jujur, peneliti mendampingi responden dalam pengisian kuesioner apabila ada pertanyaan yang kurang jelas dalam pengisian kuesioner, pengisian kuesioner diisi oleh masing-masing ibu yang memberikan ASI


(40)

bersamaan makanan tambahan pada bayi 0-6 bulan dengan waktu lima belas menit, kemudian memeriksa kelengkapan data

Dalam pengumpulan data dilakukan yaitu 7 Maret 2011 s.d 7 Juni 2011 di dapat 30 responden. Pengumpulan data dilakukan dari posyandu lalu sorenya kerumah responden.

I. Pengolahan dan Analisa Data

Dalam malakukan analisis data, data yang telah terkumpul diolah dengan tujuan mengubah data menjadi informasi. Pengolahan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : (1). Editing adalah memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan pada saat pengumpulan data atau setelah data terkumpul. (2) Coding merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka. (3). Processing adalah setelah data di coding maka data dari kuesioner dimasukkan kedalam program komputerisasi. (4).Melakukan tehnik analisis. Tehnik analisis yang digunakan adalah analisis univariat, data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data disajikan dalam bentuk tabel distribusi dan frekuensi.


(41)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

Dalam bab ini diuraikan hasil penelitian mengenai karakteristik responden. Faktor-faktor yang menghambat ibu tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi 0 – 6 bulan di Desa bandar khalipah kecamatan percut sei tuan dengan jumlah responden 30 orang.

1. Karakteristik Reponden

Adapun karakteristik responden yang di peroleh mencakup umur ibu terbanyak 23-28 tahun 23-28 tahun (36,7%),berdasarkan usia bayi terbanyak 2-4 bulan (53,3%) ,berdasarkan pendidikan sebagian besar responden 14 orang (46,7%) berpendidikan SMA ,berdasarkan pekerjaan sebagian besar responden 19 orang (63,3%) bekerja sebagai wiraswasta, berdasarkan suku sebagian besar responden 16 orang (53,3%), bersuku jawa, berdasarkan agama sebagian responden 21 orang (70,0%) beragama islam, berdasarkan jumlah anak sebagian besar responden 10 orang (33,3%) sudah mempunyai dua anak.


(42)

Tabel 5.1

Distribusi Karakteristik Responden di Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan (n =30).

Karakteristik Frekuensi Persentasi ( % ) Umur ibu

< 20 tahun

20 - 35 tahun

> 35 tahun

6 19 5 20,0 63,3 16,7 Usia Bayi

2 – 3 bulan 4 – 5 bulan 6 bulan

Pendidikan 16 9 5 53,3 30 16,6 SD SMP SMA Perguruan tinggi 6 9 14 1 20,0 30,0 46,7 3,3 Pekerjaan Petani PNS Wiraswasta IRT Suku 5 1 19 5 16,7 3,3 63,3 16,7 Batak Jawa Melayu Aceh Agama Islam Kristen Budha Hindu Jumlah anak Satu orang Dua orang Tiga orang > Tiga orang

9 16 4 1 21 9 0 0 6 10 7 7 30,0 53,3 13,3 3,3 70,0 30,0 0 0 20,0 33,3 23,3 23,3


(43)

2. Berdasarkan Pengetahuan Ibu

Faktor pengetahuan yang menghambat ibu tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan, berdasarkan kategori pengetahuan responden mayoritas pengetahuan ibu kurang tentang ASI Eksklusif sebanyak 19 orang (63,3%).

Tabel 5.2

Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu di Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2014

(n=30)

Pengetahuan Frekuensi (n) Presentasi (%)

Baik 10 orang 33,3 %

Cukup 1 orang 3,3%

Kurang 19 orang 63,3%

3. Berdasarkan Sosial Budaya

Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa soal kuesioner yang paling banyak dijawab benar oleh responden adalah soal no 8 sebanyak 29 orang (96,6%). Sedangkan responden yang memberikan jawaban salah terdapat pada soal no 21 orang (70 %). Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.3 berikut


(44)

Tabel 5.3

Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Sosial Budaya Ibu di Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2014

No Pernyatan Jawaban Responden

Jumlah Benar Salah

f % f % f %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Ibu menyusui tidak harus melakukan pantangan makanan selama beberapa bulan setelah melahirkan. Seperti udang, ayam dan sebagainya.

Ibu yang siap melahirkan dilarang banyak minum.

Bayi baru lahir perlu diberikan ASI dengan segera

Pada hari-hari pertama ASI belum keluar dan bayi kelaparan sehingga perlu diberi susu formula

Bayi baru lahir langsung dikasih madu Sebelum bayi berusia 6 bulan tidak boleh dikasih makan seperti nasi pisang,nasi tim, dan lain-lain tapi hanya boleh dikasih ASI saja

Bayi baru lahir tidak cukup dengan ASI saja dan harus diberi makanan/minuman tambahan

Anjuran tetangga bayi yang sering menangis sudah bisa diberi makanan tambahan walaupun belum berusia enam bulan

ASI yang pertama keluar tidak perlu dibuang karna bukan ASI basi

Anjuran dari orang tua untuk tidak memberikan asi saja tetapi juga memberikan makanan tambahan

Bayi tidak kenyang dengan ASI saja sehingga perlu diberikan susu formula dan nasi pisang

Asi eksklusif tidak diberikan untuk bayi karna dapat merusak bentuk payudara ibu

9 11 11 20 11 9 12 29 25 28 20 12 30 36,6 36,6 66,6 36,6 30 40 96,6 83,3 93,3 66,6 40 21 19 19 10 19 21 18 1 5 2 10 18 70 63.3 63,3 33,3 63,3 70 60 3,3 16,6 6,6 33,3 60 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100


(45)

6. Berdasarkan Informasi

Faktor informasi yang menghambat ibu tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan yaitu berdasarkan media elektronik sebanyak 2 orang (6,6%), berdasarkan media cetak sebanyak 3 orang (10%), dari tenaga kesehatan sebanyak 10 orang (33,3%), sebanyak 15 orang (50%) mendapatkan informasi dari teman/ tetangga.

Tabel 5.4

Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Informasi Di Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2014

No

Pernyataan Jawaban Responden Jumlah Ada Tidak ada

F % f % f %

1 2

Apakah ibu pernah mendapatkan Informasi tentang ASI Eksklusif?

Sumber informasi ASI Eksklusif yang dapat diperoleh dari?

- Media Elektronika - Media cetak - Tenaga kesehatan - Teman/tetangga 30 2 3 10 15 100 6,6 10 33,3 50 0 28 27 20 15 0 93,3 90 66,6 50 30 30 30 30 30 100 100 100 100 100


(46)

B. Pembahasan

Dari hasil penelitian yang diperoleh, pembahasan yang dilakukan untuk mengedentifikasi faktor-faktor yang menghambat ibu tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan di Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan.

1. Faktor yang Menghambat Ibu tidak memberikan ASI Eksklusif Berdasarkan Pengetahuan Ibu

Faktor pengetahun ibu adalah salah satu faktor mempengaruhi ibu tidak memberikan ASI Eksklusif (notoatmodjo,2012). Dalam penelitian ini ibu beranggapan, ASI ibu tidak keluar pada hari- hari pertama sebanyak 23 orang (76,6%), pemberian ASI selalu ditambah dengan bubur, pisang, atau makanan yang lain sebanyak 13 orang ( 43,3%), ibu mengatakan mengerti bagaimana teknik menyusui yang benar sebanyak 11 orang (36,6 %), memberikan perhatian dan ketenangan merupakan cara ibu member pengaruh positif kepada bayi sebanyak 17 orang (56,6%),ibu memperoleh informasi yang memadai tentang asi eksklusif sebanyak 12 orang (40%), ibu mengatakan mengalami kendala ketika menyu sui sebanyak 16 orang (53,3%), KB keluarga berencana salah satu manfaat ASI bagi ibu sebanyak 13 orang (43,3%), ibu menyusui bayinya sesering mungkin sebanyak 10 orang (33,3%), ibu mengatakan putting susu terasa nyeri pada saat memberikan asi kepada bayi sebanyak 10 (33,3%), kebutuhan nutrisi bayi sampai usia 6 bulan dapat dipenuhi dengan asi eksklusif sebanyak 10 orang (33,3%), ASI yang keluar dihari – hari pertama berbau amis sebanyak 14 orang (46,6%), sebanyak 11 orang

Sebagian ibu juga beranggapan bayinya tidak kenyang kalau diberi ASI saja. Padahal tanpa ibu sadari manfaat dari ASI itu sendiri buat bayi antara lain merupakan makanan terbaik bagi bayi, memberikan imunitas bagi bayi (mengurangi diare,


(47)

infeksi saluran nafas, alergi dan infeksi lainnya), sementara dari aspek psikologis dapat mempercepat tali kasihantar ibu dan anak ( DEPKES RI,2008 ).

2. Faktor yang Menghambat ibu tidak memberikan ASI Eksklusif Berdasarkan Budaya

Budaya adalah lingkungan tempat kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita (Mubarak, 2012). Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa faktor tertinggi yang mempengaruhi ibu dalam pemberian ASI Eksklusif di Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan. Kebiasaan dalam rumah tangga, tetangga, anjuran orang tua 100% sangat mempengaruhi ibu tidak memberikan ASI Eksklusif . Pander (1996) menyatakan bahwa sosiokultural individu dipengaruhi oleh keluarga, pemberi pelayanan, dan kebiasaan. Sedangkan faktor situasional dipengaruhi oleh pendapatan, karekteristik kebutuhan, dan estetika dari lingkungan. Meskipun masyarakat mengetahui bahwa kebiasaan-kebiasaan yang dilakukannya seperti memberikan makanan tambahan pada bayinya dapat berakibat buruk, tetapi karena pengaruh tersebut mereka tetap melakukannya.

Pada dasarnya, peran kebudayaan terhadap kesehatan masyarakat adalah dalam memberntuk, mengatur dan mempengaruhi tindakan atau kegiatan individu-individu suatu kelompok sosial untuk memenuhi berbagai kebutuhan kesehatan. Memang tidak semua praktek/perilaku masyarakat yang pada awalnya bertujuan untuk menjaga kesehatan dirinya adalah merupakan praktek yang sesuai dengan ketentuan medis/kesehatan.

Apalagi kalau persepsi tentang kesehatan ataupun penyebab sakit sudah berbeda sekali dengan konsep medis, tentunya upaya mengatasinya juga berbeda di sesuaikan dengan keyakinan ataupun kepercayaan-kepercayaan yang sudah dianut


(48)

secara turun-menurun sehingga lebih banyak menimbulkan dampak-dampak yang merugikan bagi kesehatan. Dan untuk merubah perilaku ini sangat membutuhkan waktu dan cara strategis. (Maas,2007)

3. Faktor yang Menghambat Ibu tidak memberikan ASI Eksklusif Berdasarkan Informasi

Faktor informasi yang menghambat ibu tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan yaitu berdasarkan media elektronik sebanyak 2 orang (6,6%), berdasarkan media cetak sebanyak 3 orang (10%), dari tenaga kesehatan sebanyak 10 orang (33,3%), sebanyak 15 orang (50%) mendapatkan informasi dari teman/ tetangga. Hal ini dapat mempengaruhi ibu untuk memberikan makanan pada bayinya (Rusdi, 2000). Padahal rencana kerja Depkes dalam meningkatkan pemberian ASI ekslusif juga sudah disusun melalui media elektronik, penyebaran materi KIE ASI ekslusif melaui leaflet, poster, booklet dan buku. (DEPKES RI,2005)

Sebagian produsen masih berpegang pada peraturan lama yaitu batasan ASI ekslusif sampai usia empat bulan sehingga makanan tambahan misalnya bubur susu, biskuit masih mencantumkan usia empat bulan keatas (Soetjningsih,1997). Selain itu masih ada praktek doker atau klinik bersalin yang turut memasarkan produk makanan tambahan dan susu formula.

Selain itu gencarnya promosi susu formula dan kebiasaan memberikan makanan/minuman secara dini pada sebagian masyarakat menjadi pemicu kurang berhasilnya pemberian ASI ekslusif (DEPKES RI,2008)


(49)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang di sajikan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Karakteristik responden yang menghambat ibu tidak memberikan ASI Eksklusif mayoritas kelompok umur ibu 23-28 tahun (36,7%), usia bayi 2 – 4 bulan (53,3%), tingkat pendidikan SMA (46,7%), pekerjaan wiraswasta ( 63,3%), suku jawa (53,3%), agama Islam (70,0%), jumlah anak Dua orang (33,3%).

2. Dari faktor pengetahuan ibu disebabkan karena ASI ibu tidak keluar pada hari - hari pertama (76,6%)

3. Dari faktor budaya disebabkan karena anjuran tetangga bayi yang menangis sudah bisa diberi makanan tambahan walaupun belum berusia 6 bulan (96,6%)


(50)

B. Saran

1. Tenaga Kesehatan

Kader atau petugas kesehatan agar melakukan penyuluhan tentang faktor-faktor yang menghambat ibu tidak memberikan ASI ekslusif dan mengungkap semua kesalahan dari setiap faktor sehingga ibu mengetahui kebenarannya dan pandangan ibu yang salah tentang ASI ekslusif dapat dirubah, serta mempersiapkan ibu -ibu hamil agar nantinya setelah melahirkan dan bayi berumur enam bulan dapat memberikan ASI ekslusif dan melibatkan keluarga dalam mensukseskan ASI ekslusif

2. Masyarakat

Masyarakat khususnya ibu menyusui agar memberikan ASI ekslusif kepada bayinya dan mencari informasi yang lebih tentang ASI ekslusif dan informasi tersebut lebih baik di tanyakan kepada petugas kesehatan

3. Peneliti lanjutan

Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya dan dapat dikembangkan pada penelitian berikutnya dalam lingkup yang lebih luas dan menggunakan sampel yang lebih banyak lagi.

4. Pendidikan Kebidanan

Kepada pendidikan kebidanan untuk mempersiapkan mahasiswa bidan dalam melatih dan mencari penyelesaian dalam mengatasi faktor-faktor yang menghambat ibu tidak memberikan ASI Eksklusif sehingga nantinya dapat diaplikasikan dalam kehidupan yang nyata baik di lapangan praktek maupun lapangan pekerjaan


(51)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta. Rineka Cipta.

Anriyati,R.P (2008). Bayi dalam bayangan bisnis susu. Jakarta. EGC

Depkes.Pusat Kesehatan Kerja. (2005). Kebijakan Departeman Kesehatan tentang Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu (asi) pekerja wanita. Ditelusuri dari http://www.mail-arcive.com

Elza,Y.(2008).Dukung ibu untuk meraih emas. Ditelusuri dari http://www.promosikesehatan.com dibuka pada 25 Oktober 2010

EDS ST, D Wijayanti - JURNAL ILMU KESEHATAN, 2013 - jurnal.akbiduniska.ac.id

Hidayat, A. Azis. (2008). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I, Salemba Medika. Jakarta.

Hidayat, A. A. (2007). Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisis Data . Jakarta. Salemba Medika.

Kristiyanasari, Weni.(2011). Asi , Menyusui dan Sadari. Jogyakarta. Muha Medika. Maryunani, Ani. (2012). Asi Eksklusif. Jakarta. Tim

Nuraeni Bunda.( 2009) . 33 Rahasia Sehat Ibu Hamil, Menyusui Bayi + Balita + Menu Sehat, Cam.

Notoatmodjo, S. (2009). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta. Prasetyono Sukar Dwi. (2009). Buku Pintar ASI Eksklusif, Diva Press, Jogjakarta. Proverawati, Atikah. (2010). Persalinan dan Nifas, jogyakarta, muha Medika.

Riyanto Agus, (2009), Pengolahan dan Analiasa Data Kesehatan.Yogyakarta. Yoha Muha Medika.

Sulistyawati, Ari .(2009) . Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta :Andi Offset.

Soraya. (2005). Resiko Pemberian MP-ASI Terlalu Dini. Http://www.gizi-net.

Yuliarti, Nurheti. (2010 ).Kea jaiban Asi Makana n Terbaik Untuk Kesehatan Kecerdasan Dan Kelincahan Si Kecil. Yogyakarta. Andi Offset.

Widodo. Rahayu. ( 2010 ). Pemberian Makanan Suplemen dan Obat Pa da Anak. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.


(52)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bernama Ika Andriani Sitorus adalah mahasiswa D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang “Faktor-Faktor Yang Menghambat Ibu Tidak Memberikan ASI Eksklusif Pada Bayi 0 – 6 bulan Di Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2014 ”

Demi terlaksananya penelitian ini, saya mengharapkan partisipasi saudara sebagai responden dan saya mengharapkan jawaban saudara berikan sesuai dengan pendapat saudara sendiri tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Saya akan menjamin kerahasiaan identitas dan pendapat saudara. Informasi yang saudara berikan hanya akan di pergunakan dalam penelitian ini dan tidak dipergunakan untuk maksud- maksud lain.

Partisipasi anda dalam penelitian ini bersifat sukarela. Sehingga saudara bebas untuk ikut atau tidak tanpa adanya sanski apapun.

Jika saudara bersedia menjadi peserta penelitian ini, maka silahkan menandatangani formulir ini. Terimakasih atas partisipasi saudara dalam penelitian ini.

Medan, 2014

Peneliti Responden

( Ika Andriani Sitorus) ( ) No. Responden :...( diisi oleh peneliti )


(53)

Lampiran II

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat :

Telah mendapat penjelasan dan memahami mengenai segala yang akan dilakukan terhadap saya. Dengan ini saya menyatakan setuju untuk diikutsertakan sebagai subjek dalam penelitian ini. Demikian surat persetujuan ini dibuat dalam keadaan sadar dan tanpa paksaan

Medan, 2014 Yang menyetujui


(54)

BAGIAN I Kuesioner Data Demografi

No. responden

Petunjuk Pengisian :

A. Isilah titik-titik pada pertanyaan nomor 1 dan 2

B. Berilah tanda check list (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan pilihan saudara pada pertanyaan nomor 3,4,5,6,7, dan 8

1. Umur ……tahun 2. Usia Bayi ... 3. Tingkat pendidikan

( ) 1. SD ( ) 3. SMA

( ) 2. SMP ( ) 4. Perguruan Tinggi 4. Pekerjaan

( ) 1. Petani/Buruh ( ) 3. Wiraswasta ( ) 2. PNS/Pegawai ( ) 4. IRT

5. Suku

( ) 1. Batak ( ) 4. Aceh

( ) 2. Jawa ( ) 5. Lain-lain ( ) 3. Melayu

6.Agama

( ) 1. Islam ( ) 4 .Hindu

( ) 2. Kristen ( ) 5. Katolik ( ) 3. Budha

7. Jumlah anak

( ) 1. Satu orang ( ) 3. Tiga orang


(55)

LEMBAR KUESIONER

FAKTOR-FAKTOR YANG MENGHAMBAT IBU TIDAK MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI 0 – 6 BULAN DI DESA

BANDAR KHALIPAH KECEMATAN PERCUT SEI TUAN

TAHUN 2014.

A. PENGETAHUAN

1. Bacalah pertanyaan dibawah ini dengan baik dan teliti

2. Pilihlah jawaban salah satu yang dipilih dengan memberi tanda check list (√) 3. Apabila ada pertanyaan yang tidak dimengerti dapat ditanyakan kepada peneliti

yang memberikan kuesioner

6 Apakah ibu memiliki kendala ketika menyusui? 7 Apakah (KB) keluarga berencana salah satu manfaat

ASI bagi ibu?

8 Apakah ibu menyusui bayi sesering mungkin (misalnya tiap 2- 2 ½ jam?

9 Apakah puting susu tersa nyeri pada saat memberikan ASI pada bayi?

10 Apakah kebutuhan nutrisi bayi sampai usia 6 bulan dapat dipenuhi dengan ASI Eksklusif?

11 Apakah ASI yang keluar dihari-hari pertama berbau amis?

12 Apakah ibu mengalami bendungan ASI?

No Pertanyaan Alternatif Jawaban

Ya Tidak

PENGETAHUAN IBU

1 Apakah ASI ibu sudah keluar pada hari – hari pertama?

2 Apakah pemberian ASI selalu ditambah dengan bubur, pisang,atau makanan yang lain?

3 Apakah Ibu mengerti bagaimana tehnik menyusui yang benar?

4 Apakah memberi perhatian dan ketenangan merupakan cara ibu memberi pengaruh positif kapada bayi?

5 Apakah ibu memperoleh informasi yang memadai tentang ASI Eksklusif?


(56)

Apakah anda dan keluarga anda menganut (percaya) pada budaya (kebiasaan) seperti yang tercantum di bawah ini.

Jika ada, beri tanda chek lisk (√) dan jika tidak beri tanda (√) pada kolom tidak

No Pernyataan Ya Tidak

1. Ibu menyusui tidak harus melakukan pantangan makanan selama beberapa bulan setelah melahirkan. Seperti udang, ayam dan sebagainya.

2. Ibu yang yang siap melahirkan dilarang banyak minum 3. Bayi baru lahir perlu diberikan ASI dengan segera

4. Pada hari-hari pertama ASI belum keluar dan bayi kelaparan sehingga perlu diberi susu formula

5. Bayi baru lahir langsung dikasih madu

6. Sebelum bayi berusia 6 bulan tidak boleh dikasih makan seperti nasi pisang,nasi tim, dan lain-lain tapi hanya boleh dikasih ASI saja

7. Bayi baru lahir tidak cukup dengan ASI saja dan harus diberi makanan/minuman tambahan

8. Anjuran tetangga bayi yang sering menangis sudah bisa diberi makanan tambahan walaupun belum berusia enam bulan

9. Anjuran dari orang tua untuk memberikan asi bersamaan makanan tambahan kurang dari enam bulan

10. Pengaruh dari pengalaman anak sebelummnya

11. ASI yang pertama keluar tidak perlu dibuang karna bukan ASI basi

12. Asi eksklusif tidak diberikan untuk bayi karna dapat merusak bentuk payudara ibu


(57)

C. Informasi

Berilah tanda chek list (√) pada kolom yang tersedia ini yang anda anggap benar.

1. Apakah bapak pernah mendapatkan informasi tentang ASI eksklusf ? (jika “Ya “lanjutkan ke pertanyaan ke-2)

a. Ya ( )

b. Tidak ( )

2. sumber informasi ASI eksklusif yang anda peroleh dari ?

a. TV ( )

b. Radio ( )

c. Media cetak ( ) d. Tenaga kesehatan ( ) e. Keluarga ( ) f. Teman sejawat ( )


(58)

(59)

(60)

(61)

(62)

(63)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

Nama : Ika Andriani Sitorus Tempat/Tanggal Lahir : Kp Silaban, 11 Mei 1993 Anak ke : 2 dari 3 bersaudara Agama : Kristen Protestan Nama Ayah : E. Sitorus

Nama Ibu : H. Simbolon

Alamat : Dusun Mangga dua Kec. Bandar Khalipah Kota Tebing Tinggi

II. RIWAYAT PENDIDIKAN

Tahun 1998 – 2004 : SD Harapan 102081 Lulus dan Berijazah Tahun 2004 – 2007 : SMPN 1 Bandar Khalipah

Lulus dan Berijazah

Tahun 2007 – 2010 : SMA Katolik Cinta Kasih T. Tinggi Lulus dan Berijazah

Tahun 2010 – 2013 : D III Kebidanan MEDISTRA Lubuk Pakam Lulus dan Berijazah


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

51

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

Nama : Ika Andriani Sitorus

Tempat/Tanggal Lahir : Kp Silaban, 11 Mei 1993 Anak ke : 2 dari 3 bersaudara

Agama : Kristen Protestan

Nama Ayah : E. Sitorus Nama Ibu : H. Simbolon

Alamat : Dusun Mangga dua Kec. Bandar Khalipah Kota Tebing Tinggi

II. RIWAYAT PENDIDIKAN

Tahun 1998 – 2004 : SD Harapan 102081 Lulus dan Berijazah Tahun 2004 – 2007 : SMPN 1 Bandar Khalipah

Lulus dan Berijazah

Tahun 2007 – 2010 : SMA Katolik Cinta Kasih T. Tinggi Lulus dan Berijazah

Tahun 2010 – 2013 : D III Kebidanan MEDISTRA Lubuk Pakam Lulus dan Berijazah