4 Tujuan utama suatu sistem berenergi surya adalah mengumpulkan
energi radiasi surya menjadi panas. Menurut Kamaruddin A. et al., 1990, panas yang terjadi merupakan akibat dari energi gelombang pendek yang
dipancarkan oleh matahari terserap plat besi hitam dalam bangunan dan sebagian dipancarkan dalam bentuk gelombang panjang yang tak tembus
penutup transparan. Lapisan penutup trasparan memungkinkan radiasi gelombang pendek dari matahari masuk dan menyekat radiasi gelombang
panjang. Sinar yang mengenai bangunan tembus cahaya sebagian akan diteruskan dan sebagian lagi akan diserap.
Suhu yang dihasilkan dalam ruang pengering efek rumah kaca ditentukan oleh banyaknya intensitas iradiasi surya yang sampai ke
permukaan, keadaan yang menyerap iradiasi dan laju perpindahan panas dari permukaan benda lain serta lapisan penutup bangunan yang digunakan. Untuk
menciptakan kondisi tersebut, lapisan transparan memerlukan bahan yang mempunyai daya tembus transmissivitas yang tinggi dengan daya serap
absorbsivitas dan daya pantul reflektivitas yang rendah Kamaruddin A. et al
., 1990. Keuntungan yang dapat diperoleh dari pengeringan menggunakan alat efek rumah kaca adalah mengurangi ketergantungan pengeringan terhadap
alam dan laju pengeringan dapat dipercepat, produktivitas pengeringan dan mutu hasilnya dapat ditingkatkan, biaya pengeringan lebih murah, produksi
dapat dilakukan secara berkelanjutan sehingga mengurangi kerusakan karena faktor alam, serta memudahkan operasi produksi selanjutnya.
B. HASIL-HASIL PENELITIAN TENTANG PENGERINGAN DENGAN
EFEK RUMAH KACA
Nelwan 1997 melakukan pengujian pada lat pengering ERK tipe rak untuk pengeringan kakao menghasilkan suhu ruang pengering untuk tiga kali
percobaan masing-masing 46.9 C, 45.2
C, dan 44.8 C. Kadar air diturunkan
pada percobaan I dari 45.5bb menjadi 7.1bb selama 39 jam, pada percobaan II dari 60.4bb menjadi 6.7bb selama 40 jam, pada percobaan III
dari 60.4bb menjadi 6.75bb selama 45 jam.
5 Wulandani 1997 melakukan pengujian pengeringan kopi yang
berdinding transparan UV stabilized plastic tipe bak dengan suhu ruang pengering 37
C. Kadar air diturunkan dari 68bb menjadi 13bb selama 72 jam efektif pada siang hari.
Penelitian Rachman 2003 pada pengering kombinasi tipe efek rumah kaca berenergi surya, angin, dan biomassa pada pengeringan ikan teri, suhu
ruang pengering yang dihasilkan pada percobaan I sebesar 42.05 C, percobaan
II sebesar 40.6 C dan percobaan III berkisar 32-51
C dengan rata-rata 49.34
C. Pengeringan dilakukan selama 15-17 jam pada percobaan I, dan 8-10 jam pada percobaan II. Pengeringan ini menurunkan kadar air bahan dari 77-
78bb menjadi 22.48-17.56bb pada percobaan I dan pada percobaan II dari 61-65bb menjadi 24.03-18bb.
Suherman 2005 melakukan pengujian pada alat pengering efek rumah kaca bentuk kerucut untuk pengeringan rumput laut menghasilkan suhu
ruang pengering untuk tiga kali percobaan masing-masing 43.8 C, 44.16
C, dan 41.87
C. Kadar air diturunkan pada percobaan I dari 91.77bb menjadi 34.2bb selama 30.4 jam, pada percobaan II dari 92bb menjadi 34.4bb
selama 32.2 jam, pada percobaan III dari 89bb menjadi 34.2bb selama 26.6 jam.
Penelitian yang dilakukan Agriana 2006 pada pengering surya hibrid tipe efek rumah kaca untuk pengeringan dendeng jantung pisang, suhu ruang
pengering yang dihasilkan pada percobaan I berkisar 33-57 C dengan rata-rata
41.6 C, percobaan II berkisar 27-50.3
C dengan rata-rata 40.6 C dan
percobaan III berkisar 32-51 C dengan rata-rata 41.1
C. Pengeringan dilakukan selama 6 jam pada percobaan I, 9 jam pada percobaan II,dan 5 jam
pada percobaan III. Pengeringan ini menurunkan kadar aiar bahan dari 78- 81bb menjadi 28-22bb.
C. ENERGI PEMBAKARAN BIOMASSA