PENGARUH TUMBUKAN DAUN SIRIH (PIPER BETLE L.) TERHADAP PERCEPATAN PROSES PENYEMBUHAN LUKA INSISI

(1)

PENGARUH TUMBUKAN DAUN SIRIH (PIPER BETLE L.)

TERHADAP PERCEPATAN PROSES PENYEMBUHAN

LUKA INSISI

SKRIPSI

Oleh :

MUHAMMAD SEPTIAN HADI ASMARAN

NIM. 09060141

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2016


(2)

i

PENGARUH TUMBUKAN DAUN SIRIH (PIPER BETLE L.)

TERHADAP PERCEPATAN PROSES PENYEMBUHAN

LUKA INSISI

Untuk Memenuhi sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Malang

Oleh :

MUHAMMAD SEPTIAN HADI ASMARAN

NIM. 09060141

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2016


(3)

(4)

(5)

iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Muhammad Septian Hadi Asmaran

NIM : 09060141

Program Studi : Program Studi Ilmu Keperawatan FIKES UMM

Judul Skripsi : Pengaruh Tumbukan Daun Sirih (Piper Betle L.) Terhadap Percepatan Proses Penyembuhan Luka Insisi

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan,maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang, Agustus 2016

Muhammad Septian Hadi Asmaran NIM. 09060141


(6)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, rahmat dan bimbingan-Nya saya dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Tumbukan Sirih (Piper Betle L.)

Terhadap Percepatan Proses Penyembuhan Luka Insisi”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S, Kep) pada Program Studi Imu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Bersamaan ini perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih yang sebesar - besarnya dengan hati yang tulus kepada :

1. Yoyok Bekti Prasetyo, S.Kep, M.Kep., Sp.Kom selaku Dekan Fakultas

Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Nurul Aini, S.Kep.Ns, M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Prof. Dr. Ir. Sujono, M.Kes selaku Dosen pembimbing I yang senantiasa

memberikan bimbingan, pengarahan kepada peneliti.

4. Tutu April A., S.Kp, M.Kes selaku Dosen pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan hingga terselesaikannya skripsi ini.

5. Kedua orang tuaku, yang telah memberikan semangat, doa, dan

bantuannya baik dalam moril, material, spiritual kepada anaknya selama menempuh pendidikan.

6. Istri saya tercinta Fina Resty Oktaviani Soegiharto, S.I.Kom yang selalu


(7)

v

7. Semua dosen PSIK UMM yang telah mengajar, mendidik dan

membimbing selama masa belajar.

8. Teman-teman seperjuangan PSIK 2009 dan Semua pihak yang telah

membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Dan semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini. mohon maaf atas segala kesalahan dan ketidaksopanan yang mungkin telah saya perbuat. Semoga Allah SWT senantiasa memudahkan langkah-langkah kita menuju kebaikan dan selalu menganugerahkan kasih sayang-Nya untuk kita semua. Amin,

Wassalamualaikum. Wr. Wb.

Malang, Agustus 2016


(8)

vi

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Surat Pernyataan Keaslian Penelitian ... iii

Kata Pengantar ... iv

Daftar Isi ... vi

Daftar Bagan ... ix

Daftar Tabel ... x

Daftar Gambar ... xi

Daftar Lampiran ... xii

Abstract ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.3.1 Tujuan Umum ... 4

1.3.2 Tujuan Khusus ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.4.1 Manfaat bagi Keperawatan... 5

1.4.2 Manfaat bagi Akademik ... 6

1.4.3 Manfaat bagi Lembaga ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Daun Sirih (Piper Betle L.) ... 7

2.1.1 Klasifikasi Ilmiah ... 7

2.1.2 Gambaran Umum ... 7

2.1.3 Jenis Daun Sirih ... 8

2.1.4 Kandungan Farmakologi Daun Sirih... 8

2.2 Deskripsi Luka ... 12

2.2.1 Tinjauan Anatomi Fisiologi Kulit ... 12

2.2.2 Flora Normal Kulit ... 14

2.2.3 Klasifikasi Luka ... 16

2.2.4 Proses Penyembuhan Luka ... 19

2.2.5 Mekanisme Penyembuhan Luka ... 20

2.2.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka ... 26

2.2.7 Penilaian Makroskopis Penyembuhan Luka ... 30

2.3 Pengaruh Daun Sirih Dalam Proses Penyembuhan Luka ... 30

2.4 Tikus Putih Strain Wistar ... 32

2.4.1 Data Biologis ... 32

2.4.2 Kandang ... 32


(9)

vii

2.4.4 MinumanTikus ... 34

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS ... 35

3.1 Kerangka Konseptual ... 35

3.2 Hipotesis ... 36

BAB IV METODE PENELITIAN ... 37

4.1 Rancangan Penelitian ... 37

4.2 Populasi dan Sampel ... 38

4.2.1 Populasi ... 38

4.2.2 Sampel ... 38

4.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 39

4.4 Variabel Penelitian ... 39

4.4.1 Variabel Bebas ... 39

4.4.2 Variabel Tergantung ... 39

4.5 Definisi Operasional ... 39

4.6 Bahan dan Istrumen Penelitian ... 41

4.6.1 Alat dan Bahan Untuk Membuat Tumbukan Daun Sirih ... 41

4.6.2 Alat dan Bahan Pembuatan Luka Insisi ... 41

4.6.3 Bahan Perawatan Tumbukan Daun Sirih ... 43

4.6.4 Alat dan Bahan Perawatan Luka Insisi ... 43

4.6.5 Alat dan Bahan Observasi Luka ... 45

4.7 Prosedur Penelitian / Pengumpulan Data ... 45

4.7.1 Alur Kerja ... 46

4.7.2 Evaluasi / Pengambilan Data ... 46

4.8 Alur Penelitian ... 47

4.9 Analisis Data ... 50

BAB V HASIL PENELITIAN ... 51

5.1 Karakteristik Sampel ... 51

5.2 Hasil Penelitian dan Analisa Data ... 51

5.2.1 Hasil Penelitian ... 51

5.2.2 Analisa Data ... 52

BAB VI PEMBAHASAN ... 57

6.1 Pengaruh Tumbukan Daun Sirih Terhadap Percepatan Proses Penyembuhan Luka Insisi ... 57

6.1.1 Post Intervensi Pemberian Tumbukan Daun Sirih dan NaCL Terhadap Percepatan Proses Penyembuhan Luka ... 57

6.2 Keterbatasan Penelitian ... 59

6.3 Implikasi Untuk Keperawatan... 60


(10)

viii

7.1 Kesimpulan ... 61

7.2 Saran ... 61

7.2.1 Bagi Penulis dan Peneliti Lain... 61

7.2.2 Bagi Masyarakat ... 62

7.2.3 Bagi Profesi Keperawatan dan Fasilitas Kesehatan ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 63


(11)

ix

DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 Kerangka Konsep ... 34 Bagan 4.1 Rancangan Penelitian ... 36 Bagan 4.2 Alur Penelitian ... 47


(12)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Definisi Operasional ... 39

Tabel 4.2 S.O.P Pembuatan Luka Insisi Pada Tikus Putih ... 41

Tabel 4.3 S.O.P Perawatan Luka Insisi ... 43

Tabel 5.1 Hasil Observasi Luka ... 51

Tabel 5.2 Hasil Rata – Rata Total Nilai Observasi Luka ... 51

Tabel 5.3 Hasil Uji Normalitas ... 52


(13)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Umum Flavonoida ... 9 Gambar 2.2 Kandang Tikus... 32


(14)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Telah Melakukan Penelitian ... 65

Lampiran 2 Lembar Observasi Luka Insisi ... 66

Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian ... 68

Lampiran 4 Hasil Uji Normalitas dan T-Test ... 71

Lampiran 5 Surat Determinasi Tanaman Sirih ... 74

Lampiran 6 Surat Ethical Clearence ... 75

Lampiran 7 Lembar Angket Persetujuan ... 76


(15)

6

DAFTAR PUSTAKA

Arisanty, I. (2013). Menejemen Perawatan Luka. Jakarta : EGC.

Armitage, D. (2006). Rattus Norvegicus. Animal Diversity Web. University of Michigan

of Zoology.

Arief, H. (2008). Tumbuhan Obat dan Khasiatnya 2. Jakarta : Niaga Swadaya.

Astrini, WS. (2010). Khasiat Serba Guna Daun Sirih. http://www.wikipedia.org,

diperoleh 10 Desember, 2013.

Bratawidjaja KG. (2006). Imunologi Dasar edisi ke-6. Jakarta: UI-Press.

Depkes RI. 2009. Pedoman Pusat Sterilisasi Rumah Sakit. Jakarta : Departemen

Kesehatan RI.

Fishman TD, Authored. (2007). Phases of Wound Healing. WCIN.

http://www.medicaledu.com/phases.htm., diperoleh 29 April, 2013.

Hariwijaya , Bisri M. (2004). Teknik Menulis Skripsi & Thesis. Jogjakarta : Zenith

Publisher.

Hanum. (2011). Tanaman Obat Potensial. Jakarta : Redaksi Cemerlang

Ismail. (2011). Luka dan Perawatannya. http://blog.umy.ac.id/topik/files/2011/12/

Merawat-luka.pdf, diperoleh 13 Desember, 2013.

Juliantina R, Citra D.A, Nirwani B, Nurmasitoh T, Bowo ET. (2009). Manfaat sirih

sebagai agen antibacterial terhadap bakteri gram positif dan gram negatif. JKKI. Jurnal

Kedokteran dan Kesehatan Indonesia, 1(1):15-3

Mulyadi. (2010). Flora Normal. www.academia.edu/11695002/Flora_Normal,

diperoleh 29 Juli, 2016.

Murniati. (2007). Manajemen Luka. Jakarta : EGC.

Menkumham. (2009). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009. Jakarta

: Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144.

Moeljanto, Rini Damayanti. (2006). Kasiat dan Manfaat Daun Sirih. Jakarta : Agromedia

Pustaka.

Perry AG, Potter PA. (2006). Clinical Nursing Sklills & Techniques. USA: Elsevier

Mosby.


(16)

6

Smeltzer SC, Bare BG. (2002). Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth volume 1.

Waluyo A, Karyasa IM, Julia, Kuncara HY, Asih Y, penerjemah; Ester M,

Panggabean E, editor. Jakarta: EGC. Terjemahan dari Brunner and Suddarth’s

Textbook of Medical-Surgical Nursing.

Suriadi. (2006). Perawatan Luka Edisi I. Jakarta; Sagung Seto.

Syaifuddin A.(2008). Metode Penelitian.Jogyakarta : Pustaka Belajar

Supranto, J. (2007). Teknik Sampling untuk Survei dan Eksperimen. Jakarta : PT Rineka

Cipta.

WHO, 2008. 10 Fact on Safe Surgary, diakses 17 Oktober 2013, available from


(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pengobatan terhadap luka terutama yang mengalami infeksi dengan

obat-obat sintetis telah berkembang dan penemuan berbagai zat kimia sebagai antibakteri

telah banyak. Tetapi akhir-akhir ini karena pertimbangan terhadap zat kimia sintetik

yang mahal dan terlebih mempunyai efek samping yang membahayakan bagi organ

vital, Selain itu juga banyak terjadi resistensi bakteri terhadap antibiotik yang

mengakibatkan banyak kasus-kasus infeksi tidak dapat diatasi dengan antibiotik biasa,

harus dengan antibiotik yang lebih poten dan tentunya harganya mahal. Obat

alternatif lain sekarang banyak dicari orang karena lebih murah dengan beralih ke

obat tradisional yang berasal dari alam sekitar.

Sesuai dengan Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 pasal 48 bahwa

upaya pelayanan kesehatan meliputi 17 jenis pelayanan, di mana pada urutan kedua

adalah pelayanan kesehatan tradisional (Menkumham, 2009). Perawat dapat lebih

memanfaatkan bahan-bahan alam sebagai bahan obat dalam memberi perawatan

kesehatan

Negara tropis seperti Indonesia memiliki potensi alam yang sangat besar

untuk digali, salah satunya adalah pemanfaatan flora dan fauna dibidang kesehatan,

menyebabkan obat yang berasal dari herbal alami menjadi menarik perhatian para ahli

di bidang medis sebagai alternative pengganti yang lebih poten, murah, memiliki efek


(18)

2

Sirih (Piper betle L.) merupakan salah satu tanaman obat potensial yang diketahui secara empiris memiliki khasiat untuk menyembuhkan berbagai jenis

penyakit seperti stroke, batu ginjal, radang prostat, hepatitis, diabetes, asam urat,

kolesterol, batuk, keputihan, maag, letih, lesu dan memiliki sifat antioksidan,

antikanker, antiseptik, dan antiinflamasi (Moeljanto, 2006).

Daun sirih mengandung minyak atsiri di mana komponen utamanya terdiri

atas fenol dan senyawa turunannya seperti kavikol, kavibetol, karvacol, eugenol, dan

allilpyrocatechol. Selain minyak atsiri, daun sirih juga mengandung karoten, tiamin,

riboflavin, asam nikotinat, vitamin C, tannin, gula, pati dan asam amino. Kandungan

eugenol dalam daun sirih mempunyai sifat antifungal. Daun sirih yang sudah dikenal

sejak tahun 600 SM ini mengandung zat antiseptik yang dapat membunuh bakteri

sehingga banyak digunakan sebagai antibakteri dan antijamur. Hal ini disebabkan oleh

turunan fenol yaitu kavikol dalam sifat antiseptiknya lima kali lebih efektif

dibandingkan fenol biasa. Dengan sifat antiseptiknya, sirih sering digunakan untuk

menyembuhkan kaki yang luka dan mengobati pendarahan hidung / mimisan

(Astrini, 2010).

Luka adalah terputusnya atau rusaknya kontinuitas jaringan, bila tidak

ditangani dengan segera (perawatan juga penanganan yang kurang baik) akan terjadi

infeksi atau komplikasi yang lain dan meninggalkan bekas yang sulit untuk

dihilangkan (Suriadi, 2006).

Luka bedah adalah luka yang disengaja untuk melakukan pembedahan

untuk mencapai kemasalahatan tertentu. Perawatan luka secara konsisten dan tepat

sangat diperlukan untuk mencegah infeksi dan menekan proses inflamasi sehingga


(19)

3

Penyembuhan luka adalah suatu proses yang kompleks dengan melibatkan

banyak sel dan melalui beberapa fase yaitu koagulasi, inflamasi, proliferasi dan fase

remodeling (maturasi) (Suriadi, 2006).

Berdasarkan mekanisme cedera, luka dapat dibedakan menjadi luka insisi,

kontusio, laserasi dan luka tusuk, sedangkan berdasarkan tingkat kontaminasi dapat

dibedakan menjadi luka bersih, luka kontaminasi bersih, luka terkontaminasi dan luka

kotor atau terinfeksi (Murniati, 2007).

Pada kehidupan sehari-hari luka insisi dapat di jumpai pada tindakan medis

bedah. Menurut WHO (2008), diperkirakan ada sekitar 234 juta tindakan bedah yang

dilakukan di seluruh dunia. Dengan demikian, ini setara dengan setiap 25 orang

terdapat satu orang melakukan tindakan bedah. Dapat disimpulkan bahwa luka insisi

merupakan luka yang banyak dijumpai di kehidupan sehari-hari. Menurut Depkes RI

(2009), di Indonesia angka Infeksi Luka Operasi mencapai 18,9 % dari total angka

infeksi nosokomial di rumah sakit. Dan bahwasanya infeksi pada luka akan

memperlambat proses penyembuhan luka sehingga efektifitasan rawat luka harus

dimaksimalkan.

Berdasarkan penelitian Juliantina dkk (2009) secara in-vitro ekstrak dau nsirih (Piper betle L.) memiliki kemampuan antibakteri terhadap bakteri gram positif (konsentrasi 25%) dan gram negatif (konsentrasi 6,25%) khususnya terhadap

Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan Escherichia coli ATCC 35218. Kandungan sirih (Piper betle L.) yang telah diketahui adalah flavonoid, alkaloid polifenol, tanin, saponin, dan minyak atsiri. Senyawa flavonoid bersifat antioksidan, antidiabetik, antikanker,


(20)

4

yang berperan dalam proses penyembuhan luka, dan senyawa alkaloid mempunyai

sifat antineoplastik yang juga ampuh menghambat pertumbuhan sel-sel kanker.

Perawatan luka dengan daun sirih (Piper betle L.) akan mengurangi resiko terjadinya infeksi karena daun sirih mampu menekan bahkan membunuh bakteri.

Efek samping hamper tidak ada kecuali bila digunakan tidak sesuai aturan baik proses

pembuatan juga dosis harus tepat dan benar, disamping itu dilihat dari segi ekonomi

tidak perlu mengeluarkan banyak biaya, dari segi cara mendapatkan sangat mudah,

karena banyak tumbuh di sekitar kita.

Dengan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh

tumbukan daun sirih (Piper betle L) terhadap percepatan penyembuhan luka insisi pada tikus putih (Rattus Norvegicus strain Wistar).

1.2 Rumusan Masalah

Apakah pemberian tumbukan daun sirih (Piper betle L) dapat mempengaruhi percepatan proses penyembuhan luka insisi pada tikus putih (Rattus Norvegicus strain Wistar)?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh tumbukan daun sirih (Piper betle L) terhadap percepatan proses penyembuhan luka insisi pada tikus putih (Rattus Norvegicus strain Wistar).


(21)

5

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Identifikasi penyembuhan luka insisi pada tikus putih (Rattus Norvegicus strain Wistar) tanpa menggunakan daun sirih.

2. Identifikasi penyembuhan luka insisi pada tikus putih (Rattus Norvegicus strain Wistar) dengan pemberian tumbukan daun sirih (Piper betle L)

3. Menganalisis pengaruh tumbukan daun sirih (Piper betle L) terhadap percepatan proses penyembuhan luka insisi pada tikus putih (Rattus Norvegicus strain Wistar).

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Keperawatan

1. Sebagai informasi terhadap pengembangan praktek ilmu

keperawatan terutama untuk mengetahui pengaruh tumbukan daun

sirih dengan percepatan proses penyembuhan luka.

2. Sebagai dasar pedoman untuk tenaga professional kesehatan

terutama perawat di unit pelayanan kesehatan dan menerapkan

pemanfaatan tumbukan daun sirih terhadap percepatan proses


(22)

6

1.4.2 Bagi Akademik

Penelitian berguna untuk menambah wawasan dan pengalaman dalam

meningkatkan kemampuan penelitian ilmiah keperawatan terutama mengenai

perawatan luka dan sebagai bahan dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya yang

berkaitan dengan pemanfaatan daun sirih.

1.4.3 Lembaga

1. Dapat mengungkap manfaat daun sirih (piper betle L) bagi

kesehatan terutama untuk perawatan luka insisi, sehingga

kedepannya dapat diketahui bahwa daun sirih ini mempunyai nilai

tambah.

2. Meningkatkan penggunaan sumber daya alam yang tersedia di


(1)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

Pengobatan terhadap luka terutama yang mengalami infeksi dengan obat-obat sintetis telah berkembang dan penemuan berbagai zat kimia sebagai antibakteri telah banyak. Tetapi akhir-akhir ini karena pertimbangan terhadap zat kimia sintetik yang mahal dan terlebih mempunyai efek samping yang membahayakan bagi organ vital, Selain itu juga banyak terjadi resistensi bakteri terhadap antibiotik yang mengakibatkan banyak kasus-kasus infeksi tidak dapat diatasi dengan antibiotik biasa, harus dengan antibiotik yang lebih poten dan tentunya harganya mahal. Obat alternatif lain sekarang banyak dicari orang karena lebih murah dengan beralih ke obat tradisional yang berasal dari alam sekitar.

Sesuai dengan Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 pasal 48 bahwa upaya pelayanan kesehatan meliputi 17 jenis pelayanan, di mana pada urutan kedua adalah pelayanan kesehatan tradisional (Menkumham, 2009). Perawat dapat lebih memanfaatkan bahan-bahan alam sebagai bahan obat dalam memberi perawatan kesehatan

Negara tropis seperti Indonesia memiliki potensi alam yang sangat besar untuk digali, salah satunya adalah pemanfaatan flora dan fauna dibidang kesehatan, menyebabkan obat yang berasal dari herbal alami menjadi menarik perhatian para ahli di bidang medis sebagai alternative pengganti yang lebih poten, murah, memiliki efek samping yang lebih kecil, dan tersedia terus dalam jumlah besar (Arief, 2008).


(2)

Sirih (Piper betle L.) merupakan salah satu tanaman obat potensial yang

diketahui secara empiris memiliki khasiat untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit seperti stroke, batu ginjal, radang prostat, hepatitis, diabetes, asam urat, kolesterol, batuk, keputihan, maag, letih, lesu dan memiliki sifat antioksidan, antikanker, antiseptik, dan antiinflamasi (Moeljanto, 2006).

Daun sirih mengandung minyak atsiri di mana komponen utamanya terdiri atas fenol dan senyawa turunannya seperti kavikol, kavibetol, karvacol, eugenol, dan allilpyrocatechol. Selain minyak atsiri, daun sirih juga mengandung karoten, tiamin, riboflavin, asam nikotinat, vitamin C, tannin, gula, pati dan asam amino. Kandungan eugenol dalam daun sirih mempunyai sifat antifungal. Daun sirih yang sudah dikenal sejak tahun 600 SM ini mengandung zat antiseptik yang dapat membunuh bakteri sehingga banyak digunakan sebagai antibakteri dan antijamur. Hal ini disebabkan oleh turunan fenol yaitu kavikol dalam sifat antiseptiknya lima kali lebih efektif dibandingkan fenol biasa. Dengan sifat antiseptiknya, sirih sering digunakan untuk menyembuhkan kaki yang luka dan mengobati pendarahan hidung / mimisan (Astrini, 2010).

Luka adalah terputusnya atau rusaknya kontinuitas jaringan, bila tidak ditangani dengan segera (perawatan juga penanganan yang kurang baik) akan terjadi infeksi atau komplikasi yang lain dan meninggalkan bekas yang sulit untuk dihilangkan (Suriadi, 2006).

Luka bedah adalah luka yang disengaja untuk melakukan pembedahan untuk mencapai kemasalahatan tertentu. Perawatan luka secara konsisten dan tepat sangat diperlukan untuk mencegah infeksi dan menekan proses inflamasi sehingga proses penyembuhan dapat berlangsung lebih cepat (Murniati, 2007).


(3)

banyak sel dan melalui beberapa fase yaitu koagulasi, inflamasi, proliferasi dan fase remodeling (maturasi) (Suriadi, 2006).

Berdasarkan mekanisme cedera, luka dapat dibedakan menjadi luka insisi, kontusio, laserasi dan luka tusuk, sedangkan berdasarkan tingkat kontaminasi dapat dibedakan menjadi luka bersih, luka kontaminasi bersih, luka terkontaminasi dan luka kotor atau terinfeksi (Murniati, 2007).

Pada kehidupan sehari-hari luka insisi dapat di jumpai pada tindakan medis bedah. Menurut WHO (2008), diperkirakan ada sekitar 234 juta tindakan bedah yang dilakukan di seluruh dunia. Dengan demikian, ini setara dengan setiap 25 orang terdapat satu orang melakukan tindakan bedah. Dapat disimpulkan bahwa luka insisi merupakan luka yang banyak dijumpai di kehidupan sehari-hari. Menurut Depkes RI (2009), di Indonesia angka Infeksi Luka Operasi mencapai 18,9 % dari total angka infeksi nosokomial di rumah sakit. Dan bahwasanya infeksi pada luka akan memperlambat proses penyembuhan luka sehingga efektifitasan rawat luka harus dimaksimalkan.

Berdasarkan penelitian Juliantina dkk (2009) secara in-vitro ekstrak dau nsirih

(Piper betle L.) memiliki kemampuan antibakteri terhadap bakteri gram positif (konsentrasi 25%) dan gram negatif (konsentrasi 6,25%) khususnya terhadap

Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan Escherichia coli ATCC 35218. Kandungan sirih (Piper betle L.) yang telah diketahui adalah flavonoid, alkaloid polifenol, tanin, saponin, dan minyak atsiri. Senyawa flavonoid bersifat antioksidan, antidiabetik, antikanker, dan, antibakteri. Saponin dapat memacu pembentukan kolagen, yaitu protein struktur


(4)

yang berperan dalam proses penyembuhan luka, dan senyawa alkaloid mempunyai sifat antineoplastik yang juga ampuh menghambat pertumbuhan sel-sel kanker.

Perawatan luka dengan daun sirih (Piper betle L.) akan mengurangi resiko

terjadinya infeksi karena daun sirih mampu menekan bahkan membunuh bakteri. Efek samping hamper tidak ada kecuali bila digunakan tidak sesuai aturan baik proses pembuatan juga dosis harus tepat dan benar, disamping itu dilihat dari segi ekonomi tidak perlu mengeluarkan banyak biaya, dari segi cara mendapatkan sangat mudah, karena banyak tumbuh di sekitar kita.

Dengan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh

tumbukan daun sirih (Piper betle L) terhadap percepatan penyembuhan luka insisi

pada tikus putih (Rattus Norvegicus strain Wistar).

1.2 Rumusan Masalah

Apakah pemberian tumbukan daun sirih (Piper betle L) dapat mempengaruhi

percepatan proses penyembuhan luka insisi pada tikus putih (Rattus Norvegicus strain

Wistar)?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh tumbukan daun sirih (Piper betle L) terhadap

percepatan proses penyembuhan luka insisi pada tikus putih (Rattus Norvegicus strain


(5)

1. Identifikasi penyembuhan luka insisi pada tikus putih (Rattus

Norvegicus strain Wistar) tanpa menggunakan daun sirih.

2. Identifikasi penyembuhan luka insisi pada tikus putih (Rattus

Norvegicus strain Wistar) dengan pemberian tumbukan daun sirih (Piper betle L)

3. Menganalisis pengaruh tumbukan daun sirih (Piper betle L) terhadap

percepatan proses penyembuhan luka insisi pada tikus putih (Rattus

Norvegicus strain Wistar). 1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Keperawatan

1. Sebagai informasi terhadap pengembangan praktek ilmu

keperawatan terutama untuk mengetahui pengaruh tumbukan daun sirih dengan percepatan proses penyembuhan luka.

2. Sebagai dasar pedoman untuk tenaga professional kesehatan

terutama perawat di unit pelayanan kesehatan dan menerapkan pemanfaatan tumbukan daun sirih terhadap percepatan proses penyembuhan luka.


(6)

1.4.2 Bagi Akademik

Penelitian berguna untuk menambah wawasan dan pengalaman dalam meningkatkan kemampuan penelitian ilmiah keperawatan terutama mengenai perawatan luka dan sebagai bahan dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pemanfaatan daun sirih.

1.4.3 Lembaga

1. Dapat mengungkap manfaat daun sirih (piper betle L) bagi

kesehatan terutama untuk perawatan luka insisi, sehingga kedepannya dapat diketahui bahwa daun sirih ini mempunyai nilai tambah.

2. Meningkatkan penggunaan sumber daya alam yang tersedia di


Dokumen yang terkait

Uji Efek ekstra etanol daun sirih (piper betle L) terhadap penurunan kadar asam urat darah pada tikus putih jantan yang diinduksi kafeina

8 113 84

Uji efek analgetik dan anthiinflamasi ekstrak etanol 70% daun sisrih (piper betle, linn secara in vivo

8 31 121

Formulasi Tablet Hisap Ekstrak Etanol Daun Sirih (Piper betle L.) Menggunakan Metode Kempa Langsung Dengan Variasi HidroxypropilI Cellulose (HPC-SSL-SFP) Sebagai Pengikat

7 37 109

Uji toksisitas akut campuran ekstrak etanol daun sirih (piper batle L). dan ekstrak kering gambir (uncaria gambir R.) terhadap mencit putih jantan

1 8 145

Formulasi Tablet Hisap Ekstrak Etanol Sirih (Piper betle L.) Dan Kapur Sirih (CaCO3) Dengan Mikrokristalin Selulosa (Avicel) Sebagai Pengikat Serta Pengaruhnya Terhadap Kadar CD4 Dalam Darah

0 11 147

EFEK PENYEMBUHAN LUKA BAKAR GEL EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH (Piper betle) PADA KULIT PUNGGUNG KELINCI.

0 4 20

Pengaruh Tumbukan Daun Sirih (Piper betle L.) Terhadap Penyembuhan Luka Insisi Secara Makroskopis dan Mikroskopis Pada Mencit Jantan Galur Swiss Webster.

1 2 21

Pengaruh Daun Sirih (Piper Betle Linn.) Terhadap Penyembuhan Luka Pada Mencit Betina Galur Swiss Webster.

0 0 22

SKRIPSI PENGARUH TUMBUKAN DAUN SIRIH TERHADAP PROSES PERCEPATAN PENYEMBUHAN LUKA INSISI PADA HEWAN COBA MENCIT(mus musculus) STRAIN Balb c

0 0 20

PENGARUH PEMBERIAN KOMBINASI EKSTRAK ETANOL BATANG DAN DAUN TALAS (Colocasia esculenta) SERTA DAUN SIRIH (Piper betle L.) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA SAYAT PADA KELINCI

0 0 16