pengontrol pelaksanaan proses belajar mengajar. Di samping itu, fungsi evaluasi adalah memberikan informasi tentang hasil yang dicapai, maupun kelemahan-
kelemahan dan kebutuhan tehadap perbaikan program lebih lanjut. Informasi ini selanjutnya digunakan sebagai umpan balik feedback bagi guru dalam
mengarahkan kembali penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaa rencana dari rencana semula menuju tujuan yang akan dicapai.
2.2. Tes Diagnostik
Tes merupakan salah satu cara untuk menaksir besarnya kemampuan seseorang secara tidak langsung, yaitu melalui respon seseorang terhadap stimulus
atau pertanyaan Mardapi, 2008: 36. Tes merupakan salah satu alat untuk melakukan pengukuran, yaitu alat untuk mengumpulkan informasi karakterisktik
suatu objek. Objek ini biasa berupa kemampuan peserta didik, sikap, minat, maupun motivasi Widoyoko, 2009: 45.
Pada tahun 1997 School of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences di University of Manchester telah memperkenalkan tes diagnostik pada mata
pelajaran Kimia, Matematika, Fisika, Biologi dan Bahasa Inggris. Tes ini bertujuan untuk :
1 Mengindentifikasi setiap orang yang membutuhkan bantuan. 2 Mengindentifikasi bantuan yang dibutuhkan secara spesifik bergantung pada
kelompok dan kebutuhan yang sesuai. 3 Menaksir tingkatan kesiapan siswa dalam melakukan pembelajaran dan
mengamati setiap perubahan yang signifikan terhadap waktu.
Dengan melaksanakan tes diagnostik tersebut hasilnya dapat digunakan untuk mengetahui secara detail tingkat pengetahuan siswa Sharif et al , 2007: 217.
Sukardi 2008: 226 menjelaskan bahwa tes diagnostik merupakan salah satu fungsi evaluasi yang memerlukan prosedur dan kompetensi yang lebih tinggi
dari pada guru. Tes diagnostik merupakan tes yang memiliki penekanan khusus pada penyembuhan kesulitan belajar siswa yang tidak terpecahkan oleh formula
perbaikan yang biasanya ditawarkan dalam bentuk evaluasi formatif. Jika para siswa secara terus-menerus tidak dapat menyerap informasi yang berupa nasihat
perbaikan dan masih tetap gagal dalam menerima materi pembelajaran yang di berikan oleh guru atau masih kesulitan dalam menerima materi pembelajaran,
seperti membaca, menulis, menghitung, atau menguasai mata pelajaran yang lain, maka tes diagnostik sebagai langkah akhir yang perlu disiapkan oleh seorang
guru. Konsep diagnostik dalam bidang pendidikan mempunyai fungsi yang sama
dengan konsep diagnostik pada bidang kedokteran. Dimana kegiatan diagnostik merupakan mencari dan menentukan penyebab masalah pasien, kemudian diikuti
dengan langkah selanjutnya yaitu memberikan formulasi solusi atau tindakan remedial Sutarman, 2007: 226.
Pada praktiknya tes diagnostik mencakup dua hal, yaitu untuk mengidentifikasi target pembelajaran yang belum dikuasai siswa, dan untuk
menemukan penyebab-penyebab atau alasan-alasan yang membuat siswa belum dapat menguasai target-target pembelajaran Darmiyati, 2007: 3. Menurut
Widdiharto 2008: 49 ada lima pendekatan untuk tes diagnostik, yaitu : 1
pendekatan profil materi, digunakan untuk mendiagnosis kesulitan dalam profil penguasaan materi dengan membandingkan kompetensi siswa terhadap suatu
bab materi dengan kompetensi sub materi lain; 2 pendekatan prasyarat pengetahuan dan kemampuan, digunakan untuk mendeteksi kegagalan siswa
dalam hal pengetahuan prasyarat dalam satu materi pokok tertentu; 3 pendekatan pencapaian tujuan pengajaran, digunakan untuk mendiagnosis kegagalan siswa
dalam mencapai tujuan pembelajaran tertentu berdasarkan passing score; 4 pendekatan kesalahan konsep, digunakan untuk mendiagnosis kegagalan siswa
dalam hal kesalahan konsep yang dimiliki siswa miskonsepsi; dan pendekatan yang terakhir, 5 pendekatan pengetahuan terstruktur, digunakan untuk
mendiagnosis ketidakmampuan siswa dalam memecahkan permasalahan yang terstruktur.
2.3. Format Soal Tes Diagnosis Kognitif